Advertisement
MAKALAH SEJARAH KIMIA PERKEMBANGAN PENGETAHUAN ZAMAN RENAISANS DAN EROPA
MAKALAH SEJARAH KIMIA PERKEMBANGAN PENGETAHUAN ZAMAN RENAISANS DAN EROPA - Hallo sahabat
Kumpulan Makalah Lengkap, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul MAKALAH SEJARAH KIMIA PERKEMBANGAN PENGETAHUAN ZAMAN RENAISANS DAN EROPA , kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.
Judul :
MAKALAH SEJARAH KIMIA PERKEMBANGAN PENGETAHUAN ZAMAN RENAISANS DAN EROPA link :
MAKALAH SEJARAH KIMIA PERKEMBANGAN PENGETAHUAN ZAMAN RENAISANS DAN EROPA
Baca juga
MAKALAH SEJARAH KIMIA PERKEMBANGAN PENGETAHUAN ZAMAN RENAISANS DAN EROPA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Runtuhnya kebudayaan Abad pertengahan di susul oleh periode pertentangan pemisahan dan perubahan-perubahan mendalam dalam bidang politik, ekonomi dan agama. Periode Renaissance, Reformasi dan Rasionalisasi merupakan peralihan ke arah dan juga permulaan zaman modern. Pada masa abad modern ini pemikiran filsafat berhasil menempatkan manusia pada tempat yang sentral dalam pandangan kehidupan, sehingga corak pemikirannya: antroposentris, yaitu pemikiran filsafatnya mendasarkan pada akal piker dan pengalaman.
Di atas telah di kemukakan bahwa munculnya Renaissance dan Humanisme sebagai awal masa abad modern. Di mana para ahli (filosof) menjadi pelopor perkembangan filsafat adalah para pemuka agama. Dan pemikiran filsafat masa modern ini berusaha meletakkan dasar-dasar bagi metode induksi secara modern, serta membuka sistematika yang sifatnya logis-ilmiah. Pemikiran filsafat diupayakan lebih bersifat praktis, artinya pemikiran filsafat diarahkan pada upaya manusia agar dapat menguasai lingkungan alam dengan menggunakan berbagai penemuan ilmiah.
Dan ketiga aliran di ataslah yang memberikan wajah baru pada kebudayaan Eropa Barat, yang lain dari kebudayaan Abad Pertengahan. Perubahan ini merupakan proses selama beberapa abad dan sangat lambat,sehingga para ahli sejarah masih belum sependapat, dimana akan menempatkan batas antara berbagai periode itu.
Dalam abad XIX pemisahan antara Abad Pertengahan dan Zaman Baru masih sangat jelas dan tajam. Renaissance , Reformasi, jatuhnya Konstatinopel, penemuan-penemuan geografis, penemuan seni cetak buku semua terjadi dalam pertengahan abad XV dan dasawarsa pertama abad XVI.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, rumusan masalah makalah ini sebagai berikut:
1. Apakah faktor-faktor munculnya renaisans?
2. Bagaimana perkembangan pengetahuan dan kebudayaan di Eropa pada masa gerakan reformasi?
3. Apakah pengertian individualisme dan humanisme pada masa renaisans?
4. Apa sajakah sumbangan para tokoh terkemuka di masa renaisans?
5. Bagamaina proses perkembangan alkimia di Eropa?
6. Apakah dampak yang ditimbulkkan oleh masa renaisans di Eropa?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan munculnya renaisans.
2. Untuk mengetahui perkembangan pengetahuan dan kebudayaan di Eropa pada masa gerakan reformasi.
3. Untuk mengetahui pengertian individualisme dan humanisme pada masa renaisans.
4. Untuk mengetahui sumbangan para tokoh-tokoh terkemuka di masa renaisans.
5. Untuk mengetahui perkembangan alkimia di Eropa pada masa renaisans.
6. Untuk mengetahui dampak yang ditimbulkkan oleh masa renaisans di Eropa.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Faktor-Faktor Munculnya Renaisans
Renaisans berasal dari bahasa Perancis renaissance yang secara etimologi bermakna “Lahir Kembali”. Akan tetapi renaisans yang dimaksud disini mempunyai arti yang lebih luas. Karenanya, secara terminologi renaisans adalah timbulnya revolusi pandangan hidup orang-orang Eropa dari jaman pertengahan ke jaman barunya, melalui proses jaman peralihan yang sangat cepat.
Middle Age merupakan zaman dimana Eropa sedang mengalami masa suram. Berbagai kreativitas sangat diatur oleh gereja. Dominasai gereja sangat kuat dalam berbagai aspek kehidupan. Agama Kristen sangat mempengaruhi berbagai kebijakan yang dibuat oleh pemerintah. Seolah raja tidak mempunyai kekuasaan, Justru malah gerejalah yang mengatur pemerintahan. Berbagai hal diberlakukan demi kepentingan gereja, tetapi hal-hal yang merugikan mereka akan mendapat balasan yang sangat kejam. Contohnya, pembunuhan Copernicus mengenai teori tata surya yang menyebutkan bahwa matahari pusat dari tata surya, tetapi hal ini bertolak belakang dari gereja sehingga Copernicus dibunuhnya.
