Advertisement
Pemanfaatan Bio Gas Sebagai Salah Satu Alternatif Sampah Pertanian
Pemanfaatan Bio Gas Sebagai Salah Satu Alternatif Sampah Pertanian - Hallo sahabat
Kumpulan Makalah Lengkap, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul Pemanfaatan Bio Gas Sebagai Salah Satu Alternatif Sampah Pertanian, kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan
Artikel Contoh Makalah, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.
Judul :
Pemanfaatan Bio Gas Sebagai Salah Satu Alternatif Sampah Pertanianlink :
Pemanfaatan Bio Gas Sebagai Salah Satu Alternatif Sampah Pertanian
Baca juga
Pemanfaatan Bio Gas Sebagai Salah Satu Alternatif Sampah Pertanian
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Sebagai akibat dari akitifitas manusia atau kegiatan manusia, maka dihasilkan benda atau barang yang tidak berguna dan dapat mengganggu kehidupan manusia serta lingkungan yang disebut sampah.
Sampah jika dikelola dengan baik tidak akan memberikan pengaruh negatif terhadap lingkungan tapi jika ditangani dengan baik akan menimbulkan permasalahan seperti : gangguan kesehatan, estetika, juga ekosistem.
Pembuangan sampah yang tidak memenuhi syarat kesehatan dapat menimbulkan hal-hal sebagai berikut :
· Memungkinkan serangga dan tikus berkembang biak.
· Dapat merupakan sumber penyakit.
· Menimbulkan bau busuk.
· Dapat menjadi sumber pengotoran air tanah dan air permukaan.
Mengingat dampaknya begitu luas tehadap kesehatan dan lingkungan maka semua jenis sampah perlu dikelola dengan baik terutama sampah basah, karena mudah membusuk dan disukai lalat sebagai media berkembang biak dan mencari makanan.
Saat ini pengelolaan sampah di daerah pedesaan sebelum mampu mengatasi masalah yang berhubungan dengan sampah secara tuntas. Terutama didaerah peternakan dimana kotoran ternak di tumpuk beberapa lama didaerah terbuka. Kotoran beserta limbah pertanian seperti sisa-sisa buah-buahan, sayuran dan jerami padi merupakan jenis sampah basah.
Dengan kondisi seperti diatas, maka penulis termotivasi untuk membahas permasalahan-permasalahan yang terdapat dalam pembuatan Bio Gas sebagai salah satu alternatif dari pemanfaatan sampah pertanian.
B. Pembatasan Masalah
Disini penulis akan membahas tentang pemanfaatan Bio Gas sebagai salah satu alternatif dari pemanfaatan sampah pertanian yang mana Bio Gas merupakan bahan bakar yang diperoleh dari bahan organik, termasuk kotoran manusia, kotoran hewan, sisa manusia atau campurannya melalui proses fermentasi dan pembusukan oleh bakteri anaerob pada alat yang dinamakan penghasil gas bio.
Mengingat pembahasan tentang Bio Gas sangat luas, oleh karena itu disini penulis hanya akan membahas tentang faktor-faktor yang mempengaruhi produksi Gas Bio, proses yang terjadi pada tangki pencernaan, serta jenis alat penghasil Gas Bio.
C. Tujuan
· Untuk mengetahui cara pembuatan Bio Gas.
· Untuk solusi pemanfaatan sampah pedesaan.
· Untuk mengurangi pencemaran tanah serta polusi lingkungan akibat sampah dari limbah pertanian
D. Manfaat
· Untuk menghasilkan bahan bakar alternatif.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Gas Bio
Banyak para ahli yang mengemukakan pengertian dari gas bio diantaranya menurut Soemitro dalam buku bio gas Banpres untuk keluarga tani (1983:13) menyatakan bahwa “Bio Gas adalah suatu gas yang dihasilkan kotoran ternak sapi yang dicampur dengan air bersih dan dimasukkan kedalam bejana atau tangki yang dibangun dibawah tanah dalam keadaan tanpa udara (Anaerob)”. Dan menurutu Zainal Abidin dalam diktat kuliah sampah FKM Universitas Hasanudin (1986:X) “Bio Gas adalah gas methant yang dibentuk oleh bakteri anaerobik dalam proses penguraian atau pembusukan bahan-bahan organik tanpa adanya oksigen bebas”.
