, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul Ahlusunah wal jamaah meyakini bahwa surga dan neraka adalah makhluk Allah, kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.
BAB I
PENDAHULUAN
Ahlus Sunnah wal Jamah meyakini bahwa Surga dan Neraka adalah makhluk Allah. Surga disediakan untuk orang-orang yang bertakwa lagi Mukmin. Sedangkan Neraka disediakan untuk orang-orang kafir. Sebagaimana tercantum dalam Kitabullah dan Sunnah Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam.
Al Imam Al Hasan bin Ahmad Al ‘Athar Al Hamadzani dengan sanadnya yang sampai kepada Ibnu Abi Hatim berkata : “Aku bertanya kepada ayahku dan Abu Zur’ah radhiallahu 'anhumatentang madzhab Ahlus Sunnah wal Jamaah dan mereka peroleh dari ulama di seluruh negeri.” Kemudian beliau menyebutkan secara global akidah keduanya dan berkata : “Surga dan Neraka itu benar, keduanya adalah makhluk, keduanya tidak akan binasa. Surga sebagai balasan untuk wali-wali-Nya dan Neraka sebagai hukuman bagi orang-orang yang bermaksiat kepada-Nya, kecuali orang yang dirahmati.” (Dzikrul I’tiqad wa Dzammul Ikhtilaf halaman 910. Riyadlul Jannah bi Takhrij Ushulis Sunnah oleh Ibnu Zamain tahqiq Abdullah Al Bukhari halaman 134)
BAB II
PEMBAHASAN
A. Surga dan Neraka
Ahlus Sunnah wal Jamaah meyakini bahwa Surga dan Neraka sudah ada sekarang meskipun golongan Mu’tazilah menentang permasalahan ini. Abul Hasan Al Asy’ari rahimahullahmengatakan bahwa telah terjadi perselisihan tentang Surga dan Neraka, apakah keduanya telah diciptakan atau belum. Maka Ahlus Sunnah meyakini bahwa keduanya telah diciptakan. Sedangkan mayoritas ahlul bid’ah menyatakan bahwa keduanya belum diciptakan. (Maqalat Al Islamiyyah 2/168). Ibnu Abil ‘Izzi menyatakan : “Ahlus Sunnah telah bersepakat bahwa Surga dan Neraka adalah makhluk dan sudah ada sekarang. Ahlus Sunnah terus menerus dalam keadaan seperti itu. Kemudian muncul golongan Mu’tazilah dan Qadariyah yang mengingkarinya dan mengatakan bahwa Allah menciptakan Surga dan Neraka nanti di hari kiamat. Yang mendorong mereka berpendapat begitu adalah dasar pemikiran mereka yang rusak yang mereka jadikan syariat terhadap setiap perbuatan Allah. Misalnya ungkapan mereka bahwa “Allah harus berbuat begini dan begitu” atau “Allah tidak pantas berbuat begini dan begitu”. Mereka mengukur perbuatan Allah dengan perbuatan makhluk, sehingga mereka terjerumus menjadi kaum musyabihah(menyerupakan Allah dengan makhluk-Nya) dalam hal perbuatan Allah. Pemikiran Jahmiyah pun masuk kepada mereka sehingga mereka pun terjerumus pada mu’athilah(meniadakan sifat-sifat Allah). Mereka menyatakan bahwa apabila Surga diciptakan sebelum hari pembalasan, maka hal ini adalah perbuatan yang sia-sia karena Surga akan kosong dalam waktu yang lama. Mereka pun menolak dalil-dalil yang membantah pemahaman mereka yang rusak ini. Mereka menyimpangkan dalil-dalil dan menganggap sesat serta membid’ahkan orang yang membantah pendapat mereka. (Syarh Al Aqidah At Thahawiyah, Ibnu Abil ‘Izzi, tahqiq Al Albani halaman 920 dan tahqiq Ahmad Syakir halaman 920) Seorang Imam Ahus Sunnah wal Jamaah di masanya, yaitu Imam Abu Muhammad Al Hasan bin Ali Al Barbahari (wafat 329 H) menyatakan dalam Syarhus Sunnah : “Kita mengimani bahwa Surga dan Neraka adalah benar adanya, keduanya adalah makhluk. Surga berada di langit yang ketujuh dan atapnya adalah Arsy. Neraka di bawah bumi yang ketujuh. Keduanya telah diciptakan. Allah Maha Mengetahui tentang jumlah penduduk Surga dan orang yang masuk ke dalamnya dan jumlah penduduk Neraka. Keduanya tidak hancur dan akan kekal bersama Allah selama-lamanya.” (Syarhus Sunnah. Al Barbahari. Tahqiq Ar Radadi halaman 74)