Pemikiran manusia pada Abad Pertengahan ini mendapat doktrinasi dari gereja. Hidup seseorang selalu dikaitkan dengan tujuan akhir (ekstologi). Kehidupan manusia pada hakekatnya sudah ditentukan oleh Tuhan. Maka tujuan hidup manusia adalah mencari keselamatan. Pemikiran tentang ilmu pengetahuan banyak diarahkan kepada theology. Pemikiran filsafat berkembang sehingga lahir filsafat scholastik yaitu suatu pemikiran filsafat yang dilandasi pada agama dan untuk alat pembenaran agama. Oleh karena itu disebut Dark Age atau Zaman Kegelapan.
Dengan adanya berbagai pembatasan yang dilakukan pihak pemerintah atas saran dari gereja maka timbulah sebuah gerakan kultural, pada awalnya merupakan pembaharuan di bidang kejiwaan, kemasyarakatan, dan kegerejaan di Italia pada pertengahan abad XIV. Sebelum gereja mempunyai peran penting dalam pemerintahan, golongan ksatria hidup dalam kemewahan, kemegahan, keperkasaan dan kemasyuran. Namun, ketika dominasi gereja mulai berpengaruh maka hal seperti itu tidak mereka peroleh sehingga timbullah semangat renaissance.
Menurut Ernst Gombrich munculnya renaisans sebagai suatu gerak kembali di dalam seni, artinya bahwa renaissance tidak dipengaruhi oleh ide-ide baru. Misalnya, gerakan Pra-Raphaelite atau Fauvist merupakan gerakan kesederhanaan primitif setelah kekayaan gaya Gotik Internasional yang penuh hiasan.
Menurut Prancis Michel De Certeau renaisans muncul karena bubarnya jaringan-jaringan sosial lama dan pertumbuhan elite baru yang terspesialisasi sehingga gereja berusaha untuk kembali mendesak kendali dan manyatukan kembali masyarakat lewat pemakaian berbagai teknik visual-dengan cara-cara mengadakan pameran untuk mengilhami kepercayaan, khotbah-khotbah bertarget dengan menggunakan citra-citra dan teladan-teladan dan sebagainya yang diambil dari pemikiran budaya klasik sehingga dapat mempersatukan kembali gereja yang terpecah-belah akibat skisma (perang agama).
Renaisans muncul dari timbulnya kota-kota dagang yang makmur akibat perdagangan mengubah perasaan pesimistis (zaman Abad Pertengahan) menjadi optimistis. Hal ini juga menyebabkan dihapuskannya system stratifikasi sosial masyarakat agraris yang feodalistik. Maka kebebasan untuk melepaskan diri dari ikatan feodal menjadi masyarakat yang bebas. Termasuk kebebasan untuk melepaskan diri dari ikatan agama sehingga menemukan dirinya sendiri dan menjadi focus kemajuan. Antroposentrisme menjadi pandangan hidup dengan humanisme menjadi pegangan sehari-hari. Selain itu adanya dukungan dari keluarga saudagar kaya semakin menggelorakan semangat Renaissance sehingga menyebar ke seluruh Italia dan Eropa.
Renaisans lahir sekitar abad ke 15-16 M, tatkala kaum intelektual, politik, dan seniman di daratan Eropa serentak bertekad untuk mengadakan suatu gerakan pembaharuan yang menginginkan kebebasan berpikir dan akan merubah doktrin agama mereka yang dirasakan sangat mengekang kemerdekaan batin.
Perkembangan pertama renaisans terjadi di kota Firenze. Keluarga Medici yang memiliki masalah dengan sistem pemerintahan kepausan menjadi penyokong keuangan dengan usaha perdagangan di wilayah Mediterania. Hal ini membuat para intelektual dan seniman memiliki kebebasan dan mendapatkan perlindungan dari kutukan pihak gereja. Keleluasaan ini didukung oleh tidak adanya kekuasaan dominan di Firenze. Kota ini dipengaruhi oleh bangsawan dan pedagang. Dari sini, kemudian renaisans menjalar ke daratan Eropa lainnya.
Adapun sebab utama lahirnya renaisans itu karena keterkejutan orang-orang Eropa menyaksikan ambruknya imperium Romawi Timur oleh kaum Muslimin, terutama dengan peristiwa jatuhnya Konstantinopel yang menyebabkan penaklukan Kerajaan Turki atas Romawi Timur (Byzantium) pada tahun 1453 M.
Romawi Timur (Byzantium) adalah Kerajaan Eropa yang besar, perkasa dan termaju. Lambang supremasi Kaum Nasrani Eropa. Kemegahan gereja Eropa untuk sebagian besar diandalkan kepada Byzantium. Jatuhnya kekaisaran Byzantium atau Romawi Timur di Konstantinopel membangkitkan Eropa. Tadinya mereka hampir putus asa setelah mengalami serangan bangsa Mongol atas Konstantinopel, menelan pahitnya kekalahan mereka dengan dikuasainya Spanyol dan Portugal oleh Ummat Islam, lalu menyusul penaklukan kaum Muslimin atas negeri-negeri Bulgaria, Yugoslavia, Rumania dan seluruh Balkan oleh Ummat Islam yang bersatu.
