Advertisement
Perbanyakan Tanaman Secara Vegetatif (Contoh Makalah)
Perbanyakan Tanaman Secara Vegetatif (Contoh Makalah) - Hallo sahabat
Kumpulan Makalah Lengkap, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul Perbanyakan Tanaman Secara Vegetatif (Contoh Makalah), kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan
Artikel Contoh Makalah, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.
Judul :
Perbanyakan Tanaman Secara Vegetatif (Contoh Makalah)link :
Perbanyakan Tanaman Secara Vegetatif (Contoh Makalah)
Baca juga
Perbanyakan Tanaman Secara Vegetatif (Contoh Makalah)
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya ucapkan kepada Allah Subhanahuwatangala yang telah melimpahkan rahmatnya sehingga saya telah dapat menyusun Buku dengan judul “PERBANYAKAN TANAMAN SECARA VEGETATIF”.
Dalam penyusunan buku ini masih jauh kekurangan, maka dari itu saya mengharapkan petunjuk, kritikan yang sifatnya membangun dari pembaca, sehingga mendorong saya untuk dapat berbuat kearah yang lebih baik pada masa yang akan datang.
Disamping itu saya mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah ikut membantu dalam penyusunan buku ini.
Sekali lagi saya mengucapkan terima kasih semoga ada manfaatnya.
Parit Malintang, Februari 2014
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................... i
DAFTAR ISI................................................................................................... ii
DAFTAR GAMBAR...................................................................................... iii
I. PENDAHULUAN......................................................................... 1
· Perbanyakan Tanaman Secara Vegetatif..................................... 1
II. PERBANYAKAN TANAMAN SECARA VEGETATIF........... 3
A. Stek.......................................................................................... 3
B. Merunduk................................................................................. 7
C. Cangkok................................................................................... 11
D. Okulasi...................................................................................... 14
E. Menyambung............................................................................. 17
F. Kultur Jaringan.......................................................................... 20
III. DAFTAR PUSTAKA.................................................................... 25
DAFTAR GAMBAR
Gambar
1. Merunduk Seluruh Ujung Cabang................................................................ 8
2. Merunduk Cabang....................................................................................... 9
3. Merunduk Dengan Sistim Tidur.................................................................... 9
4. Merunduk Dengan Sistim Gelombang........................................................... 10
I. PENDAHULUAN
Setiap makhluk hidup mempunyai kecenderungan untuk melangsungkan keturunannya atau menjaga populasinya agar tidak punah dengan cara memperbanyak diri, demikian pula halnya dengan tanaman.
Secara alamiah sebenarnya tanaman dapat memperbanyak diri tanpa campur tangan manusia seperti biji buah-buahan yang jatuh ke tanah dapat tumbuh dengan baik, atau tunas-tunas umbi dari pohon pisang dan jenis umbi-umbian lain dapat tumbuh menjadi tanaman baru, spora yang lepas dari berbagai tanaman paku-pakuan dapat pula tumbuh jika kondisi lingkungannya cocok. Namun berkat kemajuan dibidang Teknologi Pertanian, kini telah ditemukan berbagai cara perbanyakan tanaman, mulai dari cara yang paling sederhana seperti pengambilan benih kemudian ditebarkan menjadi tanaman-tanaman baru hingga cara perbanyakan yang rumit dan sulit yaitu : Perbanyakan tanaman dengan sistem Kultur Jaringan.
Secara garis besar perbanyakan tanaman dapat digolongkan menjadi tiga golongan yaitu perbanyakan tanaman secara generatif, vegetatif dan generatif vegetatif.
· Perbanyakan Tanaman Secara Vegetatif
Perbanyakan tanaman secara vegetatif adalah perbanyakan tanaman tanpa melalui proses perkawinan. Perbanyakan tanaman secara vegetatif dapat dilakukan dengan mengambil bagian dari tanaman misalnya : Batang, umbi, daun, spora, dll.
Perbanyakan secara vegetatif dapat dilakukan mulai dari cara yang paling sederhana seperti Stek, Cangkok, merunduk dan lain-lain. Hingga cara yang paling rumit misalnya dengan perbanyakan tanaman dengan sistem Kultur Jaringan. Perbanyakan tanaman dengan sistem kultur jaringan ini memerlukan kecermatan dan ketelitian yang tinggi dan harus dilakukan di Laboratorium dalam keadaan suci hama (steril).
