, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul Makalah Burung Puyuh, kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.
Puyuh
PENDAHULUAN.
Latar Belakang
Peternakan puyuh secara umum di Indonesia masih berskala kecil sehingga perlu diusahakan secara komersial dan intensif. Hal ini diperlukan karena adanya pertambahan penduduk yang terus meningkat, disertai dengan ketertarikan terhadap telur puyuh yang lebih murah dan tinggi protein dan semakin meningkatnya daya beli masyarakat. Kebutuhan telur puyuh selama ini belum mencukupi permintaan pasar, baik dalam bentuk telur segar, telur olahan dan telur tetas.
Klasifikasi burung puyuh dalam ilmu biologi:
Kelas : Aves (Bangsa Burung)
Ordo : Galiformes
Sub Ordo : Phasianoidae
Famili : Phasianidae
Sub Famili : Phasianinae
Genus : Coturnix
Species : Coturnix-coturnix Japonica
Ternak puyuh merupakan salah satu jenis unggas yang memiliki prospek yang cukup baik untuk dikembangkan walaupun dalam pengembangannya masih ditemui hambatan diantaranya, tingginya angka kematian karena serangan penyakit Avian Influenza (AI).
Puyuh merupakan jenis burung yang tidak dapat terbang, ukuran tubuh relatif kecil, berkaki pendek dan dapat diadu. Burung puyuh disebut juga Gemak (Bhs. Jawa-Indonesia). Bahasa asingnya disebut “Quail”, merupakan bangsa burung (liar) yang pertama kali diternakan di Amerika Serikat, tahun 1870. Dan terus dikembangkan ke penjuru dunia. Sedangkan di Indonesia puyuh mulai dikenal, dan diternak semenjak akhir tahun 1979. Kini mulai bermunculan di kandang-kandang ternak yang ada di Indonesia.
Manfaat
Adapun manfaat dari praktikum ini yaitu :
a. Mengetahui manajemen pemeliharaan burung puyuh
b. Dapat menghitung analisa usaha untuk burung puyuh
c. Mengetahui prospek budi daya burung burung puyuh, khususnya di Kalimantan Selatan
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
Praktikum kunjungan kami lakukan di tempat Bapak Ansori, di jalan Damai RT 6 No 58 Sungai Sipai Martapura. Usaha ternak puyuh milik Bapak Ansori merupakan usaha sampingan dengan populasi sebanyak 2000 ekor.
Tatalaksana
Pemeliharaan burung puyuh di tempat Bapak Ansori dilakukan oleh satu orang tenaga kerja (2000 ekor). Kandang puyuh terletak disebelah rumah Bapak Ansori, dengan desain kandang yang sangat sederhana. Pemeliharaan menggunakan kandang baterai. Untuk kandang baterai berukuran 1 m2 berisi 50 ekor puyuh produksi, sehingga untuk puyuh 2000 ekor memerlukan 40 kandang baterai. Tepat pakan terbuat dari pipa/pralon sedangkan tempat minumnya water tube.
Untuk DOQ puyuh per ekor Rp 2000, selain membeli DOQ bapak Ansori juga dapat membeli telur puyuh yang fertil (Rp 300) untuk ditetaskan sendiri kemudian dipelihara sendiri. Peternakan puyuh milik Bapak Ansori menghasilkan telur puyuh sebanyak 1900 butir per hari. Telur tersebut di jual pada pedagang pedagang pentol, toko dan pasar. Harga telur per butir Rp 240.
Pemeliharaan burung puyuh sampai mulai produksi pada umur 45 hari, sedangkan untuk produksi normal pada umur 60 hari. Pakan yang dihabiskan mulai umur 1-45 hari sebanyak 20 karung untuk populasi 2000 ekor. Setelah 45 hari untuk populasi 2000 ekor menghabiskan pakan puyuh sebanyak 1 karung (50 Kg) per hari. Pemberian air minum adlibitum.
Pemeliharaan DOQ sampai umur 2 minggu menggunakan pemanas, untuk pemeliharaan DOQ ini kurang lebih sama dengan pemeliharaan ayam broiler. Pemberian pakan 2 kali sehari yaitu pagi dan sore. Pakan DOQ sampai umur 45 hari menggunakan jenis pakan BR I. Air minum diberikan secara adlibitum.
Pakan untuk puyuh umur 45 sampai afkir yaitu menggunan pakan khusus untuk burung puyuh. Untuk pemeliharaan burung puyuh yang sudah produksi, pemberian pakannya dilakukan 2 kali sehari (pagi dan sore) sedangkan air minum diberikan secara adlibitum. Untuk pemanenan telur dilakukan setiap hari pada sore hari.
