, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul Ekstraksi Lemak Metode Soxhlet, kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.
Makalah Biokimia Metode Soxhlet
Akbar budiansa (E1E111017)
Ps. Peternakan Unlam
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Metode dengan menggunakan soxhlet ini dijelaskan oleh Soxhlet pada tahun 1879. Contoh metode yang paling umum digunakan metode semi-kontinyu diterapkan untuk ekstraksi lipid dari makanan. Menurut prosedur Soxhlet tersebut, minyak dan lemak dari bahan padat yang diambil dengan mencuci berulang (perkolasi) dengan organik pelarut, biasanya heksana atau petroleum eter, di bawah refluks dalam gelas khusus (Safitri, 2012).
Teknik ekstraksi pelarut merupakan suatu teknik pemisahan yang lazim, penting dan sangat berguna serta banyak digunakan dalam cabang kimia analisis. Dasar berfikir ini adalah pemisahan dari campuran solute lewat proses partisi antar dua pelarut kedalam campuran tidak merusak residu yang terbentuk sehingga memisahkan ekstrak lebih mudah. Disamping itu air juga memiliki viskositas rendah sehingga sirkulasi zat dapat terjadi dengan bebas (Aderson,1991).
Ragam ekstraksi yang tepat sudah tentu bergantung pada tekstut dan kandungan air bahan tumbuhan yang diekstraksi dan pada jenis senyawa yang diisolasi umumnya kita perlu membunuh jaringan tumbuhan untuk mencegah terjadi oksidasi enzim / hidrolisis (Harborne, 1987).
Lemak merupakan suatu senyawa ester yang terbentuk dari gliserol asam lemak (asam karboksilat). secara umum lemak (Fat) dan minyak (oil) merupakan golongan lipida yaitu senyawa organik yang terdapat dalam alam serta tak larut dalam air, tetapi larut dalam pelarut organik non-polar seperti suatu hidrokarbon atau dietileter. Lemak dan minyak merupakan salah satu kelompok yang termasuk golongan lipid. Satu sifat yang khas mencirikan golongan lipid (termasuk minyak dan lemak) adalah daya larutnya dalam pelarut organik (misalnya eter, benzen, kloroform) atau sebaliknya ketidak-larutannya dalam pelarut air (Pasto, 1992).
Ekstraksi yang dilakukan menggunakan metoda sokletasi, yakni sejenis ekstraksi dengan pelarut organik yang dilakukan secara berulang ulang dan menjaga jumlah pelarut relatif konstan dengan menggunakan alat soklet. Minyak nabati merupakan suatu senyawa trigliserida dengan rantai karbon jenuh maupun tidak jenuh. Minyak nabati umumnya larut dalam pelarut organik, seperti heksan dan benzen. Untuk mendapatkan minyak nabati dari bahagian tumbuhannya, dapat dilakukan dengan metoda sokletasi menggunakan pelarut yang sesuai (Suyanti, 2008).
Tujuan Praktikum
Adapun tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui dan memahami penentuan kadar lemak dari suatu bahan dengan menggunakan alat soxhlet.
TINJAUAN PUSTAKA
Ekstraksi adalah pemisahan suatu zat atau beberapa dari suatu padatan atau cairan dengan bantuan pelarut, pemisahan terjadi atas dasar kemampuan larutan yang berbeda-beda dari komponen campuran tersebut ( Geancoplis, 1998 ).
Ekstraksi dilakukan dengan menggunakan secara berurutan pelarut – pelarut organik dengan kepolaran yang semakin menigkat. Dimulai dengan pelarut heksana, eter, petroleum eter, atau kloroform untuk memisahkan senyawa – senyawa trepenoid dan lipid – lipid, kemudian dilanjutkan dengan alkohol dan etil asetat untuk memisahkan senyawa – senyawa yang lebih polar. Walaupun demikian, cara ini seringkali tidak menghasilkan pemisahan yang sempurna dari senyawa – senyawa yang diekstraksi (Purwanti, 2008).
Lemak merupakan lipida sederhana, yaitu ester dari asam lemak dan ttrihidroalkohol gliserol. Lemak berbeda dengan minyak. Keduanya memiliki komposisi yang sama, tetapi lemak dalam temperature kamar berupa zat padat sedangkan minyak berbentuk cair (Santoso, 1987).
Lemak terdiri dari unsur-unsur kimiawi sama halnya seperti karbohidrat tetapi dalam kombinasi yang berbeda. Lemak mudah dicerna oleh hewan dan meskipun kadar lemak kadar lemak sebagian dari biji dan tumbuh-tumbuhan adalah jauh lebih sedikit dari pada kadar karbohidrat. Lemak merupakan zat makanan penting dalam ransum ternak. (Heniez, 2008).