II. PERBANYAKAN TANAMAN SECARA VEGETATIF
A. Stek
Perbanyakan tanaman secara stek seperti stek daun, batang dan umbi banyak dilakukan orang karena caranya sangat sederhana, tidak memerlukan teknik yang rumit, sehingga dapat dilakukan oleh siapa saja.
1. Stek Daun
Ada beberapa tanaman yang dapat diperbanyak melalui daun misalnya tanaman hias seperti : begonia, violess, cocor bebek maupun lidah mertua. Daun yang cukup tua dipilih dan dipotong sebagai bahan stek. Stek daun inilah yang akan disemaikan. Urutan kerjanya adalah sebagai berikut :
1) Siapkan wadah atau media seperti yang dipergunakan pada persemaian biji.
2) Daun tanaman yang akan distek dipotong kecil-kecil, atau pertulangan daunnya dilukai seperti pada cocor bebek, begonia atau lidah mertua. Untuk violces bagian yang diambil adalah helaian daun berserta tangkai.
3) Helaian daun yang kecil cukup diletakkan diatas tanah sedangkan untuk daun violces yang bertangkai atau daun lidah mertua ditanam dengan menancapkannya.
4) Khususnya daun bertangkai dapat ditanam di dalam air sebagai wadahnya berupa botol atau gelas kaca/plastik, yang tembus pandang. Bila ingin lebih praktis dapat memakai bekas botol atau gelas plastik kemasan air mineral.
Biasanya setelah 14 hari stek akan menumbuhkan akar, tanaman muda ini perlu dirawat agar tumbuh cukup besar. Setelah perakaran dan pertumbuhan batang maupun daunnya sudah cukup kuat tanaman dapat dipindahkan ke wadah atau tempat pertumbuhan tanaman.
2. Stek Batang
Jenis tanaman sayuran dan buah-buahan jarang diperbanyak dengan cara stek batang.
Urutan kerja persemaian stek batang adalah :
- Siapkan wadah dan media seperti yang digunakan untuk persemaian biji.
- Untuk tanaman yang berbatang lunak seperti di effen bachia, panjang batang yang diambil sekitar 10 cm potongan dilakukan dibawah mata tunas, bukui / kuncup.
- Untuk stek tanaman berbatang keras seperti bougenvile, bunga sepatu atau mawar diambil batang yang diameternya kira-kira 1 cm. Batang ini dipotong sepanjang 20 cm atau minimal mempunyai 2 mata tunas. Pemotongannya dibawah mata tunas lakukan pula pemotongan pucuk batang yang masih muda.
Cara menyemai stek batang :
a. Cabang pilihan dipotong sepanjang 10 – 15 cm.
b. Beberapa daun disisakan untuk merangsang pertumbuhan akar kalau dapat 2 lembar daun secara utuh atau 4 lembar daun yang dipotong dan ditinggalkan separuhnya.
c. Pangkal batang stek dimasukkan kedalam bubuk / cairan perangsang tumbuh akar.
d. Batang-batang setelah disemaikan dalam pot/kantong plastik lalu selubungi plastik bening atau dapat juga pot itu dimasukkkan kedalam kotak kayu yang bertutup kaca bening.
Langkah pembiakan dengan stek pucuk :
a. Pucuk tanaman sebagai bibit stek disisakan 2 lembar daunnya secara utuh atau dapat juga 4 lembar daun tetapi dipotong.
b. Sisa batang dibawah pangkal dan dipotong, kemudian batang stek diolesi bubuk zat perangsang pertumbuhan akar.
c. Batang stek ditancapkan ke dalam media, tetapi sebelumnya harus dibuatkan lubang sebesar pensil lebih dulu.
d. Agar stek mendapatkan kelembaban yang cukup, pot dikerudungi kantong plastik bening.
- Jenis stek batang yang bergetah misal : Karet, bagian bekas potongan ditaburi serbuk arang kayu, kemudian diketok-ketok agar serbuk tidak berlebihan, maksudnya pemberian serbuk ini adalah agar getah yang keluar terhisap oleh serbuk tersebut sehingga mengurangi resiko pembusukan batang.
- Supaya akar muncul lebih cepat, pangkal batang diolesi dengan ZPT (Zat Perangsang Tumbuh) seperti Rotone F atau Atonik dengan dosis sesuai dengan petunjuk kemasan.
- Stek batang ditabcapkan kedalam media semai, kemudian media disekitarnya ditekan agar batang dapat tertancap kuat dalam waktu 2 – 4 minggu kemudian umumnya tanaman telah berakar, hal ini ditandai dengan tumbuhnya tunas baru atau bila tanaman dicabut media akan terikut.
