Advertisement
Lingkungan dan Pencemaran (Contoh Makalah)
Lingkungan dan Pencemaran (Contoh Makalah) - Hallo sahabat
Kumpulan Makalah Lengkap, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul Lingkungan dan Pencemaran (Contoh Makalah), kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan
Artikel Contoh Makalah, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.
Judul :
Lingkungan dan Pencemaran (Contoh Makalah)link :
Lingkungan dan Pencemaran (Contoh Makalah)
Baca juga
Lingkungan dan Pencemaran (Contoh Makalah)
LINGKUNGAN DAN PENCEMARAN
A. Lingkungan Hidup
1. Konsepsi
Sejak dalam kandungan sampai lahir manusia tidak dapat melepaskan diri dari lingkungan. Dalam kehidupan lebih lanjut manusia tidak dapat lepas lagi dari pengaruh lingkungannya.
Hubungan makluk hidup, khususnya manusia dengan lingkungannya mengundang pemikiran manusia untuk menelaah lebih lanjut.
Dalam konsep ekologi terdapat dua komponen utama, yaitu makluk hidup dan lingkungan.
Pendekatan ekologi yang menelaah hubungan antar makluk hidup yang satu dengan yang lainnya pada suatu ekosistem, dapat diadaptasikan dalam menelaah kehidupan manusia. Oleh karena itu, pendekatan ini dapat diterapkan pada ilmu-ilmu sosial, khususnya pada bidang sosiologi.
Pada konsep ekologi secara umum, lingkungan dibedakan atas lingkungan biotik dan lingkungan abiotik, sedangkan pada konsep ekologi manusia lingkungan dibedakan atas lingkungan alam, lingkungan sosial dan lingkungan budaya.
Lingkungan biotik, yaitu segala makluk hidup yang ada disekitar kita atau makluk hidup lain yang berpengaruh terhadap kehidupan kita di muka bumi.
Lingkungan abiotik, yaitu segala kondisi yang ada disekitar makluk hidup yang bukan berupa organisme hidup. Batuan, tanah, mineral, udara, air, energi matahari yang berpengaruh pada kehidupan kita di muka bumi.
Lingkungan alam, yaitu kondisi alamiah baik biotik (hutan, alam tumbuhan, hewan) maupun lingkungan abiotik (tanah, air, udara, mineral) yang belum banyak dipengaruhi oleh tangan manusia, yang berpengaruh terhadap kehidupan manusia.
Lingkungan sosial, yaitu manusia, baik secara individu maupun kelompok, yang ada di luar diri kita. Keluarga, teman, tetangga, penduduk sekampung sampai manusia antar bangsa, merupakan lingkungan sosial yang berpengaruh terhadap perubahan dan perkembangan kehidupan kita.
Lingkungan budaya, yaitu segala kondisi, baik yang berupa materi maupun non materi, yang dihasilkan oleh manusia melalui aktivitas, kreativitas dan penciptaan yang berpengaruh terhadap kehidupan umat manusia. Lingkungan budaya yang berupa materi meliputi bangunan, peralatan, senjata, pakaian dan lain-lain sebagainya, sedangkan yang non materi yaitu tata nilai, norma, pranata, peraturan hukum, sistem politik, sistem ekonomi, sistem pemerintahan, kesediaan dan lain-lainnya.
2. Hubungan Manusia Dengan Alam
Hubungan manusia dengan lingkungan alam menimbulkan beberapa faktor yang menjadi ciri pandang ilmiah pada masa tertentu. Sesuai dengan perkembangannya, telah terjadi perbedaan faham tentang kedudukan serta peran manusia terhadap lingkungan lainnya.
Frederich Ratzel (1944 – 1904), mengemukakan faham bahwa manusia dengan kehidupannya sangat bergantung pada konisi lingkungan alam. Faham ini diilhami oleh teori Darwin (1809 – 1882) tentang perkembangan makluk hidup, yang dikenal dengan teori Revolusi. Darwin mengemukakan bahwa makluk hidup pada perkembangannya mengalami perjuangan hidup dan seleksi alam dan yang terkuat akan bertahan hidup. Disinilah kelihatan faham dan pandangan determinisme lingkungan alam.
