, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul Makalah Kuda, kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Pencernaan adalah proses pemecahan pakan secara mekanis dan kimia menjadi struktur kimia sederhana yang sebagian besar larut dalam air dan siap diabsorpsi melalui membran mukosa yang membatasi saluran usus (Bradley, 1981). Selanjutnya, protein dipecah menjadi asam-asam amino dan karbohidrat menjadi gula sederhana dan volatile fatty acids.
Sistem pencernaan kuda merupakan kombinasi fungsi pencernaan ruminan dan non ruminan, yaitu mempunyai lambung relatif kecil tetapi efisien menggunakan biji-bijian seperti pada babi, dan mempunyai sekum dan kolon besar untuk menggunakan pakan kasar (roughage) dibantu mikroorganisme untuk produksi energi dan vitamin B, jadi fungsinya mirip rumen pada sapi (Bradley, 1981). Selanjutnya, mitokondria yang ada di semua sel menghasilkan energi dari gula sederhana sebagai hasil akhir pencernaan biji-bijian, rumput, atau bahkan kulit kayu.
Saluran pencernaan adalah pipa lebih dari 100 feet atau 30,48 mulai mulut dan berakhir di anus (Bradley, 1981). Selanjutnya, otot pipa tersebut membentuk lingkaran beberapa kali dan bervariasi ukurannya antara diameter 1 inch (1 inch = 2,54 cm) pada usus kecil hingga 8 inches (20,32 cm) pada sekum dan kolon besar. Saluran pencernaan (mulut, pharynx, esofagus, lambung, usus kecil, usus besar yang terdiri dari sekum, kolon, dan rektum, dan anus dibantu organ pelengkap (gigi, lidah, kelenjar saliva, hati, dan pankreas) mempersiapkan pakan untuk absorpsi dan mengeliminasi sisa-sisanya (residu).
Sebagian besar pakan kuda memerlukan perubahan substansi dengan aksi mekanis, sekresi, kimia, dan biologi (Bradley, 1981). Selanjutnya, aksi mekanis berupa mastikasi atau mengunyah, penelanan, gerakan usus, dan defekasi (berak) atau eleminasi residu.
Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk mempelajari dan memahami tentang kebutuhan protein dan energi pada ternak kuda.
TINJAUAN PUSTAKA
Kuda merupakan salah satu jenis ternak besar yang termasuk hewan herbivora non-ruminansia. Ternak ini bersifat nomadic, kuat, dan mampu berjalan sejauh 16 km dalam sehari untuk mencari makan dan air (Kilgour dan Dalton, 1984).
Blakely dan Bade (1991) menyatakan bahwa klasifikasi zoologis kuda adalah:
Kingdom : Animalia (hewan)
Phylum : Chordata (bertulang belakang)
Class : Mammalia (menyusui)
Ordo : Perissodactyla (berteracak tidak memamahbiak)
Family : Equidae
Genus : Equus
Spesies : Equus caballus
Kuda hidup berkelompok dan sering kali membentuk sebuah keluarga yang terdiri atas satu pejantan, satu atau beberapa betina dan keturunannya. Kelompok jantan muda biasanya membentuk kelompok yang terdiri atas satu hingga delapan jantan muda. Kuda jantan yang memimpin dan menguasai sekelompok betina, akan melindungi kuda betina dewasa yang merupakan bagian kelompoknya dari gangguan kuda jantan lain khususnya selama masa estrus. Kuda berkomunikasi dengan cara mengeluarkan suara, menggerakan tubuhnya seperti ekor, telinga, mulut, kepala, dan leher atau mengeluarkan bau yang berasal dari kotorannya untuk menandakan teritori. Kuda memiliki indera penciuman dan pendengaran yang kuat (Kilgour dan Dalton, 1984).
Pakan yang biasanya dikonsumsi oleh kuda adalah hijauan dan konsentrat. Hijauan merupakan pakan dengan kandungan serat tinggi. Hijauan dapat berupa rumput dan legum. Konsentrat adalah campuran pakan yang mengandung serat kasar kurang dari 18% dan tinggi protein. Komposisi hijauan dan konsentrat yang diberikan pada kuda dapat bervariasi. Kuda dapat mengkonsumsi hijauan untuk hidup pokoknya sebanyak 1,5-2% bobot badan dan konsentrat sebanyak 0,5% bobot badan (NRC, 1989).