Imam Abu Bakr Muhammad bin Al Husain Al Ajurri (wafat 360 H) mengatakan dalam kitabnya Asy Syari’ah : “Ketahuilah --semoga Allah merahmati kita semua-- sesungguhnya Al Qur’an bersaksi bahwa Allah Subhanahu wa Ta'ala telah menciptakan Surga dan Neraka sebelum menciptakan Adam ‘Alaihis Salam dan telah menciptakan bagi Surga penghuninya dan bagi Neraka demikian juga sebelum Dia menciptakan mereka ke dunia. Orang-orang yang dilingkupi Islam dan merasakan manisnya iman tidak berselisih dalam hal ini. Hal tersebut telah ditunjukkan oleh Al Qur’an dan As Sunnah, maka kita berlindung kepada Allah terhadap orang yang mendustakan hal ini.” (Asy Syari’ah. Al Ajurri halaman 345. Ta’liq Abdul Hamid Faqi)
Dalil-dalil yang menunjukkan sudah adanya Surga dan Neraka di dalam Al Qur’an pun banyak, di antaranya :
Allah berfirman :
“Maka takutlah kalian terhadap Neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu yang telah disediakan bagi orang-orang kafir.” (Al Baqarah : 24)
Demikianlah akidah Ahlus Sunnah walamaah yang dibangun di atas Al Qur’an dan As Sunnah, bukan berdasarkan lamunan, khayalan, hasil pemikiran, simposium sehari atau yang sejenisnya.
B. Mukmin Berdosa Besar
Paham Ahlussunnah wal jama'ah yang mengatakan bahwa orang mukmin yang mengerjakan dosa besar dan mati sebelum taubat maka ia belum pasti masuk neraka, karena mungkin diampuni saja dosanya oleh Tuhan.
Orang mukmin yang mengerjakan dosa besar dan mati sebelum taubah, maka orang itu tetap mukmin, disembahyangkan, dimandikan dan dikuburkan sebagai orang mukmin. Pada hakikatnya ia mukmin yang durhaka kepada Tuhan.
Orang macam itu diakhirat nanti menurut keyakinan kaum Ahlussunnah wal jama'ah akan mendapatkan kemungkinan :
- Boleh jadi dosanya diampuni saja oleh Tuhan dengan kemurahan-Nya, karena Tuhan itu Pengasih dan Pemurah, sesudah itu ia dimasukkan ke dalam syurga tanpa hukuman.
- Boleh jadi ia dapat syafa'at dari Nabi Muhammad SAW, yakni dibantu oleh Nabi M uhammad SAW, sehingga ia dibebaskan Tuhan dan tidak mendapatkan hukuman dan langsung masuk syurga.
- Kalau yang dua di atas tidak didapat maka ia akan dihukum dan dimasukkan ke dalam neraka buat seketika, dan akhirnya di keluarkan sesudah menjalani hukuman dan dimasukkan ke dalam surga, kekal selama-lamanya karena ia orang mukmin pada waktu di dunia.
Inilah 3 kemungkinan bagi orang mu'min yang kebetulan mengerjakan dosa besar dan tidak taubat sebelum mati. Betitulah I'tiqad kaum Ahlussunnah wal jama'ah.
I'tiqad ini berdasarkan ayat-ayat Qur'an dan hadits-hadits yang shabih. Tuhan berfirman :
Artinya : "Bahwasanya Tuhan tidak mengampuni dosa seseorang kalau ia dipersekutukan, tetapi diampuninya selain dari pada itu bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Siapa yang mempersekutukan Tuhan sesungguhnya ia telah memperbuat dosa yang sangat besar". (An-Nisaa : 48).