Menurut Mahmud Hamdi Zaqzuq, ada beberapa faktor penting yang mempengaruhi kelahiran Renaisans, yaitu:
1. Implikasi yang sangat signifikan yang ditimbulkan oleh gerakan keilmuan dan filsafat. Gerakan tersebut lahir sebagai hasil dari penerjemahan ilmu-ilmu Islam ke dalam bahasa latin selama dua abad, yaitu abad ke-13 dan 14. Bahkan sebelumnya telah terjadi penerjemahan kitab-kitab Arab di bidang filsafat dan ilmu pengetahuan. Hal itu dilakukan setelah Barat sadar bahwa Arab memiliki kunci-kunci khazanah turas klasik Yunani.
2. Pasca penaklukan Konstantinopel oleh Turki Usmani, terjadi migrasi para pendeta dan sarjana ke Italia dan negara-negara Eropa lainnya. Para sarjana tersebut menjadi pionir-pionir bagi pengembangan ilmu di Eropa. Mereka secara bahu-membahu menghidupkan turas klasik Yunani di Florensia, dengan membawa teks-teks dan manuskrip-manuskrip yang belum dikenal sebelumnya.
3. Pendirian berbagai lembaga ilmiah yang mengajarkan beragam ilmu.
Selain itu, ada beberapa faktor yang dikemukakan Slamet Santoso seperti yang dikutip Rizal Mustansyir, yaitu:
1. Hubungan antara kerajaan Islam di Semenanjung Iberia dengan Prancis membuat para pendeta mendapat kesempatan belajar di Spanyol kemudian mereka kembali ke Prancis untuk menyebarkan ilmu pengetahuan yang mereka peroleh di lembaga-lembaga pendidikan di Prancis.
2. Perang Salib (1100-1300 M) yang terulang enam kali, tidak hanya menjadi ajang peperangan fisik, namun juga menjadikan para tentara atau serdadu Eropa yang berasal dari berbagai negara itu menyadari kemajuan negara-negara Islam, sehingga mereka menyebarkan pengalaman mereka itu sekembalinya di negara-negara masing-masing.
B. Gerakan Reformasi
Menjelang akhir abad pertengahan terlihat adanya kemajuan dalam proses berfikir yang mengawali terjadinya suatu kebangkitan kembali atau renaisans dalam berbagai bidang pengetahuan maupun kebudayaan. Renaissance berarti kelahiran kembali, yaitu lahirnya kebudayaan Yunani dan kebudayaan Romawi di Eropa pada abad ke-15 dan ke-16 M. Pada saat itu gejala masyarakat untuk melepaskan diri dari kungkungan dogmatisme Gereja sudah mulai tampak di Eropa. Abad pertengahan manusia tidak bisa berekspresi secara bebas, manusia dininakbobokkan lebih kurang 1000 tahun lamanya. Renaisans merupakan masa peralihan atau masa transisi antara abad dengan zaman modern yang terbentang antara sekitar tahun 1350-1650. Istilah renaisans untuk pertama kali diperkenalkan oleh seorang ahli sejarah bernama Burckhardt pada tahun 1860. pada hakekatnya renaisans merupakan era sejarah yang menampakkan kemajuan dan perubahan yang mengandung arti yang dalam, karena pada masa itu dilancarkan gerakan reformasi terhadap keesaan dan supremasi Gereja Katolik Roma. Di samping itu terjadi pula perkembangan humanisme, pertumbuhan negara kebangsaan, dan bertambah pentingnya arti serta peranan individu.
Zaman renaissance sering disebut sebagai sebagai zaman humanisme, sebab pada abad pertengahan manusia kurang dihargai sebagai manusia, kebenaran diukur berdasarkan kebenaran gereja, bukan menurut yang dibuat oleh manusia. humanisme menghendaki ukuran haruslah manusia, karena manusia mempunyai kemampuan berpikir, berkreasi, memilih dan menentukan, maka humanisme menganggap manusia mampu mengatur dirinya dan mengatur dunianya. Ciri utama renaissance dengan demikian adalah humanisme, individualisme, lepas dari agama. Manusia sudah mengandalkan akal (rasio) dan pengalaman (empiris) dalam merumuskan pengetahuan, meskipun harus diakui bahwa filsafat belum menemukan bentuk pada zaman renaissance, melainkan pada zaman sesudahnya, yang berkembang pada waktu itu sains, dan penemuan-penemuan dari hasil pengembangan sains yang kemudian berimplikasi pada semakin ditinggalkan agama kristen karena semangat humanisme. Fenomena tersebut cukup tampak pada abad modern. Renaisans ditandai pula oleh penyempurnaan dalam bidang kesenian, profesi dan ilmu pengetahuan. Dua orang pelopor, ialah Desiderus Eramus dan Maarten (Martin) Luther.
Desiderus Eramus, seorang sarjana teologi, filsuf, dan humanis berkebangsaan Belanda, dilahirkan pada tahun 1469. Ia mengembangkan ajaran teologi yang humanistic, mengajukan saling pengertian dan menghindari sedapat mungkin pertikaian antara golongan agama pada waktu itu. Ia juga sering melontarkan kritik terhadap keadaan Gereja, sehingga ia diterima dan diakui oleh golongan reformasi. Ia meninggal pada tahun 1536.