Dari pendapat para ahli tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa Bio Gas adalah bahan baku yang merupakan campuran dari gas-gas yang dihasilkan melalui suatu cara dimana terjadinya proses fermentasi limbah pertanian basah, kotoran ternak, kotoran manusia atau campurannya dengan bantuan bakteri dalam suasana anaerob dan dapat terjadi secara alamiah, misalnya didalam perut alat pencernaan hewan memamah biak, timbunan sampah dalam suasana anaerob seperti yang terjadi di rawa-rawa. Gas Bio yang terjadi secara buatan yaitu proses kotoran ternak pada suatu alat penghasil gas bio.
Adapun komposisi gas bio menurut Filino Harahap dalam buku Teknologi Gas Bio *1978 : 1) adalah sebagai berikut :
- Methan (CH4) 60 – 70 %
- Gas Arang (CO2) 30 – 40 %
- Nitrogen (N) 0,3 – 3 %
- Carbon Monoksida (CO) 0,1 %
- Oksigen (O2) 0,1 %
- Hidrogen Sulfida Sedikit sekali
Dari komposisi diatas nampak bahwa methan dan gas methan mempunyai persentase yang tinggi. Gas ini bila dicampur dengan udara akan menghasilkan gas bakar. Ciri khas gas bakarnya berwarna relatif baru dan akan memproduksi energi panas yang cukup besar.
B. Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Gas Bio
Proses fermentasi untuk pembentukan Gas Bio sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor lingkungan. Faktor lingkungan yang mempengaruhi kualitas akan produksi gas bio diantaranya adalah bahan baku isian, C/N, temperatur, pH, dan mikroba.
1. Derajat Keasaman
Suatu cairan mempunyai tingkat keasaman / kebebasan dan secara kimiawi diukur dengan pH meter. Untuk menjamin perkembangan mikro organisme khususnya bakteri anaerobik dibutuhkan suasana pH normal yaitu 7 – 8. bakteri anaerobik pada kisaran (range) : pH tersebut bekerja paling giat dan akan memberi hasil pencernaan yang optimum.
2. Temperatur Pencernaan
Temperatur atau suhu sangat mempengaruhi perkembangbiakan bakteri pencernaan an aerobik dapat berlangsung antara suhu 50 C – 550C. Temperatur yang optimum adalah 350C dimana akan dihasilkan gas bio yang optimum.
3. Pengenceran Bahan Baku Gas Bio
Keadaan bahan baku kering artinya dengan kadar air tertentu mempunyai pengaruh juga terhadap produksi bio. Isian bahan baku yang baik adalah mengandung 7 – 8 % bahan kering. Dengan diketahuinya perkiraan persen bahan kering suatu bahan (misalna beberapa kotoran hewan) maka akan membantu dalam mendapatkan angka 7 – 9 %. Untuk mendapatkan bahan kering dengan persentase yang kecil dilakukan pengenceran yaitu mengadukan yang ditambah air, sehingga bahan kering menjadi 7 – 9.
Tabel 2.1
Harga Rata-rata Bahan Kering Beberapa Kotoran
No | Jenis Kotoran | Bahan Kering (%) |
1 2 3 4 | Manusia Sapi Babi Ayam / Burung | 11 18 11 25 |
Filino Harahap, Teknologi Gas Bio PTP ITB Bandung (1978 : 20)
4. Pengadukan Selama Proses Dekomposisi
Pengadukan selama proses dekomposisi diperlukan untuk mencegah terjadinya benda-benda mengapung pada permukaan cairan dan berfungsi mencampurkan dengan baik antara mikroorganisme dengan substatnya. Selain itu pengadukan juga memberikan kondisi temperatur yang sama didalam tangki. Pengadukan dapat dilakukan dengan menggoyang drum dan mengaduknya lewat pipa masukan dan pipa pengeluaran.
