Advertisement
Laporan LAPORAN PRAKTIKUM METEOROLOGI DAN KLIMATOLOGI DI GUNUNG PUNTANG Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Meteorologi dan Klimatologi Dosen Pengampu: 1. Prof. Dr. Ir. Dede Rohmat, M.T. 2. Iwan Setiawan, S.Pd., M.Si disusun oleh: Heniarti Putri Pratiwi NIM: 1300940 Robi Hisbilah NIM: 1305599 Syetiasih Masfufah Nawang Wulan NIM: 1306368 Wildan Wilyani NIM: 1307389 JURUSAN PENDIDIKAN GEOGRAFI FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2013LAPORAN PRAKTIKUM METEOROLOGI DAN KLIMATOLOGI DI GUNUNG PUNTANG Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Meteorologi dan Klimatologi Dosen Pengampu: 1. Prof. Dr. Ir. Dede Rohmat, M.T. 2. Iwan Setiawan, S.Pd., M.Si disusun oleh: Heniarti Putri Pratiwi NIM: 1300940 Robi Hisbilah NIM: 1305599 Syetiasih Masfufah Nawang Wulan NIM: 1306368 Wildan Wilyani NIM: 1307389 JURUSAN PENDIDIKAN GEOGRAFI FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2013Meteorologi dan Klimatologi
Laporan LAPORAN PRAKTIKUM METEOROLOGI DAN KLIMATOLOGI DI GUNUNG PUNTANG Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Meteorologi dan Klimatologi Dosen Pengampu: 1. Prof. Dr. Ir. Dede Rohmat, M.T. 2. Iwan Setiawan, S.Pd., M.Si disusun oleh: Heniarti Putri Pratiwi NIM: 1300940 Robi Hisbilah NIM: 1305599 Syetiasih Masfufah Nawang Wulan NIM: 1306368 Wildan Wilyani NIM: 1307389 JURUSAN PENDIDIKAN GEOGRAFI FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2013LAPORAN PRAKTIKUM METEOROLOGI DAN KLIMATOLOGI DI GUNUNG PUNTANG Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Meteorologi dan Klimatologi Dosen Pengampu: 1. Prof. Dr. Ir. Dede Rohmat, M.T. 2. Iwan Setiawan, S.Pd., M.Si disusun oleh: Heniarti Putri Pratiwi NIM: 1300940 Robi Hisbilah NIM: 1305599 Syetiasih Masfufah Nawang Wulan NIM: 1306368 Wildan Wilyani NIM: 1307389 JURUSAN PENDIDIKAN GEOGRAFI FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2013Meteorologi dan Klimatologi - Hallo sahabat
Kumpulan Makalah Lengkap, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul Laporan LAPORAN PRAKTIKUM METEOROLOGI DAN KLIMATOLOGI DI GUNUNG PUNTANG Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Meteorologi dan Klimatologi Dosen Pengampu: 1. Prof. Dr. Ir. Dede Rohmat, M.T. 2. Iwan Setiawan, S.Pd., M.Si disusun oleh: Heniarti Putri Pratiwi NIM: 1300940 Robi Hisbilah NIM: 1305599 Syetiasih Masfufah Nawang Wulan NIM: 1306368 Wildan Wilyani NIM: 1307389 JURUSAN PENDIDIKAN GEOGRAFI FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2013LAPORAN PRAKTIKUM METEOROLOGI DAN KLIMATOLOGI DI GUNUNG PUNTANG Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Meteorologi dan Klimatologi Dosen Pengampu: 1. Prof. Dr. Ir. Dede Rohmat, M.T. 2. Iwan Setiawan, S.Pd., M.Si disusun oleh: Heniarti Putri Pratiwi NIM: 1300940 Robi Hisbilah NIM: 1305599 Syetiasih Masfufah Nawang Wulan NIM: 1306368 Wildan Wilyani NIM: 1307389 JURUSAN PENDIDIKAN GEOGRAFI FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2013Meteorologi dan Klimatologi, kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.
Judul :
Laporan LAPORAN PRAKTIKUM METEOROLOGI DAN KLIMATOLOGI DI GUNUNG PUNTANG Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Meteorologi dan Klimatologi Dosen Pengampu: 1. Prof. Dr. Ir. Dede Rohmat, M.T. 2. Iwan Setiawan, S.Pd., M.Si disusun oleh: Heniarti Putri Pratiwi NIM: 1300940 Robi Hisbilah NIM: 1305599 Syetiasih Masfufah Nawang Wulan NIM: 1306368 Wildan Wilyani NIM: 1307389 JURUSAN PENDIDIKAN GEOGRAFI FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2013LAPORAN PRAKTIKUM METEOROLOGI DAN KLIMATOLOGI DI GUNUNG PUNTANG Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Meteorologi dan Klimatologi Dosen Pengampu: 1. Prof. Dr. Ir. Dede Rohmat, M.T. 2. Iwan Setiawan, S.Pd., M.Si disusun oleh: Heniarti Putri Pratiwi NIM: 1300940 Robi Hisbilah NIM: 1305599 Syetiasih Masfufah Nawang Wulan NIM: 1306368 Wildan Wilyani NIM: 1307389 JURUSAN PENDIDIKAN GEOGRAFI FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2013Meteorologi dan Klimatologilink :
Laporan LAPORAN PRAKTIKUM METEOROLOGI DAN KLIMATOLOGI DI GUNUNG PUNTANG Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Meteorologi dan Klimatologi Dosen Pengampu: 1. Prof. Dr. Ir. Dede Rohmat, M.T. 2. Iwan Setiawan, S.Pd., M.Si disusun oleh: Heniarti Putri Pratiwi NIM: 1300940 Robi Hisbilah NIM: 1305599 Syetiasih Masfufah Nawang Wulan NIM: 1306368 Wildan Wilyani NIM: 1307389 JURUSAN PENDIDIKAN GEOGRAFI FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2013LAPORAN PRAKTIKUM METEOROLOGI DAN KLIMATOLOGI DI GUNUNG PUNTANG Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Meteorologi dan Klimatologi Dosen Pengampu: 1. Prof. Dr. Ir. Dede Rohmat, M.T. 2. Iwan Setiawan, S.Pd., M.Si disusun oleh: Heniarti Putri Pratiwi NIM: 1300940 Robi Hisbilah NIM: 1305599 Syetiasih Masfufah Nawang Wulan NIM: 1306368 Wildan Wilyani NIM: 1307389 JURUSAN PENDIDIKAN GEOGRAFI FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2013Meteorologi dan Klimatologi
Baca juga
Laporan LAPORAN PRAKTIKUM METEOROLOGI DAN KLIMATOLOGI DI GUNUNG PUNTANG Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Meteorologi dan Klimatologi Dosen Pengampu: 1. Prof. Dr. Ir. Dede Rohmat, M.T. 2. Iwan Setiawan, S.Pd., M.Si disusun oleh: Heniarti Putri Pratiwi NIM: 1300940 Robi Hisbilah NIM: 1305599 Syetiasih Masfufah Nawang Wulan NIM: 1306368 Wildan Wilyani NIM: 1307389 JURUSAN PENDIDIKAN GEOGRAFI FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2013LAPORAN PRAKTIKUM METEOROLOGI DAN KLIMATOLOGI DI GUNUNG PUNTANG Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Meteorologi dan Klimatologi Dosen Pengampu: 1. Prof. Dr. Ir. Dede Rohmat, M.T. 2. Iwan Setiawan, S.Pd., M.Si disusun oleh: Heniarti Putri Pratiwi NIM: 1300940 Robi Hisbilah NIM: 1305599 Syetiasih Masfufah Nawang Wulan NIM: 1306368 Wildan Wilyani NIM: 1307389 JURUSAN PENDIDIKAN GEOGRAFI FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2013Meteorologi dan Klimatologi
LAPORAN PRAKTIKUM
METEOROLOGI DAN KLIMATOLOGI
DI GUNUNG PUNTANG
Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Meteorologi dan Klimatologi
Dosen Pengampu:
1. Prof. Dr. Ir. Dede Rohmat, M.T.
2. Iwan Setiawan, S.Pd., M.Si
disusun oleh:
Heniarti Putri Pratiwi NIM: 1300940
Robi Hisbilah NIM: 1305599
Syetiasih Masfufah Nawang Wulan NIM: 1306368
Wildan Wilyani NIM: 1307389
JURUSAN PENDIDIKAN GEOGRAFI
FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
2013
KATA PENGANTAR
Tiada kata yang pantas dipanjatkan penyusun selain rasa syukur ke hadirat Ilahi Rabbi, Allah Rabbul ‘Izzati, atas curahan rahmat serta inayah-Nya penyusun mampu menyelesaikan kegiatan dan Laporan Praktikum Meteorologi dan Klimatologi di Gunung Puntang. Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurahlimpahkan kepada panutan alam, pembawa risalah kebenaran, pencegah kebathilan, yang telah meneladankan qudwah hasanah, yakni Nabi Muhammad SAW, beserta keluarga, sahabat, dan pengikutnya yang senantiasa istiqamah dalam peneladanannya.