Tokoh lain yang berfaham determinisme adalah Elsworth Huntington (1876 – 1947) menyatakan bahwa faktor iklim sangat menentukan perkembangan kebudayaan manusia. Iklim di muka bumi ini beragam akibatnya kebudayaan manusia juga beragam. Pandangan ini dapat disebut sebagai determinisme iklim (climate determinism).
Perkembangan selanjutnya Ellen Churchill Sample (1863 – 1932) menyatakan bahwa lingkungan alam tidak lagi merupakan faktor yang menentukan, melainkan sebagai faktor yang dimanfaatkan manusia sesuai dengan kemungkinan-kemungkinan yang dapat ditempuh manusia.
Tokoh lain yang berfaham posibilisme adalah Paul Vidal de la Blache (1845 – 1919) menyatakan bahwa faktor yang menentukan bukanlah lingkungan alam melainkan proses produksi yang dipilih manusia yang berasal dari kemungkinan-kemungkinan yang diberikan oleh tanah dan iklim disuatu tempat. Faham yang dianut oleh Paul Vidal de la Blache disebut faham posibilisme.
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi menjadi pendorong pemanfaatan sumber daya alam bagi kesejahteraan manusia. Hasil penerapan teknologi bagi kepentingan pemenuhan kebutuhan manusia, menimbulkan faham manusia mampu menguasai lingkungan dan bagi kepentingan hidupnya. Manusia dengan teknologinya dapat mengatasi segala hambatan yang datang dari lingkungan alam.
3. Manusia Merupakan Bagian Dari Alam
Ilmu pengetahuan dan teknologi telah dapat mengungkapkan rahasia alam semesta ini. Kita perlu waswas diri bila kita mengatakan kita telah mampu menguasai alam semesta ini. Hanya tuhan yang berhak disebut sebagai penguasa alam.
Demikian ilmu pengetahuan dan teknologi manusia telah dapat menjelajah ruang angkasa, manusia telah dapat memanfaatkan tenaga nuklir bagi kesejahteraan manusia. Tetapi tidaklah terduga bahwa pesawat ulak-alik ruang angkasa meledak dihadapan para penyaksinya, padahal secara ilmiah telah diperhitungkan dengan cermat, tetapi ada yang tidak dapat diperhitungkan oleh manusia, yaitu ada kekuatan lain “Penguasa Alam Semesta” ini.
4. Perkembangan Populasi Manusia
Perkembangan dan persebaran manusia di muka bumi selain dipengaruhi oleh lingkungan alam juga dipengaruhi oleh faktor manusianya. Khususnya perkembangan dan pertumbuhan ini dipengaruhi oleh kemampuan budaya manusia sendiri.
Perkembangan perbedaan umat manusia yang berpengaruh terhadap perkembangan penduduk di muka bumi ini dapat dibagi menjadi tiga tahap utama, yaitu :
1. Zaman ketika umat manusia menggunakan teknologi yang sangat sederhana dalam mengatasi masalah kehidupannya sehubungan dengan pengaruh lingkungan alam.
2. Zaman ketika manusia mengembangkan teknologi cocok tanam dalam memenuhi kebutuhan hidupnya, dan
3. Zaman ketika manusia mulai mengembangkan industri.
5. Daya Dukung Lingkungan
Daya dukung lingkungan adalah ukuran kemampuan suatu lingkungan mendukung sesuatu populasi jenis tertentu untuk dapat hidup dalam lingkungan tersebut. Dalam hal ini lingkungan dapat berupa sebidang tanah, suatu wilayah geografis atau suatu ekosistem tertentu. Populasi jenis tertentu dalam hal ini daat manusia, hewan maupun tumbuhan.
