, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul Makalah Filsafat Islam, kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.
BAB I
PENDAHULUAN
Islam adalah sebuah agama yang dibawa oleh Nabi Muhammad saw, Islam meyakini agama-agama terdahulu, bahkan keberadaan agama Kristen dan agama Yahudi dibahas dalam kitab suci agama Islam, Islam menolak penuhanan apapun selain daripada Allah. Bahkan Muhammad saw sekalipun menolak penuhanan atas dirinya, sebagai agama terakhir di muka bumi maka Nabi Muhammad saw dianggap sebagai Nabi yang terakhir pula. Itulah sebabnya apabila ada orang yang mengaku menjadi nabi dan rasul setelah Nabi Muhammad saw maka akan segera dikafirkan.
Secara etimologi dalam Bahasa Arab, kata Islam berasal dari kata aslamayang berarti berserah diri, maksudnya menyerahkan diri kepada Allah. Namun kemudian berserah diri tersebut dalam Al-Qur’an harus diseimbangkan dengan perjuangan secara optimal.
Ada pula pandapat yang mengatakan bahwa Islam berasal dari awal huruf setiap shalat wajib yaitu Isya, Subuh, Luhur (Dzuhur), Ashar dan Maghrib. Selain shalat wajib juga dianjurkan shalat sunah pada waktu tertentu, sedangkan shalat wajib menjadi salah satu rukun Islam itu sendiri.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Al-Qur’an
Al-Qur’an adalah kitab suci yang diturunkan Allah swt Tuhan semesta alam, kepada Rasul dan Nabi-Nya yang terakhir Muhammad saw melalui Malaikat Jibril as untuk disampaikan kepada seluruh umat manusia sampai akhir zaman nanti.
Al-Qur’an berarti bacaan, nama-nama lain dari Kitab suci ini antara lain yaitu:
- Al-Furqan (Pembeda)
- Adz-Dzikir (Peringatan)
- Al-Bayan (Penjelas)
- Al-Huda (Pimpinan)
- An-Nuur (Cahaya)
- An-Ni’mah (Karunia)
- Al-Mauizah (Pengajaran)
- Al-Hukmu (Peraturan)
- Al-Haq (Kebenaran)
- Al-Hikmah (Filsafat), dan lain-lain tetapi yang paling lazim adalah Al-Qur’an.
Sebagai kitab suci terakhir Al-Qur’an bagaikan miniature alam raya yang memuat segala disiplin ilmu dan penyelesaian permasalahan panjang hidup manusia. Al-Qur’an merupakan wahyu Allah yang agung dan bacaan mulia serta dapat dituntut kebenarannya oleh siapa saja, sekalipun akan menghadapi tantangan kemajuan ilmu pengetahuan yang semakin canggih (sophisticated).
Kata pertama dalam Wahyu Pertama (The first revelation) bahkan menyuruh manusia membaca dan menalari ilmu pengetahuan, yaitu “iqra” (baca).
Adalah merupakan hal yang mengagumkan bagi para ilmuwan yang bertahun-tahun melaksanakan penelitian di laboratorium mereka, menemukan keserasian antara ilmu pengetahuan hasil penelitian mereka dengan pertanyaan-pertanyaan al-Qur’an dalam ayat-ayatnya.
Al-Qur’an diturunkan dalam Bahasa Arab, sehingga bahasa Arab menjadi bahasa kesatuan umat Islam sedunia. Peribadatan dilakukan dalam Bahasa Arab, sehingga menimbulkan persatuan yang dapat dilihat pada waktu salat Jama’at dan ibadah haji. Selain daripada itu bahasa Arab tidak berubah. Jadi sangat mudah diketahui bila Al-Qur’an hendak ditambah atau dikurangi. Banyak orang yang buta huruf terhadap bahasa nasionalnya, tetapi mahir membaca al-Qur’an, bahkan sanggup menghafal keseluruhan isi al-Qur’an.
Al-Qur’an tidak lain hanyalah peringatan bagi seluruh umat (bangsa-bangsa). Al-Qur’an dalam bahasa Arab mempunyai daya tarik dan keindahan yang deduktif, didapatkan dalam gaya yang singkat dan cemerlang, bertenaga ekspresif, berenergi eksplosif dan bermakna kata demi kata.