Praktikum Meteorologi dan Klimatologi merupakan mata kuliah wajib yang harus diikuti oleh seluruh mahasiswa Jurusan Pendidikan Geografi di Universitas Pendidikan Indonesia. Penyusunan Laporan Praktikum ini merupakan akhir dari rangkaian kegiatan tersebut.
Harus diakui bahwa terselesaikannya laporan ini tidak terlepas dari bantuan yang telah penyusun peroleh dari segenap pihak. Oleh karenanya, penyusun ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu penyusun, terutama kepada.
1. Allah SWT yang tiada pernah lelah mengurus makhluk-Nya.
2. Ibunda beserta keluarga tercinta yang telah memberikan dukungan moril maupun materil.
3. Bapak Prof. Dr. Ir. Dede Rohmat, M.T., selaku dosen mata kuliah Meteorologi dan Klimatologi.
4. Bapak Iwan Setiawan, S.Pd., M.Si., selaku dosen mata kuliah Meteorologi dan Klimatologi
5. Rekan-rekan seperjuangan yang tanpa lelah memberikan motivasi dan dorongannya.
Kesempurnaan hanyalah milik-Nya. Dengan keterbatasan pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki, laporan ini masih jauh dari sempurna. Oleh karenanya, penyusun mohon maaf yang sebesar-besarnya, dan senantiasa mengharapkan kritik dan saran konstruktif demi sebuah perubahan menuju perbaikan.
Bandung, November 2013
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .................................................................................... i
DAFTAR ISI ................................................................................................... iii
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... v
DAFTAR TABEL .......................................................................................... vi
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ............................................................. 1
B. Rumusan Masalah ....................................................................... 2
C. Tujuan Penulisan ......................................................................... 3
D. Manfaat Penulisan ...................................................................... 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA................................................................... 5
A. Unsur-unsur Cuaca dan Iklim ................................................... 5
B. Dinamika Unsur Cuaca dan Iklim............................................... 13
C. Hubungan Antar Unsur Cuaca dan Iklim................................... 20
D. Faktor-faktor yang Memengaruhi Unsur Cuaca dan Iklim suatu Wilayah 21
BAB III METODE PRAKTIKUM............................................................... 23
A. Lokasi Praktikum dan Metode Penentuan Plot ........................ 23
B. Variabel atau Unsur Cuaca dan Iklim yang Diukur.................... 26
C. Teknik Pengumpulan Data.......................................................... 26
D. Alat dan Bahan Praktikum......................................................... 27
E. Teknik Analisis Data................................................................... 32
BAB IV HASIL DAN ANALISIS................................................................. 34
A. Sebaran Plot Pengukuran .......................................................... 34
B. Dinamika Suhu selama Pengukuran............................................ 35
C. Dinamika Kelembapan selama Peengukuran.............................. 36
D. Hubungan antara Ketinggian dengan Suhu pada Jam yang Sama. 37
E. Hubungan antara Suhu dengan Kelembapan.............................. 39
F. Dinamika Tutupan Awan............................................................ 40
G. Lama Penyinaran Matahari......................................................... 41
BAB V PENUTUP ....................................................................................... 43
A. Simpulan ..................................................................................... 43
B. Saran ........................................................................................... 44
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR GAMBAR
Gambar I .................................................................................................... 6
Gambar II .................................................................................................... 8
Gambar III .................................................................................................... 9
Gambar IV .................................................................................................... 9
Gambar V .................................................................................................... 11
Gambar VI .................................................................................................... 11
Gambar VII .................................................................................................... 14
Gambar VIII .................................................................................................... 15
Gambar IX .................................................................................................... 28
Gambar X .................................................................................................... 29
Gambar XI .................................................................................................... 29
DAFTAR TABEL
Tabel I .................................................................................................... 15
Tabel II .................................................................................................... 16
Tabel III .................................................................................................... 34
Tabel IV .................................................................................................... 35
Tabel V .................................................................................................... 36
Table VI .................................................................................................... 37
Tabel VII .................................................................................................... 39
Tabel VIII .................................................................................................... 40
Tabel IX .................................................................................................... 41
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Menurut Erathostenes, bahwa Geografi berasal dari Geographika “Writing about of the earth or description of the earth” yakni, penulisan tentang bumi atau gambaran tentang bumi. Sedangkan menurut Elsworth Huntington, Geografi adalah studi tentang alam dan persebarannya, melalui relasi lingkungan dengan aktivitas atau kualitas manusia.
Dari kedua definisi para ahli tersebut, dapat ditarik kesimpulan. Bahwa, secara umum geografi adalah ilmu yang mempelajari tulisan atau lukisan tentang bumi serta alam dan persebarannya. Terdapat dua objek dalam geografi, yaitu objek material yang sasaran kajiannya tertuju kepada fenomena geosfer dan objek formal yaitu sasarannya tertuju kepada pemecahan suatu masalah.
Di dalam objek material dterdapat pengintegrasian ilmu yang terdiri dari tiga lapisan, yaitu Litosfer di dalamnya mengkaji tentang pedologi, geologi, morfologi; hidrosfer di dalamnya mengkaji tentang hidrologi dan oceanografi; dan atmosfer di dalamnya mengkaji tentang meteorologi dan klimatologi.
Atmosfer yang di dalamnya memepelajari bagian dari meteorologi yaitu ilmu yang mengkaji peristiwa cuaca dalam jangka waktu dan ruang terbatas. Cabang dari unsur cuaca tersebut yaitu suhu, kelembapan, keawanan, dan lain-lain.
Terdapat perbedaan dari unsur cuaca tersebut di setiap ruang atau wilayah yang kita huni. Perbedaan tersebut dapat dilihat dari ketinggian tempat, kondisi wilayah, dan lain-lain.
Wilayah Bandung yang memiliki variasi tempat beragam tentunya memiliki unsur cuaca yang beragam pula.
Untuk itu, seluruh mahasiswa Jurusan Pendidikan Geografi Universitas Pendidikan Indonesia pada semester pertama melakukan praktikum di Gunung Puntang Bandung, guna mengetahui variasi unsur cuaca dan iklim yang terdapat di masing-masing tempat/plot di Gunung Puntang, dinamika unsur cuaca dan iklim, hubungan antar unsur cuaca dan iklim, faktor-faktor yang memengaruhi unsur cuaca dan iklim di suatu wilayah di Gunung Puntang.
B. PERUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, maka terdapat perumusan masalah sebagai berikut.
1. Bagaimana unsur cuaca dan iklim?
2. Bagaimana dinamika unsur cuaca dan iklim?
3. Bagaimana hubungan antar unsur cuaca dan iklim?
4. Bagaimana faktor-faktor yang memengaruhi unsur cuaca dan iklim di suatu wilayah?
5. Bagaimana lokasi praktikum dan metode penentuan plot?
6. Bagaimana variabel atau unsur cuaca dan iklim yang diukur?
7. Bagaimana alat dan bahan praktikum?
8. Bagaimana kondisi penyinaran matahari?
C. TUJUAN
Adapun tujuan dalam praktikum ini yaitu.
1. Mengidentifikasi unsur cuaca dan iklim.
2. Mengidentifikasi dinamika unsur cuaca dan iklim.
3. Mengidentifikasi hubungan antar unsur cuaca dan iklim.
4. Mengidentifikasi faktor-faktor yang memengaruhi unsur cuaca dan iklim di suatu wilayah.
5. Megidentifikasi lokasi praktikum dan metode penentuan plot.
6. Mengidentifikasi variabel atau unsur cuaca dan iklim yang diukur.
7. Mengidentifikasi alat dan bahan praktikum.
8. Mengidentifikasi kondisi penyinaran matahari.
D. MANFAAT
Adapun manfaat yang diharapkan dalam praktikum ini yaitu.
1. Mengetahui unsur cuaca dan iklim.
2. Mengetahui dinamika unsur cuaca dan iklim.
3. Mengetahui hubungan antar unsur cuaca dan iklim.
4. Mengetahui faktor-faktor yang memengaruhi unsur cuaca dan iklim di suatu wilayah.
5. Mengetahui lokasi praktikum dan metode penentuan plot.
6. Mengetahui variabel atau unsur cuaca dan iklim yang diukur.
7. Mengetahui alat dan bahan praktikum.
8. Mengetahui kondisi penyinaran matahari.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. UNSUR CUACA DAN IKLIM
Sebelum kita mengkaji mengenai cuaca dan iklim secara rinci, kita harus memahami definisi dari meteorologi dan klimatologi tersebut terlebih dahulu.
Meteorologi berasal dari kata Yunani, yaitu meteoros, yang artinya benda yang ada di dalam udara dan logos artinya ilmu atau kajian. Jadi, meteorologi didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari proses fisis dan gejala cuaca yang terjadi di dalam atmosfer terutama pada lapisan bawah yaitu troposfer. Adapun karakteristik dari cuaca yaitu cepat berubah, meliputi daerah yang sempit dan perubahan waktu yang cepat.