Manusia sangat bervariasi dan daya dukung lingkungan juga bervariasi. Daya dukung lingkungan tidak mutlak, melainkan berkembang sesuai dengan faktor yang mempengaruhinya. Lingkungan yang berbeda memiliki daya dukung yang berbeda, sedangkan suatu lingkungan daya dukungnya dapat berkembanga sesuai dengan faktor serta sumber daya yang mempengaruhinya. Faktor-faktor tersebut antara lain iklim, cuaca, kesuburan tanah, erosi, perilaku manusia dan lain-lainnya.
Sehubungan dengan ilmu pengetahuan dan teknologi yang dikuasai manusia, maka manusia dapat meningkatkan daya dukung lingkungan. Faktor sosial budaya dapat juga menurunkan daya dukung lingkungan, sehingga sampai kepada batas kemampuannya. Semua ini menuntut perhatian kita.
Ketimpangan lingkungan dalam bentuk kekeringan, tanah longsor, erosi, pencemaran, merupakan ungkapan keterbatasan daya dukung lingkungan, sebagai akibat perilaku manusia yang tidak selaras dengan daya dukung lingkungan yang bersangkutan.
6. Keterbatasan Daya Dukung Lingkungan dan Kemampuan Manusia
Manusia merupakan makluk yang dikaruniai kemampuan budaya yang melebihi makluk lainnya. Dengan kemampuan manusia memanfaatkan lingkungan, manusia dapat memenuhi kebutuhannya. Kemampuan manusia bervariasi, maka pemanfaatan sumber daya alam juga bervariasi. Pemanfaatan sumber daya alam tersebut juga dibatasi oleh kemampuan budaya manusia. Kelompok manusia yang tingkat budayanya telah tinggi, melalui ilmu pengetahuan dan teknologi yang dikuasainya, telah dapat merealisasikan sumber daya alam bagi kesejahteraan hidupnya.
Daya dukung lingkungan bersifat relatif dan lingkungan memiliki keterbatasan. Bila pemanfaatan dan populasi yang dapat didukung oleh lingkungan tersebut telah melewati batas kemampuan akan terjadi berbagai bentuk ketimpangan.
Muka bumi dengan segala sumber dayanya memiliki kondisi yang sangat bervariasi. Oleh karena itu, daya dukung lingkungan terhadap populasi manusia juga sangat berbeda-beda. Suatu lingkungan yang curam sangat kecil kemampuannya untuk menampung populasi manusia. Bila jumlah populasi dengan kepadatannya dipaksakan melebihi daya dukung lingkungan tersebut dapat menyebabkan terjadinya erosi dan tanah longsor.
Tanah yang memiliki kemampuan mendukung populasi dan aktivitas manusia sesuai dengan kondisinya. Bila populasi dan kegiatan diatasnya melebihi daya dukungnya, maka akan terjadi ketimpangan lingkungan berupa kekeringan dan erosi. Kemampuan ilmu pengetahuan dan teknologi harus dimanfaatkan untuk memperhitungkan berapa daya dukung maksimum lingkungan tanah kering tersebut mendukung populasi secara wajar.
Penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam perekayasaan pertanian berupa pemupukan (kimiawi dan organik), pengolahan tanah yang lebih baik (mekanik), pemilihan bibit unggul (hayati), perbaikan pengairan melalui organisasi dan kelembagaan (sosial), semau ini merupakan bukti kemampuan budaya manusia mengembangkan daya dukung lingkungan, dalam hal ini lingkungan tanah pertanian.
7. Ketimpangan Ekologi dan Lingkungan Hidup
Manusia yang memiliki kemampuan rekayasa memiliki kecenderungan tertentu dalam mempertahankan kelestarian hidupnya.
Bersama dengan pertumbuhan dan pertambahan populasi manusia, tumbuh pula kebutuhan-kebutuhannya.
Dalam memanfaatkan sumber daya alam dengan menerapkan ilmu pengetahuan teknologi, manusia bekecenderungan menyederhanakan ekosistem alamiah. Hutan alam yang heterogen diubah menjadi hutan tanaman industri yang homogen. Sungai yang berliku-liku dibuat menjadi lurus. Sungai yang berjeram dipenggal untuk bendungan. Rawa yang kaya akan komunitas biotik ditimbun atau diurug untuk pemukiman, jalan dan prasarana lainnya.