Untuk kepentingan-kepentingan analisis, penggunaan konstanta lemak memungkinkan seseorang menentukan macam lemak apa yang diberikan kepada ternak dan lemak macam apa yang disimpan dalam tubuh ternak tersebut. Sering sangat dirasakan penting dalam percobaan makanan untuk membuat penimbunan lemak berkualitas tertentu dengan cara-cara pemberian makanan khusus. Bahan makanan tertentu menghasilkan lemak keras dan yang lainnya menghasilkan lemak lunak (Tillman, 1984).
Lipida adalah senyawa organik yang tidak larut dalam air, tetapi larut pada laruatan organik seperti seperti ether dan kloroform. Dalam analisa proksimat termasuk dalam fraksi ekstrak ether. Lipida mengandung unsur-unsur karbon, hidrogen dan oksigen, sehingga termasuk ke dalam sumber energi (Prawirokusumo, 1994).
Cabai merah (Capsicum annum, L)merupakan salah satu tanaman hortikultura yang mempunyai nilai ekonomis cukup tinggi. Jenis cabai yang banyak digunakan ke dalam masakan adalah cabai rawit, cabai merah yang besar dan panjang, cabai hijau dan cabai keriting. Untuk makanan atau masakan pedas, kebanyakan memilih cabai rawit dan cabai keriting karena kadar airnya lebih sedikit
sehingga zat pedasnya per 100 gr lebih banyak dari cabai jenis lain. Cara menggunakan cabai dengan cara mencampur ke dalam masakan agar bisa melezatkan makanan dan menambah nafsu makan (Anonim, 2012).
Cabai kaya akan vitamin C sehingga jika dikonsumsi sangat berkhasiat untuk ketahanan tubuh. Kandung vitamin C pada cabai antara 50-180 mg/100 g. Kandungan gizi cabai merah per 100 gram terdiri dari energy 31 kal, protein, 1,0, lemak 0,3 g, karbohidrat 7,3 g, kalsium 29 mg, fosfor 24 mg, vitamin A 470 SI, Vitamin C 181 mg(Anonim, 2012).
BAHAN DAN METODE
Bahan dan Alat
Bahan
Bahan-bahan yang dugunakan dalam praktikum ini adalah petroleum bezin dan Lombok.
Alat
Alat-alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah alat ekstraksi dari soxhlet, labu penampung, oven (pengering) dan timbangan analitik.
Waktu dan Tempat
Praktikum ini dilaksanakan pada hari Sabtu tanggal 15 Desember 2012. Bertempat di Laboratorium Ilmu Nutrisi Ternak Fakultas Pertanian Universitas Lambung Mangkurat, Banjarbaru.
Prosedur Kerja
1. Timbang sampel 3 (tiga) gram (x gram) dibungkus dengan kertas saring bebas lemak sebanyak 3 bungkus.
2. Masing-masing sampel dimasukkan ke dalam oven 1050 C selama (1 malam).
3. Kemudian timbang sampel tersebut ( y gram), penimbangan sampel dilakukan dalam keadaan masih panas.
1. Kemudian sampel tersebut dimasukkan kedalam alat ekstraksi soxhlet.
2. Labu penampung di isi dengan petroleum benzin 1.5 volume labu penampung dan juga alat ekstraksi soxhlet diisi 1.5 volume dengan petroleum benzin.
3. Labu penampung, alat ekstraksi dipasang, pendingin dan pemanas dihidupkan.
4. Di ekstraksi selama ± 4 jam (sampai petrolium benzin dalam alat ekstraksi jernih).
5. Alat ekstraksi dimatikan, kemudian sampel diambil dan dipanaskan dalam oven dengan suhu 105o C selama 1 malam.
Kemudian timbang sampel tersebut dalam keadaan masih panas (z gram).
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
Adapun hasil dari praktikum kali ini adalah :
Bahan 1 : 1.0857 gram
Bahan 2 : 1.0731 gram
Bahan 3 : 1.0302 gram
Y - Z
Rumus perhitungan = x 100 %
X
Keterangan :
X : Berat sampel
Y : Berat sampel yang sudah dibujgkus dan di oven
Z : Berat sampel yang sudah diekstraksi
Pembahasan
Ekstraksi adalah suatu proses pemisahan dari bahan padat maupun cair dengan bantuan pelarut. Pelarut yang digunakan harus dapat mengekstrak substansi yang diinginkan tanpa melarutkan material lainnya. Ekstraksi padat cair atau leaching adalah transfer difusi komponen terlarut dari padatan inert ke dalam pelarutnya. Proses ini merupakan proses yang bersifat fisik karena komponen terlarut kemudian dikembalikan lagi ke keadaan semula tanpa mengalami perubahan kimiawi. Ekstraksi dari bahan padat dapat dilakukan jika bahan yang diinginkan dapat larut dalam solven pengekstraksi. Ekstraksi berkelanjutan diperlukan apabila padatan hanya sedikit larut dalam pelarut.