Sedangkan klimatologi, berasal dari kombinasi dua kata Yunani yaitu klima diartikan sebagai kemiringan (slope) bumi yang mengarah pada pengertian lintang tempat, dan logos diartikan sebagai ilmu. Jadi, klimatologi didefinisikan sebagai ilmu yang mencari gambaran dan penjelasan sifat iklim. Klimatologi juga dapat didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari jenis iklim dimuka bumi dan faktor penyebabnya. Adapun karakteristik dari iklim yaitu, kondisinya tetap, meliputi daerah yang luas dan perubahan waktu yang lambat.
Adapun unsur-unsur dari cuaca dan iklim yaitu.
1. Suhu Udara
Suhu/temperatur adalah keadaan panas atau dinginnya suatu udara. Di dalam kamus Webster, temperature adalah ukuran relatif tentang panas dan dinginnya suatu benda. Kata relatif menunjukkan kebutuhan dan skala yang diperlukan untuk menyatakan temperature. Biasanya pengukuran suhu atau temperature udara dinyatakan dalam skala Celcius (C), Reamur (R), dan Fahrenheit (F).
Adapun faktor-faktor yang memengaruhi perbedaan suhu di berbagai wilayah permukaan bumi adalah sebagai berikut.
a. Lama penyinaran matahari
b. Sudut datang sianar matahari
c. Relief dan bentuk permukaan bumi
d. Ketinggian tempat
e. Banyak sedikitnya awan
f. Perbedaan letak lintang
Gambar 1
Letak Lintang
Faktor tersebut sangat dipengaruhi oleh kriteria pemanasan yaitu pemanasan secara langsung dan pemanasan tidak langsung. Pemanasan langsung merupakan akibat dari proses kontak langsung antara sinar matahari dengan permukaan bumi. Pemanasan ini dapat melaui proses:
a. Absorbsi, yaitu penyerapan unsur-unsur radiasi matahari.
b. Refleksi, yaitu pemanasan dari matahari ke udara, tetapi melalui pantulan oleh partikel uap air, awan, dan aprtikel lain di atmosfer.
c. Difusi, yaitu penghamburan sinar dan gelombang pendek.
Adapun pemanasan tidak langsung yaitu proses perpindahan energi kalor matahari dengan melalui perantara tertentu. Pemanasan tidak langsung ini dapat melalui proses:
a. Konduksi, yaitu pemberian panas oleh maatahari yang benda penghantarnya tidak ikut bergerak/diam. Contohnya logam.
b. Konveksi, yaitu pemberian panas karena pergerakan udara yang vertical ke atas dan benda penghantarnya iktu bergerak. Contohnya, gas atau benda cair.
c. Adveksi, yaitu pemberian udara oleh gerak horizontal (mendatar).
d. Turbulensi, yaitu pemberian panas karena gerak udara yang tidak teratur dan berputar-putar.
2. Tekanan Udara
Tekanan udara adalah tenaga yang bekerja untuk menggerakkan masa udara dalam setiap satuan luas tertentu. (Dede Rohmat:2009)
Tekanan udara adalah suatu gaya yang timbul akibat adanya berat dari lapisan udara karena beratnya kepada setiap bidang datar pada permukaan bumi seluas I meter kubik sampai batas atmosfer.
Alat untuk mengukur tekanan udara adalah barometer. Satuan dari barometer yaitu sat 1 (bar)=1000 milibar. Torri Celli adalah orang yang pertama mengukur tekanan udara dengan menggunakan barometer raksa.
Isobar adalah garis yang menghubungkan tempat-tempat yang tekana udaranya sama.
Gambar II
Barometer
3. Angin
Angin adalah udara yang bergerak dari udara yang bertekanan tinggi ke udara yang bertekanan rendah. Sebab utama dari gerakan massa udara adalah perbedaan suhu yang mengakibatkan perbedaan tekanan udara.
Arah angin menurut Buys Ballot yaitu, angin bertiup dari tekanan tinggi atau maximum ke tekanan rendah atau minimum. Dan angin di Belahan Bumi Utara (BBU) berbelok ke kanan, di Belahan Bumi Selatan (BBS) berbelok ke kiri.
Arah angin dipengaruhi oleh tiga faktor, yaitu.
a. Gardien barometrik, angka yang menunjukkan perbedaan tekanan udara dari dua isobar pada tiap jarak 15 meridian (111 km).
b. Rotasi bumi, perputaran bumi pada porosnya dalam jangka waktu 23 jam 56 menit 4 detik.
c. Kekuatan yang menahan.
Sebab terjadinya angin yaitu karena adanya pergeseran sumbu matahari sehingga mengalami perbedaan tekanan dan karena bentuk bumi bulat sehingga ada yang jauh dan ada yang dekat dari radiasi matahari.
Alat untuk mengukur kekuatan angin yaitu anemometer dan pengukur arah angin dinamakan wine vane.
Gamabar III Anemometer
| Gamabar IV Wine Vane |
4. Kelembapan
Kelembapan udara adalah jumlah air yang dikandung oleh udara. Alat untuk mengukur kelembapan udara dinamakan Higrometer. Psikometer Assman merupakan alat pengukuran kelembapan dengan membandingkan antara suhu bola basah dan suhu bola kering pada psikometer tersebut.
Kelembapan udara dibagi tiga, yaitu.
a. Kelembapan spesifik
Kelmbapan spesifik adalah berat uap air yang terkandung dalam satu unit berat udara yang dinyatakan dalam gram atau gram per kilogram.Kelembapan spesifik hanya memperhatikan kuantitas aktual (jumlah uap menurut kenyataan adanya) yang terdapata dalam massa udara pada suhu tertentu.
Kelembapan spesifik sering digunakan untuk melukiskan sifat-sifat suatu massa udara yang luas.
b. Kelembapan mutlak
Kelembapan mutlak yaitu massa jenis uap (massa air yang terkandung dalam satu satuan volume udara lengas) yang didefinisikan oleh persamaan:
∫v = e
RvT
c. Kelembapan relatif atau nisbi
Kelembapan nisbi adalah perbandingan (%) antara tekanan uap air dengan tekanan uap air jenuh pada suhu yang sama.
Rumus: Kelembapan mutlak x 100%
Uap air maximum
5. Curah Hujan
Hujan adalah peristiwa jatuhnya titik-titik air ke permukaan bumi. Adapun syarat turunnya hujan yaitu, adanya uap air, inti kondensasi (partikel yang ada di atmosfer/higroskopis) dan bobot massa yang besar. Alat penakar curah hujan dinamakan ombrometer. Sedangkan rain gouge adalah alat ukur curah hujan. Isohyet yaitu garis yang menghubungkan tempat-tempat yang curah hujannya sama.
Gambar V Ombrometer | Gambar VI Rain Gouge |
Jenis-jenis hujan diantaranya.
a. Hujan orografis, yaitu hujan yang terjadi di daerah gunung atau pegunungan.
b. Hujan frontal, yaitu yang terjadi karena pertemuan dua massa udara (panas dan dingin).
c. Hujan zenithal, yaitu hujan yang terjadi di daerah khatulistiwa.
d. Hujan muson, yaitu hujan yang terjadi karena angin muson barat membawa banyak uap air. Atau disebut juga hujan musiman, y aitu hujan yang terjadi karena angin musim (angin muson).
6. Kondisi Penyinaran Matahari
Kondisi penyinaran matahari merupakan salah satu dari unsur cuaca dan iklim. Kondisi penyinaran matahari erat kaitannya dngan intensitas penyinaran matahari.
Intensitas penyinaran matahari merupakan faktor energy utama dalam menentukan cuaca dan iklim di suatu wilayah. Jumlah intensitas penyinaran matahari ditentukan oleh faktor-faktor berikut ini:
a. Revolusi bumi terhadap matahari
Bumi dalam melakukan revolusi memunyai bidang yang berbeda untuk mendapatkan sinar matahari, selain keterkaitan antara jarak terdekat (perihelium) dengan jarak terjauhnya (aphelium), sehingga energy yang diterima antar tempat di permukaan bumi juga memunyai variasi besarnya.
b. Kondisi hambatan di atmosfer
Banyak atau sedikitnya dan tebal atau tipisnya awan sangat memengaruhi jumlah sinar yang dapat diloloskan sampai di permukaan bumi. Selain itu keberadaan ozon sebagai lapisan pelindung bumi juga berpengaruh pada pemantulan sinar tak tampak yang menyebabkan percepatan pemanasan bumi.
c. Durasi atau waktu lama penyinaran matahari
Durasi waktu penyinaran matahari tentu berpengaruh terhadap banyaknya sinar matahari yang dapat diterima bumi.