Ekosistem yang memiliki keanekaragaman komponen dan komunitas biologisnya ada pada suatu keseimbangan yang telah berlangsung ratusan sampai ribuan tahun. Meluasnya satu jenis serangga atau ulat atau hewan pengganggu lainnya yang kita sebut sebagai hama, merupakan bukti adanya ketimpangan ekologi sebagai akibat musnahnya atau setidaknya berkurangnya hewan atau tumbuhan pengontrol hama tersebut. Penebangan pohon-pohon tertentu yang bernilai ekonomis pada suatu tempat padahal pohon tersebut memiliki fungsi menarik uap air dan menyimpan air yang jatuh, berarti memutuskan siklus yang selama ini berlangsung secara almiah. Itulah ketimpangan ekologi yang menyebabkan terjadinya kekurangan air.
8. Azas Dasar Ilmu Lingkungan
Ilmu pengetahuan yang sudah berkembang dan menghasilkan teori serta model harus didasari oleh azas yang kuat dan kokoh.
Azas dasar yang berkaitan dengan kehidupan manusia sesuai dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi adalah :
a. Semua energi yang memasuki jasad hidup, populasi atau ekosistem dianggap sebagai energi tersimpan atau terlepas. Energi dapat diubah bentuknya tetapi tidak hilang atau tidak hancur. Azas ini sering disebut dengan Hukum Termodinamika I. contohnya energi matahari diserap oleh tumbuhan, diubah menjadi energi kimia dan melalui proses fotosintesa membentuk energi yang tersimpan dan telah atau dapat diubah dalam bentuk lain tetapi tidak hilang dari alam semesta.
b. Tidak ada sistem pengubahan energi yang betul-betul efisien. Azas ini sama dengan Hukum Termodinamika II. Meskipun energi tidak pernah hilang dari alam, tetapi terus diubah kedalam bentuk yang kurang bermanfaat atau tidak seluruh energi digunakan dalam proses. Contohnya, panas yang keluar dari tubuh organisme dalam suatu kegiatan seperti lari, terbuang percuma.
c. Materi energi ruang, keanekaragaman dan waktu semuanya termasuk sumber daya alam. Tubuh organisme dibangun oleh materi dan hidupnya bergantung pada energi. Ruang atau letak jasad hidup dari sumber makanan sangat menentukan perkembangan populasi jasad hidup tersebut. Contohnya pada musim kemarau persediaan air di gurun bagi hewan mamalia berkurang. Berhasil atau tidak mereka pindah ketempat sumber air dari tempat semula tergantung tersedianya energi dan waktu untuk menempuh jarak tersebut. Jenis dan keanekaragaman sumber makanan juga merupakan sumber daya alam yang berharga.
d. Apabila pengadaan sumber daya alam sudah mencapai optimum maka penambahan jumlah justru akan mengurangi jumlah keuntungannya. Setelah mencapai batas maksimum maka penambahan jumlah justru tidak memberi keuntungan.
e. Di dalam alam terdapat dua macam sumber daya alam yaitu sumber daya alam yang pengadaannya merangsang pemanfaatannya. Contohnya pengadaan beras dan meningkatkan konsumsi manusia dalam jangka waktu tertentu.
f. Organisme yang dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya akan dapat mengalahkan saingannya. Makhluk hidup mempunyai sifat untuk menyesuaikan diri atau adaptasi terhadap lingkungannya. Contohnya manusia tahan terhadap muntaber walaupun setiap harinya mandi di kali (proses fisiologis). Akar padi tanah kering bentuknya berbeda dengan bentuk akar padi sawah (proses morfologis) dan manusia yang hidup di kota akan mempunyai kebiasaan yang berbeda dengan kebiasaan manusia yang hidup didesa (proses perilaku).
g. Keanekaragaman suatu komunitas semakin mantap dalam lingkungan yang keteraturan tatanannya makin tinggi. Lingkungan yang stabil secara fisik merupakan sebuah lingkungan yang terdiri dari banyak spesies.