3. Stek Umbi
Persemaian dengan umbi dapat dilakukan dengan umbi utuh seperti : pada tanaman kentang, tetapi dapat juga dengan stek potongan umbi seperti : pada tanaman bawang merah., tanaman hias Hippestatum, lely, keladi-keladian, garut dan lain-lain.
Langkah persemaian umbi dari beberapa tanaman.
Stek Umbi Hipestatum
- Siapkan wadah dan media semai.
- Pilih umbi Hipesstatum yang sudah cukup tua dan sehat, jangan pilih umbi yang busuk, masih muda, ataupun rusak karena diserang hama / penyakit.
- Umbi dibagi 4 bagian masing-masing bagian dapat disemaikan menjadi tanaman baru.
Biasanya setelah 15 – 30 hari umbi Hipesstatum akan menimbulkan akar dan tunas, perawatan dilakukan agar tenaman baru ini tumbuh dengan baik dan sehat.
B. Merunduk
Tanaman yang dapat dikembangbiakan dengan cara merundukkan jenisnya sangat sedikit, jenis tanaman yang mempunyai cabang panjang dan lentur saja yang umumnya dapat dirundukkan.
Cara merundukkan cabang adalah dengan pembungkusan atau pelengkungan cabang tersebut lalu sebagian cabang yang dirundukkan itu dibenamkan kedalam tanah. Sedangkan ujung-ujung cabang dibiarkan muncul diatas permukaan tanah. Pada bagian cabang yang dibenamkan harus ada tunasnya, sebab pada tunas ini umumnya mempunyai kandungan auxsin (zat tumbuh) yang tinggi sehingga dapat mempercepat pertumbuhan.
Untuk membantu pertumbuhan akar dan kuncup dapat mempergunakan ZPT misalnya : Atonik, darmasri 5 EC dan Florita atau Rotone F dengan dosis sesuai dengan yang tertera pada label.
Cabang yang dirundukkan siap dipotong bila tunas telah tumbuh subur dan perakarannya cukup banyak.
Tingkat keberhasilannya cukup besar (90 %) sebab cabang yang dirundukkan tetap berhubungan dengan dinduknya sehingga persediaan makan bagi cabang-cabang itu terus terpenuhi sampai ia berakar dan bertunas.
Beberapa contoh tanaman yang dirundukkan adalah : Apel, melati, mawar dan murbei.
Perbanyakan tanaman dengan merundukkan dapat dilakukan dengan beberapa cara yakni sebagai berikut :
A. Merunduk Seluruh Cabang Ujung (Tip layerage)
Seluruh ujung cabang dirundukkan kedalam tanah dengan kedalaman 2,5 – 5 cm. Tunas baru akar-akarnya akan dibentuk disekitar ujung cabang dalam waktu 2 – 3 bulan. Contoh tanaman yang banyak dapat dilakukan dengan cara ini adalah : Murbei.
Gambar 1 : Merunduk seluruh ujung batang.
B. Merunduk Cabang (Simple layerage atau Common layerage)
Prinsip kerjanya adalah dengan melengkungkan cabang, lalu bagian bawah ujung cabang ditimbun dengan media, sedangkan pucuk cabang beserta beberapa lembar daun dibiarkn muncul diatas tanah. Kedalaman tanah sekitar 15 – 25 cm. Bagian cabang yang tertutup tanah sebaiknya dilukai dengan pisau untuk merangsang titik tumbuh akar. Tanaman yang dapat dikembang biakan dengan cara ini misalnya Mawar dan Apel.
Gambar 2 : Merunduk Cabang
C. Merunduk Dengan Sistem Tidur (Trench / Continous Layerage)
Mula-mula bagian cabang yang cukup panjang di rundukkan lalu direbahkan kedalam tanah dengan posisi tidur, setelah itu ditimbun dengan tanah pada kedalaman 5 – 15 cm. pucuk cabang dengan beberapa daunnya dibiarkan diatas tanah, dengan cara ini akan dapat dihasilkan banyak bibit. Cara ini sering digunakan untuk memperbanyak tanaman apel, azalea, dan mawar.
Gambar 3 : Merunduk dengan sistim tidur
D. Merunduk Dengan Sistim Gelombang (Serpentive/Compound Layerage)
Prinsip kerjanya hampir sama dengan sistim tidur, hanya perbedaannya tidak seluruh cabang yang direndahkan ditimbun tanah. Bagian cabang yang tidak ditimbun akan tumbuh tunas-tunas, sedangkan yang tertimbun tanah akan tumbuh akar. Contoh tanaman yang dapat dirundukkan dengan sistim ini adalah anggur, tanaman hias jenis clematis, ficus, dan lain-lain.