Faktor yang menentukan lama penyinaran adalah tutupan awan, semakin lama penutupan awan maka lama penyinaran berkurang. Lama penyinaran menentukan jumlah energy radiasi surya, sehingga memengaruhi pertumbuhan tanaman melalui proses fotosintesis. Sebaliknya, panjang hari menentukan proses perkembangan tanaman melalui respon fotoperiodisme yang tidak bergantung pada intensitas energy radiasi surya melainkan periode pencahayaannya mulai matahari terbit hingga terbenam.
d. Sudut datang sinar matahari
Sudut datangya sinar matahari memengaruhi luasan jangkauan penyinaran matahari. Sebagai contoh pada waktu siang dengan posisi matahari persis di atas bumi akan berbeda dengan posisi waktu sore atau pagi hari.
B. DINAMIKA UNSUR CUACA DAN IKLIM
Setelah mengetahui unsur-unsur cuaca dan iklim, cuaca dan iklim di permukaan bumi berkaitan dengan dinamika yang senantiasa memengaruhi kondisi cuaca dan iklim tersebut.
Dinamika unsur cuaca dan iklim dipengaruhi oleh:
1. Pergrakan Bumi
Bumi ini tidak diam, melainkan megalami pergerakan sesuai dengan poros dan orbitnya. Bumi kita mengalami tiga pergerakan yang berlangsung secara kontinyu yaitu:
a. Rotasi bumi
Rotasi bumi adalah perputaran bumi pada porosnya. Waktu yang dibutuhkan bumi untuk berotasi sebanyak satu kali adalah 23 jam 56 menit 4 detik, yang kemudian dibulatkan menjadi 24 jam. Adapun akibat dari rotasi bumi yaitu, adanya pergantian siang dan malam, adanya perbedaan waktu berbagai tempat di permukaan bumi, gerak semu harian bintang dan perbedaan percepatan gravitasi di permukaan bumi.
b. Revolusi bumi
Revolusi bumi adalah gerakan bumi mengelilingi matahari. Waktu yang dibutuhkan untuk sekali berevolusi yaitu 365,25 hari (1 tahun). 23,5° miring terhadap sumbu vertical bidang ekliptika dan 66,5° terhadap bidang ekliptika.
Gambar VII
Revolusi bumi
Adapun akibat dari revolusi bumi yaitu, perbedaan lama siang dan malam, gerak semu tahunan matahari, perubahan musim, perubahan kenampakan rasi bintang dan kalender masehi.
Gambar VIII
Akibat Revolusi bumi
Kisaran Wilayah | BBU | BBS |
23 Maret -22 Juni | Musim Semi | Musim Gugur |
22 Juni -23 September | Musim Panas | Musim Dingin |
23 September - 22 Desember | Musim Gugur | Musim Semi |
22 Desember - 23 Maret | Musim Dingin | Musim Panas |
Tabel I
Pembagian Musim
c. Presisi
Presisi adalah pembalikan musim. Waktu yang dibutuhkan untuk sekali berpresisi yaitu 13.000 tahun sekali. Adapun akibat dari presisi yaitu kembali pada musim semula.
2. Pergerakan Unsur dan Kontrol Cuaca Iklim
Pergerakan unsur dan control cuaca iklim memang sangat berpengaruh terhadapa dinamika cuaca dan iklim.
Adapun unsur cuaca dan iklim sendiri telah dibahas pada penjelasan Bab II, yakni unsur cuaca dan iklim meliputi, suhu udara, tekanan udara, angin, kelembapan, curah hujan dan penyinaran matahari.
Sedangkan control iklim cuaca diantaranya:
a. Altitude/ketinggian tempat
Ketinggian tempat atau elevasi ditentukan berdasarkan elevasi lahan daratan dari permukaan air laut, dimana permukaan air laut dianggap mempunyai elevasi 0 meter. Ketinggian tempat dibagi menjadi 4 kelas ketinggian dan hubungan kelas ketinggian dengan luas sebarannya dapat dilihat pada tabel hubungan kelas ketinggian dengan luas penyebaran.
No | Kelas Ketinggian (dpl m) | Luas(Ha) | ( % ) |
1. | 0-7 | 3.228 | 6.37 |
2. | 7 – 25 | 13.823 | 27.21 |
3. | 25 – 100 | 22.715 | 44.82 |
4. | 100 – 200 | 9.239 | 18.23 |
5. | 200 – 300 | 1.680 | 3.37 |
Tabel II
Hubungan kelas ketinggian dengan luas penyebaran
b. Latitude/letak lintang (astronomis)
Yang dimaksud letak astronomis ialah letak suatu tempat dihubungkan dengan posisi garis lintang dan garis bujur, yang akan membentuk suatu titik koordinat.
Garis lintang ialah garis-garis paralel pada pola bumi yang sejajar dengan ekuator (khatulistiwa). Jadi, lintang utara (LU) berarti semua posisi atau tempat yang terletak di sebelah utara ekuator, sedangkan lintang selatan (LS) berarti semua posisi atau tempat yang terletak di sebelah selatan ekuator. Jarak antarlintang diukur dengan satuan derajat. Lintang terendah adalah 0o (ekuator) dan lintang tertinggi adalah 90o (kutub utara dan kutub selatan).
Yang dimaksud garis bujur (meridian) ialah semua garis yang menghubungkan kutub utara dan kutub selatan, tegak lurus pada garis lintang. Semua meridian adalah setengah lingkaran besar. Banyak sekali meridian dapat ditarik, namun agar tidak terlalu rapat, dibuat tiap 150.
c. Perairan/daratan
Wilayah daratan adalah wilayah atau daerah yang berupa daratan. Untuk menentukan batas daratan dengan negara lain pada umumnya ditentukan dengan suatu perjanjian. Batas-batas itu dapat berupa seperti berikut: a. Batas alamiah, yaitu batas suatu negara dengan negara lain yang secara alamiah, misalnya dalam bentuk pegunungan, sungai, dan hutan.
b. Batas buatan, yaitu batas suatu negara dengan negara lain yang sengaja dibuat oleh manusia dalam bentuk pagar tembok, kawat berduri, dan pos penjagaan. c. Batas secara geografis, yaitu batas wilayah suatu negara dengan negara lain yang dapat ditentukan berdasarkan letak geografis yang melalui garis lintang dan garis bujur.
Perairan adalah suatu kumpulan massa air pada suatu wilayah tertentu, baik yang bersifat dinamis (bergerak atau mengalir) seperti laut dan sungai maupun statis (tergenang) seperti danau. Perairan ini dapat merupakan perairan tawar, payau, maupun asin (laut). d. Hutan/vegetasi
Vegetasi adalah berbagai macam jenis tumbuhan atau tanaman yang menempati suatu ekosistem. Dalam kamus besar bahasa Indonesia, vegetasi di definisikan sebagai suatu bentuk kehidupan yang berhubungan dengan tumbuh-tumbuhan atau tanam-tanaman. Istilah vegetasi dalam ekologi adalah istilah yang digunakan untuk
ekosistem.
Vegetasi dapat juga di definisikan sebagai tumbuhan penutup permukaan bumi. Vegetasi seperti ini dapat berbeda berdasarkan lokasi dan waktu serta bergantung pada komposisi penyusunnya. Vegetasi yang ada di suatu tempat akan berubah seiring dengan perubahan iklim. Berdasarkan lokasi dan keluasannya vegetasi dapat di bedakan kedalam banyak formasi. Masing-masing formasi vegetasi di beri nama sesuai dengan spesies tumbuhan yang paling dominan Contohnya formasi vegetasi taiga, savana, tundra, dan lain-lain.
e. Keawanan
Awan-awan dalam atmosfer terbentuk karena adanya proses penguapan air dari permukaan bumi dan terakumulasi di atmosfer. Penguapan tersebut bisa dari air laut atau air darat.
Pada tahun 1803, Luke Howard membagi tiga jenis awan dasar, yaitu awan berserat, awan berlapis dan awan bertumpuk. Pada tahun 1894 Komisi Cuaca International membagi bentuk awan menjadi lebih spesifik lagi, yaitu menjadi 10 kelompok dalam 4 keluarga, dengan bentuk dasar sama seperti pendapat Luke Howard di atas.
Keempat keluarga dari 10 kelompok bentuk awan tersebut adalah sebagai berikut:
ü Sirrus, Sirro-kumulus, dan Sirrostratus (awan tinggi)
Termasuk awan berserat pada ketinggian 6-12 km. awan ini menandakan cuaca cerah dengan karakteristik tidak terlalu berbahaya.
ü Altocumulus dan altostratus (awan menengah)
Termasuk awan berlapis yang berada pada ketinggian 2-6 km. awan ini menandakan hujan ringan atau salju dan tidak cukup membahayakan.
ü Stratocumulus, stratus, dan nimbus stratus (awan rendah)
Termasuk awan berlapis tebal yang berada pada ketinggian 0,8-2 km. awan ini dapat menimbulkan hujan ringan, gerimis, dan salju terus menerus.awan ini cukup berbahaya.
