Advertisement
MAKALAH IKATAN KIMIA : J.J.THOMSON
MAKALAH IKATAN KIMIA : J.J.THOMSON - Hallo sahabat
Kumpulan Makalah Lengkap, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul MAKALAH IKATAN KIMIA : J.J.THOMSON , kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.
Judul :
MAKALAH IKATAN KIMIA : J.J.THOMSON link :
MAKALAH IKATAN KIMIA : J.J.THOMSON
Baca juga
MAKALAH IKATAN KIMIA : J.J.THOMSON
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Teori atom telah lama diperkenalkan oleh para ilmuwan. Teori atom dimulai dari munculnya pernyataan dari Democritus yang berbunyi, semua materi apabila dipecah hingga tidak dapat dibagi lagi, maka akan ditemukan bagian terkecil yang disebut atom. Teori atom kemudian berlanjut pada penemuan Dalton yang memunculkan teori bahwa atom merupakan partikel terkecil penyusun suatu materi dan berbentuk bola pejal. Penemuan tentag teori atom terus berlanjut hingga penemuan J. J. Thomson melalui percobaannya menembakkan sinar katode yang kemudian mengantarkannya pada kemunculan teori roti kismis. J. J. Thomson mengungkapkan bahwa atom bukanlah partikel terkecil penyusun materi. Melainkan ada bagian lebih kecil yang disebut elektron. Elektron dalam teori atom Thomson diibaratkan sebagai kismis yang berhamburan pada roti secara merata. Demikian seterusnya penemuan teori atom terus berlanjut hingga teori atom mekanika kuantum.
Makalah ini mencoba membahas teori atom J. J. Thomson beserta kekurangan dan kelebihannya serta berusaha mengupas kaitan antara teori atom J. J. Thomson dengan konsep ikatan kimia. Pada ikatan kimia dikenal ikatan ion, dimana terjadi serah terima elektron antar atom. Teori atom J. J. Thomson memiliki sumbangsih terhadap ikatan kimia karena menjelaskan kaitan antara serah terima elektron dengan keberadaan elektron pada suatu atom.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana J. J. Thomson menemukan Teori Atom?
2. Bagaimana karakteristik model atom J. J. Thomson?
3. Apa kaitan antara teori atom J. J. Thomson dengan ikatan kimia?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui bagaimana J. J. Thomson menemukan Teori Atom?
2. Untuk mengetahui bagaimana karakteristik model atom J. J. Thomson?
3. Untuk mengetahui apa kaitan antara teori atom J. J. Thomson dengan ikatan kimia?
D. Manfaat
1. Sebagai referensi bagi mahasiswa kimia untuk mempelajari konsep atom, khususnya J. J. Thomson.
2. Sebagai referensi ilmiah untuk mempelajari kaitan antara ikatan kimia dan teori atom J. J. Thomson.
BAB II
ISI
A. Penemuan Teori Atom J. J. Thomson
1. Pengertian Teori Atom Thomson
Teori Atom Thomson adalah salah satu teori yang mencoba mendeskripsikan bentuk atom yaitu seperti bentuk roti kismis. Diibaratkan sebagai roti kismis karena saat itu Thomson beranggapan bahwa atom bermuatan positif dengan adanya elektron bermuatan negatif di sekelilingnya. Perhatikan gambar berikut:
Pada gambar di atas, bagian berwarna oranye bermuatan positif, sedangkan berwarna hijau adalah elektron yang bermuatan negatif.
Sampai akhir abad ke-19, konsep mengenai bentuk atom masih berupa bola pejal layaknya bola biliar. Sedangkan pada tahun 1987 Joseph John Thomson secara total merubah konsep atom dengan adanya penemuan elektron yang dikenal dengan teori atom Thomson.
2. Penemuan Elektron
Fisikawan Joseph John Thomson (1856-1940) adalah seorang ilmuwan yang lahir di Cheetham Hill, di mana di tempat itu pula Thomson dinobatkan sebagai profesor fisika eksperimental sejak tahun 1884. Penelitian yang Thomson lakukan menghasilkan penemuan elektron. Ia mengetahui bahwa gas adalah zat yang mampu menghantar listrik. Thomson juga menjadi salah satu perintis ilmu fisika nuklir. Thomson berhasil meraih hadiah nobel fisika pada tahun 1906.
