Advertisement
KONSEP PENDIDIKAN untuk ANAK REMAJA
KONSEP PENDIDIKAN untuk ANAK REMAJA - Hallo sahabat
Kumpulan Makalah Lengkap, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul KONSEP PENDIDIKAN untuk ANAK REMAJA, kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.
Judul :
KONSEP PENDIDIKAN untuk ANAK REMAJAlink :
KONSEP PENDIDIKAN untuk ANAK REMAJA
Baca juga
KONSEP PENDIDIKAN untuk ANAK REMAJA
Masa remaja merupakan masa dimana seorang anak sudah mulai mengerti dan menjalani kehidupan seiring dengan bergantinya zaman yang semakin canggih dan modern. Masa ini berlangsung mulai dari usia 12 tahun sampai kira-kira berusia 21 tahun. Bahkan pada masa remaja inilah anak-anak biasanya merasa senang untuk meniru gaya atau trand yang sedang populer atau terkenal. Bisa dikatakan bahwa masa remaja adalah masa dimana seorang anak tumbuh dan bargaul di luar lingkungan rumah setelah melewati masa kanak-kanak dan masa remaja adalah langkah menuju masa pendewasaan. Dalam melewati masa remaja inilah, kita bisa melihat bagaimana seorang anak tersebut menyikapi lingkungan sekitarnya. Lingkungan merupakan faktor yang paling mempengaruhi tumbuhnya perkembangan seorang anak, baik itu berupa ucapan maupun tingkah lakunya. Masa remaja merupakan masa yang paling rentan bagi anak, karena seorang anak harus benar-benar bisa memilih dengan siapa dia bergaul. Karena jika seorang anak sudah terlanjur bergaul dengan teman yang justru menjerumuskannya pada hal yang tidak diinginkan, maka bisa dikatakan bahwa anak tersebut telah salah dalam bergaul. Pada masa ini, kedua orang tua harus lebih ekstra dalam mengawasi anaknya tersebut. Karena, perhatian dan kepedulian orang tua terhadap anak pada masa remaja seperti ini sangatlah diperlukan, bahkan sangat dibutuhkan oleh anak. Semua tingkah laku anak, sebaiknya tidaklah lepas dari pengawasan kedua orang tuanya. Pada masa remaja seperti ini juga masa yang baik bagi anak dalam hal merespon lawan bicara dan lebih mudah menangkap pemahaman. Karena disini seorang anak belum banyak memikirkan hal-hal dalam kehidupan. Seorang anak diajarkan untuk bisa bertanggung jawab dan menghargai nilai-nilai kehidupan, terutama yang berhubungan dan bersumber dari ajaran islam. Sedangkan gejala yang dominan tumbuh pada masa remaja ini adalah kecenderungan untuk bersaing dengan antar teman sebaya. Dalam hal ini, terkadang seorang anak merasa tidak puas bahkan sampai putus asa jika dia tidak berhasil dalam persaingan ini. Kejadian seperti ini bisa disebut bahwa seorang anak pada masa remaja mudah mengalami keguncangan dalam menjalani kehidupannya. Oleh karena itu, remaja sangat memerlukan kasih sayang dari teman sepergaulan dan kedua orang tuanya, karena pada usia itu, remaja masih bergantung kepada guru, orang tua, dan siapapun yang lebih tua darinya, baik dari segi usia maupun dari segi kedudukan sosial.
