, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul sebab-sebab pecahnya umat islam, kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam sejarah Islam telah tercatat adanya firqoh-firqoh (golongan) dilingkungan umat Islam yang antara satu sama lain bertentangan pahamnya secara tajam yang sulit untuk diperdamaikan, apalagi untuk dipersatukan.
Hal ini sudah menjadi fakta dalam sejarah yang tidak bisa dirubah lagi, dan sudah menjadi ilmu pengetahuan yang termaktub dalam kitab-kitab agama, terutama dalam kitab-kitab ushuluddin.
B. Rumusan Masalah
Adapun Rumusan masalah dalam pembahasan masalah ini :
a. Apakah Sebab-sebab timbulnya perpecahan pada Umat Islam ?
b. Apakah Akibat yang timbul terhadap perpecahan umat Islam ?
BAB II
PEMBAHASAN
Pada masa hidup Nabi Muhammad SAW semuanya mudah dan gampang karena segala sesuatu dapat ditanyakan kepada beliau. Sahabat-sahabat Nabi berkumpul di hadapan Nabi untuk mendengarkan Wahyu Ilahi yang turun sewaktu-waktu. Ada diantara mereka yang menuliskan wahyu itu dan ada yang menghafal saja di luar kepala.
Dan kalau umpamanya ada yang kurang jelas atau yang musykil atau sedikitr perselisihan paham, lantas ditanyakan kepada nabi, dimana Nabi menjelaskan persoalan-persoalan sebaik-baiknya sehingga tak terjadi perselisihan.
Sejarah Islam telah tercatat adanya firqoh-firqoh (golongan) dilingkungan umat Islam yang antara satu sama lain bertentangan pahamnya secara tajam yang sulit untuk diperdamaikan, apalagi untuk dipersatukan.
Hal ini sudah menjadi fakta dalam sejarah yang tidak bisa dirubah lagi, dan sudah menjadi ilmu pengetahuan yang termaktub dalam kitab-kitab agama, terutama dalam kitab-kitab ushuluddin.
Dalam hadits juga dijelaskan bahwa umat Islam akan terpecah menjadi 73 golongan yaitu :
وَالذِيْ نَفْسٍ مُحَمَدٍ بِيَدِهِ لَتَفْتَرْقُ اُمَتِى عَلَى ثَلاَثٍ وَسَبْعِيْنَ فِرْقَةً فَوَاحِدَةٌ فِى الْجَنَةِ وَثِنْتَانِ وَسَبْعُوْنَ فِى النَاِرقِيْلَ: مَنْ هُمْ يَارَسُوْلَ اللهِ قَالَ اَهْلُ السُنَةِ وَالْجَمَاعَةِ
Artinya : "Demi Tuhan yang memegang jiwa Muhammad ditangan-Nya, akan berfirqoh umatku sebanyak 73 firqoh yang satu masuk surga dan yang lain masuk neraka, "bertanya para sahabat : "Siapakah firqoh (yang tidak masuk neraka) itu Ya Rasulullah?". Nabi Menjawab : Ahlussunnah wal Jama'ah". (H.R. Imam Thabrani).
Barang siapa yang membaca kitab-kitab Usuluddin akan menjumpai di dalamnya perkataan-perkataan : Syi'ah, Khawarij, Mu'tazilah dan lain sebagainya. Umat Islam khususnya, yang berpengetahuan agama tidak heran melihat dan membaca hal ini, karena Nabi Muhammad SAW sudah juga mengabarkan pada masa hidup beliau. Sebab-sebab timbulnya perpecahan pada umat Islam yaitu :
A. Kekuasaan/Politik antara umat Islam
Pada hari wafat beliau sekumpulan kaum Anshar (Sahabat-sahabat Nabi yang berasal dari Madinah) berkumpul di suatu Balairung yang bernama Saqifah Bani Sa'idah untuk mencari Khalifah (pengganti Nabi yang sudah wafat.
Kaum Anshar ini dipimpin oleh Sa'ad bin Ubadah (Ketua kaum Anshar dari suku Khazraj). Mendengar hal ini kaum Muhajirin (Sahabat-sahabat dari Mekkah yang pindah ke Madinah) datang bersama-sama ke Balairung itu, dengan dipimpin oleh Saidina Abu Bakar Shiddiq Rda.