5. Bahan Baku Isian Untuk Produksi Gas Bio
Gas Bio ditentukan oleh gas methan, yang pembentukannya sangat ditentukan oleh bahan organik yang berunsur kimia karbon (C). Dismaping itu karena unsur-unsur karbon tersebut untuk perubahan menjadi gas methan, melalui proses anaerobik yang dalam kehidupannya membutuhkan Nitrogen (N). Untuk menghasilkan gas bio yang optimum maka ratio C/N yang paling baik adalah 30 dan sekaligus mempertahankan kelanggengan kehidupan bakteri an aerobik.
Tabel 2.2
Perbandingan C/N untuk Beberapa Jenis Kotoran
No | Jenis Kotoran | Perbandingan C/N |
1 2 3 4 5 6 7 | Kerbau Kuda Sapi Ayam Babi Kambing/Domba Manusia | 18 25 18 15 25 30 6 – 7 |
Filino Harahap, Teknologi Gas Bio PTP ITB Bandung (1978 : 17)
Tabel 2.3
Perbandingan C / N untuk Beberapa Jenis Tanaman
No | Jenis Tanaman | Perbandingan C/N |
1 2 3 4 5 6 | Rumput potong Ruput liar Daun Batang jagung Kayu Jerami | 20 29 60 70 450 100 |
Sudarso, M.Sc, Diktat Pengelolaan Sampah SPPH (1984 : 73)
6. Macam Bakteri
Ada tiga kelompok bakteri yang berperan didalam produksi gas bio :
a. Kelompok bakteri fermentasi : streptococci bakteroides dan beberapa entero bakteriaceae.
b. Kelompok bakteri acetogenik : methano bacilus desul fovbrio.
c. Kelompok bakteri methan, seperti ditunjukkan pada tabel berikut ini
Tabel 2.4
Jenis Bakteri Methan
Genus | Jenis |
Methano Bakterium
Methano Bacillus Methano Coccus Methano Sarcina | · M. Furmicium · M. Omelianski · M. Sohngeni · M. Su boxydans |
Soemitro, Soewito Poedjosoemiyarto, Program Pengembangan Bio Gas di Jawa Timur (1982 : 164)
C. Proses Yang Terjadi Pada Tangki Pencerna
Pembuatan gas bio merupakan proses biologis. Dalam hal ini bahan dasar yang berupa bahan organik akan berfungsi sebagai sumber kegiatan dari pertumbuhan bakteri methan, walaupun secara pasti secara kimia proses dekomposisi pembentukan gas bio belum diketahui, tetapi secara garis besar terdapat dalam majalah warta pertanian No. 60 Th-XI (1985 : 45) di dalam artikel yang berjudul “Ternak dan Pencemaran Lingkungan” oleh K. Suradisastro adalah :
1. Tahap pelarutan bahan organik padat maupun yang mudah larut.
2. Tahap pengasaman atau asdifikasi / tahap non methanogenik.
3. Tahap methanogenik.
Pada mulanya bahan organik yang terlarut masih cukup mengandung oksigen sehingga proses mikrobiologis yang terjadi adalah proses aerob dengan pembentukan CO2. Pada tahap permulaan proses an aerob yang sangat aktif adalah bakteri pembentukan asam-asam organik dari senyawa-senyawa seperti karbohidrat, protein, dan lemak.
Bakteri pembentukan asam dapat tumbuh dan berkembang sangat cepat peka terhadap perubahan-perubahan akan lingkungan bakteri tersebut. Asam organik yang sangat penting untuk produksi gas bio. Produksi gas bio adalah asam organik yang mudah menguap terutama asam asetat. Selanjutnya asam organik yang mudah menguap dalam tahap methanogenik oleh bakteri-bakteri pembentuk gas methan dirubah menjadi gas methan.
