Advertisement
MATERI KIMIA BAHAN ALAM DOK.IBU NURUL
MATERI KIMIA BAHAN ALAM DOK.IBU NURUL - Hallo sahabat
Kumpulan Makalah Lengkap, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul MATERI KIMIA BAHAN ALAM DOK.IBU NURUL, kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.
Judul :
MATERI KIMIA BAHAN ALAM DOK.IBU NURULlink :
MATERI KIMIA BAHAN ALAM DOK.IBU NURUL
Baca juga
MATERI KIMIA BAHAN ALAM DOK.IBU NURUL
MATERI KULIAH
CHEMISTRY OF NATURAL PRODUCT
Pertemuan 1
Indikator:
- Mahasiswa mampu menjelaskan pengertian senyawa bahan alam
- Mahasiswa mampu membedakan metabolit primer dan sekunder
- Mahasiswa mampu menyebutkan manfaat metabolit sekunder
4. Mahasiswa mampu menyebutkan klasifikasi senyawa-senyawa metabolit sekunder
Materi:
1. Definisi Senyawa Bahan Alam
Senyawa bahan alam adalah segala bahan (kecuali mineral dan sintetik) maka prebiotik, mikroba, hewan, tumbuhan (poliketida, terpenoid, asam amino, protein, karbohidrat, lipid, asam nukleat RNA dan DNA).
Perkembangan KOBA dimulai pada abad XIX dimana ini saat ekstrak pertama kali dilakukan hingga menghasilkan senyawa murni (morfin, striknin, atropine) hingga akhirnya dilakukan penentuan struktur senyawa senyawa tersebut.
Langkah-Langkah perkembangan KOBA
a. Senyawa/molekul organik yg berasal dari sda hayati, tumbuhan hewan, dan mikroorganisme-terrestial dan marine.
b. Penentuan struktur molekul senyawa-senyawa tersebut.
c. Uji bioaktivitas, yaitu bagaimana reaksi senyawa tersebut terhadap enzim.
d. Biosintesis, yaitu sintesis di dalam jaringan untuk menghasilkan senyawa tersebut.
2. Definisi Metabolit Primer dan Sekunder
Metabolit primer adalah senyawa yang dimiliki oleh setiap organism, seperti polisakarida, lipid, asam amino, protein. Senyawa ini selalu terdapat pada setiap organism, tidak tergantung dari jenis organismenya.
Metabolit sekunder adalah senyawa yang tidak diproduksi sama oleh setiap organism, namun hanya organism tertentu dan KHAS pada setiap organism. Contoh: terpenoid, steroid, alkaloid, flavonoid.
Metabolit primer VS metabolit sekunder
Metabolit Primer | Metabolit Sekunder |
Tersebar merata dlm tiap organisme Berfungsi universal (sumber energi, enzim pengemban keturunan, bhn struktur) Perbedaan struktur kimia kecil antara satu senyawa dengan yang lain. Keaktifan fisiologis berkaitan dg struktur kimia
| Penyebaran tidak merata Fungsi ekologis (penarik serangga, pelindung diri, alat bersaing, hormon)
Struktur kimia berbeda-beda
Keaktifan fisiologis tidak berkaitan dengan struktur kimia
|
3. Manfaat Metabolit Sekunder
Cathinone atau benzoilethanamin
Merupakan senyawa Monoamin alkaloid. Diekstrak dari tumbuhan semak Catha edulis. Dapat disintesa dari seny. Bromopropiphenon. Efek toksik : hilangnya nafsu makan kegelisahan, iritasi, insomnia, halusinasi. Struktur:
Metilon
“M1” atau 3,4-metilendioksi-N-metil katinon Efek dari “M1” :central nervous system: stimulation, insomnia, gelisah ,derealization,hallucinations, hypertension, pyschostimulants.
Struktur:
4. Klasifikasi senyawa senyawa metabolit sekunder
Klasifikasi senyawa metabolit sekunder adalah:
a. Poliketida dan asam lemak
b. Terpenoid dan steorid
c. Fenilproanoid
d. Alkaloid
e. Beberapa asam amino dan peptide khusus
f. Beberapa karbohidrat
Secara singkat, poliketida terbentuk dari kombinasi linier dari asetat (etanoat)yang diturunkan dari asetil koenzim A. terpenoid dan steroid terbentuk dari unit-unit isoprenoid C5 yang terbentuk dari turunan isopentenil (3-metil-but-3-en-1-il) dari piroposfat. Unit unit ini tergabung dalam susunan “head to tail”. Fenil propanoid mengandung C6 – C3. Asam amino merupakan penyusun dari protein dan umumnya merupakan metabolit primer namun untuk beberapa senyawa terutama golongan antibiotic seperti penisilin umumnya dianggap sebagai metabolit sekunder. Alkaloid adalah senyawa yang biasanya mengandung nitrogen dan bersifat basayang biasanya merupakan turunan ornitin,lisin, tirosin, atau triptofan. Karbohidrat yang juga umumnya merupakan metabolit primer namun beberapa karbohidrat yang mengandung glikosida dianggap sebagai metabolit sekunder. Bagian yang bukan gula umunya disebut sebagai aglikon dan bisa berupa terpenoid, alkaloid ataupun poliketida.