Gambar 4 : Merunduk dengan sistim gelombang.
E. Merunduk Kombinasi Dengan Cangkok (Cangkok Runduk)
Prinsip kerjanya sebenarnya sama saja dengan pekerjaan mencangkok biasa seperti yang telah dijelaskan pada bab lain perbedaan hanya pada bagian batang yang telah disayat kulitnya direbahkan kedalam tanah. Cara seperti ini dapat diterapkan pada hampir semua tanaman buah-buahan seperti Mangga, rambutan, durian, jambu dan lain-lain. Asal memiliki cabang-cabang yang dekat dengan permukaan tanah dan tidak mudah patah.
Khusus untuk tanaman Mangga, karena cabangnya mudah patah, maka perlu membuat gundukan tanah dibawah cabang yang telah disayat.
Bagian ujung cabang diikat dengan kawat atau tali agar cabang tidak naik keatas. Hal yang perlu mendapat perhatian dalam pelaksanaan merunduk adalah media tanah yang dipakai untuk menimbun rundukan. Media tanah harus merupakan campuran tanah yang subur terdiri dari kompos, pupuk kandang dan top soail (lapisan tanah atas) baik juga ditambahkan dengan pupuk tambahan seperti urea, TSP, dan KCL atau pupuk lengkap NPK + Zat Perangsang tumbuh dan cara pemakaian seperti tertera pada label.
Pekerjaan terakhir adalah memotong cabang-cabang hasil merunduk bila tunas-tunas baru telah tumbuh subur dan perakarannya cukup banyak, biasanya setelah 2 – 3 bulan hasil rundukan dapat diambil dengan pisau atau gergaji, tetapi sebaiknya menggunakan gergaji saja, sebab jika menggunakan pisau dapat menimbulkan goncangan yang terlalu keras sehingga dapat memutuskan akar.
Setelah cabang dipotong bibit tanaman ditanam dalam wadah yang berisi media tanam. Wadah yang dipakai dapat berupa polybag, tas kresek, keranjang bambu, pot dari tanah liat dan lain-lain.
Setelah umur 2 – 3 bulan sejak dipindahkan kedalam wadah, cangkokan dapat segera ditanam di lapangan atau tempat penanaman lain yang telah disiapkan.
C. Cangkok
Mencangkok atau air layerage / aerial layering (Inggris) sudah dikenal sejak zaman dulu. Bila dulu orang lebih akrab dengan mencangkok cabang-cabang tanaman yang lebih besar, sekarang tidak demikian. Cabang untuk cangkok sekarang cukup sebesar jari tangan orang dewasa, bahkan sebesar lidipun dapat dicangkok, model cangkokan dari atau ranting sebesar lidi ini disebut cangkok mini atau cangkok sayat atau cangkok belah. Disebut cangkok sayat karena dalam pembuatan cangkok ini batangnya disayat. Sedangkan pada cangkok belah batang cangkokan dibelah dan belahan cabang inilah yang dibungkus dengan media.
a. Cangkok Sayat
Cangkok sayat adalah cara cangkok dengan menyayat kulit cabang, dan jenis cangkok seperti ini yang banyak dilakukan orang. Alat untuk menyayat kulit dapat menggunakan pisau okulasi, tetapi jika pisau ini dianggap mahal dapat juga menggunakan pisau biasa asalkan cukup tajam. Pisau yang tajam dapat menghasilkan keratan yang halus, bersih, rapi serta tidak perlu mengulangi beberapa kali keratan sehingga tidak mengganggu pertumbuhan akar nanti.
1. Media Cangkok
Banyak macam media cangkok yang dapat digunakan, misalnya mos, bubuk sabut kelapa, pupuk kandang, kompos, bahkan tanah comberanpun dapat digunakan. Akhir-akhir ini banyak orang memanfaatkan lumut yang tumbuh pada batu-batuan untuk media cangkokan.
2. Cara Mencangkok
Setelah media dan semua peralatan disiapkan dan cabang pilihan dari pohon induk telah disiapkan / ditentukan maka pencangkokan dapat dilakukan :
- Membuat keratan melingkar pada cabang pilihan sebanyak dua keratan atas dan bawah, jarak antara kedua keratan tersebut tergantung pada jenis tanamannya. Bagian cabang yang tepat untuk dikerat adalah dibawah kuncuk daun, karena di tempat ini banyak mengandung zat perangsang pembentuk akar yang disebut rizokalin.