Al-Qur’an dikatakan sebagai mukjizat yang diam apabila relative dibandingkan dengan mukjizat-mukjizat yang pernah diturunkan oleh Allah swt kepada nabi-nabi-Nya yang terdahulu.
Dalam al-Qur’an ada sekitar 854 ayat yang mempertanyakan mengapa manusia tidak mempergunakan akal (afala ta’kilun), yang menyuruh manusia bertafakur/memikirkan (tafakarun) terhadap al-Qur’an dan alam semesta serta menyuruh manusia mencari ilmu pengetahuan. Jika kata yang identik dengan akal dalam al-Qur’an disebut 49 kali seperti kata yatadabbarun dan yatazakkarun, kata yang menganjurkan manusia agar menjadi ahli pikir, para sarjana, para ilmuwan dan para intelektual Islam (ulul albab) dalam al-Qur’an disebut 16 kali. Sehingga jumlah keseluruhan seperti penulis sebutkan diatas adalah kurang lebih 854 kali. Ayat-ayat tersebut antara lain adalah sebagai berikut:
“…maka bertanyalah kepada orang yang mempunyai pengetahuan…” (QS. 16: 43)
“Dan sesungguhnya Kami telah mendatangkan kitab kepada mereka, Kami jelaskan atas dasar ilmu pengetahuan …” (QS. 7: 52)
“Dan perumpamaan-perumpamaan ini Kami buatkan untuk manusia, dan tiada yang memahaminya kecuali orang-orang yang berilmu” (QS. 29: 3)
“… dan Kami turunkan kepadamu al-Qur’an. Agar kamu menerangkan kepada umat manusia apa yang telah diturunkan kepada mereka, supaya mereka memikirkan.” (QS. 16: 44).
Bila seseorang sudah dirasuki keimanan, bahwa tidak ada Tuhan selain Allah dan Muhammad saw itu utusan Allah, maka keberadaan al-Qur’an tidak dapat disangkal lagi dan ayat-ayat al-Qur’an tidak sulit diterima.
Al-Qur’an sebagai buku pegangan, seharusnya dimiliki dan dipelajari oleh setiap orang, terutama umat Islam. Perasaan keengganan mengakui terhadap kebenaran Al-Qur’an oleh umat non-Islam hanyalah karena besarnya keinginan beberapa orang untuk membela agama masing-masing, sehingga untuk mempertahankan dan mencintai kitab serta ajaran mereka menolak dan menabukan al-Qur’an.
Wahyu yang diturunkan kepada Nabi Muhammad saw dihimpun di dalam al-Qur’an tanpa ada satupun yang tersisa, namun tidak akan ada kesalahan (penambahan dan pengurangan), karena Allah sendiri yang menjamin dan menjaga keutuan al-Qur’an.
Al-Qur’an sebagai himpunan wahyu mengandung petunjuk-petunjuk bagi umat manusia serta pegangan bagi mereka yang ingin mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat. Al-Qur’an tidak diturunkan hanya untuk suatu umat atau untuk suatu abad saja, tetapi untuk seluruh umat manusia dan untuk sepanjang massa.
B. Al-Hadits
Al-Hadits adalah ucapan dan perbuatan serta sikap Nabi Muhammad saw, dengan hadits umat Islam mengetahui peritnah dan larangan setelah perintah dan larangan yang ada dalam Al-Qur’an, selain daripada itu merupakan perbuatan Nabi Muhammad saw baik yang beliau setujui maupun yang beliau cegah.
Para pakar Islam membagi dua kehidupan Nabi Muhammad saw, yaitu bagian yang pertama adalah kehidupan beliau sebelum menerima wahyu mulai dari bayi sampai usia 40 tahun, kedua adalah kehidupan nabi Muhammad saw setelah menerima wahyu sampai dengan meninggal dunia pada usia 63 tahun.