Masa afkir puyuh tergantung dari produktifitasnya, biasanya umur 15-20 bulan produksinya sudah turun, apabila umur 15 bulan produksinya di bawah 60-70% maka puyuh harus diafkir. Puyuh yang diafkir biasanya di jual. Biasanya mortalitas puyuh mulai dari awal pemeliharaan sampai afkir sekitar 50%.
Pada umur 2-5 bulan burung puyuh mengalami peningkatan produksi atau yang disebut dengan puncak produksi. Pada puncak produksi ini burung puyuh dapat memproduksi telur sekitar 95%. Sedangkan untuk produksi puyuh yang normal biasanya 80-85%.
Vaksinasi pada burung puyuh dilakukan pada umur 4-5 hari. Pada umur 1-2 hari diberikan pakan dan air, kemudian sebelum di vaksin diberikan obat coccidiosis (umur 3 hari) setelah diberikan obat tersebut kemudian baru di vaksin (umur 4-5 hari). Menurut Bapak Ansori pemberian obat coccidiosis bertujuan agar di dalam saluran pencernaan tidak terjadi gangguan pencernaan, yang nantinya apabila diberikan vaksin, vaksin tersebut dapat masuk kedalam saluran pencaernaan dan diserap secara optimal. Vaksin yang diberikan adalah vaksin ND yang pemberiannya menggunakan air minum.
Analisa
I. Investasi
No | Uraian | Jumlah | Ukuran | NB (Rp) | NS (Rp) | UE (thn) |
1 | Kandang Baterai | 40 | 1 x1 m | 20.000.000 | 2.000.000 | 10 |
2 | Kandang Luar | 1 | 4 x 6 m | 7.000.000 | 500.000 | 10 |
3 | Tempat pakan | 5 | 4 m | 100.000 | - | 5 |
4 | Tempat Minum | 40 | 5 m | 600.000 | - | 5 |
5 | Kabel | - | 20 m | 40.000 | - | 5 |
6 | Bolam | 24 | 60 W | 108.000 | - | 2 |
7 | Ember | 2 | 10 l | 30.000 | - | 2 |
8 | Cangkul | 1 | - | 50.000 | - | 3 |
|
|
| Jumlah | 27.928.000 | 2,500.000 |
|
II. Modal kerja
a. Bibit 2000 ekor x 2000/ekor = Rp 4.000.000
b. Pakan
BR I 20 zak x Rp 310.000 = Rp 6.200.000
Pakan Puyuh 324 zak x Rp 280.000 = Rp 90.720.000
c. Obat danVaksin Rp 50.000/2000 ekor = Rp 50.000
d. Listrik = Rp 150.000
e. Tenaga kerja Rp 1.000.000/bulan x 15 bulan = Rp 15.000.000
Jumlah = Rp 116.120.000
III. Input tetap
Penyusutan
1. | Kandang baterai | = | Rp 20.000.000 - Rp 2.000.000 | = | Rp 1.800.000 |
10 |
| | | | | |
2. | Kandang Luar | = | Rp 7.000.000 - Rp 500.000 | = | Rp 700.000 |
10 |
| | | | | |
3. | Tempat pakan | = | Rp 100.000 - Rp 0 | = | Rp 20.000 |
5 |
| | | | | |
4. | Tempat minum | = | Rp 600.000 - Rp 0 | = | Rp 120.000 |
5 |
| | | | | |
5. | Kabel | = | Rp 40.000 - Rp 0 | = | Rp 8.000 |
5 |
| | | | | |
6. | Bolam | = | Rp 108.000 - Rp 0 | = | Rp 54.000 |
2 |
| | | | | |
7. | Ember | = | Rp 30.000 - Rp 0 | = | Rp 15.000 |
2 |
| | | | | |
8. | Cangkul | = | Rp 50.000 - Rp 0 | = | Rp 17.000 |
3 |
| | | | | |
| | | JUMLAH = | Rp 2.734.000 |
Penyusutan/tahun = Rp 2.734.000
Penyusutan/peride = penyusutan/ tahun : 12 bulan x lama pemeliharaan
= Rp 2.734.000 : 12 x 15
= Rp 3.417.500
IV. Input variabel
Keterangan : biaya input variabel sama dengan biaya modal kerja yaitu sebesar Rp 116.120.000
V. Total input
Total input = input tetap + input variabel
= Rp 3.417.500 + Rp 116.120.000
= Rp 119.537.500
VI. Out put
a. Output utama
Mortalitas 15% sampai afkir
Produksi teluur rata-rata 85%
Lama produksi 405 hari
Harga telur puyuh Rp 240/butir
· Mortalitas 15% x 2000 ekor = 300 ekor
Ayam yang hidup = 2000 ekor – 300 ekor
= 1700 ekor
· Produksi telur 85% x 1700 = 1.445 butir/hari
Output utama/hari = 1.445 butir x Rp 240
= Rp 346.800
Output utama/periode = Rp 346.800 x 405 hari
= Rp 140.454.000
b. Output sampingan
