Advertisement
Bercocok Tanam Secara Hidroponik
Bercocok Tanam Secara Hidroponik - Hallo sahabat
Kumpulan Makalah Lengkap, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul Bercocok Tanam Secara Hidroponik, kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan
Artikel Contoh Makalah, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.
Judul :
Bercocok Tanam Secara Hidroponiklink :
Bercocok Tanam Secara Hidroponik
Baca juga
Bercocok Tanam Secara Hidroponik
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sejalan dengan berjalannya waktu dan demi menyesuaikan dengan situasi tanah yang semakin sempit untuk itu penulis mengangkat hidroponik sebagai judul maklah, mudah-mudahan dapat bermanfaat.
Hidroponik merupakan cara bercocok tanam yang paling mudah dan waktunya pun lebih singkat dari pada bercocok tanam dengan media tanah. Bercocok tanam secara hidroponik dapat dilakukan oleh setiap individu meskipun tidak memiliki lahan yang luas.
Bercocok tanam secara hidroponik menurut sebagian orang hanya sebatas hobi dan ada juga berhidroponik sebagai usaha sampingan berskala kecil.
1.2 Tujuan
- Sebagai syarat untuk mengikuti ujian naik kelas.
- Menanggulangi lahan yang semakins sempit.
- Agar para pembaca mengerti cara berhidroponik yang benar.
1.3 Keuntungan
Dibandingkan bercocok tanam dengan media tanah, hidroponik mempunyai beberapa keuntungan diantaranya :
- Dapat diletakkan didalam rumah atau bangunan
- Menghemat lahan penanaman.
- Dapat memberikan produktivitas relatif tinggi
- Biaya perawatannya kecil
- Tidak dipengaruhi iklim.
- Terhindari dari erosi dan kekeringan.
- Dapat memberikan penghijauan lingkungan.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
Istilah hidroponik dilontarkan oleh W.A Sethell dari Universitas California, sehubungan dengan keberhasilan W.F Gericke dari Universitas yang sama tetapi dia menggunakan istilah aquaculture. Hidroponik diambil dari bahasa Yunani yaitu hidro = air dan phonos = kerja, artinya kerja menumbuhkan tanaman dengan media air yang telah diberi larutan hara.
2.2 Media Yang Digunakan
Saat ini sistem hidroponik telah diterapkan secara luas baik dinegara maju maupun negara berkembang. Budidaya dengan cara ini dapat dilakukan oleh setiap orang.
Dalam perkembangan selanjutnya sistem hiroponik tidak hanya menggunakan air sebagai medianya, tetapi dapat pula menggunakan media lain seperti pasir, pecahan genting, kerikil, potongan ijuk, potongan sabut kelapa dan batu apung (spons).
2.3 Metode Yang Digunakan
- Kultur air
- Kultur pasir
- Kultur bahan berpori
2.4 Cara Bertanam Dalam Pot Hidroponik
- Bibit tanaman diambil dari pot pembibitan bersama tanahnya dan dibuang tanahnya dengan hati-hati jangan sampai merusak akar.
- Akar tanaman yang sudah dibuang tanahnya kemudian dicuci.
- Setelah bersih di letakkan dalam pot hidroponik, sementara ruangan pot yang kosong diisi dengan kerikil sampai setinggi “leher” akar tanaman.
Setelah tanaman-tanaman rapu, pot dipasang dalam wadahnya tetapi masih belum perlu diberi larutan makanan. Sebab, tanaman belum pulih ujung akarnya waktu dibongkar dari tempat pembibitan. Tanaman tersebut belum mampu menyerap unsur makanan, tetapi perlu disemprot dengan air biasa setiap hari untuk mengimbangi kehilangan air karena penguapan. Penyemprotan tersebut dilakukan selama tanaman masih belum segar.
Setiap kali selesai, tanaman harus dikerudungi dengan kantung plastik bening. Setelah 2 – 3 minggu kemudian kerudung plastik dibuka dan diberi larutan mineral. Dalam waktu satu minggu unsur kimia dalam larutan makanan itu sudah habis terpakai, maka seminggu sekali seuruh larutan harus diperbaharui.