Maarten (Martin) Luther (1483-1546) adalah seorang yang berasal dari keluarga petani bangsa Jerman. Ia mulai belajar ilmu hukum pada tahun 1501 di Erfurt dan sejak tahun 1505 ia masuk sebagai rabib. Ia memperluas wawasan keagamaannya dan ia mememukan wawasan tentang ajaran yang benar, yang pada hakekatnya menyatakan bahwa manusia hanya dapat mengembangkan kebebasan dan kepribadiannya dengan jalan percaya akan adanya rahmat dan lindungan dari Tuhan. Karena itu ia sangan menentang tindakan komersialisasi pengampunan yang terjadi waktu itu dan cukup banyak dilakukan oleh para rohaniawan. Untuk itu ia telah menyusun rencana perumusan pernyataan yang merupakan protes terhadap gereja Katolik dan menuntuk kebebasan berfikir serta menentang doktrin-doktrin gereja yang dipaksakan. Pada tanggal 31 Oktober 1517 protes ini kemudian ditempelkan di pintu biara di Wittenberg. Tanggal itu kemudian dianggap sebagai awal masa pembaharuan.
Ciri utama renaisens adalah individualisme, humanisme, lepas dari agama. Manusia sudah mengandalkan akal (rasio) dan pengalaman (empiris) dalam merumuskan pengetahuan. Yang berkembang pada waktu itu sains, dan penemuan-penemuan dari hasil pengembangan sains yang kemudian berimplikasi pada semakin ditinggalkannya agama karena semangat humanisme. Fenomena tersebut cukup tampak pada abad modern.
Kebudayaan Yunani-Romawi adalah kebudayaan yang menempatkan manusia sebagai subjek utama. Filsafat Yunani, misalnya menampilkan manusia sebagai makhluk yang berpikir terus-menerus memahami lingkungan alamnya dan juga menentukan prinsip-prinsip bagi tindakannya sendiri demi mencapai kebahagiaan hidup.
C. Individualisme Dan Humanisme
Secara umum, individualisme dapat diartikan sebagai satu filsafat yang memiliki pandangan moral, politik atau sosial yang menekankan kemerdekaan manusia serta kepentingan bertanggung jawab dan kebebasan sendiri. Tidak mudah menentukan batas yang jelas mengenai akhir zaman pertengahan dan awal yang pasti dari zaman modern. Hal ini disebabkan perbedaan pandangan para ahli sejarah tentang peralihan zaman pertengahan ke zaman modern. Sebagian ahli sejarah berpendapat bahwa zaman pertengahan berakhir ketika Konstantinopel ditaklukkan oleh Turki Usmani pada tahun 1453 M. Peristiwa tersebut dianggap sebagai akhir zaman pertengahan dan titik awal zaman modern.
Abad pertengahan adalah abad ketika alam pikiran dikungkung oleh gereja. Dalam keadaan seperti itu kebebasan pemikiran amat dibatasi, sehingga perkembangan sains sulit terjadi, demikian pula filsafat tidak berkembang, bahkan dapat dikatakan bahwa manusia tidak mampu menemukan dirinya sendiri. Oleh karena itu, orang mulai mencari alternatif. Dalam perenungan mencari alternatif itulah orang teringat pada suatu zaman ketika peradaban begitu bebas dan maju, pemikiran tidak dikungkung, sehingga sains berkembang, yaitu zaman Yunani kuno. Pada zaman Yunani kuno tersebut orang melihat kemajuan kemanusiaan telah terjadi. Kondisi seperti itulah yang hendak dihidupkan kembali.
Pada abad pertengahan orang telah mempelajari karya-karya para filosof Yunani dan Latin, namun apa yang telah dilakukan oleh orang pada masa itu berbeda dengan apa yang diinginkan dan dilakukan oleh kaum humanis. Para humanis bermaksud meningkatkan perkembangan yang harmonis dari kecakapan serta berbagai keahlian dan sifat-sifat alamiah manusia dengan mengupayakan adanya kepustakaan yang baik dan mengikuti kultur klasik Yunani.
Para humanis pada umumnya berpendapat bahwa hal-hal yang alamiah pada diri manusia adalah modal yang cukup untuk meraih pengetahuan dan menciptakan peradaban manusia. Tanpa wahyu, manusia dapat menghasilkan karya budaya yang sebenarnya. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa humanisme telah memberi sumbangannya kepada renaisans untuk menjadikan kebudayaan bersifat alamiah.
Zaman renaisans banyak memberikan perhatian pada aspek realitas. Perhatian yang sebenarnya difokuskan pada hal-hal yang bersifat kongkret dalam lingkup alam semesta, manusia, kehidupan masyarakat dan sejarah. Pada masa itu pula terdapat upaya manusia untuk memberi tempat kepada akal yang mandiri. Hal ini dibuktikan dengan perang terbuka terhadap kepercayaan terhadap orang-orang yang enggan menggunakan akalnya. Asumsi yang digunakan adalah, semakin besar kekuasaan akal, maka akan lahir dunia baru yang dihuni oleh manusia-manusia yang dapat merasakan kepuasan atas dasar kepemimpinan akal yang sehat.
Zaman ini juga sering disebut sebagai Zaman Humanisme. Maksud ungkapan tersebut adalah manusia diangkat dari Abad pertengahan. Pada abad tersebut manusia kurang dihargai kemanusiaannya. Kebenaran diukur berdasarkan ukuran gereja, bukan menurut ukuran yang dibuat oleh manusia sendiri. Humanisme menghendaki ukurannya haruslah manusia, karena manusia mempunyai kemampuan berpikir. Bertolak dari sini, maka humanisme menganggap manusia mampu mengatur dirinya sendiri dan mengatur dunia. Karena semangat humanisme tersebut , akhirnya agama Kristen semakin ditinggalkan, sementara pengetahuan rasional dan sains berkembang pesat terpisah dari agama dan nilai-nilai spiritual.