D. Jenis Alat Penghasil Gas Bio
Pada prinsipnya alat penghasil gas bio sama yaitu adanya tempat pencerna dan penampung gas. Perbedaan seiring berdasar atas cara pengisian bahan baku, yaitu :
1. Jenis Pengisian Curah
Alat penghasil gas bio jenis pengisian curah. Dimana alat ini terdiri dari dua komponen utama, tangki pencerna dan tangki pengumpul gas. Jenis ini disebut pengisian curah karena bahan baku untuk alat ini diisikan sekaligus semuanya ke dalam tangki pencerna. Jelaslah bahwa pengisian curah dilakukan sekaligus dan pencernaan berlangsung hingga semua bahan yang diisikan terpakai habis artinya tidak menghasilkan gas bio dalam jumlah yang berarti. Jika produksi sudah terhenti maka tangki pengumpul gas diangkat dan dikeluarkan dari tangki pencerna.
2. Jenis Pengisian Kontinu
Pada alat dua memperlihatkan alat penghasil gas bio jenis pengisian kontinu yang terdiri dari tangki pencerna yang dilengkapi pipa pemasukan dari pipa pengeluaran, tangki pengumpul dimana ditelungkupkan ke dalam tangki penyekap pada mulanya. Bahan baku isian dimasukkan kedalam tangki pencerna. Pengisian mula ini dilakukan hingga tangki pencerna terisi sehingga ujung pipa pengeluaran. Hingga didalam alat tangki pencerna mulai dihasilkan gas. Jumlah gas yang dihasilkan sejak mulai terbentuknya gas bahkan bertambah setiap harinya hingga dicapai produksi gas maksimum. Bila tahap ini dicapai produksi gas akan mulai berkurang dan perlu dilakukan pengisian bahan baku secara teratur. Melalui pipa pemasukan. Pengisian bahan baku setiap hari memungkinkan gas bio menghasilkan gas secara kontinu. Jadi, alat ini disebut jenis pengisian kontinu.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
· Pembuatan bio gas dilakukan secara sederhana.
· Bio gas dapat mengatasi problema penanggulangan sampah di daerah pedesaan.
· Bio gas bisa menjadi alternatif bahan bakar lain selain kayu bakar.
B. Saran
· Agar dapat disosialisasikan kepada masyarakat untuk mengatasi masalah sampah / pengelolaan sampah.
· Dicari alternatif yang lebih sederhana pembuatannya.
KEPUSTAKAAN
Abidin, Zainal. Diktat Kuliah Sampah. Ujung Pandang : FKM Universitas Hasanuddin, t.th.
Bungay, Hendry, R. 1981. Energi the Biomas Option. New York : John Willey & Sons.
C. Price, Elizabeth. 1981. Bio Gas Production Utilization. New York : Ann. Arbor Science.
Sahidu, Sirajuddin. 1983. Kotoran Ternak Sebagai Sumber Energi. Jakarta : Dewa Ruci.
Soemitro. 1983. Bio Gas Banpres Untuk Keluarga Tani. Surabaya : Warga.
Sudarso, MSc. 1981. Diktat Pengelolaan Sampah. Surabaya : Proyek Pengembangan Pendidikan Tenaga Sanitasi.
Suradisastra, K. 1985. Ternak dan Pencemaran Lingkungan. Warta Pertanian N. 60 th. IX : Departemen
Demikianlah Artikel Pemanfaatan Bio Gas Sebagai Salah Satu Alternatif Sampah Pertanian
Sekianlah artikel Pemanfaatan Bio Gas Sebagai Salah Satu Alternatif Sampah Pertanian kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.
Anda sekarang membaca artikel Pemanfaatan Bio Gas Sebagai Salah Satu Alternatif Sampah Pertanian dengan alamat link http://kumpulanmakalahlengakap.blogspot.com/2013/11/pemanfaatan-bio-gas-sebagai-salah-satu.html
Pemanfaatan Bio Gas Sebagai Salah Satu Alternatif Sampah Pertanian