- Kulit antara kedua keratan diangkat atau disayat sehingga terlihat kambiumnya. Kambium ini harus dibuang secara perlahan agar tidak melukai kayunya.
- Setelah sayatan tempat cangkokan dibersihkan kambiumnya kemudian dikering anginkan selama kurang lebih 2 – 3 hari untuk tanaman yang tidak banyak getahnya. Sedangkan untuk tanaman yang banyak getahnya seperti nangka dan sawo perlu waktu sekitar 2 minggu.
- Pemberian hormon dan pupuk. Hormon yang umum digunakan untuk mencangkok adalah hormon perangsang pertumbuhan akar misalnya Rotone F, Dharmasri 5 EC dengan dosis sekitar 1 sendok the untuk setiap 1 liter air. Pupuk yang diberikan adalah pupuk majemuk NPK 15 : 15 : 15 cara pemakaian dengan melumatkan pupuk sampai halus kemudian dicampur dengan media dengan dosis 5 gr pupuk per 1 kg media.
- Membungkus sayatan. Cara membungkus sayatan sangat tergantung kepada jenis media yang digunakan. Untuk media mos yang diberi pupuk dan dalam keadaan basah dibungkuskan pada sayatan, lalu diikat dengan tali bagian tengahnya. Setelah itu mos dibalut dengan pembalut plastik.
b. Cangkok Belah
Cangkok belah umumnya diterapkan pada cabang-cabang tanaman yang besar. Cara mencangkoknya adalah dengan mengerat cabang yang telah dipilih sampai separohnya, lalu dibelah kearah atas kira-kira sepanjang 15 – 20 cm. Luka yang baru saja kita buat ini dibiarkan kering. Tahap selanjutnya adalah membungkus belahan, dan bila tersedia hormon dioleskan pada luka terutama pada bagian yang akan ditumbuhi akar, pot diisi dengan media lalu belahan cabang dimasukkan kedalam media. Kemudian ditutup lagi dengan media hingga penuh dan dipadatkan. Tahap terakhir adalah mengikat pot pada batang pokok, selanjutnya disiram terutama pada musim kemarau. Cangkokan yang jadi biasanya mulai tumbuh akar setelah berumur 2 – 3 bulan (bila menggunakan ZPT bisa lebih cepat lagi), dan sudah dapat dipotong.
D. Okulasi
Okulasi sering juga disebut dengan menempel, oculatie (Belanda) atau Budding (Inggris). Perbanyakan tanaman dengan okulasi mempunyai kelebihan jika dibandingkan dengan stek dan cangkok. Kelebihannya adalah hasil okulasi mempunyai mutu lebih baik dari pada induknya. Okulasi dilakukan pada tanaman yang mempunyai perakaran yang baik dan tahan terhadap serangan hama dan penyakit dipadukan dengan tanaman yang mempunyai rasa buah yang lezat, tetapi mempunyai perakaran yang kurang baik. Tanaman yang mempunyai buah lezat diambil matanya untuk ditempelkan pada batang pokok dan juga dikenal dengan sebutan batang bawah.
Tahap-Tahap Okulasi
Secara garis besar okulasi terdiri dari atas pengirisan batang pokok, pengambilan dan penyisipan mata, pengikatan tempelan, pelepasan ikatan, dan pemotongan batang pokok.
1. Mengiris Batang Pokok
Buat irisan pada batang pokok misalnya dengan irisan dengan bentuk huruf T besar. Irisan ini kita buat pada bagian kulit yang halus kurang lebih pada batang 20 cm diatas permukaan tanah dan dengan kedalaman irisan setebal kulit batang.
2. Mengambil Mata
Pengambilan mata dapat dilakukan dengan 3 cara, yaitu segi empat, sayatan dan bulatan. Bentuk segi empat dapat diperoleh dengan menggiris secara horizontal 1,5 cm diatas dan dibawah mata. Kemudian ujungnya kita hubungkan hingga membentuk segi empat.
Jika cara pengambilan bentuk segi empat sulit dilakukan maka kita dapat membentuk bentuk sayatan, panjang sayatan sekitar 3 cm dan mata tunas terletak ditengah sayatan. Jika didalam penyayatann terikut kayunya, maka kayu tersebut harus dibuang dengan hati-hati agar kambiumnya tidak terpegang. Dalam hal ini yang dipegang adalah tepinya sehingga kambiumnya tidak rusak.