2.5 Penyediaan Larutan Makanan
- Larutan Mineral
Larutan mineral sangat dibutuhkan dalam berhidroponik. Larutan mineral berguna untuk mendorong pembentukan akar, batang, daun, bunga dan buah.
Daftar bahan kimia penghasil unsur mikro
Bahan Kimia | Jumlah |
Mangan sulfat Asam bor Seng sulfat Terasi | 1 sendok the 1 sendok the ½ sendok the ½ sendok the |
Bahan kimia yang berbentuk gumpalan harus digerus lumatkan, setelah halus baru ditakar.
- Penyediaan sumber air
- Pembibitan tanaman
Tanaman hidroponik diperoleh dari pembibitan yang caranya sama dengan pembibitan tanaman biasa, yaitu generatif (menyemai bibit) dan vegetatif (menyetek bagian tanaman yang sudah dapat di stek).
BAB III
PERAWATAN
3.1 Frekuensi Penyiraman
Cara sederhana untuk mengetahui berapa kali kita sehari harus menyiram pot itu ialah dengan mengikuti perkembangan pengeringan medium tanaman dalam pot itu sendiri.
Frekuensi penyiraman bergantung pada beberapa faktor lingkungan, seperti lengas udara, suhu, cahaya matahari dan lain-lain.
3.2 Pengedaran Ulang
Pengedaran ulang perlu dilakukan untuk menghemat air yang digunakan untuk berhiroponik.
3.3 Penjagaan Kepekatan Larutan
Kepekatan unsur makanan dalam suatu larutan dapat diketahui dengan mengukur kemampuan larutan itu untuk menghantar arus listrik. Makin pekat larutan itu makin besar arus listrik yang dihantarkan. Larutan makanan itu tidak boleh kurang dari 20. Kalau turun, larutan tersebut harus ditambah dengan bahan kimia unsur makanan tanaman yang cukup lagi, agar nilainya mendekati 30 kembali.
3.4 Penjagaan Derajat Keasaman
Setiap larutan mempunyai kemampuan untuk menahan sejumlah hidrogen. Kalau unsur ini terlalu banyak di tahan oleh larutan, maka larutan ini terasa asam, kalau hidrogen yang ditahan itu hanya sedikit maka larutan itu terasa basa.
Kebanyakan tanaman dapat hidup dengan subur dalam suasana netral dalam suasana netral tanaman dapat menyerap unsur makanan lebih banyak sehingga mampu tumbuh dengan subur.
3.5 Pencegahan Terhadap Penyakit dan Hama Tanaman
Tanaman hidroponik yang berada di serambi dan kebun pekarangan lebih besar kemungkinannya terserang penyakit dan hama, karena tercemar oleh benihnya yang terbawa air penyiraman. Penyakit itu bisa berasal dari bakteri dan kekurangan unsur makanan.
Penyakit tanaman yang disebabkan oleh bakteri dan hama tanaman harus diberantas dengan obat yang cocok.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Simpulan
Hidroponik adalah cara bercocok tanam yang paling mudah, hidroponik dapat dilakukan oleh setiap masyarakat, meskipun tidak mempunyai lahan yang luas. Selain mudah hasilnya pun lebih baik dan higienis.
Hidroponik berkembang menjadi dua jenis kegiatan utama, yaitu bercocok tanam tanaman hias sebagai hobi dalam rumah dan bercocok tanam sayuran dan buah-buahan secara komersial. Hidroponik juga memiliki 3 metode yaitu kultur air, kultur air dan kultur bahan berpori.
Dalam perkembangan selanjutnya hidroponik tidak hanya menggunakan air tapi dapat menggunakan media lain seperti pasir, kerikil dan lain-lain.
DAFTAR KEPUSTAKAAN
Soeseno, Slamet. 1991. Bercocok Tanam Secara Hidroponik. Jakarta : Gramedia.
Suparni. 1995. Bahasa dan Sastra Indonesia. Bandung : Aditia
Demikianlah Artikel Bercocok Tanam Secara Hidroponik
Sekianlah artikel Bercocok Tanam Secara Hidroponik kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.
Anda sekarang membaca artikel Bercocok Tanam Secara Hidroponik dengan alamat link http://kumpulanmakalahlengakap.blogspot.com/2013/11/bercocok-tanam-secara-hidroponik.html
Bercocok Tanam Secara Hidroponik