Advertisement
Makhluk Hidup Dalam Ekosistem (Contoh Makalah)
Makhluk Hidup Dalam Ekosistem (Contoh Makalah) - Hallo sahabat
Kumpulan Makalah Lengkap, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul Makhluk Hidup Dalam Ekosistem (Contoh Makalah), kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan
Artikel Contoh Makalah, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.
Judul :
Makhluk Hidup Dalam Ekosistem (Contoh Makalah)link :
Makhluk Hidup Dalam Ekosistem (Contoh Makalah)
Baca juga
Makhluk Hidup Dalam Ekosistem (Contoh Makalah)
MAKHLUK HIDUP DALAM EKOSISTEM
Pendahuluan
Makhluk hidup dalam ekosistem alami selalu berinteraksi dengan faktor-faktor abiotik dan biotik. Dengan keberadaan manusia, maka ekosistem di bumi terdiri atas dua macam, ekosistem alami dan ekosistem buatan. Dalam ekosistem, dikenal siklus materi dan aliran energi di alam. Pada ekosistem dasar, bioma merupakan ekosistem yang unik, karena dibatasi oleh kondisi iklim setempat.
· Komponen Abiotik dan Biotik
Dalam aktivitas hidupnya, makhluk hidup selalu bersinggungan / berinteraksi dengan komponen abiotik / faktor lingkungan abiotik (keadaan atau kondisi fisikawi dan kimiawi ditempat hidupnya/substratnya/habitatnya), dan dengan komponen biotic / faktor lingkungan biotic (organisme lain yang dijumpainya). Komponen-komponen abiotik dan biotic inilah yang melengkapi kehidupan organisme dalma suatu system ekologi (ekosistem) alami maupun buatan.
· Populasi dan Komunitas Makhluk Hidup
1. Populasi
Populasi adalah sekelompok organisme dari individu-individu jenis yang sama suatu daerah atau wilayah tertentu dan pada waktu tertentu pula. Faktor-faktor utama yang mempengaruhi pertumbuhan populasi adalah :
a. Natalitas (Nataly)
Natalitas berarti kelahiran : adalah kemampuan yang merupakan sifat suatu populasi untuk bertambah. Istilah kelahiran dapat berarti “dilahirkan, ditetaskan, ditumbuhkan, timbul karena pembelahan”, dan sebagainya,
b. Mortalitas (Mortality)
Mortalitas berarti kematian : adalah kematian individu-individu di dalam populasi. Hal ini kurang lebih merupakan kebalikan dari natalitas.
c. Imigrasi (Immigration) dan Emigrasi (Emmigration)
Imigrasi dan emigrasi adalah sifat-sifat pemencaran (dispersal) dari individu atau kelompok. Proses imigrasi yang umum adalah bila individu (sendiri-sendiri) atau dalam Ekologi (Ecology) dan Ekosistem (Ecosystem).
2. Ekologi
Istilah ekologi dicanangkan pertama kali oleh Haekcel (seorang ilmuwan Jerman) pada tahun 1877 kata “ekologi” ini merupakan gabungan dari dua kata bahasa Yunani : oikos (=rumah tempat tinggal) dan logos (=ilmu pengetahuan). Haekcel menganggap bahwa ekologi suatu organisme sebagai “….pengetahuan mengenai keseluruhan hubungan organisme disebut dengan lingkungan/dunia luar sekeliling, baik organik maupun anorganik….”. Kalimat “dunia luar sekeliling” yang kini kita sebut sebagai lingkungan (environment) organisme tersebut, sedangkan kata “organik” dan “anorganik” berturut-turut kita sebut sebagai faktor lingkungan biotik dan abiotik.