Fungsi hadits atau sunah terhadap al-Qur’an antara lain sebagai berikut:
- Untuk menafsirkan ayat al-Qur’an yang artinya sangat luas (Bayan Tafsir)
- Untuk memperkokoh ayat al-Qur’an yang sudah diwahyukan Allah (Bayah Taqrir)
- Untuk menjelaskan ayat Al-Qur’an yang artinya membingungkan umat Islam (Bayan Taudlih)
Hadits Shahih adalah Hadits yang boleh dipakai sebagai dalil karena diriwayatkan dari Nabi Muhammad saw oleh para perawi yang syarat-syaratnya adalah sebagai berikut:
- Tidak terkenal sebagai pendusta
- Tidak dituduh sebagai pendusta
- Tidak banyak salahnya
- Tidak kurang telitinya
- Tidak fasiq
- Tidak ragu-ragu
- Tidak ahli Bid’ah
- Tidak kurang kuat hafalannya
- Tidak menyalahi rawi-rawi yang kuat
- Tidak tak terkenal.
Sekarang apakah yang disabdakan Nabi Muhammad saw antara lain akan penulis kutipkan beberapa hadits sebagai berikut:
“Apabila suatu jabatan tidak diisi oleh ahlinya maka tunggulah saat kehancurannya”.
“Musyawarahkanlah urusanmu itu diantara kamu, dan janganlah membuat keputusan dengan satu pendapat saja”.
Barang siapa yang menyenangkan hati penguasa atas perbuatan buruknya yang dibenci oleh Tuhannya, maka sesungguhnya orang itu telah keluar dari agama Allah”.
“Khianat yang terbesar adalah tindakan seorang pejabat yang memperdagangkan milik rakyatnya”.
Nabi Muhammad saw sendiri juga memerintahkan agar umat Islam melakukan penelitian dan beliau juga menyebut-nyebut tentang ilmu sebagaimana diriwayatkan dalam hadits-hadits berikut ini:
“Mencari ilmu pengetahuan itu wajib bagi setiap muslimin dan muslimat”
“Tuntutlah ilmu pengetahuan sejak dari buaian sampai ke liang lahat”
“Tuntutlah ilmu pengetahuan meskipun sampai ke negeri Cina”
“Tinta seorang ilmuwan (yang mukmin) lebih mulia daripada darah seorang syahid”
“Orang-orang yang berilmu pengetahuan adalah pewaris para Nabi”
BAB III
KESIMPULAN
Dari pembahasan makalah tersebut diatas maka penulis dapat menyimpulkan bahwa, Al-Qur’an adalah kitab suci yang diturunkan Allah swt Tuhan semesta alam, kepada Rasul dan Nabi-Nya yang terakhir Muhammad saw melalui Malaikat Jibril as untuk disampaikan kepada seluruh umat manusia sampai akhir zaman nanti.
Sebagai kitab suci terakhir Al-Qur’an bagaikan miniature alam raya yang memuat segala disiplin ilmu dan penyelesaian permasalahan panjang hidup manusia. Al-Qur’an merupakan wahyu Allah yang agung dan bacaan mulia serta dapat dituntut kebenarannya oleh siapa saja, sekalipun akan menghadapi tantangan kemajuan ilmu pengetahuan yang semakin canggih (sophisticated).
Al-Hadits adalah ucapan dan perbuatan serta sikap Nabi Muhammad saw, dengan hadits umat Islam mengetahui peritnah dan larangan setelah perintah dan larangan yang ada dalam Al-Qur’an, selain daripada itu merupakan perbuatan Nabi Muhammad saw baik yang beliau setujui maupun yang beliau cegah.
Fungsi hadits atau sunah terhadap al-Qur’an antara lain sebagai berikut:
1. Untuk menafsirkan ayat al-Qur’an yang artinya sangat luas (Bayan Tafsir)
2. Untuk memperkokoh ayat al-Qur’an yang sudah diwahyukan Allah (Bayah Taqrir)
3. Untuk menjelaskan ayat Al-Qur’an yang artinya membingungkan umat Islam (Bayan Taudlih)
DAFTAR PUSTAKA
Inu Kencana Syafi’ie, Pengantar Filsafat, Refika Aditama. Bandung. 2004