, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul Pengembangan Silabus, kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Guru merupakan komponen penting yang menunjang keberhasilan program kegiatan sekolah. Semua komponen yang ada di sekolah tidak dapat dimanfaatkan secara optimal bagi pengembangan proses pembelajaran tanpa didukung oleh guru yang bekerja secara professional. Dalam pembelajaran memerlukan guru yang kreatif baik dalam menyiapkan kegiatan belajar bagi anak, juga dalam memilih kompetensi dari berbagai mata pelajaran dan mengaturnya agar tercapai pembelajaran seperti yang diamanatkan dalam PP No. 19 tahun 2005. Dalam pasal 19 PP No. 19 tahun 2005 dinyatakan bahwa “proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotifasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreatif, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik”.
Oleh karena itu guru perlu melakukan persiapan mengajar dengan baik. Silabi adalah salah satu kelengkapan administrasi guru yang seharusnya disusun oleh guru yang bersangkutan sebelum melaksanakan pembelajaran. Silabus disusun sebagai acuan bagi guru dalam menyususn Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), melaksanakan pembelajaran, dan melakukan penilaian dalam pembelajaran.
Silabus merupakan rencana pembelajaran pada suatu kelompok mata pelajaran dengan tema tertentu, yang mencakupo standar kompetensi, kompetensi dasar, materi pembelajaran, indicator, penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar. Dalam satuan pendidikan tidak bisa terlepas dari silabus, adapun pengembangan silabus sepennuhnya diserahkan padsa satuan pendidikan atau guru dan Dinas Pendidikan. Agar silabus sesuai dengan KTSP, maka silabus harus memenuhi beberapa prinsip dan proses yang ada dalam pengembangan silabus.
Dari wacana di atas dalam makalah ini akan dijelaskan ruang lingkup pengembangan silabus yang sesuai dengan Kurikilium Tingkat Satuan Pendidikan.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas dan agar pembahasan dalam makalah ini tidak terlalu melebar maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut:
- Apa pengertian silabus itu?
- Bagaimana prinsip pengembangan silabus?
- Apa sajakah langkah- langkah dalam menyusun silabus?
C. Tujuan Pembahasan
Tujuan yang ingin dicapai dalam penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
- Untuk mengetahui apa dan bagaimanakah pengertian silabus
- Untuk mengetahui bagaimana prinsip yang ada dalam pengembangan silabus tersebut
- Untuk mengetahui langkah- langkah yang digunakan dalam penyususnan silabus
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Silabus
Silabus adalah garis besar, ringkasan ikhtisar, atau pokok-pokok isi atau materi pelajaran. Dalam kurikulum tingkat satuan pendidikan silabus merupakan penjabaran dari standar kompetensi dan kompetensi dasar ke dalam materi pembelajaran dan indikator pencapaian kompetensi untuk penilaian hasil belajar.
Pada hakikatnya pengembangan silabus KTSP harus mampu menjawab pertanyaan sebagai berikut:
- Kompetensi apakah yang harus dimiliki oleh peserta didik?
- Bagaimana cara membentuk kompetensi tersebut?
- bagaimana mengetahui bahwa peserta didik telah memiliki koompetensi tersebut?
Adapun silabus minimal harus memuat lima komponen utama yaitu; standar kompetensi, kompetensi dasar, indicator, materi standar, standar proses, dan standar penilaian.
B. Prinsip Pengembangan Silabus
Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan pengembangan silabus diserahkan kepada satuan pendidikan, agar silabus tersebut dikembangkan sesuai dengan kondisi dan kebutuhan masing-masing satuan pendidikan.Agar supaya pengembangan silabus tetap berada dalam bingkai pengembangan kurikulum nasional, maka harus memperhatikan prinsip-prinsip pengembangan silabus, yaitu: 1. Ilmiah
Pengembangan silabus berbasis KTSP secara keseluruhan materi dan kegiatan yang menjadi muatan dalam silabus harus benar dan dipertanggung jawabkan secara keilmuan. Untuk mencapai kebenaran ilmiah maka oenyusunan silabus harus melibatkan para pakar di bidang keilmuan masing-masing mata pelajaran, agar materi yang disajikan dalam silabus tersebut benar-benar valid.
2. Relevan
Bahwa ruang lingkup, kedalaman materi, tingkat kesukaran, dan urutan penyajian materi dalam silabus disesuaikan dengan tingkat perkembangan intelektual, sosial, emosional, dan spiritual peserta didik.
3. Fleksibel
Bahwa guru dapat mengembangkan ide-ide baru secara keseluruhan dari komponen-komponen silabus yang dapat mengakomodasi keberagaman siswa, pendidik, serta dinamika perubahan yang terjadi di sekolah dan tuntutan masyarakat. Yang mana peserta didik diberi berbagai pengalaman belajar yang sesuai dengan karakteristik dan kemampuan masing-masing , serta memiliki kewenangan dan kemampuan yang maksimal yang berkaitan dengan dunia kerja yang akan dimasukinya.