Pertemuan 2
Indikator:
1. Mahasiswa mampu menjelaskan pengertian isolasi dan metode /teknik isolasi dengan benar dan tepat.
2. Mahasiswa mampu mengidentifikasi senyawa hasil isolasi melalui uji kimia.
Isolasi senyawa bahan alam
Setiap hewan dan tumbuhan mengandung beberapa golongan senyawa yang berbeda dalam strukturnya. Setiap golongan biasanya memiliki beberapa atau banyak senyawa yang memiliki kemiripan dlam struktur.
Senyawa yang essensial untuk tubuh seperti glikogen, protein, asam nukleat, enzyme dan lain-lain dikenal sebagai “metabolit primer”. Senyawa lain yang khas untuk setiap senyawa biasanya dikenal dengan metabolit sekunder. Target dari kimia bahan alam biasanya adalah metaboiit sekunder.
Isolasi senyawa metabolit sekunder biasanya terdiri dari ekstraksi, fraksinasi, pemurnian dan penentuan struktur. Hal ini biasanya diawali dengan ekstraksi dengan pelarut. Sebagai contoh, alkaloid yang diekstrak dengan larutan asam dan setelah dibasakan, alkaloid diekstrak dengan pelarut organic seperti kloroform. Setelah diekstrak, biasanya proses selanjutnya adalah pemisahan (fraksinasi) atau pemurnian dengan menggunakan kromatografi hingga akhirnya senyawa ditentukan strukturnya (karakterisasi) dengan menggunakan instrument seperti spekroskopi.
Ekstraksi
Ekstraksi adalah teknik yang digunakan untuk memisahkan senyawa secara selektif dari campurannya. Contoh, senyawa organic yang tidak larut dalam air bisa dipisahkan dengan memisahkannya dari campuran air dengan mengekstraknya ke pelarut organic yang tidak larut dalam air. Istilah saya, ini seperti menarik sesuatu dari sekumpulan hal lain berdasarkan daya tarik menariknya.
Liquid-liquid extraction, melibatkan distribusi dari solute diantara dua pelarut yang immiscible (tidak bercampur) satu sama lain. Biasanya, salah satu pelarut adalah air dan yang lain adalah pelarut organic yang kurang polar dibanding air (diethyl ether, ethyl acetate, hexane atau dichloromethane). Ekstraksi bekerja berdasarkan prinsip gaya tarik menarik intermolekul (intermolecular forces) atas adanya gaya dipole-dipole.
Proses ekstraksi
Dalam suatu reaksi organic, kita akan mendapatkan produk organic yang kita inginkan terlarut dalam suatu campuran air yang mengandung zat-zat anorganik sebagai by product. Cara memisahkannya adalah menambahkan pelarut organic yang less polar sehingga zat anorganik akan terlarut di dalam air sebagai garam (lapisan bawah) sedangkan zat organic yang kita perlukan ada di bagian atas (organic layer). Kita bisa memisahkan lapisan air dengan membuka kran dan membiarkan lapisan air keluar.
Berikut adalah beberapa pelarut yang umum digunakan dalam ekstraksi.
Gambar di atas adalah bagaimana tahapan suatu ekstraksi dilakukan dan berapa produk organic yang kita dapatkan dengan menggunakan beberapa tahap ekstraksi.
Organic bahan alam bisa dipisahkan dengan menggunakan pelarut petroleum ether, chloroform, ethyl acetate, or methanol. Lipid material (lilin, asam lemak, sterol, karoten, dan terpen) bisa diekstrak dengan pelarut non polar seperti petroleum ether, sedangkan zat yang lebih polar seperti alkaloid dan glikosida menggunakan methanol atau air panas.
Fraksinasi
Ekstraksi lalu diikuti oleh fraksinasi menjadi asam, basa dan netral. Bagan fraksinasi bisa dilihat di lampiran. Larutan ekstrak dari pelarut organic seperti ethyl acetate dikocok dengan pelarut anorganik seperti NaHCO3 atau NaOH untuk memisahkan asam karboksilat. Fraksinasi dari larutan dasar dengan menggunakan pelarut asam seperti dil.HCl akan memisahkan alkaloid karena sifat basanya. Zat-zat netral akan tetap berada di organic phase. Golongan asam dan fenol bisa dipisahkan dengan menggunakan dil.HCl dan dan re-extraction with organic solvent. And basa bisa dipisahkan dengan menggunakan garam dari ammonia dan re-extraction.
Elusidasi Struktur
Ada empat tahapan dalam proses elusidasi struktur, yaitu:
a. Karakterisasi adalah penentuan physical constant seperti titik didih, titik leleh, penghitungan rumus molekul, golongan dari senyawa apakah berupa turunan dari senyawa yang telah diketahui.
b. Penentuan kerangka karbon meliputi pemotongan kerangka karbon menjadi golongan yang telah diketahui strukturnya, pemisahan gugus fungsional, biasanya menggunakan NMR.
c. Penentuan posisi functional group, bisa dilakukan dengan menggunakan kombinasi NMR dan IR spectroscopy.
d. Penentuan relative dan absolute stereochemistry, ini dilakukan untuk mengetahui interaksi antar komponen karena terkadang senyawa organic bisa terdapat dalam bentuk enantiomer. Penentuan stereokimia suatu senyawa bisa dengan alat X Ray Crystallography, difraktometer, dan biasanya ini disebut sebagai relative stereochemistry.