Hijauan mempunyai arti yang penting dalam makanan kuda. Performa yang dihasilkan kuda akan seiring dengan kualitas hijauan. Hijauan berkualitas baik akan menghasilkan performa kuda yang baik pula. Hijauan yang bagus tentunya tidak hanya sebagai sumber energi, tetapi juga sebagai sumber protein, vitamin, mineral, dan nutrisi lainnya (Mansyur, 2006).
Salah satu hijauan yang dapat digunakan dalam ransum kuda adalah African star grass (Cynodon plectostachyus). African star grass adalah jenis rumput yang tumbuh dan dapat beradaptasi dengan baik di daerah tropis. African star grass dapatberkembang dengan stolon. Rumput ini baik digunakan untuk padang penggembalaan atau pastura, namun perlu dilakukan pengelolaan yang intensif dengan cara membuat paddocks dan rotasi. Paddocks digunakan sebagai pastura kurang lebih selama 3-4 hari dan diistirahatkan selama 21-28 hari (Gonzalez et al.,2010).
African star grass dapat berproduksi sebanyak 47,0-55,6 ton/ha/tahun, dengan pemberian 150 atau 300 kg nitrogen/ha/tahun dan interval pemanenan selama 21 hari (Miller et al., 2010). Rumput ini dapat tumbuh dengan baik di daerah dengan curah hujan 500-1200 mm. Rumput ini tidak dapat tumbuh pada tanah yang tergenang dan kekurangan nitrogen (Partridge, 2010). Kandungan nutrien African star grass adalah 32% bahan kering; 3,4% abu; 0,6% lemak kasar; 9,6% serat kasar; 15,4% BETN; dan 2,8% protein kasar (Hartadi et al., 1986). Menurut Miller et al. (2010), DE atau Digestible Energy dari rumput African star adalah 10,66 MJ per kg bahan kering, satu joule sama dengan 0,24 kal, maka 10,66 MJ sama dengan 2,56 Mkal.
Pakan utama kuda adalah rumput. Pakan rumput hanya cukup untuk kelangsungan hidup tetapi untuk kuda pacu atau olahraga perlu tambahan konsentrat dan vitamin. Pakan konsentrat merupakan pakan sumber energi bagi kuda. Konsentrat yang dapat diberikan antara lain konsentrat serealia yang terdiri atas gandum, jagung, sorgum, berbagai produk sereal dan non sereal yang terdiri atas gula bit, legum seperti kedelai dan kacang (McBane, 1994).
Pakan suplemen adalah pakan atau campuran pakan yang sangat tinggi kandungan salah satu zat makanannya, seperti suplemen protein, mineral, dan lainlain. Telur merupakan salah satu pakan suplemen yang tinggi kandungan proteinnya. Komponen kimia telur menurut Panda (1996) tersusun atas air (72,8 -75,6%), protein (12,8-13,4%), dan lemak (10,5-11,8%). Menurut American Egg Board (2010) kandungan protein telur tersusun atas 18 asam amino yaitu alanin, arginin, asam aspartat, sistin, asam glutamat, glisin, histidin, isoleusin, leusin, lisin, metionin, fenilalanin, prolin, serin, treonin, triptofan, tirosin, dan valin.
PEMBAHASAN
Sistem Pencernaan pada kuda
Mulut
Prehensi adalah menyenggut dan membawa pakan ke dalam mulut dengan bibir atas yang sensitif dan dapat bergerak (Bradley, 1981). Selanjutnya, dengan aksi itu kuda dapat menyenggut rumput hingga hampir pada tanah dan dapat memilih hay dari palung dengan tangkas.
Saat ini, kuda dikandangkan dan harus merumput di tempat sempit, mencari butiran atau potongan pakan terakhir dan bibir terus-menerus beraksi mengaduk pakan atau alas kandang (Bradley, 1981). Selanjutnya, bila hay berjamur atau berdebu dapat menyebabkan terpaparnya paru-paru pada spora jamur atau material asing lainnya. Paparan terus menerus dapat menyebabkan alergi, kembung, dan sakit perut pada kuda. Meletakkan pakan kuda pada lantai kandang juga dapat menyebabkan kuda cacingan.