h. Kejenuhan atau tidaknya sebuah habitat oleh keanekaragaman takson tergantung pada cara nicia dalam lingkungan hidup dalam memisahkan takson tersebut.
i. Keanekaragaman komunitas manapun sebanding dengan rasio antara biomassa da produktivitas atau efisiensi penggunaan energi akan meningkat dengan makin kompleksnya komunitas.
j. Dalam perjalanan waktu (evolusi) perbandingan antara biomassa dan produktivitas pada lingkungan yang stabil akan naik mencapai asimtot.
k. Sistem yang sudah mantap (dewasa) akan mengeksploitasi atau menguasai sistem yang belum mantap. Contohnya didaerah pasang surut hama tikus, beruk dan serangga hutan (sistem yang stabil dan beranekaragam) menyerang tanaman pada transmigran sebagai daerah rawan yang belum mantap dan beragam.
l. Kesempurnaan adaptasi suatu sifat atau tabiat tergantungkepentingan relatif sesuai keadaan suatu lingkungan.
m. Lingkungan fisik yang stabil memungkinkan keanekaragaman biologi berlaku di dalam ekosistem mantap dan kemudian menggalakan stabilitas populasi yang lebih tinggi lagi.
n. Derajat pola keteraturan naik turunya populasi tergantung jumlah keturunan dalam sejarah populasi sebelumnya mempengaruhi populasi itu.
9. Peranan Manusia Dalam Lingkungan
Peranan manusia dalam lingkungan secara ekologis yaitu :
a. Manusia sebagai makluk yang dominan secara ekologis.
b. Manusia sebagai makluk pembuat alat.
c. Manusia sebagai makluk perampok.
d. Manusia sebagai makluk penyebab evolusi.
e. Manusia sebagai makluk pengotor.
10. Lingkungan Yang Diharapkan Oleh Manusia
Suatu ekosistem mempunyai stabilitas lingkungan tertentu. Semakin besar keanekaragaman ekosistem, makin besar pula stabilitasnya. Hutan hujan tropis yang terdiri banyak sekali jenis tumbuhan dan hewannya walaupun tanpa perawatan tetap akan dapat melangsungkan hidupnya.
Manusia selalu berusaha meningkatkan daya dukung lingkungan dengan cara memberikan tambahan energi pada ekosistem, misalnya dengan pemupukkan, pengapuran.
B. Pencemaran Lingkungan
Manusia selalu berusaha untuk meningkatkan kualitas hidupnya. Peningkatan kualitas hidup tidak lain merupakan usaha untuk mendapatkan kenyamanan hidup.
Usaha peningkatan kualitas hidup manusia sangat terasa sejak revolusi industri. Saat itu manusia berlomba untuk menciptakan mesin-mesin baru untuk menghasilkan produk-produk baru yang diharapkan dapat segera dinikmati dalam waktu yang sesingkat-singkatnya. Perlombaan tersebut juga melanda bidang pertanian dan perkebunan, melalui pembukaan lahan pertanian dan perkebunan.
Untuk dapat memenuhi kebutuhan pokok manusia berupa sandang, pangan dan papan, manusia memanfaatkan penemuan-penemuan baru ilmu pengetahuan teknologi. Untuk mengeruk hasil sumber daya alam yang ada sebanyak-banyaknya dan secepat-cepatnya. Dampak bersifat positif memang yang diharapkan oleh manusia dalam rangka meningkatkan kualitas dan kenyamanan hidup. Dampak bersifat negatif tidak diharapkan manusia, karena dapat menurunkan kualitas dan kenyamanan hidup.
Penanganan masalah lingkungan tidak dapat berdiri sendiri, harus melibatkan banyak disiplin ilmu pengetahuan dan menggugah kesadaran masyarakat tentang pentingnya kelestarian lingkungan agar daya dukung alam tetap terjamin bagi kelangsungan hidup manusia.