Identifikasi Senyawa Hasil Isolasi
1. Alkaloid
Menggunakan larutan Dragendorff dengan cara 5 ml ekstrak ditambahkan 2 ml HCl pekat + 1 mL larutan Dragendorff. Warna berubah menjadi jingga atau merah (positif alkaloid)
2. Flavonoid
Sebanyak 1 ml ekstrak diberi beberapa tetes NaOH 1%.
3. Terpenoid dan Steroid
Sebanyak 10 ml air panas dimasukkan ke dalam tabung reaksi berisi 1 ml sampel uji yang telah dilarutkan dalam aseton. Larutan didinginkan dan dikocok selama 10 detik. Jika ada buih (1-10 cm) dengan durasi (10 menit) pada saat ditambahkan 1 tetes HCN 2 N (positif saponin).
4. Tanin
10 ml ekstrak dimasukkan ke dalam tabung reaksi dan ditambahkan larutan timbale asetat (CH3COO)2Pb 1%. Jika ada endapan kuning (positif Pb).
Pertemuan 3
Indikator:
- Mahasiswa mampu menjelaskan ciri-ciri struktur terpenoid
- Mahasiswa mampu menjelaskan klasifikasi senyawa-senyawa terpenoid
- Mahasiswa mampu menjelaskan kaidah isoprene dalam ilmu kimia terpenoid
- Mahasiswa mampu menjelaskan senyawa antara (prekusor) yang menurunkan mono-, seskui-, dan diterpen.
Materi:
1. Definisi terpenoid
Terpenoid merupakan bentuk senyawa dengan keragaman struktur yang besar dan terdapat dalam produk alami Terpenoid juga merupakan komponen tumbuhan yg berbau dan dpt diisolasi dr bhn nabati dg penyulingan, produknya dikenal dengan minyak atsiri. Umumnya larut dlm lemak dan terdpt dlm sitoplasma tumbuhan.
Istilah “terpen” awalnya diberikan pada senyawa yang diisolasi dari terpentin, senyawa cair volatile yang diisolasi dari kayu pinus. Awalnya kata “terpen” digunakan untuk menggambarkan campuran isomer hidrokarbon dengan rumus molekul C10H16 yang terdapat dalam jaringan tumbuhan dan pohon. Sehingga terpenoid didefinisikan sebagai senyawa hidrokarbon yang berasal dari tumbuhan dengan rumus umum (C5H8)n berikut turunannya yang terokisgenasi, terhidrogenasi ataupun yang terdehidrogenasi.
2. Isopren rule
Memiliki jumlah atom C-terpenoid kelipatan C5 atau dikenal dengan unit isopren (unit C5). Dalam molekul terpenoid, unit-unit isopren lazimnya bergabung “kepala ke ekor” atau dikenal pula dengan kaidah isopren (suatu aturan yg menyatakan keteraturan struktur terpenoid)
3. Klasifikasi Terpenoid
Formulasi dasar dari terpenoid adalah (C5H8)n.
Berdasarkan jumlah cincin dalam strukturnya, terpen dapat diklasifikasikan lagi sebagai berikut:
a. Asiklik terpenoid: memiliki struktur rantai terbuka.
Contoh:
b. Monosiklik terpenoid: memiliki satu cincin dalam strukturnya.
Contoh:
c. Bisiklik terpenoid: memiliki dua cincin dalam strukturnya. Dapat diklasifikasikan lagi menjadi:
1. Memiliki cincin 6 + 3
Contoh:
2. Memiliki cincin 6 + 4
Contoh:
3. Memiliki cincin 6 + 5
Contoh:
Triskiklik, tetra siklik?
Contoh-Contoh Mono terpen, diterpen, sesquiterpen:
a. Monoterpen terdiri dari asiklik, monosiklik dan bisiklik yg telah dijelaskan contohnya di atas.
b. Sesquiterpen
c. Diterpen
4. Isopren: the history
Mula-mula diduga isopren terlibat dlm sintesis terpenoid in-vivo, karena adanya penemuan bhw senyawa (+) atau (-) limonen dan (+) limonen (dipenten) pd reaksi pirolisa dpt menghasilkan isopren. Isopren tdk pernah ditemukan di alam.
Apakah unit C5 alamiah yg sebenarnya?
Unit isoprena diturunkan dari metabolisme asam asetat oleh jalur asam mevalonat (mevalonic acid : MVA)
5. Senyawa antara (precursor) yang menurunkan mono-, seskui-, diterpen.
Biosintesis Isopren:
Secara umum biosintesa dari terpenoid dengan terjadinya 3 reaksi dasar yaitu :
a) Pembentukan isopren aktif berasal dari asam asetat melalui asam mevalonat
b) Penggabungan kepala dan ekor, dua unit isopren akan membentuk mono-, seskui-, di-, sester- dan poli-terpenoid
c) Penggabungan ekor dan ekor dari unit C-15 atau C-20 menghasilkan triterpenoid atau steroid
Mekanisme reaksi:
Penggabungan terjadi karena serangan elektron dari ikatan rangkap IPP thd atom karbon dari DMAPP yang kekurangan elektron diikuti oleh penyingkiran ion pirofosfat yang menghasilkan Geranil pirofosfat (GPP) yaitu senyawa antara bagi semua senyawa monoterpenoid.