Mastikasi (pengunyahan) adalah mengurangi ukuran partikel pakan dan menambah area permukaannya sehingga terpapar secara maksimum pada getah-getah pencernaan (Bradley, 1981). Selanjutnya, kuda jantan mempunyai 40 gigi dan kuda betina mempunyai 36 gigi untuk mengunyah biji-bijian dan pakan kasar. Penghalusan pakan biji-bijian tidak dapat menambah kecernaan lebih dari 5% bagi kuda bergigi baik, tetapi penting untuk kuda tua dengan gigi jelek.
Infeksi pada akar gigi kadang-kadang terjadi, pembengkakan di bawah tulang rahang dapat dilihat dan bukti rasa sakitnya. Problem gigi dan pengunyahan ditunjukkan ketika seekor kuda mengunyah dengan kepala miring, ketika sejumlah besar biji-bijian tumpah dari mulutnya, atau ketika kondisi kuda menurun tajam tanpa sebab yang jelas.
Saliva disekresikan oleh 3 kelenjar saliva di dalam mulut, sebagian besar terdiri dari air, 1% garam anorganik dan sangat sedikit amilase (Bradley, 1981). Selanjutnya, saliva membasahi dan melumasi pakan untuk penelanan. Selama pengunyahan, hay menyerap saliva sebanyak empat kali beratnya. Kuda menghasilkan sejumlah besar saliva ketika makan (sekitar 10 l). Kuda rakus atau makan dengan cepat hanya mengunyah sebentar sehingga mengurangi produksi saliva dan menambah kemungkinan tercekik dan gangguan pencernaan.
Pharynx
Pharynx terletak di bagian bawah mulut kuda tempat saluran pencernaan dan pernafasan berseberangan (Bradley, 1981). Selanjutnya, fungsinya untuk mengarahkan pakan ke dalam esofagus. Bila sudah di dalam pharynx, pakan dan air minum tidak dapat kembali ke mulut karena aksi menutup langit-langit mulut yang lunak, epiglottis pada saat yang sama mencegah masuknya pakan ke dalam paru-paru. Kuda tidak dapat bernafas melalui mulut, dan hanya pada kondisi ekstrem dapat muntah.
Esofagus
Esofagus adalah pipa otot sepanjang 4 hingga 5 feet merentang antara mulut, turun pada sisi kiri leher, melalui diafragma, menuju lambung (Bradley, 1981). Selanjutnya, esofagus mengarahkan pakan dan air menuju lambung dengan gelombang otot yang disebut peristalsis. Gelombang itu umumnya tidak dapat membalik, menguatkan alasan bahwa kuda tidak dapat muntah dengan mudah. Juga tidak ada kuda yang membuang tekanan gas dengan bersendawa, suatu mekanisme untuk mengatasi kasus kolik. Kuda yang makan biji-bijian dengan rakus dapat tercekik di esofagus.
Lambung
Lambung adalah kantung berbentuk huruf U dekat diafragma pada bagian depan rongga perut (Bradley, 1981). Selanjutnya, suatu otot yang kuat (sphincter) mengatur pembukaan esofagus ke dalam lambung yang menjadikan muntah hampir tidak mungkin. Lambung kuda termasuk kecil dibanding hewan lainnya, kapasitasnya 2-4 gallon (7,57-15,14 l; 1 gallon = 3,785 L). Karena pakan dengan cepat melalui lambung, sering memberi pakan (dua atau tiga kali sehari) lebih efisien dan lebih memuaskan selera pakan kuda.
Lambung berperan sebagai reservoir (waduk atau tandon) bagi pakan yang ditelan untuk menjadi sasaran pencernaan lambung (Bradley, 1981). Selanjutnya, getah pencernaan disekresikan oleh sejumlah kelenjar dalam membran mukosa lambung, mengandung asam HCl dan dua enzim, pepsin dan lipase. HCl berperan mengaktifkan pepsin dengan menetapkan konsentrasi ion hidrogen yang cocok (pH) yang memungkinkan pepsin merubah protein menjadi proteosa dan pepton. Pemecahan lengkap kedua senyawa itu menjadi asam-asam amino terjadi kemudian di usus kecil. Pepsin adalah suatu proteasa, suatu enzim yang membantu mencerna protein menjadi asam-asam amino. Lipase membantu mencerna lemak menjadi asam-asam lemak dan giserol, yang diabsorpsi dan digunakan sebagai energi seperti gula sederhana.