Praktikum penetapan kadar ekstrak ether, bahan yang digunakan adalah lombok. Lombok yang digunakan sebelumnya dipotong-potong kecil kemudian di timbang. Masing-masing ditimbang sebesar 3 gram. Sampel kemudian dimasukkan kedalam oven pengering bersuhu 105o C selama 1 malam. Setelah dipanaskan kemudian ditimbang dalam keadaan masih panas. Penimbangan dalam keadaan panas ini dilakukan agar tidak terjadi pertambahan berat akibat penarikan uap air di udara oleh bahan sehingga timbangan tidak akan akurat. Kemudian dimasukkan kedalam alat ekstraksi soxhlet.
Labu penampung diisi dengan 1.5 volume penampung dengan petrolium benzin dan alat ekstraksi soxhlet diisi dengan petrolium benzin 1.5 volume alat tersebut. Kemudian labu penampung dan alat ekstraksi di pasangkan juga pendingin dan pemanas dihidupkan. Bahan di ekstrkasi selama ± 4 jam sampai petrolium benzin dalam ekstraksi ether jernih. Kemudian alat ekstraksi dimatikan, sampel diambil dan dipanaskan dalam oven dengan suhu 105oC selama 1 malam. Setalah dioven sampel kemudian ditimbang dan penimbangan dilakukan daam keadaan panas untuk menjaga berat asli dari bahan tersebut.
Dalam praktikum ini tidak dalat dilakukan dikarenakan alat ekstraksi soxhlet sedang rusak, pendingin pada alat tersebut konslet dan alat tersebut harus diganti. Jika tetap melakukan prktikum tanpa pendingin maka alat akan pecah sehingga prktikum ini diganti degan demonstrasi dari desen pembimbing dan asisten desen.KESIMPULAN DAN SARAN
Adapun kesimpulan dari praktikum ini adalah :
1. Penetapan kadar lemak dapat diketahui dengan mengekstraksi lemak dengan ether menurut soxhlet.
2. Ekstraksi adalah pemisahan suatu zat atau beberapa dari suatu padatan atau cairan dengan bantuan pelarut, pemisahan terjadi atas dasar kemampuan larutan yang berbeda-beda dari komponen campuran tersebut 3. Metoda sokletasi, yakni sejenis ekstraksi dengan pelarut organik yang dilakukan secara berulang ulang dan menjaga jumlah pelarut relatif konstan dengan menggunakan alat soklet.
4. Kelebihan dari metode sokhletasi adalah pelarut masih utuh, masih dapat digunakan untuk ekstraksi bahan yang lain, dan dapat melarutkan bahan yang lebih banyak karena adanya pemanasan.
Saran
Saran yang dapat disampaikan pada prktikum ini adalah agar asisten dan praktikan lebih akif dalam pelaksaan praktikum karena praktikum ini tidak dilakukan hanya demonstrasikan sehingga jika praktikan tidak memperhatikan maka dia akan ketinggalan.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2012. Cabai Merah. http://sulsel.litbang.deptan.go.id/ind/index. ( diakses pada 27 Desember 2012).
Aderson, R. 1991. Sample Pretreatment And Separation. John Willey
and Sons Singapore.
Anggorodi. 1985. Kemajuan Mutakhir dalam Ilmu Makanan Ternak Unggas. UI-Press. Jakarta.
Geankoplis. 1998. Transport Process And Unit Operation. Ally
Bacon : Boston.
Harborne, J.B. 1987. Metode Fitokimia. ITB : Bandung.
Heniez, 2008. Pemanfaatan Dedak Padi.http://zulle.multiply.com. [Diakses pada tanggal 4 Juni 2009].
Pasto, D., Johnson, C., Miller, M. 1992. Experiments and Techniquest in Organic Chemistry. New Jersey: Prentice-Hall, Inc.
Prawirokusumo, Soeharto. 1994. Ilmu Gizi Komparatif. BPFE. Yogyakarta.
Purwanti, Ani. 2008 . Optimasi Kondisi Proses Ekstraksi Minyak Biji Pepaya. Jurusan Teknologi AKPRIND. Yogyakarta.
Santoso, Urip. 1987. Limbah Bahan Ransum Unggas yang Rasional. PT. Bhratara Karya Aksara. Jakarta.
Suyanti. 2008. Ekstraksi Konsentrat Neodimium Memakai Asam di-2-etilheksilfosfat. SDM Teknologi Nuklir. Yogyakarta.
Tillman, Allen D, dkk.1984. Ilmu Makanan Ternak Dasar. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.
Gambar alat ekstraksi soxhlet