Penggabungan selanjutnya antara satu unit IPP dan GPP dengan mekanisme yang sama menghasilkan Farnesil pirofosfat (FPP) yang merupakan senyawa antara bagi semua senyawa seskuiterpenoid.
Senyawa diterpenoid diturunkan dari Geranil-Geranil Pirofosffat (GGPP) yang berasal dari kondensasi antara satu unit IPP dan GPP dengan mekanisme yang sama.
Asam asetat setelah diaktifkan oleh koenzim A melakukan kondensasi jenis Claisen menghasilkan asam asetoasetat.
Senyawa yang dihasilkan ini dengan asetil koenzim A melakukan kondensasi jenis aldol menghasilkan rantai karbon bercabang sebagaimana ditemukan pada asam mevalonat.
Reaksi-reaksi berikutnya adalah fosforilasi, eliminasi asam fosfat dan dekarboksilasi menghasilkan Isopentenil pirofosfat (IPP) yang selanjutnya berisomerisasi menjadi Dimetil alil pirofosfat (DMAPP) oleh enzim isomerase.
IPP sebagai unit isopren aktif bergabung secara kepala ke ekor dengan DMAPP dan penggabungan ini merupakan langkah pertama dari polimerisasi isopren untuk menghasilkan terpenoid.
Isopren biologis, IPP dan DMAPP adl isopren aktif yg keduanya hrs ada. Ditemukan oleh J.W Comforth (1959)
Enzim utk mengubah IPP dan DMAPP mjd terpen sdh dipisahkan dr berbagai tumbuhan
Enzim yg mengubah asam mevalonat mjd IPP dan DMAPP ditemukan dr lateks
Asam asetat adl sumber aktif satu-satunya dr atom C utk asam mevalonat-MVA (metabolit dasar utk isopren biologis)
6. Beberapa senyawa terpenoid
Pertemuan 4
Indikator:
1. Mahasiswa mampu menjelaskan tentang biosintesis senyawa-senyawa terpenoid.
2. Mahasiswa mampu menerangkan beberapa reaksi sebagai pendekatan dalam menetapkan struktur terpenoid.
3. Mahasiswa mampu menyebutkan tumbuhan yang mengandung senyawa terpenoid serta manfaatnya.
Materi:
1. Biosintesis senyawa terpenoid
a. Monoterpen
· Monoterpenoid merupakan senyawa "essence" dan memiliki bau yang spesifik yang dibangun oleh 2 unit isopren atau dengan jumlah atom karbon 10. Monoterpenoid dapat berupa rantai terbuka dan tertutup atau siklik.
· Banyak dimanfaatkan sebagai antiseptik, ekspektoran,spasmolitik dan sedative, bahan pemberi aroma makan dan parfum.
BIOGENETIK
¡ Dari segi biogenetik, perubahan geraniol nerol dan linalol dari yang satu menjadi yang lain berlangsung sebagai akibat reaksi isomerisasi.
¡ Ketiga alkohol ini, yang berasal dari hidrolisa geranil pirofosfat (GPP) dapat mengalami reaksi-reaksi sekunder, misalnya dehidrasi menghasilkan mirsen, oksidasi menjadi sitral dan oksidasi-reduksi menghasilkan sitronelal.
¡ Perubahan GPP in vivo menjadi senyawa-senyawa monoterpen siklik dari segi biogenetik disebabkan oleh reaksi siklisasi yang diikuti oleh reaksi-reaksi sekunder (hidrolisa, isomerisasi, oksidasi, reduksi, dehidrasi).
b. Sesquiterpen
¡ Merupakan senyawa terpenoid yang dibangun oleh 3 unit isopren yang terdiri dari kerangka asiklik dan bisiklik dengan kerangka dasar naftalen.
¡ Senyawa seskuiterpenoid ini mempunyai bioaktifitas yang cukup besar, diantaranya adalah sebagai hormon, antimikroba, antibiotik dan toksin serta regulator pertumbuhan tanaman dan pemanis.
¡ Senyawa-senyawa seskuiterpen diturunkan dari cis farnesil pirofosfat dan trans farnesil pirofosfat melalui reaksi siklisasi dan reaksi sekunder lainnya.
¡ Kedua isomer farnesil pirofosfat ini dihasilkan in vivo melalui mekanisme yang sama seperti isomerisasi antara geranil dan nerol.
c. Diterpen
¡ Merupakan senyawa yang mempunyai 20 atom karbon dan dibangun oleh 4 unit isopren.
¡ Senyawa ini mempunyai bioaktifitas yang cukup luas yaitu sebagai hormon pertumbuhan tanaman, podolakton inhibitor pertumbuhan tanaman, antifeedant serangga, inhibitor tumor, senyawa pemanis, dan anti karsinogen.