Sesudah terjadi perdebatan yang agak sengit antara kaum Anshar dan kaum Muhajirin yang setiapnya mengemukakan calon dari pihaknya, bersepakatlah mereka mengangkat sahabat yang paling utama Saidina Abu Bakar Shiddiq sebagai khalifah yang pertama.
Perdebatan ketika itu hanya terjadi antara golongan kaum Anshar yang mengemukakan Saidina Umar bin Khattab atau Saidina Abu Bakar sebagai calon-calon khalifah Nabi.
Dalam rapat itu tidak ada seorangpun yang mengemukakan Saidina Ali bni Abi Thalib sebagai khalifah pertama pengganti Nabi. Paham kaum Syiah belum ada ketika itu. Yang ada hanya kaum Anshar dan kaum Muhajirin, tetapi ternyata bahwa perselisihan paham antara kaum Anshar dan kaum Muhajirin tidak menimbulkan firqoh dalam Ushuluddin karena perselisihan pendapat sudah selesai dikala Saidina Abu Bakar sudah terangkat dan terpilih secara aklamasi (suara sepakat).
Pada tahun 30 Hijriyah timbul paham Syi'ah yang diapi-apikan oleh Abdullah bin Saba' yang beroposisi terhadap Khalifah Saidina Utsman bin Affan. Abdullah bin Saba' adalah seorang pendeta Yahudi dapat penghargaan dari Khalifah dan juga dari umat Islam yang lain. Oleh karena itu ia jengkel.
Sesudah terjadi peperangan Siffin, peperangan saudara sesama Islam, yaitu antara tentara Khalifah Ali bin Abi Thalib dengan tentara Mu'awiyah bin Abu Sofyan pada tahun 7 Hijriyah timbul pula firqoh Khawarij, yaitu orang-orang yang keluar dari Saidina Mu'awiyah Rda. Dan dari Saidina Ali.
B. Perbedaan Paham Umat Islam
Pada permulaan Abad ke II Timbul pula Kaum Mu'tazilah yaitu kaum yang dipimpin oleh Washil bin Atha' dan Umat bin Ubeid.
Kaum Mu'tazilah ini mengeluarkan fatwa yang ganjil-ganjil, yang berlainan dan berlawanan dengan I'tikad Nabi dan sahabat-sahabat beliau.
Diantara fatwa-fatwa yang ganjil dari kaum Mu'tazilah itu, ialah adanya manzilah bainal manzilatain, yakni ada tempat di antara dua tempat, ada tempat yang lain selain surga dan neraka.
Banyak lagi fatwa-fatwa kaum Mu'tazilah, umpamanya fatwa yang mengatakan bahwa sifat Tuhan tidak ada, bahwa Qur'an itu makhluk, bahwa Mi'raj Nabi hanya dengan ruh saja, bahwa pertimbangan akal lebih didahulukan dari hadits-hadits Nabi, bahwa surga dan neraka akan lenyap dan lain-lain yang keliru.
Kemudian timbul pula paham Qodariyah yang mengatakan bahwa perbuatan manusia diciptakan oleh manusia sendiri, tidak sangkut-paut dengan Tuhan. Hak mencipta telah diberikan Tuhan kepada manusia, sehingga Tuhan tidak tahu dan tidak perduli lagi apa yang akan dibuat oleh manusia.
Kemudian timbul pula paham, Jabariyah yang mengatakan bahwa sekalian yang terjadi adalah dari Tuhan, manusia tidak punya daya apa-apa tidak ada usaha dan tidak ada ikhtiar.
Kemudian timbul pula paham Mujassimah, yakni paham yang menyerupakan Tuhan dengan makhluk, punya tangan, punya kaki, duduk di atas kursi, turun dari tangga serupa manusia, Tuhan adalah cahaya seperti lampu dan lain-lain kepercayaan.
Kemudian lahir pada paham-paham yang keliru tentang tawasul dan wasilah, tentang ziarah dan istigatsah dari Ibnu, Thaimiyah yang semuanya mengacaukan dunia Islam dan Kaum Muslimin.