3. Penyisipan Mata Tunas
Mata tunas yang kita peroleh kita sisipkan dibawah kulit batang pokok yang telah kita iris tadi, dalam penyisipan atau penempelan mata tunas jangan sampai ada kotoran yang menempel pada kambium, karena dapat mengganggu menyatukan penempelan.
4. Mengikat Tempelan
Cara mengikat tempelan dapat menggunakan pita plastik polivinil klorida. Ukuran dari pita plastik yang digunakan umumnya panjang 20 cm, lebar 1,5 cm dan tebal 0.1 mm. Cara mengikat adalah sebagai berikut : Ikat tempelan dari bawah ke atas atau sering disebut dengan sistim genting. Hal yang perlu diperhatikan mata tempelan jangan diikat terlalu erat sehingga dapat mengakibatkan kerusakan pada mata tempelan. Mata ini dapat saja tidak diikat, tetapi bahayanya bila kena hujan dapat membusuk.
5. Membuka Sayatan
Setelah dua minggu dari waktu pengikatan perlu dilakukan pemeriksaan berhasil tidaknya pengokulasian. Ikatan kita buka lalu mata tempelnya di lihat. Apabila warna mata tempelnya hijau kemerahan atau hitam berarti tidak berhasil atau mata tempelnya telah mati. Tetapi jika mata tempel kelihatan masih hijau segar dan sudah melekat ke batang pokok itu pertanda okulasi berhasil.
6. Memotong Batang Pokok
Bila telah ada kepastian bahwa mata tempelan sudah hidup, langkah selanjutnya memotong batang pokok.
E. Menyambung
Pengertian menyambung adalah menyambungkan batang bawah dan batang atas dari tanaman yang berbeda sehingga tercapai persenyawaan, dan kombinasi ini akan terus membentuk tanaman baru. Batang bawah sering disebut stock atau root stock (Inggris) atau Onderstam (Belanda). Batang bawah ini masih dilengkapi dengan akar. Batang atas yang disambungkan sering disebut entres dan scion. Batang atas dapat berupa potongan batang atau dapat juga batang yang masih berada pada induknya.
Penyambungan batang bawah dan batang atas ini biasanya dilakukan antara dua varietas yang masih dalam satu species. Misalnya penyambungan antara dua varietas pada berbagai tanaman buah-buahan seperti : durian, mangga, manggis dan lain-lain. Namun kadang-kadang dapat dilakukan penyambungan antara dua varietas pada berbagai tanaman yang berbeda spesiesnya tetapi masih satu famili, contohnya tanaman mangga disambung dengan tanaman kweni, tanaman sawo disambung dengan tanaman ketiaru.
Teknik penyambungan dapat dilakukan dengan berbagai macam cara. Tetapi semuanya memiliki prinsip yang sama yaitu menyambungkan dua bagian tanaman atau lebih kedalam satu tanaman sehingga diperoleh tanaman baru dengan kombinasi sifat dari tanaman yang disambungkan. Sebagai contoh dalam penyambungan jeruk manis (jeruk siam). Batang bawha jeruk diperoleh dari semaian biji jeruk sitrum yang memiliki perakaran yang kuat dan tahan penyakit tetapi rasa buahnya amat masam. Batang atas diambil dari cabang atau pucuk tanaman jeruk manis. Dari kombinasi tersebut akan dapat diperoleh tanaman baru yang menghasilkan buah yang terasa manis dan sistem perakarannya kuat serta tahan penyakit.
Secara garis besarnya penyambungan dapat dibagi menjadi 3 golongan besar yaitu :
- Sambung pucuk dan enten.
- Sambung susuan yaitu batang atas dan batang bawah masih tumbuh dengan akarnya masing-masing.
- Sambung mata tunas atau okulasi. Cara ini sebenarnya lebih tepat dikatakan menempel. Oleh karena itu masalah okulasi ini akan dibahas dalam ini.
A. Tujuan Penyambungan
Tujuan penyambungan suatu tanaman antara lain :
1. Memperoleh tanaman dengan sistim perakarannya yang kuat dan kekar.
2. Memperbaiki kualitas buah tanaman. Tanaman yang semula menghasilkan buah yang asam misalnya : jeruk sitrum disambung dengan tanaman yang terasa manis.
3. Mempercepat waktu berbuah.
4. Untuk membentuk keindahan tanaman misalnya dilakukan pada tanaman mawar, bougenvile, azalea dan lain-lain. Sehingga dalam satu pohon terdapat warna-warni bunga yang menawan.