¡ Senyawa diterpenoid dapat berbentuk asiklik, bisiklik, trisiklik dan tetrasiklik dan tatanama yang digunakan lebih banyak adalah nama trivial.
d. Triterpen
¡ Lebih dari 4000 jenis triterpenoid telah diisolasi dengan lebih dari 40 jenis kerangka dasar yang sudah dikenal dan pada prinsipnya merupakan proses siklisasi dari skualen.
¡ Triterpenoid terdiri dari kerangka dengan 3 siklik 6 yang bergabung dengan siklik 5 atau berupa 4 siklik 6 yang mempunyai gugus fungsi pada siklik tertentu. Sedangkan penamaan lebih disederhanakan dengan memberikan penomoran pada tiap atom karbon, sehingga memudahkan dalam penentuan substituen pada masing-masing atom karbon.
¡ Struktur terpenoida yang bermacam ragam itu timbul sebagai akibat dari reaksi-reaksi sekunder berikutnya seperti hidrolisa, isomerisasi, oksidasi, reduksi dan siklisasi atas geranil-, farnesil- dan geranil-geranil pirofosfat.
2. Karakteristik terpenoid
a. Tidak berwarna, wangi, lebih ringan dari air, beberapa diantaranya berfasa padat misalnya kamfer, larut di pelarut organic. Umumnya optic aktif.
b. Bisa berupa rantai terbuka atau tertutup, tidak jenuh, memiliki satu atau lebih ikatan rangkap sehingga menunjukkan reaksi adisi dengan hydrogen, halogen, asam menghasilkan produk antiseptic.
c. Reaksi polimerisasi dan dehidrogenasi.
d. Mudah dioksidasi, dengan dekomposisi termal, beberapa terpenoid menghasilkan isoprene sebagai salah satu produknya.
3. Reaksi penetapan struktur terpenoid.
¡ Penetapan kerangka karbon dirubah mjd senyawa aromatik yg sebanding atau senyawa lain yg diketahui strukturnya
¡ Penetapan jenis dan posisi gugus fungsi spektroskopi dan penguraian oksidatif mjd senyawa2 sederhana yg mudah dikenal
¡ Sintesis senyawa yg bersangkutan gunakan reaksi yg dikenal shg hsl reaksi tidak diragukan
Details:
a. Rumus molekul dengan menggunakan analisis kuantitatif dan penentuan berat molekul dengan spektrometri massa. Jika terpen optis aktif, rotasinya juga bisa ditentukan.
b. Keberadaan oksigen:
1) –OH bisa ditentukan dengan pembentukan asetat dengan acetic anhidrat dan benzoate dengan 3,5-dinitrobenzyl chloride.
2) Gugus karbonil ditentukan dengan terbentuknya oxime, bisufit, fenilhidrazon.
3) Ketidakjenuhan senyawa bisa ditentukan dengan tes bromine.
4) Melalui rekais dehidrogenasi, terpen diubah menjadi senaywa aromatic yang selanjutnya ditentukan strukturnya berdasarkan rantai sampingnya.
5) Degradasi Oksidatif dengan reagen ozone, asam, alkali KMnO4, asam kromat, osmium tetraoxide, asam nitrite, timbal (II) asetat.
6) Jumlah cincin menggunakan rumus umum untuk menentukan jumlah cincin yang terdapat dalam molekul.
c. Uji spektroskopi dan X-Ray
4. Tumbuhan yang mengandung terpenoid dan manfaatnya.
· Lemon mengandung terpen sitral yang didapatkan dari distillasi bertingkat.
· Mentha piperita (mint) mengandung menthol yg berfungsi sebagai antiseptic dan anestetik. Diaplikasikan di balsam.
· Camphor terdapat pada pohon camphor yang berfungsi sebagai analgetik, stimulant untuk otot jantung, ekspektoran dan antiseptic.
· Eugenol terdapat pada cengkeh yang berfungsi sebagai parfum, pembersih mulut, analgetik untuk gigi.
Pertemuan 5
Indikator:
- Mahasiswa mampu menjelaskan ciri-ciri struktur steroid
- Mahasiswa mampu menjelaskan klasifikasi dan tatanama senyawa-senyawa steroid
- Mahasiswa mampu menjelaskan stereokimia steroid serta istilah yang berkaitan.
- Mahasiswa mampu menjelaskan tentang biosintesis senyawa-senyawa steroid serta beberapa pendekatan dalam biogenesis steroid.
Materi:
1. Ciri-ciri struktur steroid.
Memiliki inti siklopentenoperhidrofenantren yg disbt jg inti sterol. Kerangka dasar steroid terdiri dari 3 lingkar 6 yg terlebur dlm suatu lingkar 5 (1,2-cyclopentenophenanthrene).