D. Sumbangan Beberapa Tokoh Terkemuka
Dalam bidang filsafat, zaman renaisans tidak menghasilkan karya penting bila dibandingkan dengan bidang seni dan sains. Filsafat berkembang bukan pada zaman itu, melainkan kelak pada zaman sesudahnya yaitu zaman modern. Meskipun terdapat berbagai perubahan mendasar, namun abad-abad renaisans tidaklah secara langsung menjadi lahan subur bagi pertumbuhan filsafat. Baru pada abad ke-17 dengan dorongan daya hidup yang kuat sejak era renaisans, filsafat mendapatkan pengungkapannya yang lebih jelas. Jadi, zaman modern filsafat didahului oleh zaman renaisans. Ciri-ciri filsafat renaisans dapat ditemukan pada filsafat modern. Ciri tersebut antara lain, menghidupkan kembali rasionalisme Yunani, individualisme, humanisme, lepas dari pengaruh agama dan lain-lain.
Tokoh-tokoh yang berpengaruh pada masa tersebut diantaranya adalah:
Bidang seni dan budaya 1. Albrecht Dührer (1471-1528)
2. Desiserius Eramus (1466-1536)
3. Donatello
4. Ghirlandaio
5. Hans Holbein (1465-1506)
6. Hans Memling (1430-1495)
7. Hieronymus Bosch (1450-1516)
8. Josquin de Pres (1445-1521)
9. Leonardo da Vinci (1452-1519)
10. Lucas Cranach (1472-1553)
11. Michaelangelo (1475-1564)
12. Perugino (1446-1526)
13. Raphael (1483-1520)
14. Sandro Botticelli (1444-1510)
15. Tiziano Vecelli (1477-1526)
Bidang Penjelajahan 1. Christopher Columbus (1451-1506)
2. Ferdinand Magellan (1480-1521)
Bidang Ilmu Pengetahuan 1. Johann Gutenberg (1400-1468)
2. Nicolaus Copernicus (1478-1543)
3. Andreas Vesalius (1514-1564)
4. William Gilbert (1540-1603)
5. Galileo Galilei (1546-1642)
6. Johannes Kepler (1571-1642)
Salah seorang tokoh besar pada zaman renaisans adalah Leonardo da Vinci (1452-1519). Ia memiliki keahlian dalam berbagai bidang pengetahuan yakni seni lukis, seni patuk, arsitektur, teknik, musik, filsafat dan penelitian ilmiah. Pada usia 14 tahun ia mulai belajar melukis dan seni tuang perunggu. Salah satu lukisannya yang amat terkenal ialah Mona Lisa. Keahlian Leonardo da Vinci dalam berbagai bidang pengetahuan dapat dikatakan mirib dengan Al-Biruni seorang ilmuan terbesar abad ke-10.
Perkembangan dalam bidang Biologi dipelopori oleh William Harley (1578-1657), seorang dokter dan ahli Biologi bangsa Inggris. Ia mengemukakan pendapatnya, bahwa darah dalam tubuh manusia dan hewan beredar melalui pembuluh darah dalam sistem yang tertutup dan jantung adalah pusat dari peredaran darah. Pendapat semacam ini pernah dikemukakan oleh Ibnu Sina pada awal abad ke-11 dan kemudian dikembangkan oleh Ibnu Nafis pada abad ke-13. Untuk memperkuat pendapatnya Harvey telah melakukan observasi anatomi dalam sejumlah eksperimen. Ia berhasil mendeteksi aliran darah dalam arteri maupun vena. Harvey mengemukakan pula bahwa jantung merupakan organ yang memproduksi panas untuk memanaskan darah dan menjaga darah agar tetap mengalir. Hasil-hasil eksperimen dituliskan dalam buku yang berjudul "Exsercicatio Anatomica de Motu Cordis et Sanguinis in Animalibus" yang diterbitkan pada tahun 1628. Di samping mengenai peredaran darah, ia juga menuliskan karyanya dalam bidang embriologi dengan judul "On Generation of Animals" yang diterbitkan pada tahun 1651. Setelah melakukan pengamatan dan eksperimen tentang embrio binatang, ia menarik kesimpuoan bahwa semua binatang berasal dari telur.
Perkembangan pengetahuan pada zaman renaisans ternyata merambah sampai pada bidang astronomi. Seorang ahli astronomi yang terkenal di dunia Barat pada masa itu ialah Nicolaus Copernicus. Ia dilahirkan di Toruj, Polandia, pada tahun 1473 dengan nama Niklas Koppernigk. Dalam mempelajari astronomi ia mengetahui pendapat Hipparchus dan Ptolemeus bahwa bumilah yang menjadi pusat tata surya. Dengan demikian ia menolak sistem geosentrik dan mengemukakan sistem heliosentrik. Berdasarkan pendapat tersebut, ia menambahkan bahwa bumi berputar mengelilingi matahari selama satu tahun sambil berputar pada sumbunya selama 24 jam. Makin jauh suatu planet dari matahari, lintasan yang dilalui semakin panjang, dan waktu yang diperlukan untuk mengelilingi waktu makin lama. Planet yang paling dekat dengan matahari ialah merkurius, kemudian yang jaraknya makin jauh berturut-turut ialah venus, bumi dengan bulan, mars, yupiter, dan saturnus.