3. Ekosistem
Defenisi ekosistem (system ekologi) adalah sebuah keadaan yang menggambarkan dengan timbal balik (interaksi) antara unsur-unsur abiotik dan biotiknya, atau secara sederhana disebut sebagai sebuah kesatuan dari komunitas dengan lingkungan hidupnya. Berdasarkan pada pembentukkannya, ekosistem terbagi menjadi dua besar, ialah ekosistem alami dan ekosistem buatan.
a. Ekosistem Alami
1) Ekosistem Darat
Ekosistem darat terdiri dari daratan dan perairan tawar. Setiap daerah kontinental cenderung memiliki flora dan fauna spesifik, disebabkan oleh letak geografisnya. Kepulauan, apalagi yang terpencil, sering kali memiliki biota khas yang berada di daratan utamanya. Pulau yang terpisah lama dengan daratannya biasanya memiliki sejumlah besar biota endemic.
Perairan tawar dimuka bumi hanya sekitar 3% luasnya, berupa danau, kolam, sungai dan sebagainya. Aliran air pada sungai menyebabkan tangkapan gas oksigennya cukup tinggi dibandingkan dengan danau atau kolam. Kehidupan perairan tawar didominasi oleh mikroorganisme terapung (plankton) dan organisme perenang aktif (nekton).
2) Ekosistem Laut
Ekosistem laut yang utama adalah ekosistem pesisir. Salah satu ekosistem perairan pesisir adalah estuary / kuala. Ia berupa suatu badan air pantai setengah tertutup dan berhubungan langsung dengan laut terbuka. Kondisi perairannya agar ekstrem karena merupakan zona transisi dari habitat darat / perairan tawar ke habitat laut / perairan laut, walaupun keadaan biodatanya tidak selalu demikian. Air pada estuary agak asin / payau (oligohalin, mesohalin, atau polihalin).
Organisme yang tinggal disana memiliki toleransi yang tinggi terhadap salinitas dan suhu (euryhaline dan eurythermal).
Ekosistem pesisir yang lain adalah rawa bakau (mangrove swamp) dan padang lamun (seagrass bed). Akar tumbuhan bakau ini telah beradaptasi dengan air asin dan lumpur yang anerobik sedangkan tumbuhan lamun telah terbiasa terendam air. Baik dirawa bakau maupun dipadang lamun, dijumpai keanekaragaman hayati yang cukup tinggi.
Ekosistem perairan pesisir yang lain terkenal adalah ekosistem terumbu karang (coral reef). Walaupun memiliki keanekaragaman hayati yang sepadan, terumbu karang cenderung berada diperairan yang jernih. Di perairan laut, terumbu karang adalah komunitas biota laut penghasil oksigen yang signifikan, disamping tumbuhan laut.
b. Ekosistem Buatan
Ekosistem buatan adalah ekosistem yang telah diubah atau telah dibangun oleh manusia dengan tujuan untuk menaikkan taraf hidup dan kesejahteraannya. Sawah, kebun, pekarangan, taman wisata dan kota adalah beberapa diantaranya.
1) Sawah
Secara tradisional, sawah ditanami padi berbagai varietas. Oleh karena itu, system sawah tradisional merupakan pula sumber daya gen padi yang amat kaya.
Karena padi sawah memerlukan air yang tergenang, maka dibuatlah pematang sawah yang mengikuti garis kontur, menyebabkan air sawah mengalir lambat. Secara tidak langsung, hal ini justru mengendalikan erosi tanah. Jadi, sawah mempunyai fungsi pengendalian erosi dan pencagaran sumber daya padi. Seyogyanya sawah diperhatikan sebagai salah satu alternatif dalam penanggulangan lahan kritis.
2) Kebun
Kebun adalah sebidang tanah terbuka yang biasa ditanami dengan tanaman semusim, atau didominasi oleh satu jenis tanaman. Diatas lahan kebun tidak ada bangunan tempat tinggal diatasnya, dan kebun biasanya terdapat diluar kampung. Karena lahannya yang relatif datar, kebun dapat melindungi dari erosi tanah.
3) Pekarangan
Pekarangan adalah sebidang lahan datar dengan batas tertentu, memiliki bangunan tempat tinggal, dan ditanami berbagai jenis tumbuhan. Lahan yang datar, tajuk tanaman yang berlapis, lapisan sarasah, sangat efektif mengurangi resiko erosi. Berbagai jenis tumbuhan yang ditanam dimana secara tidak langsung berfungsi sebagai cagar sumberdaya gen tumbuh-tumbuhan tersebut.