2. Klasifikasi dan tatanama senyawa steroid.
Sifat fisiologis
Sterol : insulator, bahan baku, asam empedu : emulsifikasi lipid, hormon seks : stimulasi organ seks, hormon adrenokortikoid : mencegah radang, aglikon kardiak: stimulasi jantung, sapogenin : deterjen, sabun
Segi struktur, beda antara kelompok krn jenis subtituen R1, R2, R3 perbedaan antara senyawa yang satu dengan yang lain pada suatu kelompok tertentu ditentukan oleh panjang rantai karbon R 1, gugus fungsi yang terdapat pada substituen R1, R2, dan R3, jumlah serta posisi gugus fungsi oksigen dan ikatan rangkap dan konfigurasi dari pusat-pusat asimetris pada kerangka dasar karbon tersebut.
Tatanama Steroid
Tata nama sistematika dari steroid didasarkan pada struktur dari hidrokarbon steroid tertentu.
Nama hidrokarbon steroid itu ditambahi awalan atau akhiran yang menunjukkan jenis substituen. Sedangkan, posisi dari substituen itu ditunjukkan oleh nomor atom karbon, dimana substituen itu terikat.
Jenis substituen ditunjukkan sebagaimana biasanya, yaitu memberi nama awalan atau akhiran pada hidrokarbon induk. Sedangkan posisi dari substituen harus ditunjukkan oleh nomor dari atom karbon dimana ia terikat.
Penomoran atom karbon dalam molekul steroid adalah sebagai berikut :
Jenis jenis Hidrokarbon dari steroid
Hidrokarbon Induk dari Steroid
3. Stereokimia steroid
Molekul steroida adalah planar (datar). Atom atau gugus yang terikat pada inti molekul dapat dibedakan atas dua jenis yaitu :
1. Atom atau gugus yang terletak disebelah atas bidang molekul yaitu pada pihak yang sama dengan gugus metil pada C10 dan C13 yang disebut konfigurasi β. Ikatan-ikatan yang menghubungkan atom atau gugus ini dengan inti molekul dengan garis tebal.
Pada konfigurasi pertama, Cincin A dan cincin B terlebur sedemikian rupa sehingga hubungan antara gugus metil pada C10 dan atom hidrogen pada atom C 5 adalah trans (A/B trans). Pada konfigurasi ini gugus metil pada C 10 adalah βdan atom hidrogen pada C 5 adalah α.
Pada konfigurasi kedua, peleburan cincin A dan B menyebabkan hubungan antara gugus metil dan atom hidrogen menjadi Cis (A/B Cis) dan konfigurasi kedua substituen adalah β. Steroida dimana konfigurasi atom C 5 adalah β termasuk deret 5 β.
Pada kedua konfigurasi tersebut, hubungan antara cincin B/C dan C/D keduanya adalah trans. Cincin B dan C diapit oleh cincin A dan cincin D sehingga perubahan konfirmasi dari cincin B dan cincin C sukar terjadi. Oleh karena itu peleburan cincin B/C dalam semua steroida alam adalah trans.
Perubahan konfirmasi dari cincin A dan Cincin B dapat terjadi. Perubahan terhadap cincin A menyebabkan steroida dapat berada dalam salah satu dari kedua konfigurasi tersebut.
Perubahan terhadap cincin D dapat m,engakibatkan hal yang sama, sehingga peleburan cincin C/D dapat cis atau trans. Peleburan cincin C/D adalah trans ditemukan pada hampir sebagian besar steroida alam kecuali kelompok aglikon kardiak dimana C/D adalah cis.
Pada semua steroida alam, substituen pada C10 dan C 9 berada pada pihak yang berlawanan dengan bidang molekul yaitiu trans. Dan juga hubungan antara substituen pada posisi C 8 dan C14 adalah trans kecuali pada senyawa-senyawa yang termasuk kelompok aglikon kardiak.
Dengan demikian, stereokimia dari steroida alam mempunyai suatu pola umum, yaitu substituen-substituen pada titik-titik temu dari cincin sepanjang tulang punggung molekul yaitu C-5-10-9-8-14-13 mempunyai hubungan trans.
4-KOLESTEN-3-ON
KONFORMASI STEROID
Jika satu cincin yang terpadu dengan cincin yang lain dalam posisi 1,2 dapat bersikap cis atau trans
Alpha berarti gugus diproyeksikan ke bawah
Beta berarti gugus diproyeksikan ke atas
4. Biosintesis steroid dan pendekatan dalam biogenesis steroid.
Percobaan biogenetik menunjukkan bahwa steroid yang terdapat dialam berasal dari triterpenoid.
Steroid yang terdapat dalam jaringan hewan berasal dari triterpenoid lanosterol sedangkan yang terdapat dalam jaringan tumbuhan berasal dari triterpenoid sikloartenol setelah triterpenoid ini mengalami serentetan perubahan tertentu.
Tahap- tahap awal dari biosintesa steroid adalah sama bagi semua steroid alam yaitu pengubahan asam asetat melalui asam mevalonat dan skualen (suatu triterpenoid) menjadi lanosterol dan sikloartenol.
Jalur Mevalonat
Biosintesis Steroid
Biosintesis Steroid
Skualen terbentuk dari dua molekul farnesil pirofosfat yang bergabung secara ekor-ekor yang segera diubah menjadi 2,3-epoksiskualen.
Lanosterol terbentuk oleh kecenderungan 2,3-epoksiskualen yang mengandung lima ikatan rangkap untuk melakukan siklisasi ganda. Siklisasi ini diawali oleh protonasi gugus epoksi dan diikuti oleh pembukaan lingkar epoksida.