ü Cumulus dan kumulunimbus
Termasuk awan bergumpal-gumpal yang berada pada ketinggian 0,5 km. awan ini dapat menimbulkan hujan lebat, kelam atau hujan batu es dengan badai disertai angin ribut. Ini dapat mengganggu gelombang AM pada radio dan awan sangat berbahaya.
C. HUBUNGAN ANTAR UNSUR CUACA DAN IKLIM
Salah satu metode yang digunakan untuk dapat mengerti data cuaca dan iklim adalah dengan menggunakan suatu teknik perhitungan regresi dan korelasi.Regresi dapat menginterpretasikan data cuaca karena regresi diperoleh dari perhitungan variabel bebas dan variabel terikat yang merupakan unsur data cuaca.Begitu pula dengan korelasi juga dapat menginterpretasikan data cuaca. Misalnya variabel bebasnya radiasi sedangkan variabel terikatnya adalah temperatur maka kita bisa menghitung regresinya, dari hasil regresi kita dapat menyimpulkan bahwa radiasi akan mempengaruhi temperatur. Dari data tersebut kita dapat menghitung korelasinya. Apabila thitung lebih kecil dari ttabel maka tidak ada korelasi. Dan sebaliknya apabila thitung lebih besar dari t tabel maka ada korelasi.
Banyak sekali manfaat yang kita peroleh dalam mempelajari unsur-unsur iklim, yaitu kita dapat mengetahui tanaman apa saja yang cocok untuk ditanam di musim penghujan maupun musim kemarau. Kita bisa mensiasati bahayanya angin yang besar dengan cara membuat pematah angin. Selain itu kita juga dapat mengantisipasi hama dan penyakit yang dapat menyerang tanaman yang kita usahakan karena serangan hama dan penyakit sangat dipengaruhi oleh iklim dan cuaca pada saat itu. Iklim juga sangat mempengaruhi hasil produktivitas pertanian yang nantinya akan dimanfaatkan oleh manusia dalam menunjang kehidupannya. Misalnya pertanian dibidang tanaman pangan, karena semua manusia yang hidup pasti memerlukan makanan untuk keberlanjutan hidupnya.
D. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI UNSUR CUACA DAN IKLIM DI SUATU WILAYAH
Unsur cuaca dan iklim ialah radiasi matahari, temperatur udara, tekanan udara, penguapan, kelembapan udara, keawanan, presipitasi dan beberapa unsur iklim lain yang kurang penting. Unsur-unsur cuaca dan iklim ini tidak tetap pada setiap saat dan tempat, selalu berubah-ubah tergantung pada faktor-faktor fisis di alam yang disebut faktor pengendali cuaca. Faktor pengendali cuaca ini ada yang bersifat permanen dan ada yang bersifat sementara. Faktor tersebut adalah.
1. Faktor pengendali cuaca yang bersifat permanen, diantaranya:
a. Efek rotasi bumi
b. Penyebaran dataran dan lautan di permukaan bumi
c. Letak garis lintang bumi
d. Faktor orografis (gunung dan pegunungan)
e. Perbedaan ketinggian letak dari permukaan laut
2. Faktor pengendali cuaca yang bersifat sementara, diantaranya:
a. Pusat-pusat tekanan tinggi dan rendah
b. Arus laut yang ditimbulkan oleh perbedaan musim
c. Arus angin yang ditimbulkan oleh perbedaan tekanan udara
d. Hujan badai
Cuaca dan iklim adalah faktor lingkungan yang berpengaruhnya terhadap kehidupan makhluk hidup. Oleh sebab itu, informasi berupa data atau keterangan tentang cuaca dan iklim akan sangat diperlukan. Data yang benar dan lengkap, melalui analisis meteorologi dan klimatologi akan membuka kejelasan tentang gejala dan perilaku cuaca maupun keadaan iklim setempat serta dapat membuat manusia melakukan usaha optimasi bidang kegiatannya. Cuaca bagaikan sebuah mesin raksasa yang dapat bekerja karena ada energi atau bahan bakar dari matahari, udara dan air merupakan hal amat rumit. Ketiga unsur tersebut membentuk dan salah satu faktor yang memengaruhi cuaca di suatu wilayah.
BAB III
METODE PRAKTIKUM
A. LOKASI PRAKTIKUM DAN METODE PENENTUAN PLOT
1. Lokasi
Lokasi praktikum yang dituju yakni tepatnya di Gunung Puntang yang terletak di Desa Cimaung, Kecamatan Banjaran, Kabupaten Bandung.
2. Waktu Pelaksanaan
Waktu pelaksanaan praktikum meteorologi dan klimatologi dilaksanakan pada tanggal 19 Oktober 2013.
3. Metode Penentuan Plot
Dalam praktikum kali ini kami menggunakan dua metode plotting untuk menentukan lokasi praktikum.
a. Menggunakan GPS
Sistem Pemosisi Global (bahasa Inggris: Global Positioning System (GPS)) adalah sistem untuk menentukan letak di permukaan bumi dengan bantuan penyelarasan (synchronization) sinyal satelit. Sistem ini menggunakan 24 satelit yang mengirimkan sinyal gelombang mikro ke Bumi. Sinyal ini diterima oleh alat penerima di permukaan, dan digunakan untuk menentukan letak, kecepatan, arah, dan waktu. GPS juga digunakan untuk menentukan koordinat sebuah obyek, lalu menerjemahkannya dalam bentuk peta digital.
b. Reseksi dan interseksi
Reseksi adalah menentukan posisi tempat kita di peta dengan menggunakan dua atau lebih tanda medan yang dikenali. Teknik reseksi membutuhkan alam terbuka untuk dapat membidik. Tidak semua objek dapat dibidik, hanya objek-objek alam seperti percabangan sungai, gunung, percabangan jalan, dan sebagainya.
Langkah-langkah reseksi, yaitu sebagai berikut.
1. Lakukan orientasi peta.
2. Cari tanda medan yang mudah dikenali dilapangan dan terdapat di peta, minimal dua buah objek.
3. Buat tanda X pada tanda-tanda medan tersebut.
4. Bidik tanda-tanda medan tersebut dari posisi kita menggunakan kompas.
5. Dengan busur dan penggaris, pindahkan sudut bidikan yang didapat ke peta, dan hitung sudut pelurusnya (Back Azimuth).
6. Perpotongan garis yang ditarik dari sudut-sudut pelurus tersebut adalah posisi kita di peta.
Interseksi adalah menentukan posisi suatu objek pada peta. Menentukan posisi suatu titik (benda)di peta dengan menggunakan dua atau lebih tanda medan yang dikenali di lapangan. Interseksi digunakan untuk mengetahui atau memastikan posisi suatu benda yang terlihat dilapangan tetapi sukar untuk dicapai. Pada interseksi kita harus sudah yakin pada posisi kita di peta.
Langkah-langkah melakukan interseksi, yaitu sebagai berikut.
1. Lakukan orientasi dan pastikan posisi kita
2. Bidik objek yang kita amati
3. Pindahkan sudut yang didapat ke peta
4. Bergerak ke posisi lain, dan pastikan posisi tersebut terdapat dipeta. lakukan langkah 1 dan 2
5. Perpotongan garis perpanjangan dari dua sudut yang didapat adalah posisi objek yang dimaksud.
Metode penentuan plot didasarkan pada ketinggian lokasi di Gunung Puntang dengan data sebagai berikut:
1. S = 07° 06’ 14,9”. E = 107° 35’ 47,6”.Ketinggian = 1204 meter
2. S = 07° 06’ 17,4”. E = 104° 35’ 54,22”.Ketinggian = 1213 meter
3. S = 07° 06’ 26,1”. E = 07° 06’ 26,1”. Ketinggian = 1242
4. S = 07° 07’ 0,19”. E = 107° 36’ 21”. Ketinggian = 1401
5. S = 07° 06’ 31,6”. E = 107° 36’ 34,7”. Ketinggian = 1282
6. S = 07° 06’ 42,4”. E = 107° 36’09,3”. Ketinggian = 1288
7. S = 07° 06’ 42,6”. E = 107° 36’ 09”. Ketinggian = 1292
8. S = 07° 06’ 42,7”. E = 107° 36’ 03,1”. Ketinggian = 1300
9. S = 07 ° 06’ 45,3”. E = 107° 36’ 06,4”. Ketinggian= 1315
10. S = 07° 06’49,3”. E = 107° 36’ 11,6”. Ketinggian = 1341
11. S = 07° 06’ 42,4”. E = 107° 36’ 09,3”. Ketinggian = 1357
12. S = 07° 06’ 42,4”. E = 107° 36’ 09,3”. Ketinggian = 1378
13. S = 07° 07’ 0,04”. E = 107° 36’ 19,4”. Ketinggian = 1396
14. S = 07° 07’0,04”. E = 107° 36’ 19,4”. Ketinggian = 1401
15. S = 07° 07’ 05,6”. E = 107° 36’ 18”. Ketinggian = 1413
16. S = 07 ° 77’ 06,7”. E = 107° 36’ 18,5”. Ketinggian = 1821
17. S = 07° 06’ 54,1”. E = 107° 36’ 18,6”. Ketinggian = 1442
18. S = 07° 07’ 12,2”. E = 107° 36’ 17,7”. Ketinggian = 1443
B. VARIABEL ATAU UNSUR CUACA DAN IKLIM YANG DI UKUR
Adapun beberapa variabel yang diukur dalam praktikum tersebut adalah sebagai berikut:
1. Suhu udara
2. Kelembapan
3. Derajat keawanan
4. Ketinggian tempat
5. Intensitas penyinaran matahari
C. TEKNIK PENGUMPULAN DATA
Teknik yang digunakan adalah teknik observasi. Pengamatan adalah alat pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengamati dan mencatat secara sistematik gejala-gejala yang diselidiki.
