, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul Pandangan filsafat pendidikan islam tentang evaluasi, kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.
BAB I
PENDAHULUAN
Evaluasi mempunyai arti yang berbeda untuk guru yang berbeda. Berikut beberapa arti yang telah secara luas dapat diterima oleh para guru.
Evaluation is a process which determines the extent to which objectives have been achieved (Cross, 1973: 5)
Evaluasi merupakan prosess yang menentukan kondisi, di mana suatu tujuan telah dapat dicapai.
Definisi ini menerangkan secara langsung hubungan evaluasi dengan tujuan suatu kegiatan yang mengukur derajat, dimana suatu tujuan dapat dicapai. Sebenarnya evaluasi juga merupakan proses memahami, memberi arti, mendapatkan dan mengomunikasikan suatu informasi bagi keperluan pengambil keputusan.
Dalam evaluasi selalu mengandung proses. Proses evaluasi harus tepat terhadap tipe tujuan yang biasanya dinyatakan dalam bahasan perilaku. Dikarenakan tidak semua perilaku dapat dinyatakan dengan alat evaluasi yang sama. Evaluasi dilakukan dalam rangka pengendalian mutu pendidikan secara nasional sebagai bentuk akuntabilitas penyelenggara pendidikan kepada pihak-pihak yang berkepentingan diantaranya terhadap peserta didik, lembaga dan program pendidikan.
Berdasarkan tingkah laku yang sering muncul dapat dikelompokkan menjadi tiga ranah, yaitu pengembangan intelektual (cognitives), keterampilan (skills) yang menghasilkan tindakan dan bentuk lain adalah values dan attitudes atau yang dikategorikan ke dalam affective domain.
Evaluasi harus dilakukan secara sistematis dan kontinu agar dapat menggambarkan kemampuan para siswa yang dievaluasi. Dalam pengembangan instruksional, evaluasi hendaknya dilakukan semaksimal mungkin dalam suatu kegiatan. Ini dianjurkan karena untuk mendapatkan informasi yang banyak tentang kegiatan siswa di kelas dan digunakan untuk menilai tingkat keterlaksanaan program seperti yang direncanakan.
Bagian penting lainnya yang perlu diperhatikan bagi seorang pendidik adalah perlunya melibatkan siswa dalam evaluasi sehingga mereka secara sadar dapat mengenali perkembangan pencapaian hasil pembelajaran mereka.
Definisi lain yang berkaitan dengan proses pengukuran hasil belajar siswa, yaitu evaluationis a process of making an assessment of a student's growth. Evaluasi merupakan proses penilaian pertumbuhan siswa dalam proses belajar mengajar. Pencapaian belajar siswa dapat diukur dengan dua cara:
- Diukur dengan mengetahui tingkat ketercapaian standar yang ditentukan
- Melalui tugas-tugas yang dapat diselesaikan siswa secara tuntas.
Jadi, kegiatan mengukur atau biasa disebut pengukuran tidak lain adalah bagian evaluasi yang memiliki tujuan untuk menghasilkan data, baik secara kuantitatif maupun kualitatif.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Karakteristik dan Fungsi Evaluasi
Kegiatan evaluasi dalam proses belajar mengajar mempunyai beberapa karakteristik penting, di antaranya sebagai berikut:
- Memiliki implikasi tidak langsung terhadap siswa yang dievaluasi
- Lebih bersifat tidak lengkap
- Mempunyai sifat kebermaknaan relatif
Disamping karakteristik, evaluasi juga mempunyai fungsi yang bervariasi didalam proses belajar mengajar, yaitu sebagai berikut:
1. Sebagai alat guna mengetahui apakah peserta didik telah menguasai pengetahuan, nilai-nilai dan keterampilan yang telah diberikan oleh seorang guru
2. Untuk mengetahui aspek-aspek kelemahan peserta didik dalam melakukan kegiatan belajar.
3. Mengetahui tingkat ketercapaian siswa dalam kegiatan belajar
4. Sebagai sarana umpan balik seorang guru, yang bersumber dari siswa
5. Sebagai alat untuk mengetahui pekembangan belajar siswa
6. Sebagai materi utama laporan hasil belajar kepada para orang tua siswa.
Dengan bervariasinya fungsi evaluasi, maka sangat penting bagi para guru agar ketika merencanakan kegiatan evaluasi, sebaiknya perlu mempertimbangkan lebih dahulu fungsi dan karakteristik evaluasi yang manakah, yang hendak dibuat untuk para siswa.
B. Prinsip-Prinsip Evaluasi
Keberadaan prinsip bagi seorang guru mempunyai arti penting, karena dengan memahami prinsip evaluasi dapat menjadi petunjuk atau keyakinan bagi dirinya atau guru lain guna merealisasi evaluasi dengan cara benar.
Dalam bidang pendidikan, beberapa prinsip evaluasi dapat dilihat seperti berikut ini:
- Evaluasi harus masih dalam kisi-kisi kerja tujuan yang telah ditentukan
- Evaluasi sebaiknya dilaksanakan secara komprehensif
- Evaluasi diselenggarakan dalam proses yang kooperatif antara guru dan peserta didik.