5. Untuk memperoleh aneka bentuk dan rasa buah-buahan. Misalnya satu jenis pohon jambu, ujung-ujungnya disambung dengan jenis-jenis jambu yang berbeda. Pada akhirnya jika penyambungan berhasil akan diperoleh pohon jambu dengan aneka macam bentuk, ukuran, warna, dan rasa buah yang beragam.
6. Untuk mengekalkan sifat-sifat klon yang tidak dilakukan oleh pembiakan vegetatif lainnya.
B. Cara Penyambungan
Prinsip kerja penyambungan adalah melukai masing-masing cabang yang akan disambungkan, kemudian bagian yang terluka tadi dilekatkan satu sama lainnya lalu diikat. Selang beberapa waktu kemudian biasanya antara 2 – 3 bulan ikatan dilepas. Jika sambungan berhasil maka kedua bagian yang disambungkan tadi akan menyatu menjadi Satu Individu baru.
Langkah-langkah kerjanya sebagai berikut :
1. Sambung Pucuk
- Siapkan batang bawah dengan jalan menanam biji tanaman yang dikehendaki. Umur batang bawah dalam keadaan siap sambung sangat bervariasi antara 1 – 24 bulan, tergantung jenis tanamannya.
- Bersamaan dengan saat penyemaian biji, kita melakukan pemangkasan cabang-cabang tanaman yang akan kita jadikan batang atas. Hal ini untuk merangsang timbulnya tunas-tunas baru yang akan dijadikan sumber entres.
- Batang bawah dipotong setinggi 20 – 25 cm diatas permukaan tanah.
- Dengan pisau yang tajam, bagian atas dari batang bawah dibelah membujur sepanjang 2 – 2,5 cm.
- Entres yang sudah disiapkan dipotong sepanjang lebih kurang 10 cm. Bagian pangkal disayat pada kedua sisinya, daun-daun yang ada dipangkas, disisakan dua daun saja dan dipotong sel tengahnya sepanjang 2,5 cm sehingga berbentuk mirip kampak.
- Selanjutnya entres dimasukkan kedalam belahan batang bawah, supaya kuat diikat dengan tali plastik polifenil klorida.
- Sewaktu memasukkan entres belahan batang bawah harus diusahakan agar kambium entres dapat bersentuhan dengan kambium batang bawah.
- Sambungan kemudian disungkup dengan kantong plastik bening.
- Ditempatkan dibawah naungan, setelah 2 minggu sambungan yang berhasil akan tumbuh tunas.
F. Kultur Jaringan
Seperti telah dijelaskan dimuka bahwa perbanyakan tanaman dengan sistem kultur jaringan sulit dilakukan oleh orang awam. Namun, sesungguhnya dengan sedikit mempelajari teori mengenai dasar-dasar kimia dan biokimia terutama yang berkaitan dengan masalah kultur jaringan dan dilanjutkan dengan praktek dilabor kultur jaringan, orang awam sekalipun dapat melakukannya. Sebelum kita melangkah lebih jauh mempelajari sistim kultur jaringan perlu diketahui batasan dan defenisi dari kultur jaringan.
A. Defenisi
Kultur jaringan adalah suatu sistim perbanyakan tanaman secara vegetatif dengan menggunakan sedikit jaringan dari suatu tanaman. Perbanyakan tanaman dengan kultur jaringan ini akan diperoleh bibit bebas hama dan penyakit serta sifatnya sama dengan induknya dalam jumlah berlipat ganda dalam waktu yang relatif singkat.
B. Prinsip Kerja
Cara kerja kultur jaringan adalah berdasarkan prinsip totipotensi. Berdasarkan prinsip ini, sebuah sel atau jaringan tumbuhan, yang diambil dari bagian tanaman manapun, akan dapat tumbuh menjadi tumbuhan sempurna kalau diletakkan dalam media yang cocok. Perbanyakan dengan sistim kultur jaringan harus dilakukan dalam keadaan steril (suci hama).
Media kultur jaringan tersusun dari berbagai garam mineral, asam amino, gula, vitamin, dan hormon tumbuhan. Mula-mula campuran media dibuat cair yaitu dengan menambahkan air suling (Aquadest). Selanjutnya, setelah jaringan berada dalam media cair dan digoncang-goncang dengan alat yang disebut shaker (meja pengocok), tunas-tunas akan muncul berupa tonjolan yang disebut Protocorn lika bodies. Setelah tumbuh tonjolan-tonjolan selanjutnya dipindahkan media lain yang padat untuk ditumbuhkan menjadi tanaman baru. Media padat dibuat dengan menambahkan agar-agar. Bila tanaman baru tersebut telah cukup umur dapat dipindahkan ketempat penanaman.