Rahardjo & Gudnanto (2011: 47) menyatakan bahwa observasi adalah kegiatan pengamatan (secara inderawi) yang direncanakan, sistematis dan hasilnya di catat serta dimaknai (diinterpretasikan) dalam rangka memperoleh pemahaman tentang objek yang diamati.
Ciri-ciri pengamatan adalah sebagai berikut:
1. Mempunyai arah yang khusus
2. Sistematik
3. Bersifat kuantitatif
4. Diikuti pencatatan segera (pada waktu observasi berlangsung)
5. Menuntut keahlian
6. Hasilnya dapat di cek dan dibuktikan
D. ALAT DAN BAHAN PRAKTIKUM
Alat dan bahan praktikum yang digunakan selama praktikum antara lain:
1. Termometer
Termometer adalah alat untuk mengukur suhu. Ada dua jenis termometer yang digunakan yaitu:
a. Termometer minima atau yang sering kita sebut termometer kayu digunakan untuk mengukur suhu terendah dalam satu jangka periode pengamatan. Alat ini diisi dengan alkohol yang peka akan penurunan suhu. Di dalamnya ada logam pointer untuk menunjukkan suhu terendah saat tertentu.
Gambar IX
Termometer minima
b. Termometer maksima atau thermometer batang, digunakan untuk mengukur suhu tertinggi dalam satu periode pengamatan atau eksperimen.
Thermometer ini terdiri dari batangan kaca dengan skala Celcius, diisi dengan air raksa (merkuri) dan batang logam pointer. Ujung pointer menunjukkan angka beberapa derajat, suhu tertinggi dalam satu periode pengamatan itu (hari, minggu, bulan). Ketepatannya bergantung kepada cara pembacaan skala. Hal ini dipengaruhi oleh si pengamat. Oleh karena itu, pembacaan harus cermat, berulang, dan hati-hati karena air raksa berubah oleh panas badan atau tangan si pengamat.
Gambar X
Termometer maksima
2. Psychrometer Assman
Psychkometer Assman terdiri dari sebuah thermometer kering dan thermometer bola basah. Kedua buah thermometer ini memakai skala centigrade. Prinsip kerja dari alat ini didasarkan pada proses fisika, bahwa kelembapan nisbi itu adalah fungsi daripada suhu dan tekanan udara dan uap air.
Gambar XI
Psychmeter Assman
Cara menentukan lengas nisbi dengan mempergunakana psychrometer Assman.
a. Buka silinder pelindung thermometer bola basah (WBT), hingga nampak bola thermometer itu terbalut oleh kain.
b. Basahi kain pembalut thermometer tersebut dengan air suling (air tawar jernih), kemudian pasang kembali silinder pelindung.
c. Usahakan agar kedua bagian sumber air raksa thermometer tidak kena tangan, badan, atau penyinaran langsung matahari. Kemudian putar perbaling-baling dengan arah berlawanan dengan arah jarum jam.
d. Apabila baling-baling telah berputar, gantungkan psychrometer itu pada alat gantungan, kemudian perhatikan gerakan air raksa pada thermometer bola basah (turun atau tidak)
e. Biarkan baling-baling berputar beberapa menit, hingga air raksa pada thermometer bola basah itu tidak turun lagi. Catatan : ini berarti bahwa air yang terkandung dalam kain thermometer tersebut tidak lagi mau menguap, atau dengan perkataan lain udara dilingkungan yang bersangkutan sudah membatasi penerimaan uap (karena telah sampai kepada keadaan kerapatan uap tertentu pada suhu tersebut). Dengan demikian suhu yang tertera dalam kedua thermometer itu adalah indikator untuk menentukan lengas nisbi.
f. Perhatikan dan catat selisih antara suhu thermometer bola kering dan suhu thermometer bola basah.
3. Kompas
Kompas adalah alat navigasi untuk menentukan arah berupa sebuah panah penunjuk magnetis yang bebas menyelaraskan dirinya dengan medan magnet bumi secara akurat. Kompas memberikan rujukan arah tertentu, sehingga sangat membantu dalam bidang navigasi.Arah mata angin yang ditunjuknya adalah utara, selatan, timur, dan barat. Apabila digunakan bersama-sama dengan jam dan sekstan, maka kompas akan lebih akurat dalam menunjukkan arah.
Kompas ini sangat diperlukan untuk melakukan praktikum tepatnya untuk menentukan arah mata angin ketika di lokasi praktikum.
4. GPS (Global Positioning System)
GPS (Global Positioning System) adalah sistem satelit navigasi dan penentuan posisi yang dimiliki dan dikelola oleh Amerika Serikat.Sistem ini didesain untuk memberikan posisi dan kecepatan tiga-dimensi serta informasi mengenai waktu, secara kontinyu di seluruh dunia tanpa bergantung waktu dan cuaca, bagi banyak orang secara simultan.Saat ini GPS sudah banyak digunakan orang di seluruh dunia dalam berbagai bidang aplikasi yang menuntut informasi tentang posisi, kecepatan, percepatan ataupun waktu yang teliti.GPS dapat memberikan informasi posisi dengan ketelitian bervariasi dari beberapa millimeter (orde nol) sampai dengan puluhan meter.
Beberapa kemampuan GPS antara lain dapat memberikan informasi tentang posisi, kecepatan, dan waktu secara cepat, akurat, murah, dimana saja di bumi ini tanpa tergantung cuaca. Hal yang perlu dicatat bahwa GPS adalah satu-satunya sistem navigasi ataupun sistem penentuan posisi dalam beberapa abad ini yang memiliki kemampuan handal seperti itu.Ketelitian dari GPS dapat mencapai beberapa mm untuk ketelitian posisinya, beberapa cm/s untuk ketelitian kecepatannya dan beberapa nanodetik untuk ketelitian waktunya. Ketelitian posisi yang diperoleh akan tergantung pada beberapa faktor yaitu metode penentuan posisi, geometri satelit, tingkat ketelitian data, dan metode pengolahan datanya.
GPS ini sangat diperlukan dalam praktikum tepatnya digunakan untuk menentukan masing-masing plot.
E. TEKNIK ANALISIS DATA
1. Metode Pengukuran
Untuk mengetahui bagaimana tinggi rendahnya suhu dan kelembapan udara, maka kita harus mengukurnya setiap saat. Agar data lebih akurat dan terproses secara teratur, maka suhu udara, kelembapan, keawanan, intensitas penyinaran matahari dicatat setiap 15 menit sekali.
Berikut ini tahap-tahap yang dilakukan dalam pengukuran suhu.
a. Pilihlah lokasi yang strategis serta tepat untuk melakukan pengukuran. Penempatan termometer tidak boleh di tempat yang terkena sinar matahari atau hujan secara langsung. Selain itu, thermometer akan sensitive terhadap faktor-faktor lain, seperti suhu tubuh pengukur.
b. Gantungkan thermometer pada ketinggian 1,5 meter dari permukaan tanah agar thermometer tidak terlalu dekat. Karena akan berpengaruh terhadap hasil pengukuran.
c. Setelah kedua tahap itu dilakukan, maka selanjutnya pengukuran suhu setiap 15 menit sekali.
2. Metode Analisis
Setelah data hasil pengamatan suhu dan kelembapan udara, maka proses selanjutnya adalah menganlisis data tersebut. Metode yang digunakan adalah metode analisis Eliminasi Gauss. Metode ini selain dapat menganalisis data, juga dapat menghasilkan kesimpulan yang ingin diketahui.
Metode analisis Gauss ini digunakan untuk menentukan suatu persamaan dengan menggunankan X sebagai variabel bebas dan Y sebagai variabel tetap, yang mana persamaan tersebut digunakan untuk penentuan suatu nilai variabel dengan variabel lainnya. Contohnya hubungan antara suhu dengan kelembapan dsb. Cara perhitungannya menggunakan matematika matriks dengan rumus persamaannya sebagai berikut:
BAB IV
HASIL DAN ANALISIS
A. SEBARAN PLOT PENGUKURAN
Plot | 1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7 | 8 | 9 |
Elevasi (meter) | 1186 | 1213 | 1242 | 1262 | 1282 | 1288 | 1294 | 1300 | 1315 |
Plot | 10 | 11 | 12 | 13 | 14 | 15 | 16 | 17 | 18 |
Elevasi (meter) | 1341 | 1335 | 1382 | 1396 | 1401 | 1413 | 1421 | 1442 | 1443 |
Tabel III
Plot disebar berdasarkan ketinggian masing-masing lokasi di Gunung Puntang.