Karya terbesar Copernicus yang berjudul De revolutionibus orbium celestium ( Tentang peredaran benda-benda ruang angkasa) diterbitkan pada tahun 1543, tidak lama sebelum ia meninggal dunia pada tanggal 24 Mei 1543. Pendapat tentang tata surya yang heliosentrik ini bukanlah sesuatu pendapat baru, karena Al-Battani seorang astronomi muslim terbesar pada abad ke-9 telah mengemukakan hal ini. Ahli astronomi lain yang terkenla pada sekitar abad ke-16 ialah Tycho Brahe, Kepler, dan Galileo.
Tycho Brahe lahir pada tahun 1546 dari kalangan keluarga bangsawan Denmark. Pada usia 15 tahun ia dikirim ke Leipzig untuk belajar ilmi hukum, namun ia tertaril untuk mempelajari astronomi. Pada usia 26 tahun ia kembali ke Denmark dan tertarik pada alkimia. Pada tanggal 11 November 1572 ketika ia pulang dari laboratoriumnya, ia menyaksikan suatu peristiw yang sangat mengagumkan dan amat berharga bagnya, yaitu terjadinya supernova yang dapat disaksikannya dengan mata biasa.
Supernova ialah bintang yang meledak dan kehilangan sebagian besar dari massanya yang terlihat amat terang, yakni hingga 100 juta kali dari sinar yang biasanya danterjadi satu kali selama beberapa ratus tahun. Atas hasil jerih payahnya itu, pada usia 27 tahun ia disebut sebagai ahli astronomi yang termashur di Eropa. Pada tahun 1576 ia membangun sebuah obsevarium yang besar dengan bantuan raja Denmark di pulau Ven lengkap dengan peralatan astronom yang diperlukan. Disana ia bekerja selama 20 tahn dan telah memberikan sumbangan yang sangat besar terhadap perkembangan astronomi, sehingga memungkinkan Kepler merumuskan 3 hukum tentang peredaran planet-planet. Brahe meningggal dunia pada tanggal 24 Oktober 1601.
Ahli astronomi yang semqsa dengan Brahe ialah Kepler. Johannes Kepler adalah seorang ahli astronomi dan matematika bangsa Jerman, yang lahir pada tahun 1571. Ia belajar Teologi di Tubingen sejak tahun 1589, dimana Michael Masthn seorang guru beaar dalam matematika dan astronomi, khusus membimbingnya untuk memperdalam pengetahuannya mengenai karya-karya Copernicus. Kepler dapat menerima teori heliosentrik dari Copernicus dan dalam mempelajari astronomi ia banyak memusatkan perhatiannya pada gerakan planet serta menyusun kalender tahunan. Semua tulisan Tycho Brahe serta hasil-hasil pengamatannya selama 20 tahun, disimpan oleh Kepler. Dari bahan tulisan dan hasil pengamatan yang diteliti inilah Kepler menyusun dan merumuskan 3 hukum dalam bidang astronomi. Ketiga hukum itu ialah:
1. Sebuah planet berputar mengelilingi matahari dalam suatu lintasan yang berbentuk elips, dimana matahari merupakan salah satu focus atau titik apinya.
2. Vector jari-jari yang terbentuk antara matahari dengan sebuah planet akan membentuk sebuah bidang yang sama luasnya dalam waktu yang sama.
3. Kuadrat waktu peredaran planet sebanding dengan pangkat tiga dari jarak rata-rata planet itu dari matahari.
Pada bagian akhir hidupnya Kepler bekerja sebagai guru besar dalam matematika. Hasil karyanya yang terkenal ialah Astronomi Nova (1609), Harmonice Mundi (1691), dan de Cometis (1619-1620). Kepler meninggal dunia pada tanggal 15 November 1630.
Seorang ahli astronmi yang juga seorang ahli fisika dan matematika yang terkenal ialah Galileo Galilei. Ia dilahirkan pada tahun 1564. Dalam bidang fisika ia mengemukakan teori tentang gerak jatuh suatu benda dan teori tentang kesetimbangan hidrostatika. Pada tahun 1590 Galileo membuat tulisan tentang gerak suatu benda dan menyanggah pendapat-pendapat Aristoteles. Ia berpendapat bahwa kecepatan gerak bendah jatuh itu tidak tergantung dari berat benda. Di samping itu ia juga mengemukakan pendapatnya mengenai gerak proyektil yang merupakan lintasan parabola untuk gerak benda di bawah pengaruh gaya berat dengan menggunakan dasar perhitungan matematika.
Karyanya yang sangat terkenal ialah “Dialog tentang dua Sistem Dunia” yang diterbitkan pada tahun 1632 dan member dasar pada mekanika di mana dikembangkan prinsip inersia yang kemudian menjadi hokum Gerak Newton. Oleh gereja katholik Roma ia dijatuhi hukuman tahanan rumah hingga akhir hayatnya. Pada tahun 1638 ia menjadi buta dan meninggal pada tahun 1642.