Ketika menerima pakan 2/3 isi, lambung mulai melewatkan pakan ke dalam usus kecil dan terus terjadi selama makan dilanjutkan (Bradley, 1981). Selanjutnya, bila terlalu banyak makan pada suatu waktu, pakan meninggalkan lambung tanpa aksi pencernaan yang cukup menyebabkan penurunan efisiensi pencernaan.
Bila hewan terkurung dan makan pakan kering dan disediakan air di dekatnya, hewan melangkah tergesa antara pakan dan air, dan makan lebih banyak bila air tersedia (Bradley, 1981). Selanjutnya, ketika air diminum dalam jumlah sedikit, air mungkin membantu salivasi dan proses pencernaan. Lambung adalah tempat terjadinya kelainan pencernaan yang disebabkan oleh pakan berjamur, masa tanah yang halus, perubahan pakan mendadak, dan situasi makan banyak (pesta) dan kelaparan. Lambung sebaiknya dijaga relatif bebas parasit.
Usus kecil
Usus kecil adalah pipa 2 inch (5,08 cm) sepanjang 70 foot (21,34 m) dengan kapasitas 12 gallon (45,42 l) dan menghubungkan lambung dengan usus besar (Bradley, 1981). Selanjutnya, usus ini melipat dan menggulung berkaki-kali. Usus kecil dan usus besar tergantung pada daerah pinggang dengan suatu membran berbentuk kipas yang disebut mesentery. Aliran darah masuk pada tangkai kipas dekat pinggang melalui arteri mesentery besar. Lokasi ini tempat cacing darah meletakkan diri dan makan, menyebabkan aneurysm (bekuan darah) yanmengurangi aliran darah
Pada usus yang menyebabkan colic (mulas/sakit perut) dan sering kematian. Program kontrol parasit yang baik menghilangkan risiko tersebut.
Usus kecil dengan organ pelengkapnya, pankreas dan hati, menyediakan sebagian besar enzim pencernaan (Bradley, 1981). Selanjutnya, peristalsis dinding usus menjamin pencampuran sebagian besar campuran cairan yang dikandungnya. Getah pankreas mengandung enzim tripsin, lipase pankreas, dan amilase. Tripsin mengkonversi protein dan peptida menjadi asam-asam amino yang diabsorpsi oleh usus kecil dan diambil oleh aliran darah menuju tempat yang membutuhkan, misalnya otot-otot pada kuda-kuda yang sedang tumbuh dan kelenjar susu pada induk laktasi. Lipase pankreas menghidrolisa lemak menjadi gliserol dan asam-asam lemak, dan amilase pankreas memecah pati menjadi maltosa, suatu gula sederhana yang mudah dicerna.
Hati mensekresikan empedu, yang membantu pemecahan lemak, membantu absorpsi asam lemak, dan mengaktifkan lipase pankreas (Bradley, 1981). Selanjutnya, villi, tonjolan-tonjolan kecil dalam usus kecil, menambah permukaan usus kecil untuk absorpsi nutrien-nutrien pokok seperti gula sederhana, asam-asam lemak, asam-asam amino, mineral-mineral, dan vitamin-vitamin ke dalam aliran darah. Villi yang rusak disebabkan oleh kerja parasit pada awal kehidupannmungkin mengandung jaringan konektif yang mempengaruhi pencernaan selanjutnya.