- Daya Dukung Alam
Daya dukung alam diartikan sebagai kemampuan alam untuk mendukung kehidupan manusia. Daya dukung alam perlu dijaga, karena daya dukung alam dapat berkurang atau menyusut sejalan dengan berjalannya waktu dan pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta kemajuan industri.
Pengolahan sumber daya alam untuk pemenuhan kebutuhan manusia sangat tergantung pada daya dukung alam (lingkungan) yang ada. Agar dapat memanfaatkan dan mengolah sumber daya alam secara baik diperlukan campur tangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Kelangsungan hidup manusia berkaitan pula dengan komponen sosial dan komponen alam. Hubungan timbal balik antara komponen tersebut akan memberikan suatu hasil yang mencerminkan keadaan masyarakat maupun keadaan alamnya.
Pada kehidupan masyarakat berburu yang hidupnya selalu berpindah-pindah, kalaupun menetap hanya bersifat sementara mempunyai ciri mahir menggunakan peralatan dan senjata primitifnya, menguasai lingkungan sekitarnya, mahir mencari sumber makanan dan sumber air untuk kehidupannya.
Pada kehidupan masyarakat bertani yang hidupnya menetap dekat tempat kerjanya (lahan pertanian) mempunyai ciri berusaha menyerap teknologi baru yang berkaitan dengan peningkatan produksi pertaniannya. Penggunaan bahan kimia pemberantas hama mengakibatkan kerusakan lingkungan.
Kemampuan daya dukung alam (lingkungan) harus dijaga agar tidak rusak dan berakibat buruk bagi manusia, mengingat daya dukung alam (lingkungan) sangat menentukan bagi kelangsungan hidup manusia.
Secara umum kerusakan daya dukung alam disebabkan oleh faktor internal dan faktor eksternal. Kerusakan karena faktor internal adalah kerusakan yang berasal dari dalam alam (bumi) itu sendiri. Kerusakan ini sulit untuk dicegah karena merupakan proses alam yang terjadi pada alam (bumi) yang sedang mencari keseimbangan alam. Contohnya letusan gunung berapi yang merusak lingkungan alam sekitarnya.
Oleh karena kerusakan ini disebabkan oleh manusia, maka menjadi kewajiban manusia untuk mengurangi atau kalau mungkin untuk menghindari kerusakan yang disebabkan oleh faktor eksternal tersebut umumnya.
- Dampak Industri dan Teknologi
Penggunaan mesin dan peralatan berteknologi tinggi, dapat mengeruk sumber daya alam secara besar-besaran, kemudian dikirim ke industri-industri untuk diolah sehingga menjadi barang jadi. Tentunya kegiatan ini akan berdampak terhadap lingkungan dan kehidupan manusia. Dampak terhadap lingkungan dapat mengurangi daya dukung alam yang berarti mengurangi kemampuan alam untuk mendukung kelangsungan hidup manusia. Sedangkan dampak terhadap manusia akan mengurangi atau menurunkan kualitas hidup manusia.
Dampak langsung bersifat negatif akibat kegiatan industri dan teknologi, dapat dilihat dari terjadinya masalah.
- Pencemaran udara
- Pencemaran air
- Pencemaran tanah
A. Pencemaran Udara
Pencemaran udara diartikan sebagai adanya bahan zat asing di dalam udara yang menyebabkan perubahan susunan (komposisi) udara normalnya. Kehadiran bahan atau zat asing dalam udara dalam jumlah tertentu serta berada di udara dalam waktu yang cukup lama, akan dapat mengganggu kehidupan manusia, hewan dan tumbuhan.
Secara umum penyebab pencemaran udara ada 2 macam, yaitu faktor (debu) yang beterbangan karena tiupan angin, abu (debu) yang dikeluarkan oleh letusan gunung api bersama gas-gas vulkanik dan pembusukan sampah organik) dan faktor eksternal (hasil pembakaran bahan bakar fosil, debu dari kegiatan industri dan penggunaan zat kimia yang disemprotkan ke udara).
