Blog Pendidikan Indonesia
Advertisement
MAKALAH AKHLAK ISLAMI
MAKALAH AKHLAK ISLAMI - Hallo sahabat
Kumpulan Makalah Lengkap, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul MAKALAH AKHLAK ISLAMI, kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.
Judul :
MAKALAH AKHLAK ISLAMIlink :
MAKALAH AKHLAK ISLAMI
Baca juga
MAKALAH AKHLAK ISLAMI
Nama : Iqbal Atourrohman
Kelas : PAI III/A
NIM : 2114219
AKHLAK ISLAMI
Pendahuluan
A. Definifsi akhlak
Secara Etimologi, Al-Akhlaq merupakan bentuk plural dari al-khuluq yang digunakan untuk mengistilahkan sebuah karakter dan tabiat dasar penciptaan manusia. Kata ini terdiri atas huruf kha-la-qa yang biasa digunakan untuk menghargai sesuatu. Allah SWT berfirman, "Dan sesungguhnya engkau (Muhammad) benar-benar berbudi pekerti yang luhur." (QS. Al-Qalam: 4). Akhlak mulia di dalam ayat ini, sebagaimana dikemukakan Ath-Thabari, bermakna tata krama yang tinggi; yaitu tata krama Alquran yang telah Allah tanamkan di dalam jiwa Rasul-Nya.
Secara Terminologi, Menurut Ibnu Taimiyah, akhlak berkaitan erat dengan iman, karena iman terdiri dari beberapa unsur berikut ini: pertama, berkeyakinan bahwa Allah adalah Sang Pencipta satu-satunya, Pemberi rezeki dan Penguasa seluruh kerajaan. Kedua, mengenal Allah dan menyakini bahwa Dia yang patut disembah. Ketiga, Cinta kepada Allah melebihi segala cinta terhadap semua makhluk-Nya. Keempat, cinta hamba kepada Tuhannya akan mengantarkannya pada tujuan yang satu, yaitu demi mencapai ridha Allah SWT.
B. Akhlak Islami
Akhlak islami adalah perilaku yang dilakukan untuk meraih kehidupan terbaik dan metode utama untuk berinteraksi dengn orang lain. Dengan akhlak islami, perilaku manusia didasarkan pada nilai-nilai kemanusiaan. Perilaku ini ditujukan untuk kehidupan yang lebih baik. Sebagian ulama berpendapat bahwa akhlak dalam perspektif Islam adalah sekumpulan asas dan dasar yang diajarkan oleh wahyu Ilahi untuk menata perilaku manusia. Hal ini dalam rangka mengatur kehidupan seseorang serta mengatur interaksinya dengan orang lain. Tujuan akhir dari semua itu adalah untuk merealisasikan tujuan diutusnya manusia di atas muka bumi ini.
Tatanan akhlak dalam perspektif Islam bercirikan dua hal berikut ini:
1. Karakter Rabbani. Hal ini menjadi dasar yang paling kuat karena setiap detik kehidupan manusia harus berdasarkan atas hasratnya untuk berkhidmat kepada Allah melalui interaksinya dengan makhluk-Nya. Karena itu, wahyu dirilis sejalan dengan bentuk tatanan akhlak ini.
2. Karakter manusiawi. Jika dilihat dari sisi akhlak yang merupakan aturan umum dari dasar-dasar budi pekerti umum lainnya, manusia memiliki peranan dalam mementukan kewajiban tertentu yang khusus dibebankan kepadnya. Selain itu, ia memiliki peranan dalam mengenal perilaku manusia yang lain. Atas dasar inilah akhlak dpandang sebagai jiwa agama Islam. Rasulullah bersabda, "Kebajikan adalah akhlak mulia."
Dan sebaik-baik akhlak adalah akhlak Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam. Di dalam jiwa Rasulullah SAW merangkum banyak akhlak mulia, seperti sifat malu, mulia, berani, menetapi janji, ringan tangan, cerdas, ramah, sabar, memuliakan anak yatim, berperangai baik, jujur, pandai menjaga diri, senang menyucikan diri, dan berjiwa bersih.
Ibnu Qayyim menyatakan bahwa Nabi Muhammad SAW memadukan takwa kepada Allah dan sifat-sifat luhur. Takwa kepada Allah SWT dapat memperbaiki hubungan antara seorang hamba dan Tuhannya, sedangkan akhlak mulia dapat memperbaiki hubungannya dengan sesama makhluk Allah SWT. Jadi, takwa kepada Allah SWT akan melahirkan cinta seseorang kepada-Nya dan akhlak mulia dapat menarik cinta manusia kepadanya.
Hisyam bin Amir pernah bertanya kepada Aisyah RA tentang akhlak Rasulullah SAW. Aisyah menjawab, "Akhlak Nabi SAW adalah Alquran." (HR Muslim). Sungguh jawaban Aisyah ini singkat, namun sarat makna. Ia menyifati Rasulullah SAW dengan satu sifat yang dapat mewakili seluruh sifat yang ada. Memang tepat, akhlak Nabi SAW adalah Alquran. Allah SWT berfirman, "...Alquran ini memberi petunjuk ke (jalan) yang paling lurus..." (QS. Al-Israa': 9).
“(Yang) memberi petunjuk kepada (jalan) yang paling lurus..." (QS. Al-Jinn: 2).
Akhlak beliau adalah Alquran; kitab suci umat yang disifati dengan firman Allah, "...tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertakwa." (QS. Al-Baqarah:2).