· Faktor – Faktor Yang Berpengaruh
Iklim, angin, arus air, dan taikan air (upwelling), adalah beberapa faktor alami yang berpengaruh besar terhadap ekosistem alami. Ekosistem yang berada di wilayah ekuator tersebut akan berbeda dengan yang berada di wilayah kutub karena perbedaan iklim dan letak geografis. Ekosistem terumbu karang sebagai contoh, banyak dijumpai wilayah tropis dan mulai menghilang di wilayah ugahari dan tiada terumbu karang lagi diwilayah kutub.
Angin yang bertiup dari arah ekuator ke arah kutub dan sebaliknya, akan menandai terjadinya perubahan musim di wilayah-wilayah yang dilaluinya. Arus air dan tarikan air juga disebabkan oleh hembusan angin. Terjadinya tarikan air adalah bila air lapisan atas (permukaan) tenggelam dan mendorong air dilapisan bawah yang kaya akan nutrien untuk naik ke lapisan atas. Penyuburan lapisan permukaan laut ini berakibat terjadinya ledakan populasi (blooming) plankton nabati dan berdampak luas (positif maupun negatif) kepada usaha perikanan.
· Siklus Materi dan Aliran Energi Dalam Ekosistem Alami
1. Siklus Materi di Alam
Siklus materi yang utama dan berpengaruh besar dalam ekosistem di bumi adalah siklus nutrien, siklus air, siklus karbon, siklus nitrogen, dan siklus fosfor. Siklus materi ini berlangsung di alam secara kontinyu sepanjang zaman.
2. Aliran Energi
Aliran energi dapat dimulai dari organisme produsen (producer), organisme penghasil karbohidrat melalui proses fotosintesis. Contoh produsen adalah tumbuhan berklorofil.
Konsumen (consumer) pertama adalah organisme herbivora, diikuti kemudian oleh hewan-hewan karnivora dan omivora.
Dismaping itu, ada pula organisme pengurai (decomposer) yang berperan merombak bangkai tumbuhan dan hewan menjadi partikel yang lebih sederhana yang dapat dimanfaatkan oleh organisme tingkat rendah atau oleh organisme produsen.
Aliran energi juga dapat terjadi dalam proses simbiosis. Proses simbiosis ini dijumpai dalam berbagai bentuk utama : mutualisme, parasitisme, dan komensalisme.
3. Rantai Makanan dan Jejaring Makanan
Dialam terdapat berbagai kelompok (populasi) organisme berdasarkan kepada cara memperoleh makanannya. Ada yang disebut dengan produsen, sebab ia dapat menghasilkan bahan makanannya dari pengolahan bahan-bahan anorganik dengan bantuan cahaya matahari dan butir klorofil di dalam sel tubuhnya. Yang lain disebut konsumen karena ia harus memangsa organisme lainnya untuk memenuhi kebutuhan akan energinya. Konsumen ini terdiri dari berbagai tingkatan, ada yang disebut dengan herbivora, karnovora, omnivora, dan sebagainya.
Organisme pengurai adalah organisme renik yang dalam memenuhi kebutuhan energinya harus merombak bingkai organisme lain menjadi partikel-partikel yang lebih kecil dan lebih sederhana, yang hasil pekerjaannya tersebut kemudian dimanfaatkan oleh organisme yang berukuran kecil lainnya.
Sebenarnya rantai makanan (food chain) adalah cerminan aliran energi dari cahaya mataharo ke produsen sampai ke konsumen tingkat paling tinggi. Aliran energi ini berubah jejaring makanan (food web), sebuah gabungan rantai makanan yang sangat rumit dan kompleks.
4. Piramida Jumlah Individu, Biomassa, dan Energi
Energi yang diperoleh sebuah populasi organisme, misalnya konsumen selalu lebih sedikit dibandingkan dengan energi yang diperoleh produsen (mangsanya). Hal tersebut disebabkan produsen telah menggunakannya sebagian untuk berbagai aktivitas hidupnya sebelum dimangsa oleh konsumen tadi. Itulah sebabnya mengapa energi yang tersedia sejak awal dalam jumlah banyak, akan menjadi sangat sedikit sampai ke konsumen puncak (top consumer). Demikian juga dengan jumlah individu dan biomassa, sehingga keadaan-keadaan ini umumnya tergambar dalam bentuk mirip piramida.