C. AKIBAT YANG TIMBUL PADA PERPECAHAN UMAT ISLAM
Berbicara mengenai akibat yang terjadi ketika umat Islam terpecah, tentu banyak sekali hal yang membuat umat Islam tidak bisa bersatu dan sulit untuk mempererat ukhuwah Islamiyah, dengan perbedaan dan perebutan kekuasaan, umat Islam menjadi pecah dan tidak bersatu bahkan ada yang saling menjatuhkan yang mana itu merupakan salah satu lemahnya ukhuwah Umat Islam, tapi perbedaan dan perpecahan umat Islam tidak akan pernah bisa diatasi atau bersatu, karena memang setiap individu/manusia mempunyai pola fikir yang berbeda, sehingga mereka menjadi beda satu dengan yang lainnya, jadi timbullah perpecahan dikalangan umat Islam, maka umat Islam tidak akan pernah namanya bisa satu pola fikir dalam firqoh. Pasti umat Islam akan mempunyai paham sendiri dalam memaknai agama Islam, mereka akan membentuk sebuah golongan/firqoh untuk meneguhkan faham dan pendapatnya, begitu juga dengan kelompok lain menganggap benar pendapat mereka sendiri.
Bahwasanya kita yakin Islam merupakan agama rahmat bagi seluruh alam yang mana Islam merupakan aturan yang ditujukan untuk mengatur manusia, baik berupa akhlak, ibadah dan sebagainya.
ANALISIS
Sejarah Islam telah tercatat adanya firqoh-firqoh (golongan) dilingkungan umat Islam yang antara satu sama lain bertentangan pahamnya secara tajam yang sulit untuk diperdamaikan, apalagi untuk dipersatukan.
Perdebatan ketika itu hanya terjadi antara golongan kaum Anshar yang mengemukakan Saidina Umar bin Khattab atau Saidina Abu Bakar sebagai calon-calon khalifah Nabi.
Perbedaan Paham Umat Islam diantaranya Kaum Mu'tazilah ini mengeluarkan fatwa yang ganjil-ganjil, yang berlainan dan berlawanan dengan I'tikad Nabi dan sahabat-sahabat beliau.
Diantara fatwa-fatwa yang ganjil dari kaum Mu'tazilah itu, ialah adanya manzilah bainal manzilatain, yakni ada tempat di antara dua tempat, ada tempat yang lain selain surga dan neraka.
Banyak lagi fatwa-fatwa kaum Mu'tazilah, umpamanya fatwa yang mengatakan bahwa sifat Tuhan tidak ada, bahwa Qur'an itu makhluk, bahwa Mi'raj Nabi hanya dengan ruh saja, bahwa pertimbangan akal lebih didahulukan dari hadits-hadits Nabi, bahwa surga dan neraka akan lenyap dan lain-lain yang keliru.
BAB III
KESIMPULAN
Dari pembahasan makalah di atas maka dapat disimpulkan bahwa : sebab-sebab perpecahan umat islam ialah : yang pertama terjadinya perebutan kekuasaan/karena politik yang mana di awali setelah Rasulullah meninggal dunia bahkan sebelum jenazah Rasulullah di kebumikan sudah terjadi perselisihan antara kaum Muhajirin dan kaum anshor yang mana merebutkan kekuasaan menjadi Khalifah pengganti Nabi dan akhirnya dengan cara aklamasi/kesepakatan Abu Bakar Ash-Shiddiq dipilih menjadi Khalifah Pengganti nabi. Yang kedua, Perbedaan Pemahaman, yang diawali oleh Firqoh yang sudah banyak mempengaruhi umat Islam pada waktu itu yaitu Mu'tazilah, fatwa-fatwanya yang sangat keliru, dan masih banyak lagi firqoh-firqoh yang berbeda faham diantaranya Qodariyah, Jabariyah, Najariyah, Mujassimah dan lain sebagainya.
DAFTAR PUSTAKA
Abbas Siradjuddin K.H., I'tiqad Ahlussunnah Wal Jama'ah, Pustaka Tarbiyah, 2006.
Baehaqi Imam, Kontroversi Aswaja, Aula perdebatan dan Reinterpretasi, LkiS, Yogyakarta, 1999.