Usus besar
Usus besar terdiri dari sekum, colon besar, colon kecil, rektum, dan anus, membawa material yang tidak tercerna dari usus kecil menuju anus untuk eliminasi dan mengadakan fungsi-fungsi penting (Bradley, 1981). Selanjutnya, Dengan kombinasi kapasitas 30-35 gallon (113,55-132,47 l) dan panjang 26-30 foot (7,92-9,14 m) adalah tempat bakteri beraksi; selulosa, pati, dan gula dicerna menjadi volatile fatty acids, yang kemungkinan menyediakan energi seperempat dari energi yang digunakan seekor kuda. Sebagai tambahan yang menguntungkan, aksi bakteri dalam kuda dewasa yang sehat menghasilkan vitamin B yang dibutuhkan setiap hari, kecuali pada kondisi sangat stres.
Produksi asam-asam amino terjadi di usus besar, tetapi kontribusinya bagi kebutuhan protein kuda relatif kecil dibandingkan produksi asam lemak untuk energi (Bradley, 1981). Selanjutnya, sekum adalah tempat utama untuk absorsi air. Untuk penggunaan pakan kasar (hay) lebih baik, lewatnya pakan kasar melalui sekum dan kolon besar diperlambat, tergantung tingkat kandungan serat dan jumlah ketersediaan air. Penggunaan hay berkualitas rendah yang pemotongannya terlambat (serat tinggi) tanpa air cukup kadang-kadang menyebabkan penjepitan kolon besar atau kolon kecil, dan kadang-kadang rektum, menyebabkan kolik.
Usus terpelintir dapat disebabkan makan terlalu banyak kemudian segera bekerja keras, atau pemutaran akibat parasit menyebabkan kolik (Bradley, 1981). Selanjutnya, pencegahannya terdiri dari pemberian pakan berkualitas, air minum bersih melimpah, dan program pencegahan parasit yang baik, dan berhati-hati pada saat mempekerjakan kuda. Nutrien dalam darah dari usus dibawa melalui vena portal langsung ke hati, tempat nutrien diproses secara kimia sebagaimana yang diperlukan untuk digunakan pada bagian lain tubuh.
Rektum menghubungkan kolon kecil pada anus dan menerima feces yang terbentuk menjadi bola-bola oleh kolon kecil dan dikeluarkan melalui anus (Bradley, 1981). Selanjutnya, ada 40-50 pounds (18,14-22,68 kg; 1 pound = 0,4536 kg) dikeluarkan 8-12 kali setiap hari oleh kuda yang makan pakan standar terdiri dari biji-bijian dan hay. Bentuk, ukuran, dan konsistensi (kepadatan)feces menunjukkan kesehatan kuda secara umum. Bila feces kering dan keras, kuda kekurangan air atau protein. Jika feceslembek, kuda mungkin sakit atau mengkonsumsi pakan yang terlalu menyerap air. Proses pakan dari mulut ke anus memerlukan waktu 70 jam.
Kebutuhan Nutrisi Ternak Kuda
Kebutuhan nutrien kuda untuk hidup pokok, kerja, dan reproduksi identik jenisnya dengan yang dibutuhkan oleh manusia, hewan kesayangan, dan hewan ternak lainnya (Bradley, 1981). Selanjutnya, jumlah kebutuhan kuda sangat bervariasi sesuai kondisi. Energi yang dibtuhkan kuda pacu melebihi hidup pokok hingga 50-100 kali lipatnya. Kuda yang bekerja keras mengeluarkan keringat dengan garam sebanyak 2-3 ounces (1 ounces = 28 g) pada hari panas. Kebutuhan kalsium anak kuda tiga kali lipat karena tulang-tulangnya tumbuh dengan cepat. Nutrien esensial adalah air, energi (karbohidrat dan lemak), protein, mineral, dan vitamin.
Energi (karbohidrat dan lemak) Molekul organik kompleks karbohidrat terbentuk pada daun dengan fotosintesis dari CO2, air, dan garam anorganik, menggunakan energi dari matahari, dalam suatu proses yang dikatalisasi oleh klorofil (Bradley, 1981). Selanjutnya, daun mengandung karbohidrat dapat larut yang mudah dicerna; batang secara kimia kompleks dan kurang tercerna. Biji tanaman tinggi kadar patinya dan tinggi kecernaannya. Biji jagung mungkin tercerna 80%.