- Evaluasi dilaksanakan dalam proses kontinu
- Evaluasi harus peduli dan mempertimbangkan nilai-nilai yang berlaku.
C. Cakupan Evaluasi Pendidikan
Evaluasi mencakup pokok bahasan yang lebih luas. Cakupan bisa dimulai dari evaluasi kurikuulum sampai pada evaluasi program dalam suatu bidang studi. Sesuai dengan cakupan yang lebih luas maka yang menjadi objek evaluasi program juga dapat bervariasi, termasuk diantaranya kebijakan program, implementasi program dan efektivitas program.
Secara garis besar evaluasi pembelajaran dibedakan menjadi tiga macam luasan, yaitu pencapaian akademik, kecakapan (aptitude) dan penyesuaian personal sosial.
1. Pencapaian akademik
Cakupan yang paling penting dari evaluasi pembelajaran dan banyak dipahami pemanfaatannya oleh para guru adalah evaluasi sebagai usaha eksplorasi informasi tentang pencapaian akademik. Evaluasi pencapaian akademik, mencakup semua instrumen evaluasi yang direncanakan secara sistematis guna menentukan derajat di mana seorang siswa dapat mencapai tujuan pendidikan.
2. Evaluasi kecakapan atau kepandaian
Secara definitif evaluasi kecakapan (aptitude) adalah mencari informasi yang berkaitan erat dengan kemampuan atau kapasitas belajar peserta didik yang dievaluasi. Kecakapan siswa pada umumnya dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu general aptitude (kecakapan umum) dan specific aptitude (kecakapan spesifik). Kedua kecakapan ini telah lama menjadi fokus testing dalam mengevaluasi siswa yang hendak dievaluasi (evaluand).
3. Evaluasi penyesuaian personal sosial
Cakupan lain yang juga perlu diketahui oleh seorang guru adalah evaluasi yang berkaitan dengan tingkat adaptasi secara personalitas atau secara bersama dengan teman di kelas atau di sekolah. Personalitas dalam hal ini merupakan keseluruhan (entity) dari siswa. Personalitas merupakan semua karakteristik psikologi yang dimiliki siswa dan hubungannya dengan siswa lain. Evaluasi personalitas sebenarnya termasuk juga di dalamnya, evaluasi akademik dan evaluasi kecakapan. Sebaliknya evaluasi adaptasi personal sosial juga menggunakan teknik yang bermacam-macam.
Evaluasi penyesuaian personal sosial ini memiliki manfaat yang besar bagi seorang guru, khususnya untuk mengetahui secara intensif tingkat adaptasi para siswanya. Namun, tidak sedikit pula para ahli evaluasi pendidikan yang mengatakan bahwa evaluasi penyesuaian personal sosial kurang berhasil dibanding kedua evaluasi tersebut diatas.
D. Syarat dan Tujuan Evaluasi
Evaluasi untuk suatu tujuan tertentu penting, tetapi ada kemungkinan tidak menjadi bermanfaat lagi untuk tujuan lain. Oleh karena itu, seorang guru harus menenal beberapa macam tujuan evaluasi dan syarat-syarat yang harus dipenuhi agar mereka dapat merencanakan dan melakukan evaluasi dengan bijak dan tepat.
Suatu evaluasi perlu memenuhi beberapa syarat sebelum diterapkan kepada siswa yang kemudian direfleksikan dalam bentuk tingkah laku. Evaluasi yang baik, harus mempunyai syarat seperti berikut:
- Valid
- Andal
- Objektif
- Seimbang
- Membedakan
- Norma
- Fair
- Praktis
Disamping kedelapan persyaratan yang perlu ada dalam kegiatan evaluasi, ada beberapa tujuan untuk melengkapi penilaian, secara luas evaluasi dibatasi sebagai alat penilaian terhadap faktor-faktor penting suatu program termasuk situasi, kemampuan, pengetahuan, dan perkembangan tujuan. Tujuan evaluasi adalah sebagai berikut:
- Menilai ketercapaian (attainment) tujuan
- Mengukur macam-macam aspek belajar yang bervariasi
- Sebagai sarana (means) untuk mengetahui apa yang siswa telah ketahui.
- Menyediakan informasi untuk tujuan bimbingan dan konseling
- Menjadikan hasil evaluasi sebagai dasar perubahan kurikulum.
E. Metode Evaluasi
Secara garis besar, metode evaluasi dalam pendidikan dapat dibedakan menjadi dua macam bentuk, yaitu tes dan nontes. Tipe evaluasi yang pertama adalah tes yang biasanya direalisasikan dengan tes tertulis. Tes ini digunakan utamanya untuk memperoleh data, baik data kuantitatif maupun kualitatif. Tes tertulis juga dapat dibedakan menjadi dua, yaitu tes objektif dan tes esai.