· Bioma
Bioma adalah ekosisktem yang dicirikan oleh kondisi iklim. Bioma berupa pola-pola kehidupan (patten of life) ekosistem darat seperti hutan hujan tropis, savanna, gurun, padang rumput, hutan gugur daun, taiga dan tundra.
1. Hutan Hujan Tropis (Tropical Rain Forest)
Hutan hujan tropis terdapat di wilayah tropis, tempat yang banyak curah hujan sepanjang tahun dan panas dari cahaya matahari yang konstan. Keanekaragaman hutan ini cukup tinggi terbesar dibandingkan dengan semua bioma di dunia.
2. Savana (Savanna)
Savana disebut juga padang rumput tropis, ciri savanna antara lain adalah tanahnya tidak subur, berumput dan semak, dan sedikit perpohonan.
3. Gurun (Desert)
Gurun merupakan daerah yang sangat kering, terdapat pada lintang antara 15 dan 40 derajat utara dan selatan ekuator.
Rendahnya kelembapan udara di atmosfer gurun ini menyebabkan perbedaan yang besar pada suhu harian (antara siang dan malam hari). Floranya berdaun kecil dan umumnya memiliki fauna yang bersifat noktural.
4. Padang Rumput (Grassland)
Padang rumput merupakan daerah yang sangat luas di wilayah yang beriklim sedang (tempored). Curah hujan disini relatif rendah, antara 25-75 cm per tahun. Padang rumput ini dikenal dengan berbagai nama seperti praire (Amerika Utara), steppe (Asia), pampas (Amerika Selatan), dan veld (Afrika Selatan).
5. Hutan Gugur Daun (Deciduous Forest)
Hutan gugur daun terdapat di seluruh benua yang beriklim sedang. Curah hujan antara 75-125 cm per tahun. Hutan ini didominasi oleh pohon-pohon berdaun lebar dan berkayu, mamalia besar, burung dan serangga.
6. Taiga dan Tundra
Taiga (Boreal Forest Evergreen Forest of the North) adalah hutan cemara (conifers) yang tanahnya miskin mineral dan berasam, meliputi wilayah Amarika Utara dan Eurasia. Curah hujan sekitar 50 cm per tahun. Disebelah utara taiga, terbentang bioma yang terletak paling utara yang disebut tundra (boggy palins). Seperti halnya taiga, tanah tundra miskin nutrien, floranya terdiri dari tumbuhan yang tingginya tidak lebih dari 30 cm seperti lumut, liken, dan rumput-rumputan. Curah hujan antara 10-25 cm per tahun.
Penutup
Ekosistem alami memperlihatkan adanya interaksi antara komponen-komponen abiotik dan biotik. Komponen-komponen tersebut saling mempengaruhi dan menunjukkan kesinambungan ekologis yang dinamis. Manusia sebagai makhluk paling pintar di muka bumi harus dapat memelihara ekosistem alami dengan bijaksana, sebab kerusakan ekosistem tersebut akibat aktivitas manusia amat sukar dipulihkan, bahkan mengarah kepada kemustahilan. Kelangsungan hidup manusia tergantung kepada sejauh mana manusia peduli akan kelestarian ekosistem alami.
Demikianlah Artikel Makhluk Hidup Dalam Ekosistem (Contoh Makalah)
Sekianlah artikel Makhluk Hidup Dalam Ekosistem (Contoh Makalah) kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.
Anda sekarang membaca artikel Makhluk Hidup Dalam Ekosistem (Contoh Makalah) dengan alamat link http://kumpulanmakalahlengakap.blogspot.com/2014/05/makhluk-hidup-dalam-ekosistem-contoh.html
Makhluk Hidup Dalam Ekosistem (Contoh Makalah)