4. Kontiunitas
Setiap program pembelajaran yang terdapat dalam silabus harus memiliki keterkaitan satu sama lain dalam membentuk kompetensi dan pribadi peserta didik, baik secara Vertikal yakni jenjang pendidikan yang ada di atasnya, maupun secara horizontal dengan program atau silabus lain yang sejenis.
5. Konsisten
Adanya hubungan yang ajek antara standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator, materi pokook, pengalaman belajar, sumber belajar, dan sistem penilaian dalam membentuk kompetensi peserta didik.
6. Memadai
Bahwa ruang lingkup, indicator, materi standar, pengalaman belajar, sumber belajar, dan system penilaian yang telah dilaksanakan oleh guru terhadap peserta didik dapat mencapai kompetensi yang telah ditetapkan. Prinsip memadai ini juga berkaitan erat dengan sarana dan prasarana yang ada dalam satuan pendidikan yang dapat menunjang tercapainya kemampuan siswa.
7. Aktual dan Kontekstual
Bahwa ruang lingkup kompetensi dasar, indicator, materi pokok, pengalaman belajar, sumber belajar, dan system penilaian yang telahj dikembangkan harus memperhatikan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni mutakhir dalam kehidupan nyata dan peristiwa yang terjadi di masyarakat.
8. Efektif
Pengembangan silabus berbasis KTSP harus dilaksanakan secara efektif yakni memperhatikanm terhadap terlaksananya komponen-komponen silabus dalam proses pembelajaran dan tingkat pembentukan kompetensi yang telah ditetapkan. Silabus yang efektif dapat dilaksanakan di dalam kelas atau lapangan, sebaliknya silabus yang tidak fektif banyak kegiatan yang tidak dapat dilaksanakan dalam proses pembelajaran. Untuk menghindari pengembangan silabus yang kurang efektif maka guru selaku pengembang silabus harus mempunyai bayangan situasi yang nyata di dalam kelas agar kehendak-kehendak yang mungkin terjadi dapat diantisipasi dengan baik dan tidak terjadi kesenjangan.
9. Efesien
Dalam pengembangan silabus prinsip efesien ini berkaitan dengan upaya memperkecil atau menghemat penggunaan dana, daya, dan waktu tanpa mengurangi hasil atau kompetensi standar yang telah ditentukan.
C. Langkah-langkah Penyusunan Silabus
1. Mengisi Kolom Identitas 2. Mengkaji Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar
Mengkaji standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran sebagaimana tercantum dalam standar isi, dengan memperhatikan hal-hal berikut:
- urutan berdasarkan hierarki konsep disiplin ilmu dan atau tingkat kesulitan materi.
- Keterkaitan antara standar kompetensi dan kompetensi dasar dalam mata pelajaran
3. Mengidentifikasi Materi Pokok/ Pembelajaran
Mengidentifikasi materi pokok/ pembelajaran yang menunjang pencapaian kompetensi dasar dengan mempertimbangkan:
- potensi peserta didik
- relevansi dengan karakteristik daerah
- tingkat pengembangan fisik, intelektual, emosional, dan spiritual peserta didik.
- Kebermanfaatan bagi peserta didik
- struktur keilmuan
- aktualitas, kedalaman, dan keluasan materi pembelajaran
- relevansi dengan kebutuhan peserta didik dan tuntutan lingkungan
- alokasi waktu
4. Mengembangkan Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan pembelajaran dirancang untuk memberikan pengalaman belajar yang melibatkan proses mental dan fisik melalui interaksi antara peserta didik, peserta didik dengan guru, lingkungan, dan sumber belajar lainnya dal;am rangka pencapaian kompetensi dasar. Pengalaman belajar yang dimaksud dapat terwujud melalui penggunaan pendekatan pembelajaran yang bervariasi dan berpusat pada peserta didik. Pengalaman belajar memuat kecakapan hidup yang harus dikuasai peserta didik.
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam mengembangkan kegiatan pembelajaran adalah:
- kegiatan pembelajaran disusun untuk memberikan bantuan kepada para pendidik, khususnya guru agar dapat melaksanakan proses pembelajaran secara profesional.
- Kegiatan pembelajaran memuat rangkaian kegiatan yang dilakukan oleh peserta didik secara berurutan untuk mencapai kompetensi dasar.
- Penentuan urutan kegiatan pembelajaran harus sesuai dengan hioerarki konsep materi pembelajaran.
- Rumusan pernyataan dalam kegiatan pembelajaran minimal mengandung dua unsure penciri yang mencerminkan pengelolaan pengalaman belajar siswa, yaitu kegiatan siswa dan materi.
5. Merumuskan Indikator Pencapaian Kompetensi
Indicator merupakan penanda pencapaian kompetensi dasar yuang ditandai oleh perubahan prilaku yang dapat diukur yang mencakup sikap, pengetahuan, dan ketrampilan. Indikator dikembangkan sesuai dengan karakteristik peserta didik, satuan pendidikan, dan potensi daerah. Indicator yang digunakan sebagai landasan atau dasar untuk menyusun alat penilaian.