Biosintesis Steroid
Kolesterol terbentuk dari lanosterol setelah terjadi penyingkiran tiga gugus metil dari molekul lanosterol yakni dua dari atom karbon C-4 dan satu dari C-14.
Penyingkiran ketiga gugus metil ini berlangsung secara bertahap, mulai dari gugus metil pada C-14 dan selanjutnya dari C-4.
Kedua gugus metil pada kedua C-4 disingkirkan sebagai karbon dioksida, setelah keduanya mengalami oksidasi menjadi gugus karboksilat. sedangkan gugus metil pada C-14 disingkirkan sebagai asam format setelah gugus metil itu mengalami oksidasi menjadi gugus aldehid.
lanosterol dan sikloartenol adalah senyawa- senyawa antara untuk sintesa steroid masing-masing dalam jaringan hewan dan jaringan tumbuhan didasarkan pada beberapa pengamatan dan percobaan berikut :
1. Sikloartenol bertanda ternyata digunakan dalam pembentukan steroid tumbuhan (fitosterol)
2. Sikloartenol banyak ditemukan dalam tumbuhan sedangkan lanosterol jarang.
3. Jaringan hati tidak dapat menggunakan sikloartenol sebagai pengganti lanosterol dalam pembuatan kolesterol dan steroid lainnya.
Kolesterol Ergosterol
Hormon Seks
Testosteron Progesteron
Hormon adrenokortikoid
Kortison Aldosteron
Aglikon Kardiak
Digitoksigenin Strofantidin
Sapogenin
Diosgenin Sarsapogenin
Asam-asam Empedu
Pertemuan 6
Pertemuan 7
Indikator:
- Mahasiswa mampu menjelaskan ciri-ciri struktur senyawa fenilpropanoid
- Mahasiswa mampu menjelaskan klasifikasi senyawa fenilpropanoid
- Mahasiswa mampu menjelaskan tentang asal usul biogenesis serta beberapa aspek penetapan biogenesis senyawa fenilpropanoid
- Mahasiswa mampu menerapkan beberapa reaksi organik yang berkaitan dengan beberapa jenis fenilpropanoid
5. Mahasiswa mampu menyebutkan tumbuhan yang mengandung senyawa senyawa fenilpropanoid dan poliketida serta manfaatnya
Materi:
1. Struktur fenilpropanoid dan poliketida.
Kerangka karbon : benzen;naftalen; antrasen yg tersubtitusi dg 1 atau lebih –OH fenolik Senyawa bahan alam aromatik sdh lama dikenal spt alizarin dan flavonoid merupakan old fashioned chemistry.
Pada prinsipnya sifat-sifat kimia dr semua seny. Fenol adl sama, namun dari segi biogenetiknya senyawa fenol dibedakan atas :Senyawa fenol yg berasal dari jalur shikimat. Dan senyawa fenol yg berasal dari jalur asetat-malonat. Ada pula senyawa fenol yg berasal dari kombinasi dari kedua jalur biosintesis tsb, yaitu senyawa2 flavonoid.
Jalur shikimat
Terdapat pada tumbuhan tinggi terdiri dari C6-C3. Merupakan turunan sinamat, kumarin, profenil fenol, dan alil fenol.
Jalur asetat-malonat
Tersebar luas dlm tumbuhan rendah lapuk/ jamur, bakteri, kapang dan lumut. Turunan asilfloroglusinol, kromon, benzokuinon, naftakuinon dan antrakuinon.
Fenilpropanoid merupakan salah satu kelompok seny. Fenol utama yg berasal dr jalur shikimat. Memilki kerangka dasar karbon terdiri dari cincin benzen (C6) yg terikat pd ujung rantai karbon propan (C3).
POLA OKSIGENASI
2. Klasifikasi fenilpropanoid dan poliketida.
A. Kelompok Sinamat
B. Kelompok Kumarin
C. Kelompok Alilfenol
D. Kelompok Propenilfenol
3. Asal usul biogenesis fenilpropanoid dan poliketida
Asam shikimat analog dengan asam mevalonat yang digunakan untuk biosintesis terpen.
BIOSINTESIS
1. Kondensasi aldol antara eritrosa dan asam fosfoenolpiruvat membentuk asam shikimat.
2. Gugus metilen dr fosfoenolpiruvat sbg nukleofil beradisi dg gugus karbonil dr eritrosa menghasilkan suatu gula dg 7 C
3. Reaksi intramolekuler menghasilkan asam 5-dehidrokuinat yg kmd diubah mjd asam shikimat
4. Adisi fosfoenolpiruvat pada asam shikimat membentuk asam prefenat.
5. Aromatisasi as.prefenat membentuk fenilpiruvat melalui reduktif aminasi membentuk fenilalanin.
6. Deaminasi fenilalanin mghslkan asam sinamat
7. Reaksi paralel sejenis thd tirosin mghslkan turunan asam sinamat
Biogenesis Fenilpropanoid
Biosintesa Kumarin
Kumarin adalah seny fenol yg berasal dr tumbuhan tinggi dan jarang terdpt pada mikroorganisme, Kerangka benzopiran-2-on berasal dr asam sinamat mll orto hidroksilasi. Asam o-kumarat yg dihasilkan mengalami isomerisasi cis-trans, kemudian terjadi reaksi laktonisasi dan menghasilkan kumarin.