Elektron ditemukan oleh J.J. Thomson melalui percobaan tabung sinar katoda. Pada saat itu, Thomson melihat bahwa jika arus listrik melewati tabung vakum, ada semacam aliran berkilau yang terbentuk. Thomson menemukan bahwa aliran berkilau tersebut dibelokkan ke arah plat kutub positif. Teori atom Thomson membuktikan bahwa aliran tersebut terbentuk dari partikel kecil dari atom dan partikel terebut bermuatan negatif. Thomson menamai penemuan tersebut sebagai elektron.
Percobaan William Crookers
Pelucutan gas adalah peristiwa mengalirnya muatan-muatan listrik di dalam tabung lucutan gas pada tekanan yang sangat kecil. Sebuah tabung lucutan adalah tabung yang berisi udara, didalam tabung berisi elektrode-elektrode, yang biasanya disebut anoda dan katode. Udara dalam tabung ini tidak dapat mengalirkan arus listrik walaupun ujung-ujung elektroda tersebut dihubungkan dengan induktor Ruhmkorf.
Keadaan akan berubah jika udara dalam tabung dikeluarkan sehingga tekanan udara menjadi kecil dan letak-letak molekul udara manjadi renggang. Pada tekanan 4 cm Hg dalam tabung memancarkan cahaya merah-ungu. Cahaya ini akan menghilang sejalan denga semakin kecilnya tekanan. Pada tekanan 0,02 mm Hg udara dalam tabung tidak lagi memancarkan cahaya namun kaca dimuka katoda berpendar kehijauan. Crookes berpendapat bahwa dari katoda dipancarkan sinar yang tidak tampak yang disebut Sinar katoda. Sinar katoda dapat di pelajari karena bersifat memendarkan kaca. Sinar Katoda adalah arus elektron dengan kecepatan tinggi yang keluar dari katoda. Simpangan sinar katoda dalam medan listrik dan medan magnet menunjukkan bahwa sinar ini bermuatan negatif.
Dari hasil percobaan ini, Thomson menyatakan bahwa sinar katode merupakan partikel penyusun atom (partikel subatom) yang bermuatan negatif dan selanjutnya disebut elektron. Atom merupakan partikel yang bersifat netral, oleh karena elektron bermuatan negatif, maka harus ara partikel lain yang bermuatan positif untuk menetralkan muatan negatif elektron tersebut. Dari penemuannya tersebut, Thomson memperbaiki kelemahan dari teori atom Dalton.
Model atom J.J. Thomson
Teori atom Dalton cukup lama dianut oleh para ahli saat itu hingga ditemukannya elektron yang bermuatan negatif oleh J.J. Thomson pada tahun 1897. Penemuan elektron ini akhirnya mematahkan teori Dalton bahwa atom merupakan materi terkecil. Oleh karena elektron bermuatan negatif maka Thomson berpikir bahwa ada muatan positif sebagai penyeimbang. Dengan demikian atom bersifat netral.
Model atom Thomson menggambarkan bahwa atom merupakan suatu bola yang bermuatan positif. Sementara itu elektron (bagian atom yang bermuatan negatif) tersebar merata di permukaan bola tersebut. Muatan-muatan negatif tersebut tersebar seperti kismis pada roti.
B. Karakteristik Teori Atom Thomson
1. Teori Atom Thomson
Kelemahan dari teori yang diajukan Dalton diperbaiki oleh JJ. Thomson. Dia memfokuskan pada muatan listrik yang ada dalam sebuah atom. Dengan eksperimen menggunakan sinar kotoda, membuktikan adanya partikel lain yang bermuatan negatif dalam atom dan partikel tersebut adalah elektron. Thomson juga memastikan bahwa atom bersifat netral, sehingga didalam atom juga terdapat partikel yang bermuatan positif.
Selanjutnya Thomson mengajukan model atom, yang dinyatakan bahwa atom merupakan bola yang bermuatan positif, dan elektron tersebar dipermukaannya, seperti roti ditaburi kismis atau seperti kue onde-onde dimana permukaannya tersebar wijen, lihat Gambar berikut.
Gambar 3.8. Model atom Thomson, bola pejal bermuatan positif dan elelektron tersebar di permukaannya
Thomson juga menambahkan bahwa atom bersifat netral sehingga jumlah proton dalam bola sama dengan jumlah elektron yang ada di permukaannya.
2. Dalil Thomson
Sekiranya teori atom Thomson dapat diringkas sebagai berikut :
“Atom merupakan bola pejal yang bermuatan positif dan didalamya tersebar muatan negatif elektron”
Muatan positif dan negatif pada atom besarnya sama. Hal ini menjadikan atom bermuatan netral". Suatu atom tidak mempunyai muatan positif atau negatif yang berlebihan.