E. Perkembangan Alkimia
Pada zaman renaisans para ahli kimia Eropa mulai menyadari bahwa pengetahuan tentang alkimia perlu dikembangkan sehingga berguna bagi pengetahuan lain dan hal ini diawali dengan adanya gagasan untuk menjadikan alkimia menjadi kimia untuk kedokteran atau iatrokimia. Kata ini berasal dari bahasa Yunani “iatros” yang berarti sesuatu yang dapat menyembuhkan dan orang pertama yang memplopori mewujudkan gagasan ini menjadi kenyataan ialah Paracelsus. Paracelcus dilahirkan di Negara Swiaa pada tahun 1493. Menurut pendapat Paracelsus, alkimia adalh suatu pengetahuan yang mengubah bahan baku yang ada di ala mini menjadi produk yang berguna bagi kemanusiaan. Ia tertarik untuk membuat obat dari bahan alam, baik mineral maupun tumbuhan. Untuk itu ia mempelajari tentang obat-obatan dan mineralogy. Pada tahun 1527 ia diangkat menjadi guru besar dalam ilmu kedokteran di Basel.
Paracelsus terkenal karena dia mempelopori perombakan dalam system pengobatan. Dalam ilmu kedokteran ia menitikberatkan pada penggunaan ilmu kimia untuk pengobatan atau farmasi. Ia telah menggunakan tincture atau ekstrak tumbuh-tumbuhan dengan harapan di dalamnya terkandung zat utama yang berkhasiat. Untuk itu ia melakukan beberapa eksperimen seperti distilasi, ekstraksi, sublimasi, dan lain-lain. Ia berpendapat bahwa dalam tubuh manusia terdapat tiga unsure atau “tria prima” yakni garam, belerang dan raksa dengan susunan tertentu.
Paracelsus adalh seseorang yang gemar menulis. Kebanyakan tulisannya masih dipengaruhi oleh astrologi dan mistik. Ia beranggapan bahwa ada hubungan antara bagian-bagian tubuh dengan palnet-planet, misalnya jantung dengan matahari, otak dengan bulan, hati dengan yupiter.
Di samping perkembangan dari alkimia menjadi iatrokimia, ada pula perkembangan dalam bidang teknologi, mineral, dan geologi. Agricola adalah seorang ilmuwan bangsa Jerman, yang memperoleh sebutan “bapak Mineralogi dan Geologi”. Agricola dilahirkan pada tahun 1494 dengan nama Georg Bauer yang kemudian dilatinkan menjadi Georgius Agricola. Pada tahun 1527 ia diangkat sebagai dokter di Bohemia, kemudian di Chemnitz pada tahun 1533. Pada usianya ke-52 ia menjadi walikota Chemnitz dan kemudian menjadi seorang diplomat. Agricola meninggal pada tahun 1555.
Hasil karya Agricola berupa tulisan tentang mineralogy berjudul “De natura fossilium” yang diterbitkan pada tahun 1546 merupakan buku ajar pertama dalam bidang mineralogy. Demikian pula hasil karyanya dalam bidang geologi yang berjudul “De ortu et causis subteraniorum” juga diterbitkan pada tahun 1546. Hasil karyanya yang dianggap terbesar ialah yang berjudul “De re metallica” dan terdiri atas 12 jilid. Buku ini memuat tulisan tentang pertambangan, metalurgi, dan geologi.
Andreas Libavius (1540-1616) adalah seorang kepala sekolah bangsa Jerman yang mempunyai pengetahuan luas tentang alkimia. Pada tahun 1597 ia menulis sebuah buku yang berjudul “Alchemia” dan buku ini merupakan buku ajar pertama dalam bidang kimia. Atas ketekunannya ia berhasil membuat beberapa senyawa anorganik seperti timbal nitrat dan timah klorida. Disamping itu ia juga melakukan analisis kimia, mendirikan laboratorium dengan peralatan dan ruangan yang teratur, misalnya ada ruang untuk zat kimia, ruang preparative, ruang kristalisasi, ruang pendinginan, ruang pemanasan dengan penangas pasir maupun penangas air. Alat-alat laboratorium yang digunakan antara lain mortar, krus, alat distilasi.
Johann Baptista van Helmont dilahirkan pada tahun 1577 di Brussels dari kalangan bangsawan Belgia. Ia menemukan hasil karyanya tentang “Perkembangan Kedokteran” yang diterbitkan pada tahun 1648 setelah ia meninggal. Dari hasil eksperimennya van Helmont mengemukakan bahwa suatu logam dalam mengendapkan logam lainnya dari larutannya. Sebagai contoh, tembaga yang terlarut dapat diendapkan oleh besi yang menggantikan tempat tembaga dalam larutan. Selain itu van Helmont telah berhasil membuat beberapa zat kimia antara lain asam sulfat, asam nitrat, air raja, dan asam klorida. Kata gas yang pertama kali dipakai olehnya berasal dari kata Yunani “Ghaos”. Gas Sylvestre berarti semangat liar.
Beberapa proses kimia yang menimbulkan gas telah dicobanya. Van Helmont membedakan dua macam gas, yakni “gas sylvestre” yang dapat memadamkan api dan “gas pingue” yang mudah terbakar”. gas sylvestre dihasilkan dalam proses pembakaran arang, sedangkan gas pingue terjadi pada proses pembusukan. Ia juga telah membedakan pengertian gas dan uap, yaitu bahwa gas lebih sukar berkondensasi daripada uap. Van Helmont adalah seorang ahli alkimia, meninggal di Brussels pada tahun 1644.