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pengembangan indicator adalah:
- setiap KD dikembangkan menjadi beberapa indicator (lebih dari dua)
- indicator menggunakan kata kerja operasional yang dapat diukur dan atau diobservasi
- tingkat kata kerja dalam indicator lebih rendah atau setara dengan kata kerja dalam SK maupun KD
- prinsip pengembangan indicator adalah Urgensi, kontiunitas, Relevansi, dan Konstektual
- keseluruhan indicator dalam satu KD merupakan tanda-tanda, prilaku, dan lain-lain untuk pencapaian kompetensi yang merupakan kemampuan bersikap, berfikir, dan bertindak secara konsisten.
6. Menentukan Penilaian (standar penilaian)
Penilaian pencapaian kompetensi dasar peserta didik dilakukan berdasarkan indikator. Penilaian dilakukan dengan menggunakan tes dan non tes dalam bentuk tertulis maupun lisan, pengamatan kerja, pengukuran sikap, penilaian hasil karya berupa tugas, proyek dan atau produk, penggunaan portofolio, dan penilaian diri.
Penilaian merupakan serangkaian kegiatan untuk memperoleh, menganalisis, dan menafsirkan data tentang proses dan hasil belajar peserta didik yang dilakukan secara sistematis dan berkesinambungan, sehingga menjadi informasi yang bermakna dalam pengambilan keputusan.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penilaian, yaitu:
a. penilaian diarahkan untuk mengukur pencapaian kompetensi
b. penilaian menggunakan acuan kriteria: yaitu berdasarkan apa yang bisa dilakukan peserta didik setelah melakukan proses pembelajaran, dan bukan untuk menentukan posisi seseorang terhadap kelompoknya.
c. sistem yang direncanakan adalah sistem penilaian yang berkelanjutan.
d. hasil penilaian dianalisis untuk menentukan tindak lanjut.
e. sistem penilaian harus disesuaiakan dengan pengalaman belajar yang ditempuh dalam proses pembelajaran. Misalnya, jika pembelajaran menggunakan pendekatan tugas observasi lapangan maka evaluasi diberikan baik pada proses (keterampilan proses) misalnya teknik wawancara, maupun hasil melakukan obsevasi lapangan yang berupa informasi yang dibutuhkan
7. Menentukan Alokasi Waktu
Penetuan alokasi waktu pada setiap kompetensi dasar didasarkan pada jumlah minggu efektif dan alokasi waktu mata pelajaran perminggu dengan mempertimbangkan jumlah kompetensi dasar, keluasaan, kedalaman, tingkat kesulitan, dan tingkat kepentingan kompetensi dasar. Alokasi waktu yang dicantumkan dalam silabus merupakanperkiraan waktu rerata untuk menguasai kompetensi dasar yang dibutuhkan oleh peserta didik yang beragam.
8. Menentukan Sumber Belajar
Sumber belajar adalah rujukan, objek dan atau bahan yang digunakan untuk kegiatan pembelajaran, yang berupa media cetak dan elektronik, narasumber, lingkungan fisik, alam, sosial, dan budaya.
Penentuan sumber belajar didasarkan pada standar kompetensi dan kompetensi dasar serta materi pokok pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan indicator pencapaian kompetensi.
BAB III
KESIMPULAN
Dari pembahasan makalah tersebut diatas maka penulis dapat menyimpulkan bahwa, Silabus adalah garis besar, ringkasan ikhtisar, atau pokok-pokok isi atau materi pelajaran
Agar supaya pengembangan silabus tetap berada dalam bingkai pengembangan kurikulum nasional, maka harus memperhatikan prinsip-prinsip pengembangan silabus, yaitu:
1. Ilmiah
2. Relevan
3. Fleksibel
4. Kontiunitas
5. Konsisten
6. Memadai
7. Aktual dan Kontekstual
8. Efektif
9. Efesien
Langkah-langkah Penyusunan Silabus
1. Mengisi Kolom Identitas
2. Mengkaji Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar
3. Mengidentifikasi Materi Pokok/ Pembelajaran
4. Mengembangkan Kegiatan Pembelajaran
5. Merumuskan Indikator Pencapaian Kompetensi
6. Menentukan Penilaian (standar penilaian)
7. Menentukan Alokasi Waktu
8. Menentukan Sumber Belajar
DAFTAR PUSTAKA
Masnur Muslich.2007.KTSP.Jakarta: PT. Bumi Aksara
Mulyasa.2006.KTSP.Bandung:PT. Remaja Rosdakarya
Mulyasa.2006.KTSP.Bandung:PT. Remaja Rosdakarya
http://wawan-junaidi.blogspot.com/2010/04/langkah-langkah-pengembanagan-silabus.html
http://edu-articles.com/pengembangan-silabus/
http://wawan-junaidi.blogspot.com/2010/04/langkah-langkah-pengembanagan-silabus.html