Bila tanaman mendekati dewasa, dengan cepat terbentuk senyawa kimia karbohidrat kompleks pada dinding selnya yang disebut selulosa dan lignin – secara bersama-sama disebut serat kasar yang sulit dicerna oleh kuda (Bradley, 1981). Selanjutnya, Beberapa selulosa dapat dicerna tetapi sedikit lignin yang dicerna. Kondisi kuda adalah suatu ukuran yang baik bagi konsumsi karbohidrat, bila kuda gemuk, berarti kuda makan karbohidrat terlalu banyak; bila kurus, terlalu sedikit.
Lemak adalah karbohidrat padat dan minyak adalah karbohidrat cair (Bradley, 1981). Selanjutnya, formula satu lemak C57H104O6 menunjukkan tingginya rasio karbon (sumber energi) dan hidrogen terhadap oksigen. Lemak menyediakan 2,5 kali energi lebih banyak daripada karbohidrat pada berat yang sama. Persentase lemak tertinggi terdapat pada biji tanaman, misalnya 10% pada biji alfalfa. Asam linoleat, satu derivat lemak, penting untuk kesehatan bulu kuda. Pakan kuda normal sedikit mengandung asam lemak ini, penambahannya pada pakan memperbaiki bulunya.
Pengukuran kandungan energi Pemilik-pemilik kuda sering menggunakan total digestible nutrients (TDN) dandigestible energi (DE). TDN adalah jumlah nutrien organik yang dapat dicerna (protein, BETN, lemak, dan serat kasar), dan lemak dikalikan 2,25 (Bradley, 1981). Selanjutnya, koefisien pencernaan nutrien-nutrien tersebut ditentukan dengan percobaan sebenarnya dengan kuda. Digestible energy (energi tercerna) adalah gross energy dalam pakan dikurangi energi yang hilang di dalam feses. DE dan TDN dapat dibandingkan dengan asumsi 2000 kilokalori DE sama dengan 1 pound (0,4536 kg) TDN.
Protein menyediakan bahan untuk membuat jaringan otot (Bradley, 1981). Selanjutnya, protein diperlukan untuk anak kuda yang sedang tumbuh dan induk laktasi, dan hidup pokok kuda-kuda dewasa. Pakan praktis mengandung protein 18% untuk kuda yang disapih dini hingga kurang dari 10% untuk kuda dewasa. Pakan yang mengandung 12% protein lebih dari cukup untuk kuda yang bekerja keras daripada 10% atau kurang. Protein adalah kompleks molekul karbon, hidrogen, oksigen, dan nitrogen yang dibuat dari kombinasi 22 asam-asam amino. Asam-asam amino esensial tidak dapat dihasilkan dengan proses pencernaan dan metabolisme.
Beberapa asam amino mungkin kurang dalam pakan. Suatu protein yang bermutu tinggi mengandung persentase asam-asam amino esensial tinggi dalam proporsi yang dikehendaki. Susu adalah contohnya. Rumput dan legum yang baik adalah sumber protein yang cukup.
Sintesis protein mikrobia terjadi di sekum dan kolon, tetapi pencernaan dan absorpsinya tidak diketahui (Bradley, 1981). Selanjutnya, kira-kira 0,7% lisin dalam pakan cukup untuk pertumbuhan kuda sapihan. Protein sering ditunjukkan sebagai persentase total atau protein kasar atau protein tercerna (digestible protein/DP). Defisiensi protein tidak kentara dan sulit didiagnosis hingga sudah terlambat. Kuda lambat atau berhenti tumbuh, nafsu makan berkurang, rambut badan kasar, dan kerdil bila defisiensi parah terjadi dalam waktu lama. Produksi susu pada induk laktasi berkurang dan nafsu makan juga berkurang.
Protein sangat penting sebagai komponen protoplasma active dari setiap sel hidup. Sekitar 22 persen dari komposisi lemak bebas dari kuda, dewasa hidup adalah protein. Protein utama termasuk constituents tulang, ligamen, rambut, kuku, kulit dan jaringan lunak termasuk organ dan otot. Mineral dan vitamin tersebut, untuk, yang paling penting bagian makanan dan dibutuhkan dalam jumlah yang beragam tergantung pada jenis dan kualitas makanan, umur dan aktivitas kuda. Mineralyang dibutuhkan terutama dalam pembentukan struktur komponen motivasional seperti tulang.Vitamin diperlukan dalam jumlah menit yang memadai untuk menjaga pertumbuhan dan produksioleh kuda. Tidak adanya satu mineral atau vitamin dapat membatasi produktivitas kuda.