Johann Rudolph Glauber (1604-1670) adalah seorang ahli teknik kimia bangsa jerman yang hidup dari menjual bahan-bahan kimia. Ia banyak menulis sebuah buku, sebuah diantaranya yang terkenal adalah “Teutschlands Wohlfahrt”.
Eksperimen yang terkenal ialah pembuatan garam natrium sulfat dari garam dengan minyak vitriol (asam sulfat). Natrium sulfat disebutnya “sal mirabile” yang artinya garam ajaib, karena dianggap dapat menghilangkan atau melarutkan arang. Sekarang garam natrium sulfat ini disebut garam glauber.
Selain itu Glauber mengemukakan pendapatnya bahwa garam itu terdiri atas asam dan basa. Hal ini dibuktikannya dalam reaksi pembentukan antimontriklorida dari stibnite an sublimat, yang berlangsung dengan penggantian radikal asam dari masing-masing garam.
Nicolas Lemery (1645-1715) adalah seorang ahli kimia perancis yang rajin menghadiri ceramah-ceramah. Pada tahun 1675 ia menulis sebuah buku yang berjudul “Cours de Chymie” yang kemudian banyak diterjemahkan ke dalam bahasa Latin, Inggris, Jerman, dan Spanyol. Tulisan pada buku itu menitikberatkan pada eksperimen yang telah dilakukan oleh Lemery dan telah bebas dari pengaruh mistik.
Lemery mengklasifikasikan benda-benda ke dalam tiga golongan, yakni mineral, tumbuhan, dan hewan. Ia mengemukakan pendapatnya bahwa sifat suatu benda tergantung pada bentuk partikelnya. Logam dapat larut ke dalam asam karena partikel asam yang runcing itu dapat memecah partikel logam tersebut.
F. Dampak Renaissance
Sumbangan Renaissance Kepada Eropa:
1. Kemunculan aliran pemikiran yang mementingkan kebebasan akal seperti aliran baru Eropah hingga abad ke 18 seperti Humanisme, rasionalisme, nasionalisme dan absolutisme berani mempersoalkan kepercayaan dan cara pemikiran lama yang diamalkan selama ini secara langsung melemhkan kekuasaan golongan feudal.
2. Itali telah menjadi pusat ilmu yang terkenal di Eropah pada abad ke 15. Hal ini terjadi apabila Kota constntinople dikuasai oleh Islam telah jatuh ke tangan orang Barat pada tahun 1453. Keadaan ini telah menyebabkan ramai para ilmuan Islam berhijrah ke pusat-pusat perdagangan di Itali. Ini menyebabkan Itali menjadi pusat intelektual terkenal di Eropah pada masa itu.
3. Renaissance telah membentuk masyarakat perdagangan yang berdaya maju.Keadaan ini telah melemahkan kedudukan dan kekuasaan golongan feudal yang sentiasa berusaha menyekat perkembangan ilmu dan masyarakat di Eropa.
4. Melahirkan tokoh-tokoh pemikir seperti Leonardo de Vinci yang terkenal sebagi pelukis, pemuzik dan ahli falsafah serta jurutera. Michelangelo merupakan tokoh seni, arkitek, jurutera, penyair dan ahli anotomi.
5. Melahirkan ahli-ahli sains terkenal seperti Copernicus dan Galileo.
6. Melahirkan ahli matematik seperti Tartaglia dan Cardan yang berusaha menghuraikan persamaan ganda tiga. Tartaglia orang pertama yang menggunakan konsep matematik dalam ketenteraan iaitu mengukur tembakan peluru mariam. Cardan terlibat dalam penghasilan ilmu algebra.
7. Selain itu, Renaissance telah melahirkan tokoh-tokoh perubatan di Eropah.Antara tokoh perubatan terkenal iaitu William Harvey yang telah memberi sumbangan dalam kajian peredaran darah.
8. Renaissance telah melahirkan masyarakat yang lebih progresif sehingga membawa kepada aktiviti penjelajahan.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Berdasarkan pembahasan makalah di atas dapat ditarik kesimpulan, sebagai berikut:
1. Faktor-faktor yang mempengaruhi munculnnya renaisans diantaranya yaitu pendirian berbagai lembaga ilmiah yang mengajarkan beragam ilmu, gerakan keilmuan dan filsafat.
2.
B. SARAN
Demikianlah Artikel MAKALAH SEJARAH KIMIA PERKEMBANGAN PENGETAHUAN ZAMAN RENAISANS DAN EROPA
Sekianlah artikel MAKALAH SEJARAH KIMIA PERKEMBANGAN PENGETAHUAN ZAMAN RENAISANS DAN EROPA kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.
Anda sekarang membaca artikel MAKALAH SEJARAH KIMIA PERKEMBANGAN PENGETAHUAN ZAMAN RENAISANS DAN EROPA dengan alamat link http://kumpulanmakalahlengakap.blogspot.com/2015/04/makalah-sejarah-kimia-perkembangan.html
MAKALAH SEJARAH KIMIA PERKEMBANGAN PENGETAHUAN ZAMAN RENAISANS DAN EROPA