Biosintesa alilfenol dan propenilfenol
Senyawa ini ditemukan banyak dlm minyak atsiri dr tumbuhan Umbelliferae atau tumbuhan lain yg digunakan sbg rempah-rempah, spt eugenol dr minyak cengkeh dan miristisin yg tdpt dlm minyak pala. Semua seny. Mpy gugus hidroksil atau gugus eter pd C4, kdg-kdg diikuti oleh gugus metoksi atau metilendioksi.
\\
Biosintesis alilfenol dan profenilfenol
Mnrt Birch, pembentukan turunan alilfenol dn profenil fenol pd prinsipnya adl suatu reaksi subtitusi nukleofilik. Ion hidrida H- berlaku sbg nukleofil. Hipotesis ini didukung dg percobaan mengenai biosintesa anetol dlm tumbuhan Pimpinella anisum (suku umbelliferae).
4. Reaksi-reaksi terkait
Fenilpropanoid sebagian besar merupakan senyawa polifenol yang mempunyai pola gugus karbonil berkonjugasi dengan ikatan rangkap (C=C-C=O). Hal ini menyebabkan senyawa fenilpropanoid menyerap sinar dari panjang gelombang di daerah siinar tampak atau daerah ultra violet (UV-Vis).
Reaksi turunan sinamat
} Senyawa2 turunan sinamat ditemukan di alam terutama turunan hidroksi sinamat seperti p-kumarat, kafeat, ferulat dan sinapat.
} Mudah dideteksi, krn noda2nya pd kromatogram memberikan fluoresensi biru atau hijau dibwh sinar UV. Intensitas warna dpt diperkuat bila diperlakukan dg uap amoniak.
} Seny turunan sinamat yg ditemukan di alam memiliki ik. rangkap olefin yang mempunyai konfigurasi trans lbh stabil drpd cis.
Sintesis
} Reaksi Perkin (kondensasi aldol antara aldehid aromatik dg anhidrad asam karboksilat, dg katalis garam natrium dari asam.
} Kondensasi antara gugus kabonil dari aldehid aromatik dg gugus metilen dr anhidrad asam.Fungsi katalis utk mbtk anion dr ggs metil aktif tsb
} Reaksi Knovenagel yaitu kondesasi aldol antara aldehid aromatik yg sesuai dg asam atau ester malonat dg katalis basa.
} Kondensasi aldol antara aldehid aromatik yg sesuai dg ester asetat dg katalis basa.
Reaksi Kumarin
} Kumarin banyak ditemukan di alam terutama umbelliferon, eskuletin, skopoletin.
} Kumarin atau benzopiran-2-on adl turunan terpenting dr benzopiranon.
} Memiliki sifat aromatik dari cincin piran relatif rendah yg ditunjukkan oleh sifat ikatan rangkap pd posisi 3 dan 4 yg mdh diadisi.
} Turunan kumarin disintesis melalui reaksi Diels-Alder dimana kumarin sbg dienofil
} Turunan kumarin bersifat basa lemah, dapat membentuk garam benzopirilium dalam larutan asam kuat. Atom oksigen karbonil dr kumarin berfungsi sbg donor elektron.
} Kumarin juga merupakan suatu lakton, yang larut dlm basa mghslkn garam dr asam-asam kumarinat.
} Asam kumarinat bebas mpy ik rangkap dg konfigurasi cis, tdk dpt dipisahkn dr garamnya krn lgsg bersiklisasi kembali mbtk kumarin. Namun, bila kumarin diperlakukan dg basa dlm jangka wkt lama, ik rangkap tsb akn berisomerisasi mghslkn asam kumarat dg konfigurasi trans. Asam kumarat ini dpt dipisahkan krn tdk mdh bersiklisasi mjd kumarin oleh asam.
} Dlm kondisi kuat, kumarin bereaksi dg basa myebabkn tjd penguraian mghslkn asam salisilat.
Reaksi Knovenagel
Reaksi Perkin
Sintesis Kumarin
} Disintesa dg cara laktonisasi dr asam-asam cis-o-hidroksisinamat.
} Umbeliferon atau 7-hidroksikumarin dpt disintesa dg mereaksi resorsinol dg asam malonaldehid. Pada reaksi ini resorsinol sbg nukleofil yg mengadisi ggs karbonil dr malonaldehid.
5. Poliketida
6. Contoh tumbuhan dan manfaatnya
Demikianlah Artikel MATERI KIMIA BAHAN ALAM DOK.IBU NURUL
Sekianlah artikel MATERI KIMIA BAHAN ALAM DOK.IBU NURUL kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.
Anda sekarang membaca artikel MATERI KIMIA BAHAN ALAM DOK.IBU NURUL dengan alamat link http://kumpulanmakalahlengakap.blogspot.com/2014/11/materi-kimia-bahan-alam-dokibu-nurul.html
MATERI KIMIA BAHAN ALAM DOK.IBU NURUL