B. DINAMIKA SUHU SELAMA PENGUKURAN (17.00-05.00 JAM)
Waktu | Suhu (°C) | Waktu | Suhu (°C) | Waktu | Suhu (°C) |
17.00 | 22,5 | 21.25 | 16 | 01.50 | 14,5 |
17.25 | 20,5 | 21.50 | 16 | 01.75 | 15 |
17.50 | 19,5 | 21.75 | 16 | 02.00 | 15 |
17.75 | 19 | 22.00 | 15,5 | 02.25 | 15 |
18.00 | 19 | 22.25 | 15,5 | 02.50 | 15 |
18.25 | 18 | 22.50 | 15,5 | 02.75 | 14,5 |
18.50 | 17,5 | 22.75 | 15,75 | 03.00 | 14,5 |
18.75 | 17,25 | 23.00 | 15 | 03.25 | 14,5 |
19.00 | 17,25 | 23.25 | 15,25 | 03.50 | 14,5 |
19.25 | 16,75 | 23.50 | 15,25 | 03.75 | 14,5 |
19.50 | 16,75 | 23.75 | 15 | 04.00 | 14,5 |
19.75 | 16 | 00.00 | 15 | 04.25 | 14,75 |
20.00 | 16 | 00.25 | 15 | 04.50 | 14,75 |
20.25 | 16 | 00.50 | 15 | 04.75 | 14,75 |
20.50 | 16 | 00.75 | 15 | 05.00 | 14,25 |
20.75 | 16 | 01.00 | 15 |
|
21.00 | 16 | 01.25 | 15 |
|
Tabel IV
Berdasrkan table dan diagram tersebut menunjukkan bahwa suhu dari pukul 17.00 semakin lama semakin menurun, karena kondisi cuaca malam memang relatif lebih dingin.
C. DINAMIKA KELEMBAPAN SELAMA PENGUKURAN
Waktu | Kelembapan | Selisih | Kelembapan Relatif (%) |
Bulan Kering (°C) | Bulan Basah (°C) |
17.30 | 20 | 19,5 | 0,5 | 95 |
18.00 | 20 | 18,5 | 1,5 | 85 |
18.30 | 19 | 17,5 | 1,5 | 84 |
19.00 | 19 | 17,5 | 1,5 | 84 |
19.30 | 19 | 17,5 | 1,5 | 84 |
20.00 | 18,4 | 17,25 | 1,15 | 84 |
20.30 | 18,4 | 17,25 | 1,15 | 84 |
21.00 | 18,2 | 17 | 1,2 | 89 |
21.30 | 18 | 17 | 1 | 89 |
22.00 | 17,6 | 17 | 0,6 | 94 |
22.30 | 17,6 | 16,75 | 0,85 | 89 |
23.00 | 17 | 16,75 | 0,25 | 94 |
23.30 | 16,8 | 16,6 | 0,2 | 100 |
24.00 | 16,8 | 17 | -0,2 | 100 |
00.30 | 17,2 | 16,2 | 1 | 89 |
01.00 | 16,2 | 15,4 | 0,8 | 88 |
01.30 | 15,4 | 15 | 0,4 | 93 |
02.00 | 15,4 | 15 | 0,4 | 93 |
02.30 | 15,1 | 15 | 0,1 | 100 |
03.00 | 16 | 15 | 1 | 88 |
03.30 | 16 | 15 | 1 | 88 |
04.00 | 16 | 15 | 1 | 88 |
04.30 | 16 | 15 | 1 | 88 |
05.00 | 16 | 15 | 1 | 88 |
Tabel V
Berdasarkan table dan diagram tersebut menunjukkan bahwa kondisi cuaca pada tengah malam anatara pukul 23.00-00.00 WIB relatif dingin, sehingga mencapai kelembapan relatif 100%.
D. HUBUNGAN ANTARA KETINGGIAN DENGAN SUHU PADA JAM YANG SAMA
Pukul 13.30
Elevasi (m) | Suhu (°C) | Elevasi (m) | Suhu (°C) |
1186 | 29 | 1341 | 24 |
1213 | 26 | 1335 | 25 |
1242 | 26,5 | 1382 | 23 |
1262 | 26 | 1396 | 29 |
1282 | 25 | 1401 | 23,5 |
1288 | 24 | 1413 | 23 |
1294 | 24 | 1421 | 23 |
1300 | 23 | 1442 | 23 |
1315 | 23 | 1443 | 23 |
Tabel VI
Berdasarkan table dan diagram tersebut menunjukkan keterkaitan antara suhu dengan ketinggian. Semakin tinggi lokasi, kondisi suhu relatif semakin berkurang. Hal ini membuktikan bahwa gradient termometrik sangat berlaku, bahwa setiap kenaikan 100 m suhu berkurang 0,5 (°C).
E. HUBUNGAN ANTARA SUHU DENGAN KELEMBAPAN (BASE CAMP/PLOT 6)
Waktu | Suhu (°C) | Kelembapan (%) |
17.30 | 19,5 | 95 |
18.00 | 19 | 85 |
18.30 | 17,5 | 84 |
19.00 | 17,25 | 84 |
19.30 | 16,75 | 84 |
20.00 | 16 | 84 |
20.30 | 16 | 84 |
21.00 | 16 | 89 |
21.30 | 16 | 89 |
22.00 | 16 | 94 |
22.30 | 15,5 | 89 |
23.00 | 15,5 | 94 |
23.30 | 15 | 100 |
24.00 | 15,25 | 100 |
00.30 | 15 | 89 |
01.00 | 15 | 88 |
01.30 | 15 | 93 |
02.00 | 14,5 | 93 |
02.30 | 15 | 100 |
03.00 | 15 | 88 |
03.30 | 14,5 | 88 |
04.00 | 14,5 | 88 |
04.30 | 14,5 | 88 |
05.00 | 14,75 | 88 |
Tabel VII
Data tersebut menunjukkan adanya keterkaitan antara suhu dengan kelembapan. Ketika terjadi kenaikan suhu, maka kelembapan ikut menurun. Hal ini membuktikan bahwa lengas nisbi menurun saat suhu naik.
F. DINAMIKA TUTUPAN AWAN (PLOT 15)
Waktu | Keawanan (%) |
08.00 | 10 |
08.25 | 20 |
08.50 | 25 |
08.75 | 30 |
09.00 | 35 |
09.25 | 35 |
09.50 | 35 |
09.75 | 35 |
10.00 | 35 |
10.25 | 35 |
10.50 | 35 |
10.75 | 40 |
11.00 | 50 |
11.25 | 30 |
11.50 | 40 |
11.75 | 40 |
12.00 | 60 |
12.25 | 60 |
12.50 | 65 |
12.75 | 65 |
13.00 | 65 |
13.25 | 65 |
13.50 | 65 |
13.75 | 65 |
14.00 | 65 |
14.25 | 70 |
14.50 | 70 |
14.75 | 70 |
15.00 | 75 |
15.25 | 75 |
15.50 | 80 |
15.75 | 80 |
16.00 | 80 |
Tabel VIII
Berdasarka data tersebut, bahwa kondisi keawanan pada plot 15 relatif ada. Dan didominasi oleh awan cumulus yang tidak begitu menimbulkan hujan lebat.
G. LAMA PENYINARAN MATAHARI (PLOT 15)
Waktu | Kondisi Matahari | Waktu | Kondisi Matahari |
08.00 | TIDAK | 12.75 | ADA |
08.25 | TIDAK | 13.00 | ADA |
08.50 | TIDAK | 12.00 | ADA |
08.75 | MULAI TAMPAK | 12.25 | ADA |
09.00 | MULAI TAMPAK | 12.50 | ADA |
09.25 | MULAI TAMPAK | 12.75 | ADA |
09.50 | ADA | 13.00 | ADA |
09.75 | ADA | 13.25 | ADA |
10.00 | ADA | 13.50 | ADA |
10.25 | ADA | 13.75 | ADA |
10.50 | ADA | 14.00 | ADA |
10.75 | ADA | 14.25 | ADA |
11.00 | ADA | 14.50 | ADA |
11.25 | ADA | 14.75 | ADA |
11.50 | ADA | 15.00 | ADA |
11.75 | ADA | 15.25 | ADA |
12.00 | ADA | 15.50 | ADA |
12.25 | ADA | 15.75 | ADA |
12.50 | ADA | 16.00 | ADA |
Tabel IX
Berdasarkan table tersebut, bahwa kondisi penyinaran matahari pada plot 15 relatif ada. Namun, sinarnya tidak terlalu menyengat karena sinar tersebut terhalang oleh pohon-pohon besar yang ada di sekitar plot 15.