Jadi menurut ayat ini siapa saja yang membuat dosa besar-kecil, kalau dosa, kalau dosa itu tidak mempersekutukan Tuhan, maka ia bisa diampuni oleh Tuhan Yang Maha Pengasih dan Penyayang. Tidak sebagai I'tiqad kaum Mu'tazilah yang mengatakan bahwa sekalian pembuat dosa besar menjadi kafir dan masuk neraka langsung buat selama-lamanya.
Dapat diambil kesimpulan dari ayat-ayat dan hadits-hadits ini, bahwasanya orang yang mengerjakan dosa tidak kekal dalam neraka sebagai I'tiqad kaum Mu'tazilah tetapi akan keluar pada suatu waktu sesudah menjalani hukuman. Inilah I'tiqad kaum Ahlussunnah wal jama'ah.
ANALISIS
Ahlus Sunnah wal Jamah meyakini bahwa Surga dan Neraka adalah makhluk Allah. Surga disediakan untuk orang-orang yang bertakwa lagi Mukmin. Sedangkan Neraka disediakan untuk orang-orang kafir.
Orang mukmin yang mengerjakan dosa besar dan mati sebelum taubah, maka orang itu tetap mukmin, disembahyangkan, dimandikan dan dikuburkan sebagai orang mukmin. Pada hakikatnya ia mukmin yang durhaka kepada Tuhan
Jadi menurut ayat ini siapa saja yang membuat dosa besar-kecil, kalau dosa, kalau dosa itu tidak mempersekutukan Tuhan, maka ia bisa diampuni oleh Tuhan Yang Maha Pengasih dan Penyayang. Tidak sebagai I'tiqad kaum Mu'tazilah yang mengatakan bahwa sekalian pembuat dosa besar menjadi kafir dan masuk neraka langsung buat selama-lamanya.
BAB III
KESIMPULAN
Dari pembahasan makalah di atas maka penulis dapat menyimpulkan bahwa : Ahlus Sunnah wal Jamaah meyakini bahwa Surga dan Neraka sudah ada sekarang meskipun golongan Mu’tazilah menentang permasalahan ini. Abul Hasan Al Asy’ari rahimahullahmengatakan bahwa telah terjadi perselisihan tentang Surga dan Neraka, apakah keduanya telah diciptakan atau belum.
Seorang Imam Ahus Sunnah wal Jamaah di masanya, yaitu Imam Abu Muhammad Al Hasan bin Ali Al Barbahari (wafat 329 H) menyatakan dalam Syarhus Sunnah : “Kita mengimani bahwa Surga dan Neraka adalah benar adanya, keduanya adalah makhluk. Surga berada di langit yang ketujuh dan atapnya adalah Arsy. Neraka di bawah bumi yang ketujuh. Keduanya telah diciptakan. Allah Maha Mengetahui tentang jumlah penduduk Surga dan orang yang masuk ke dalamnya dan jumlah penduduk Neraka.
Orang mukmin yang mengerjakan dosa besar dan mati sebelum taubah, maka orang itu tetap mukmin, disembahyangkan, dimandikan dan dikuburkan sebagai orang mukmin. Pada hakikatnya ia mukmin yang durhaka kepada Tuhan.
DAFTAR PUSTAKA
K.H. Siradjuddin Abbas, I'tiqad Ahlussunnah Wal Jama'ah, Pustaka Tarbiyah, Jakarta, 2006.
Syahrastani, Al-Syaikh, Al-‘Allamah, Al-Milal wa An-Niha, Dzar Al-Fikr, Beirut, Vol. I, tt.
Yusran Asmun, Drs., Pengantar Studi Sejarah kebudayaan dan Pemikiran Islam, PT. RajaGrafindo Persada, Jakarta 1996.
Yusran Asmun, Drs., Pengantar Studi Sejarah kebudayaan dan Pemikiran Islam, PT. RajaGrafindo Persada, Jakarta 1996.