B. Komponen Pencemar Udara
Berdasarkan asal dan kelanjutan perkembangannya di udara, pencemar udara dibedakan atas :
a. Pencemar udara primer : yaitu pencemar di udara yang ada dalam bentuk yang hampir tidak berubah, sama seperti pada saat dibebaskan dari sumbernya sebagai hasil dan suatu proses tertentu.
Pencemar udara primer digolongkan menjadi lima kelompok, yaitu :
1) Carbon Monoksida (CO).
2) Nitrogen Oksida (NOx).
3) Hidrocarbon (HC).
4) Sulfur Oksida (SOx)
5) Partikel
b. Pencemaran udara sekunder : yaitu semua pencemar di udara yang sudah berubah karena reaksi tertentu antara dua atau lebih polutan/. Umumnya polutan sekunder tersebut merupakan hasil antara polutan primer dengan polutan lain yang ada di udara.
C. Nilai Ambang Batas (NAB)
Nilai Ambang Batas (NAB) diartikan sebagai batas aman suatu polutan agar kualitas udara masih tetap terlindungi.
D. Penanggulangan Pencemaran Udara
Pada prinsipnya dapat ditempuh empat cara penanggulangannya, yaitu :
a. Pendekatan teknologis. Suatu pendekatan yang secara teknologis lebih ditujukan kepada faktor sumber emisi beserta segala sesuatunya yang terjalin secara bersama-sama sebagai suatu sub sistem. Sadah saatnya dikenalkan teknologi hemat dan teknologi pencegahan untuk hal-hal yang mungkinkan.
b. Pendekatan planologis, suatu pendekatan yang ditujukan bagi penataan lingkungan fisik agar secara timbal balik dapat dihindarkan akibat-akibat merugikan yang diperkirakan akan menimpa lingkungan.
c. Pendekatan administratif, suatu pendekatan yang mengikat semua pihak agar mengikuti ketentuan yang berlaku karena adanya suatu ketentuan hukum terhadap masyarakat, serta dibinanya ketentuan administrasi oleh petugas maupun aparat pelaksana pemerintahan dengan cara seksama.
d. Pendekatan edukatif, suatu pendekatan pembinaan dan penerangan secara terus menerus kepada masyarakat baik dalam rangka motivasi maupun membangkitkan kesadaran ikut memelihara lingkungan hidup.
E. Kebisingan
Kemajuan industri dan teknologi antara lain ditandai dengan pemakaian mesin-mesin yang dapat mengolah dan memproduksi bahan maupun barang yang dibutuhkan oleh manusia secara cepat.
Pemakaian mesin-mesin tersebut sering kali menimbulkan kebisingan. Oleh karena kebisingan dapat mengganggu lingkungan dan merambat melalui udara.
Kebisingan adalah bunyi yang dapat mengganggu dan merusak pendengaran manusia. Apabila syaraf pendengaran tidak menghendaki rangsangan tersebut maka bunyi tersebut dinamakan kebisingan.
Menurut asal sumber, kebisingan dibedakan atas :
a. Kebisingan impulsif, yaitu kebisingan yang datangnya tidak secara terus menerus, akan tetapi sepotong sepotong, misalnya kebisingan dari suara palu yang dipukulkan.
b. Kebisingan kontinyu, kebisingan yang datang dari secara terus menerus dalam waktu yang cukup lama.
c. Kebisingan semi kontinyu, kebisingan kontinyu yang hanya sekejap, kemudian hilang dan mungkin akan datang lagi.
F. Penyemprotan Insektisida
Pada umumnya insektisida membunuh serangga disemprotkan ke udara. Penyemprotan insektisida pada lahan pertanian dapat mencakup daerah yang sangat luas sehingga bila perlu penyemprotan tersebut dilakukan dengan menggunakan pesawat terbang. Namun apabila pemakaiannya berlebihan dan dalam waktu yang cukup lama maka insektisida dapat berdampak negatif terhadap manusia. Oleh karena itu pemakaian insektisida harus dilakukan secara seksama.