Selain roti kismis, teori atom Thomson dapat diumpamakan sebagai semangka. Daging buah yang berwarna merah melambangkan ruang yang bermuatan positif, sedangkan biji yang tersebar di dalamnya adalah elekton yang bermuatan negatif.
3. Kelebihan dan Kekurangan Teori Atom Tomson
Kelebihan model/teori atom Joseph John Thomson :
a. Dapat menerangkan adanya partikel yang lebih kecil dari atom.
b. Dapat menerangkan sifat listrik atom.
c. Membuktikan adanya partikel lain yang bermutan negative dalam atom. Berarti atom bukan merupakan bagian terkecil dari suatu unsur.
Kelemahan model/teori atom Joseph John Thomson:
a. Teori Atom Thomson tidak dapat menerangkan efek penghamburan cahaya pada lempeng tipis emas.
b. Kelemahan model atom Thomson ini tidak dapat menjelaskan susunan muatan positif dan negatif dalam bola atom tersebut.
C. Hubungan antara Teori Atom J. J. Thomson dan Ikatan Kimia
Teori atom J. J. Thomson memberikan sumbangsih terhadap ikatan kimia. Berdasarkan penemuan J. J. Thomson diketahui bahwa elektron tersebar merata pada suatu atom. Hal ini memungkinkan terjadinya ikatan antar atom dimana elektron pada suatu atom dapat berinteraksi atau menarik elektron dari atom lain. Dapat diilustrasikan, misal atom A memiliki jumlah elektron lebih sedikit dibanding atom B. Atom A akan memiliki kecenderungan menarik elektron dari atom B dikarenakan sifatnya yang relatif lebih positif bila dibandingkan dengan atom B. Hal ini dapat dijadikan landasan dalam konsep ikatan kimia, khususnya pada pembahasan ikatan ion. Oleh karena ikatan ion merupakan ikatan yang terjadi sebagai akibat adanya serah terima elektron antar atom.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari makalah yang telah disusun, dapat disimpulkan :
1. Elektron ditemukan oleh J.J. Thomson melalui percobaan tabung sinar katoda. Pada saat itu, Thomson melihat bahwa jika arus listrik melewati tabung vakum, ada semacam aliran berkilau yang terbentuk. Thomson menemukan bahwa aliran berkilau tersebut dibelokkan ke arah plat kutub positif. Teori atom Thomson membuktikan bahwa aliran tersebut terbentuk dari partikel kecil dari atom dan partikel tersebut bermuatan negatif. Thomson menamai penemuan tersebut sebagai elektron.
2. Teori atom Thomson dapat diringkas sebagai berikut :
“Atom merupakan bola pejal yang bermuatan positif dan didalamya tersebar muatan negatif elektron".
Model atom Thomson menggambarkan bahwa atom merupakan suatu bola yang bermuatan positif. Sementara itu elektron (bagian atom yang bermuatan negatif) tersebar merata di permukaan bola tersebut. Muatan-muatan negatif tersebut tersebar seperti kismis pada roti.
Muatan positif dan negatif pada atom besarnya sama. Hal ini menjadikan atom bermuatan netral". Suatu atom tidak mempunyai muatan positif atau negatif yang berlebihan.
3. Teori atom J. J. Thomson memberikan sumbangsih terhadap ikatan kimia. Berdasarkan penemuan J. J. Thomson diketahui bahwa elektron tersebar merata pada suatu atom. Hal ini memungkinkan terjadinya ikatan antar atom dimana elektron pada suatu atom dapat berinteraksi atau menarik elektron dari atom lain. Dapat diilustrasikan, misal atom A memiliki jumlah elektron lebih sedikit dibanding atom B. Atom A akan memiliki kecenderungan menarik elektron dari atom B dikarenakan sifatnya yang relatif lebih positif bila dibandingkan dengan atom B. Hal ini dapat dijadikan landasan dalam konsep ikatan kimia, khususnya pada pembahasan ikatan ion. Oleh karena ikatan ion merupakan ikatan yang terjadi sebagai akibat adanya serah terima elektron antar atom.
Demikianlah Artikel MAKALAH IKATAN KIMIA : J.J.THOMSON
Sekianlah artikel MAKALAH IKATAN KIMIA : J.J.THOMSON kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.
Anda sekarang membaca artikel MAKALAH IKATAN KIMIA : J.J.THOMSON dengan alamat link http://kumpulanmakalahlengakap.blogspot.com/2014/11/makalah-ikatan-kimia-jjthomson.html
MAKALAH IKATAN KIMIA : J.J.THOMSON