BAB V
PENUTUP
A. SIMPULAN
Berdasarkan hasil pelaksanaan praktikum yang telah dilaksanakan oleh praktikan di Gunung Puntang Bandung, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut.
1. Kondisi suhu di masing-masing wilayah sangat bervariasi. Hal tersebut didasarkan atas kondisi tempat masing-masing wilayah/plot, ketinggian, vegetasi, dan sebagainya.
2. Kondisi suhu yang bervariasi berdasarkan elevasi (ketinggian), menunjukkan berlakunya gradient thermometric bahwa setiap kenaikan 100 m suhu berkurang 0,5 °C.
3. Hubungan antara suhu dengan kelembapan menunjukkan bahwa pada saat suhu mengalami kenaikkan, kelembapan nisbi akan mengalami keturunan.
4. Hubungan antara waktu dengan suhu menunjukkan bahwa suhu menurun pada saat malam dan dini hari.
5. Kelembapan nisbi mencapai 100% ketika tengah malam, dan suhu menurun. Sehingga cuaca di Gunung Puntang terasa semakin dingin.
6. Hubungan antara keawanan dengan suhu menunjukkan bahwa saat kondisi awan mencapai persentase tertinggi menutupi langit, suhu semakin naik. Hal ini disebabkan karena pantulan radiasi matahari oleh permukaan bumi terhalang oleh awan, sehingga menyebabkan suhu naik.
7. Kondisi penyinaran matahari di Gunung Puntang khususnya plot 15 relatif ada. Namun sinarnya tidak terlalu menyengat karena cahaya matahari tertutup oleh vegetasi atau pohon-pohon yang ada di sekitar plot 15.
B. SARAN
Berdasarkan pengalaman-pengalaman yang ditemui praktikan di lokasi praktikum, maka praktikan memberikan beberapa saran sebagai berikut.
1. Berdasarkan data yang diperoleh, para praktikan harus mengimplementasikannya dalam kehidupan sehari-hari.
2. Melakukan kegiatan praktikum harus benar-benar dipersiapkan secara matang.
3. Sebagai umat manusia kita harus mengkaji setiap fenomena yang terjadi di sekitar kita supaya tumbuh kesadaran kekuasaan Tuhan sehingga tumbuh kepedulian untuk menjaganya
4. Dewasa ini kondisi cuaca dan iklim yang mulai tak beraturan dan banyak menimbulkan bencana adalah tanggung jawab kita bersama untuk mengatasinya,kita harus menjaga keseimbangan iklim kita dan menjauhi segala sesuatu yang dapat ,merusak kondisinya.
5. Sebagai umat manusia kita diberikan kesempatan untuk memanfaatkan berbagai sumberdaya yang ada secara optimal namun tidak boleh berlebihan yang akan mengganggu ekosistem yang ada.
DAFTAR PUSTAKA
Kamil Pasya, Gurniawan. 2006. “Geografi Pemahaman Konsep dan Metodologi”. Bandung: Buana Nusantara
Rafi’i, Suryatna. 1995. “Meteorologi dan Klimatologi”.Bandung: Angkasa
Rodji, Rusyani. 2003. “Sepuluh Kejadian Alam dan Dzikrullah”. Jakarta: C.V. Citraunggul Laksana
Rohmat, Dede, dkk. 2009. “ Meteorologi”. Bandung: Jurusan Pendidikan Geografi.
Tjasyono, Bayong. 2004. “Klimatologi”. Bandung: ITB
Prasetio, Bayu, dkk. 2011. “Contoh Laporan Praktikum Meteorologi dan Klimatologi di Desa Kertasari”Bandung: Jurusan Pendidikan Geografi
http://agung4.wordpress.com/
Just another WordPress.com weblog
http://www.oocities.org/h_artono/bantul/geografi
Demikianlah Artikel Laporan LAPORAN PRAKTIKUM METEOROLOGI DAN KLIMATOLOGI DI GUNUNG PUNTANG Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Meteorologi dan Klimatologi Dosen Pengampu: 1. Prof. Dr. Ir. Dede Rohmat, M.T. 2. Iwan Setiawan, S.Pd., M.Si disusun oleh: Heniarti Putri Pratiwi NIM: 1300940 Robi Hisbilah NIM: 1305599 Syetiasih Masfufah Nawang Wulan NIM: 1306368 Wildan Wilyani NIM: 1307389 JURUSAN PENDIDIKAN GEOGRAFI FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2013LAPORAN PRAKTIKUM METEOROLOGI DAN KLIMATOLOGI DI GUNUNG PUNTANG Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Meteorologi dan Klimatologi Dosen Pengampu: 1. Prof. Dr. Ir. Dede Rohmat, M.T. 2. Iwan Setiawan, S.Pd., M.Si disusun oleh: Heniarti Putri Pratiwi NIM: 1300940 Robi Hisbilah NIM: 1305599 Syetiasih Masfufah Nawang Wulan NIM: 1306368 Wildan Wilyani NIM: 1307389 JURUSAN PENDIDIKAN GEOGRAFI FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2013Meteorologi dan Klimatologi
Sekianlah artikel Laporan LAPORAN PRAKTIKUM METEOROLOGI DAN KLIMATOLOGI DI GUNUNG PUNTANG Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Meteorologi dan Klimatologi Dosen Pengampu: 1. Prof. Dr. Ir. Dede Rohmat, M.T. 2. Iwan Setiawan, S.Pd., M.Si disusun oleh: Heniarti Putri Pratiwi NIM: 1300940 Robi Hisbilah NIM: 1305599 Syetiasih Masfufah Nawang Wulan NIM: 1306368 Wildan Wilyani NIM: 1307389 JURUSAN PENDIDIKAN GEOGRAFI FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2013LAPORAN PRAKTIKUM METEOROLOGI DAN KLIMATOLOGI DI GUNUNG PUNTANG Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Meteorologi dan Klimatologi Dosen Pengampu: 1. Prof. Dr. Ir. Dede Rohmat, M.T. 2. Iwan Setiawan, S.Pd., M.Si disusun oleh: Heniarti Putri Pratiwi NIM: 1300940 Robi Hisbilah NIM: 1305599 Syetiasih Masfufah Nawang Wulan NIM: 1306368 Wildan Wilyani NIM: 1307389 JURUSAN PENDIDIKAN GEOGRAFI FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2013Meteorologi dan Klimatologi kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.
Anda sekarang membaca artikel Laporan LAPORAN PRAKTIKUM METEOROLOGI DAN KLIMATOLOGI DI GUNUNG PUNTANG Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Meteorologi dan Klimatologi Dosen Pengampu: 1. Prof. Dr. Ir. Dede Rohmat, M.T. 2. Iwan Setiawan, S.Pd., M.Si disusun oleh: Heniarti Putri Pratiwi NIM: 1300940 Robi Hisbilah NIM: 1305599 Syetiasih Masfufah Nawang Wulan NIM: 1306368 Wildan Wilyani NIM: 1307389 JURUSAN PENDIDIKAN GEOGRAFI FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2013LAPORAN PRAKTIKUM METEOROLOGI DAN KLIMATOLOGI DI GUNUNG PUNTANG Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Meteorologi dan Klimatologi Dosen Pengampu: 1. Prof. Dr. Ir. Dede Rohmat, M.T. 2. Iwan Setiawan, S.Pd., M.Si disusun oleh: Heniarti Putri Pratiwi NIM: 1300940 Robi Hisbilah NIM: 1305599 Syetiasih Masfufah Nawang Wulan NIM: 1306368 Wildan Wilyani NIM: 1307389 JURUSAN PENDIDIKAN GEOGRAFI FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2013Meteorologi dan Klimatologi dengan alamat link http://kumpulanmakalahlengakap.blogspot.com/2013/11/laporan-laporan-praktikum-meteorologi.html
Laporan LAPORAN PRAKTIKUM METEOROLOGI DAN KLIMATOLOGI DI GUNUNG PUNTANG Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Meteorologi dan Klimatologi Dosen Pengampu: 1. Prof. Dr. Ir. Dede Rohmat, M.T. 2. Iwan Setiawan, S.Pd., M.Si disusun oleh: Heniarti Putri Pratiwi NIM: 1300940 Robi Hisbilah NIM: 1305599 Syetiasih Masfufah Nawang Wulan NIM: 1306368 Wildan Wilyani NIM: 1307389 JURUSAN PENDIDIKAN GEOGRAFI FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2013LAPORAN PRAKTIKUM METEOROLOGI DAN KLIMATOLOGI DI GUNUNG PUNTANG Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Meteorologi dan Klimatologi Dosen Pengampu: 1. Prof. Dr. Ir. Dede Rohmat, M.T. 2. Iwan Setiawan, S.Pd., M.Si disusun oleh: Heniarti Putri Pratiwi NIM: 1300940 Robi Hisbilah NIM: 1305599 Syetiasih Masfufah Nawang Wulan NIM: 1306368 Wildan Wilyani NIM: 1307389 JURUSAN PENDIDIKAN GEOGRAFI FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2013Meteorologi dan Klimatologi