· Penjualan pupuk
Hasil pupuk/ periode 45 zak
Harga pupuk/zak Rp15.000
45 per periode x Rp 15.000 = Rp 675.000
· Penjualan puyuh afkir
Harga puyuh afkir Rp 3,500/ekor
Rp 3.500 x 1700 ekor = Rp 5. 950.000
· Total output sampingan
Rp 675.000 + Rp 5. 950.000 = Rp 6.625 000
c. Total output
Total output = Output utama + output sampingan
= Rp 140.454.000 + Rp 6.625 000
= Rp 147.079.000
VII. Perhitungan usaha
a. Pendapatan pengelola (PP)
PP = total output – total input
= 147.079.000 – Rp 119.537.500
= Rp 27.541.500
b. PP selama satu periode (15 bulan) = Rp 27.541.500
c. PP/bulan = Rp 27.541.500 : 15 bulan
= Rp 1.836.100
Pembahasan
Peternakan puyuh milik Bapak Ansori merupakan usaha sampingan. Pengembangan peternakan burung puyuh di Indonesia masih bertumpu pada pola peternakan burung puyuh rakyat dalam skala kecil dengan sistem tradisional. Sifatnya pun masih sebagai sambilan atau cabang usaha. Namun demikian, akhir-akhir ini minat untuk beternak burung puyuh semakin meningkat, baik sebagai usaha pokok maupun dalam skala industri dengan sistem pemeliharaan intensif. Burung puyuh merupakan salah satu komoditas ternak yang perlu ditingkatkan produksinya, terutama sebagai penghasil telur dan daging.
Kandang burung puyuh milik Pak Ansori menggunakan kandang baterai dengan ukuran 1 m2 untuk 50 ekor. Kandang ini berpegaruh langsung terhadap produktifitas dan kemampuan menghasilkan telur yang berkualitas. Besar atau ukuran kandang yang akan digunakan harus sesuai dengan jumlah puyuh yang akan dipelihara. Idealnya satu ekor puyuh dewasa membutuhkan luas kandang 200 m2.
Kebutuhan pakan mulai dari umur 1-45 hari 20 karung, dan pada masa produksi kebutuhan pakannya 1 karung (pakan puyuh) untuk 2000 ekor per hari.
Kebutuhan pakan puyuh :
Umur Puyuh | Kebutuhan Jumlah Pakan (gram/hari) |
0 – 10 hari 11 – 20 hari 21 – 30 hari 31 – 40 hari 41 hari sampai afkir | 2 – 3 4 – 5 8 – 10 12 – 15 17 - 20 |
Pada peternakan puyuh milik Bapak Ansori pemberian vaksin ND dillakukan pada umur 4-5 hari, pemberiannya dilakukan menggunakan air minum. Dosis vaksin 1 : 5 (ayam : puyuh). Hal ini tidak sesuai dengan literatur yang menyatakan bahwa pada umur 4-7 hari puyuh di vaksinasi dengan dosis separo dari dosis untuk ayam. Vaksin dapat diberikan melalui tetes mata (intra okuler) atau air minum (peroral).
Pada peternakan puyuh milik Bapak Ansori jarang terjadi penyakit, namun puyuh sering mati mendadak. Mortalitas puyuh mulai dari DOQ sampai afkir sekitas 50%. Tiga bulan terakhir ini peternak mendapat keuntungan sangat tipis, karena melunjaknya harga pakan ternak. Sedangkan harga dari produk ternak tidak terlalu melonjak naiknya.
KESIMPULAN
Usaha peternakan puyuh milik Bapak Ansori merupakan usaha sampingan, dimana usaha ini dilakukan oleh satu orang tenaga kerja. Jumlah puyuh yang dipelihara sebanyak 2000 ekor dan setiap harinya menghasilkan 1900 butir telur. Mortalitas mulai dari DOQ sampai afkir sekitar 50 %.
Hasil utama peternakan puyuh milik Bapak Ansori adalah telur, sedangkan sampingannya berupa kotoran puyuh (pupuk) dan puyuh afkir. Puyuh mulai bertelur pada umur 45 hari kemudian setelah 15-20 bulan (produksi telur kurang dari 60-70%) maka puyuh harus diganti (afkir).
Yang perlu diperhatikan oleh peternak sebelum memulai usahanya adalah memahami 3 (tiga) unsur produksi usaha perternakan yaitu bibit, pakan (ransum) dan pengelolaan usaha peternakan.