C. Sumber Akhlak Islam
Akhlak yang benar akan terbentuk bila sumbernya benar. Sumber akhlak bagi seorang muslim adalah al-Qur’an dan as-Sunnah. Sehingga ukuran baik atau buruk, patut atau tidak secara utuh diukur dengan al-Qur’an dan as-Sunnah. Sedangkan tradisi merupakan pelengkap selama hal itu tidak bertentangan dengan apa yang telah digariskan oleh Allah dan Rasul-Nya. Menjadikan al-Qur’an dan as-Sunnah sebagai sumber akhlak merupakan suatu kewajaran bahkan keharusan. Sebab keduanya berasal dari Allah dan oleh-Nya manusia diciptakan. Pasti ada kesesuaian antara manusia sebagai makhluk dengan sistem norma yang datang dari Allah SWT.
Faktor-faktor Pembentuk Akhlak
1. | Al-Wiratsiyyah (Genetik) |
| Misalnya: seseorang yang berasal dari daerah Sumatera Utara cenderung berbicara “keras”, tetapi hal ini bukan melegitimasi seorang muslim untuk berbicara keras atau kasar karena Islam dapat memperhalus dan memperbaikinya. |
2. | An-Nafsiyyah (Psikologis) |
| Faktor ini berasal dari nilai-nilai yang ditanamkan oleh keluarga (misalnya ibu dan ayah) tempat seseorang tumbuh dan berkembang sejak lahir. Semua anak dilahirkan dalam keadaan fitrah, orangtuanyalah yang menjadikannya Yahudi, Nasrani atau Majusi (Hadits). |
| Seseorang yang lahir dalam keluarga yang orangtuanya bercerai akan berbeda dengan keluarga yang orangtuanya lengkap. |
3. | Syari’ah Ijtima’iyyah (Sosial) |
| Faktor lingkungan tempat seseorang mengaktualisasikan nilai-nilai yang ada pada dirinya berpengaruh pula dalam pembentukan akhlak seseorang. |
4. | Al-Qiyam (Nilai Islami) |
| Nilai Islami akan membentuk akhlak Islami.Akhlak Islami ialah seperangkat tindakan/gaya hidup yang terpuji yang merupakan refleksi nilai-nilai Islam yang diyakini dengan motivasi semata-mata mencari keridhaan Allah. |
Pentingnya Akhlak Islami
| · Akhlak ialah salah satu faktor yang menentukan derajat keislaman dan keimanan seseorang. Akhlak yang baik adalah cerminan baiknya aqidah dan syariah yang diyakini seseorang. Buruknya akhlak merupakan indikasi buruknya pemahaman seseorang terhadap aqidah dan syariah. “Paling sempurna orang mukmin imannya adalah yang paling luhur aqidahnya.”(HR.Tirmidi). “Sesungguhnya kekejian dan perbuatan keji itu sedikitpun bukan dari Islam dan sesungguhnya sebaik-baik manusia keislamannya adalah yang paling baik akhlaknya.”(HR.Thabrani, Ahmad dan Abu Ya’la) |
| · Akhlak adalah buah ibadah |
| · “Sesungguhnya shalat itu mencegah orang melakukan perbuatan keji dan munkar” (QS. 29:45) | |
|
| · Keluhuran akhlak merupakan amal terberat hamba di akhirat |
| · “Tidak ada yang lebih berat timbangan seorang hamba pada hari kiamat melebihi keluhuran akhlaknya” (HR. Abu Daud dan At-Tirmizi) |
| · Akhlak merupakan lambang kualitas seorang manusia, masyarakat, umat karena itulah akhlak pulalah yang menentukan eksistensi seorang muslim sebagai makhluk Allah SWT. |
| · “Sesungguhnya termasuk insan pilihan di antara kalian adalah yang terbaik akhlaknya”(Muttafaq ‘alaih).
|
Cara Mencapai Akhlak Mulia 1. | Menjadikan iman sebagai pondasi dan sumber |
| Iman artinya percaya yaitu percaya bahwa Allah selalu melihat segala perbuatan manusia. Bila melakukan perbuatan baik, balasannya akan menyenangkan. Bila perbuatan jahat maka balasan pedih siap menanti. Hal ini akan melibatkan iman kepada Hari Akhir. Akhlak yang baik akan dibalas dengan syurga dan kenikmatannya (QS. 55:12-37). Begitu pula dengan akhlak yang buruk akan disiksa di neraka (QS. 22:19-22). |
|
|
2. Pendekatan secara langsung
Artinya melalui Al-Qur’an. Seorang muslim harus menerima Al-Qur’an secara mutlak dan menyeluruh. Jadi, apapun yang tertera di dalamnya wajib diikuti. Misalnya Al-Qur’an melarang untuk berburuk sangka (QS. 49:12), menyuruh memenuhi janji (QS. 23:8), dsb. |
|
3. Pendekatan secara tidak langsung
Yaitu dengan upaya mempelajari pengalaman masa lalu, yakni agar kejadian-kejadian malapetaka yang telah terjadi tidak terulang lagi di masa kini dan yang akan datang. |
|
|
|
Demikianlah Artikel MAKALAH AKHLAK ISLAMI
Sekianlah artikel MAKALAH AKHLAK ISLAMI kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.
Anda sekarang membaca artikel MAKALAH AKHLAK ISLAMI dengan alamat link http://kumpulanmakalahlengakap.blogspot.com/2015/08/makalah-akhlak-islami.html
MAKALAH AKHLAK ISLAMI