Pemberian Pakan
Pengetahuan mengenai kebutuhan zat-zat makanan untuk kuda di Indonesia belum diketahui secara luas dibanding ternak lain (sapi, domba, dan lain sebagainya). Seperti halnya ternak lain, kuda memerlukan karbohidrat, protein, mineral, vitamin untuk hidup pokok (beristirahat), bekerja (misalnya berlari dan mengangkat beban), reproduksi (bunting dan laktasi), dan pertumbuhan. Beberapa faktor yang menentukan kebutuhan zat makanan, antara lain: temperatur; kondisi; umur; berat badan; lama bekerja/hari; dan bunting/laktasi. Tingkat aktivitas kuda dapat dibagi ke dalam tiga kelompok yaitu kerja ringan, sedang, dan berat (Parakkasi, 1986).
Kebutuhan nutrisi kuda dengan bobot badan 200, 400, dan 500 kg berdasarkan tingkat aktivitas yang sedang dijalaninya.
Tabel 1. Kebutuhan Nutrisi Kuda Berdasarkan Tingkat Aktivitasnya
Blakely dan Bade (1991) mengemukakan pedoman umum pemberian pakan kuda sesuai dengan kebutuhannya adalah sebagai berikut: (1) Kuda yang bekerja ringan (kurang dari tiga jam) diberi pakan 0,5% konsentrat dan hijauan 1% sampai 1,25% bobot badan, (2) Kuda yang bekerja sedang (tiga sampai lima jam) diberi 1% konsentrat dan hijauan 1% sampai 1,25% bobot badan, dan (3) Kuda yang bekerja berat (lebih dari lima jam) diberi 1,25% konsentrat dan hijauan 1% bobot badan. Jumlah dan frekuensi pemberian pakan kuda harus sesuai dengan umur dan fungsi kuda tersebut. Frekuensi pemberian pakan dapat dilakukan dua sampai tiga kali sehari yaitu pada waktu pagi, siang, dan sore hari tergantung dari umur dan fungsi kuda tersebut (Jacoebs, 1994).
Tabel 2. Kebutuhan Nutrisi Kuda Bunting
Tabel 3. Kebutuhan Nutrisi Kuda Menyusui
Tabel 4. Kebutuhan Nutrisi Anak Kuda
KESIMPULAN
1. Sistem pencernaan kuda merupakan kombinasi fungsi dari pencernaan ruminan dan non ruminan.
2. Saluran pencernaan meliputi mulut, pharynx, esofagus, lambung, usus kecil, usus besar yang terdiri dari sekum, kolon, dan rektum, dan anus dibantu organ pelengkap (gigi, lidah, kelenjar saliva, hati, dan pankreas) mempersiapkan pakan untuk absorpsi dan mengeliminasi sisa-sisanya (residu).
3. Pakan yang biasanya dikonsumsi oleh kuda adalah hijauan dan konsentrat. Hijauan merupakan pakan dengan kandungan serat tinggi. Hijauan dapat berupa rumput dan legum. Konsentrat adalah campuran pakan yang mengandung serat kasar kurang dari 18% dan tinggi protein.
4. Faktor yang mempengaruhi kebutuhan zat makanan kuda, antara lain: temperatur; kondisi; umur; berat badan; lama bekerja/hari; dan bunting/laktasi.
DAFTAR PUSTAKA
Blakely, J. and H.B. David. 1991. Ilmu Peternakan. Edisi Keempat. Gajah Mada University Press, Yogyakarta.
Mansyur, Tanuwiria dan D. Rusmana. 2006. Eksplorasi Hijauan Pakan Kuda dan Kandungan Nutrisinya. Unpad, Bandung. Pp : 924 – 931.
NRC. 1978. Nutrient Requirements of Horse. Fourth Revised Edition. National Academy of Sciences, Institute of Medicine, USA.
Parrakasi. 1983. Ilmu Nutrisi dan Makanan Ternak Monogastrik. Angkasa, Bandung.