- Pencemaran Air
A. Aspek Kimia-Fisika Pencemaran Air
Sifat kimia-fisika air yang umum diuji dan dapat digunakan untuk menentukan pencemaran air adalah :
1) Nilai pH, Keasaman dan Alkalinitas
2) Suhu
3) Oksigen terlarut
Oksigen adalah gas yang berbau, tak berasa dan hanya sedikit larut dalam air.
4) Carbon dioksida dalam air
Kepekatan oksigen terlarut dalam air bergantung kepada kepekatan Carbon dioksida yang ada.
5) Warna dan kekeruhan
Warna air yang terdapat di alam sangat bervariasi, misalnya air di rawa-rawa berwarna kuning, coklat atau hijau.
6) Padatan
Padatan di dalam air akan mengendap pada dasar air.
7) Nitrat
Nitrogen sebagai sumber nitrat banyak terdapat di udara. Hanya sedikit organisme yang dapat langsung memanfaatkan nitrogen udara.
8) Phosphor
Protein dan zat-zat organik lainnya mengandung phosphor.
B. Aspek Biokimia Pencemaran
Organisme pengurai akan menguraikan senyawa organik menjadi Carbon dioksida dan air. Bakteri lain mengubah amoniak dan nitrit menjadi nitrat.
Pengujian yang berhubungan dengan kandungan Oksigen dalam air dibedakan menjadi dua, yaitu :
- Uji BOD (Biochemical Oxygen Demand), uji kebutuhan biokimia.
- Uji COD (Chemical Oxygen Demand), uji kebutuhan oksigen kimia.
C. Bahan Pencemar Lainnya
Ada beberapa bahan pencemar lain yang berpengaruh terhadap kualitas air.
1) Mercuri (Hg)
Mercuri merupakan elemn alami, sering mencemari lingkungan, terdapat dalam bentuk senyawa dengan elemen lain.
2) Timbal (Pb)
Penggunaan timbal untuk produksi baterai penyimpanan untuk mobil, dimana digunakan timbal metalik. Untuk produk-produk logam, seperti amunisi.
D. Sumber Pencemar
Sumber pencemar dapat dibedakan menjadi sumber domestik, yaitu semua limbah yang berasal dari kamar mandi, wc, dapur, tempat cuci pakaian,a potik, rumah sakit.
Sumber pencemar lainnya limbah non domestik, yaitu semua limbah yang berasal dari pabrik industri, pertanian, peternakan, transportasi, yang terdiri dari bahan organik, pestisida, bahan pupuk yang mengandung nitrogen.
E. Pencemaran Tanah
Pencemaran tanah dapat terjadi secara langsung, misalnya penggunaan pupuk secara berlebihan, pemberian pestisida atau insektisida dan pembuangan limbah yang tidak dapat diuraikan (seperti plastik).
Penanganan sampah untuk mencegah pencemaran misalnya dengan cara :
a. Penimbunan (dumping)
b. Landfill (pengisian tanah)
c. Pencacahan (grinding)
d. Pengkomposan (composting)
e. Anargonik pada suhu kelembaban udara yang sesuai dengan kehidupan mikroorganisme (bakteri, jamur).
f. Pembakaran (incineration).
g. Pirolisis.
F. Isu Lingkungan Global
Permasalahan lingkungan, terutama yang berkaitan dengan pencemaran udara, menjadi isu global karena meliputi seluruh muka bumi. Tidak ada satu bangsa dan negarapun yang dapat menghindari dari dampak tersebut. Masalah lingkungan juga berkaitan dengan ekonomi global sehingga merupakan masalah yang rumit. Karena kerumitan tersebut dan sifatnya yang global penanganan masalah lingkungan membutuhkan solidaritas dan kerja sama antar bangsa.
Demikianlah Artikel Lingkungan dan Pencemaran (Contoh Makalah)
Sekianlah artikel Lingkungan dan Pencemaran (Contoh Makalah) kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.
Anda sekarang membaca artikel Lingkungan dan Pencemaran (Contoh Makalah) dengan alamat link http://kumpulanmakalahlengakap.blogspot.com/2014/05/lingkungan-dan-pencemaran-contoh-makalah.html
Lingkungan dan Pencemaran (Contoh Makalah)