Tes objektif pada umumnya disebut juga sebagai alat evaluasi guna mengungkap atau menghafal kembali dan mengenal materi yang telah diberikan.
Pertanyaan esai pada umumnya dapat dibedakan ke dalam dua jawaban berbeda, yaitu jawaban terbatas dan jawaban luas. Evaluasi yang dibuat dengan menggunakan pertanyaan esai biasanya digunakan untuk menerangkan, mengontraskan, menunjukkan hubungan, memberikan pembuktian, menganalisis perbedaan, menarik kesimpulan dan menggeneralisasi pengetahuan peserta didik.
Bentuk kedua suatu evaluasi adalah alat nontes. Alat nontes ini digunakan untuk mengevaluasi penampilan dan aspek-aspek belajar efektif dari siswa. Alat nontes kadang ada yang menggunakan pengukuran, tetapi ada pula yang tidak menggunakan pengukuran, sebagai contoh observasi, bentuk laporan, teknik audio visual dan teknik sosiometri.
F. Evaluasi Dalam Belajar Mengajar
Evaluasi merupakan bagian dari proses belajar mengajar yang secara keseluruhan tidak dapat dipisahkan dari kegiatan mengajar. Pada sebagian guru masih ada asumsi yang kurang tepat. Asumsi yang tidak pada tempatnya misalnya, adalah hal biasa jika kegiatan evaluasi tidak mempunyai tujuan tertentu, kecuali bahwa evaluasi adalah kegiatan yang diharuskan oleh peraturan atau Undang-Undang.
Untuk mencapai tujuan tersebut, evaluasi yang dilakukan guru untuk menghasilkan kegiatan belajar mengajar yang lebih baik. Ada empat pertimbangan dalam melakukan evaluasi belajar. Keempat pertimbangan tersebut, yaitu sebagai berikut:
1. Mengidentifikasi tujuan yang dapat dijabarkan dari;
- Prosedur evaluasi dan hubungannya dengan mengajar
- Pengembangan interes kebutuhan individu
- Kebutuhan individu siswa
- Kebutuhan yang dikembangkan dari komunitas/masyarakat
- Dikembangkan evaluasi hasil belajar pendahulunya
- Dikembangkan dari analisis pekerjaan
- Pertimbangan dari pada ahli evaluasi
2. Menentukan pengalaman belajar yang biasanya direalisasi dengan pretes sebagai awal, pertengahan, dan akhir pengalaman belajar (postes)
3. Menentukan standar yang bisa dicapai dan "menantang" siswa belajar lebih giat. Pembuatan standar yang dapat diajarkan melalui penilaian materi, penggunaan alat bantu visual. Disamping itu, standar juga dapat dibuat melalui pengembangan dan pemakaian alat observasi yang sering dilakukan oleh seorang guru untuk memenuhi kepentingan mereka.
4. Mengembangkan keterampilan dan mengambil keputusan guna:
- Memilih tujuan
- Menganalisis pertanyaan problem solving
- Menentukan nilai seorang siswa
BAB III
KESIMPULAN
Dari pembahasan makalah tersebut diatas, maka penulis dapat menyimpulkan bahwa, Evaluasi merupakan prosess yang menentukan kondisi, di mana suatu tujuan telah dapat dicapai.
Kegiatan evaluasi dalam proses belajar mengajar mempunyai beberapa karakteristik penting, di antaranya sebagai berikut:
- Memiliki implikasi tidak langsung terhadap siswa yang dievaluasi
- Lebih bersifat tidak lengkap
- Mempunyai sifat kebermaknaan relatif
Disamping karakteristik, evaluasi juga mempunyai fungsi yang bervariasi didalam proses belajar mengajar, yaitu sebagai berikut:
1. Sebagai alat guna mengetahui apakah peserta didik telah menguasai pengetahuan, nilai-nilai dan keterampilan yang telah diberikan oleh seorang guru
2. Untuk mengetahui aspek-aspek kelemahan peserta didik dalam melakukan kegiatan belajar.
3. Mengetahui tingkat ketercapaian siswa dalam kegiatan belajar
4. Sebagai sarana umpan balik seorang guru, yang bersumber dari siswa
5. Sebagai alat untuk mengetahui pekembangan belajar siswa
6. Sebagai materi utama laporan hasil belajar kepada para orang tua siswa.
Beberapa prinsip evaluasi dapat dilihat seperti berikut ini:
- Evaluasi harus masih dalam kisi-kisi kerja tujuan yang telah ditentukan
- Evaluasi sebaiknya dilaksanakan secara komprehensif
- Evaluasi diselenggarakan dalam proses yang kooperatif antara guru dan peserta didik.
- Evaluasi dilaksanakan dalam proses kontinu
- Evaluasi harus peduli dan mempertimbangkan nilai-nilai yang berlaku.
DAFTAR PUSTAKA
Ahwan, J.S, Glock, M.D. and Warderberg, H.L, 1960
Evaluating Elementary School Pupils, Boston: Allin and Bascon Inc.