C. Peralatan Yang Digunakan
Banyak peralatan yang digunakan dalam sistim kultur jaringan, peralatan tersebut dapat dikelompokkan menjadi 2 golongan yaitu peralatan ringan dan peralatan berat.
Peralatan ringan meliputi : Pinset, Pisau, gelas ukur, gelas piala, erlenmeyer, botol media, petri dish, pipet, gunting, corong, panci, kompor dan gas dan lain-lain.
Sedangkan yang termasuk alat-alat berat antara lain : Mesin pengocok, laminar air flow, timbangan listrik, mesin distilator, oven, mikroskop, pH meter, pendingin ruangan, autoklaf dan enkast.
D. Fungsi Beberapa Alat Penting dalam Kultur Jaringan
1. Erlenmeyer : Tempat pencampuran media dan tempat menanam ekspla.
2. Neraca analitik : Untuk menimbang sampai satuan miligram.
3. Autoklaf : Untuk sterilisasi media (Suci hama).
4. Meja pengocok (shaker) : Untuk merangsang pertumbuhan eksplan atau tunas.
5. pH meter : Untuk mengukur besarnya pH campuran media.
6. Entkast : Untuk melakukan pekerjaan reaksi kimia.
7. Laminar air flow : Untuk melaksanakan pekerjaan-pekerjaan reaksi, pemindahan eksplan dan lain-lain.
8. Air Conditioner : Sebagai alat pendingin pada ruang meja pengocok, laminar air flow dan ruang inkubasi.
9. Gelas ukur : Untuk menentukan volume zat cair.
10. Termometer kimia : Untuk mengukur suhu media atau suhu dalam autoklaf lebih dari 1000C.
11. Termometer cucaca : Untuk mengukur suhu udara, batas pengukuran mulai dari 200C - 500 C.
12. Higrometer : Untuk mengukur kelembaban udara.
13. Tabung reaksi : Tempat berbagai zat kimia yang hendak di reaksikan
E. Media Tanam
Ada banyak media tanam yang dapat digunakan dalam kultur jaringan. Bahan pokok media kultur jaringan adalah berupa garam mineral sumber unsur makro dan mikro, gula, protein, vitamin dan fitohormon (Hormon tumbuh). Jenis dan formulasi media menentukan berhasil tidaknya perbanyakan sistim kultur jaringan. Mengingat dalam tubuh tanaman terkandung unsur-unsur makro dan mikro, maka dalam pembuatan media harus lengkap berisi usnur-unsur tersebut.
Unsur makro yang dimaksud adalah : C, H, O, N, S, P, K, Ca, Ag dan unsur mikro adalah : Zn, Mn, Cn, Bo, Mo, Si, Al, Cl, Co dan Fe. Unsur-unsur tersebut diberikan bukan dalam bentuk unsur murni tetapi dalam bentuk garam. Sebelum digunakan garam-garam tersebut harus dicampur air suling.
Jenis dan formulasi media tiap spesies tanaman berbeda-beda. Demikian juga dengan tahapan pertumbuhan memerlukan media khusus. Sebagai contoh : Untuk kultur jaringan anggrek Dendrobium dan Catteleya lebih cocok menggunakan media formulasi Vacin dan Went. Untuk menumbuhkan jaringan anggrek vanda, aranda dan mokara lebih cocok menggunakan formula marashige dan skoor. Sedangkan untuk menumbuhkan jaringan anggrek Phalaenopsis lebih cocok menggunakan formula Knudson C, pada tanaman keras seperti tanaman karet lebih cocok dengan media Nisch dan Nitsch. Untuk perbanyakan tanaman kopi dapat berhasil dengan baik dengan media Liusmaler & Skoog. Selanjutnya untuk tanaman coklat cocok dengan media Murashige dan Skoog.
Demikianlah Artikel Perbanyakan Tanaman Secara Vegetatif (Contoh Makalah)
Sekianlah artikel Perbanyakan Tanaman Secara Vegetatif (Contoh Makalah) kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.
Anda sekarang membaca artikel Perbanyakan Tanaman Secara Vegetatif (Contoh Makalah) dengan alamat link http://kumpulanmakalahlengakap.blogspot.com/2014/05/perbanyakan-tanaman-secara-vegetatif.html
Perbanyakan Tanaman Secara Vegetatif (Contoh Makalah)