Dalam proses pendidikan, pendidikan islam merupakan pendidikan yang harus ditanamkan sejak dini. Terutama dalam menjalankan kewajiban yang telah diperintahkan oleh agama islam. Pada masa remaja, seorang anak cenderung menikmati masa-masa itu dan bersemangat dalam segala hal, tetapi ada juga yang justru bermalas-malasan. Jika sudah seperti ini, kedua orang tualah yang harus bisa memberikan motivasi kepada anak-anak mereka dengan mengajarkan nilai-nilai keagamaan, sehingga mereka dapat mengetahui dan mengamalkannya. Karena pada masa remaja, sakitar usia 18 sampai dengan 21 tahun disebut juga masa awal kedewasaan. Pada masa ini, pembentukan dan perkembangan suatu sistem moral pribadi sejalan dengan pertumbuhan pengalaman keagamaan yang bersifat individual. Melalui kesadaran seorang anak dalam beragama dan pengalaman ketuhanan, akhirnya remaja akan menemukan Tuhannya yang berarti juga remaja tersebut telah menemukan kepribadiannya. Cara berfikir anak pada masa remaja juga telah berbeda dengan masa sebelumnya, yakni tidak lagi berfikir seperti anak-anak yang hanya bisa mengikuti apa yang dikatakan orang lain terhadapnya, termasuk kedua orang tuanya sendiri. Namun pada masa remaja, seorang anak cenderung lebih mengkritisi apapun yang dikatakan ataupun yang dberitahukan kepadanya. Baik itu dari segi agama, ekonomi, sosial, bahkan dalam segi kebudayaan. Pengenalan agama seharusnya ditanamkan sejak dini, sehingga ketika anak tumbuh pada masa remaja bahkan menuju masa pendewasaan anak tersebut dapat menerapkan pendidikan keagamaannya dengan baik. Dengan cara pembiasaan dan peneladanan orang tua dapat mendidik anak-anak mereka terutama di dalam lingkungan keluarga. Mendidik anak pada masa remaja, sebaiknya orang tua berusaha untuk membuat anak-anak mereka merasa nyaman dan merasa bahwa orang tua mereka itu seperti teman sebayanya sendiri. Orang tua bisa dijadikan teman curhat dan menjadi tempat untuk mencurahkan segala keluh kesah serta problematika hidup yang sedang mereka alami. Jadi, ketika seorang anak bisa bersikap seperti itu terhadap orang tuanya, maka anak tersebut akan mencurahkan segala isi hatinya kepada kedua orang tuanya sehingga tidak ada kemungkinan anak tersebut menyembunyikan suatu hal dari orang tuanya. Orang tua pun semakin mudah mengawasi dan mendidik anak-anak mereka agar tidak salah dalam bergaul. Jika mendidik anak dengan cara yang kasar dan terlalu mengekangnya, justru anak tersebut tidak akan mau mendengarkan nasehat dari kedua orang tuanya, bahkan mereka tidak akan memperdulikan perkataan siapapun jika itu tidak sesuai dengan keinginan dan suasana hatinya. Apalagi pada masa remaja seperti itu, tingkat emosional mereka masih belum bisa terkontrol dengan baik. Karena itulah perhatian dari kedua orang tua sangat mereka butuhkan dalam situasi dan kondisi apapun, sehingga mereka tidak merasa sendiri ketika sedang dihadapkan pada keadaan yang sulit dalam kehidupan masa remaja. Sikap dan minat keberagamaan anak remaja bisa dikatakan sangat kecil. Mengapa demikian ? ini tergantung pada lingkungan kehidupan yang pada masa kecilnya tidak terlalu ditekankan dalam mengajarkan tentang pendidikan agama.
Selain itu, lingkungan agama yang sangat minim membuat sikap dan minat keberagamaan anak pada masa remaja terlihat masih sangat kurang. Mereka cenderung mengabaikan perintah-perintah yang telah di ajarkan dalam agama. Dan justru sebaliknya, banyak anak pada masa remaja hanya mencari kesenangan sehingga dapat menjerumuskan mereka dalam sikap dan perilaku yang tidak diperkenankan dalam agama. Padahal, pendidikan agama itu sangat penting dalam kehidupan setiap manusia, terutama untuk anak-anak yang masih dalam masa pertumbuhan maka harus terus diiajarkan tentang pendidikan agama. Jika dalam diri remaja telah tertanam nilai-nilai religi ( agama ) maka sebagai orang yang beriman, ia akan selalu mampu menyikapi permasalahan hidup, baik yang muncul dari dalam maupun dari luar dirinya. Untuk itu, setiap orang tua hendaklah mengajarkan dan menanamkan nilai-nilai luhur kepada anak-anak mereka sedini mungkin, agar dalam proses kehidupannya menuju jenjang yang lebih dewasa mereka tidak akan salah dalam melangkah. Seorang remaja memiliki perasaan yang selalu berkembang, dimana seorang remaja itu sangat mudah terpengaruh oleh keadaan lingkungan kehidupan mereka masing-masing. Jika mereka hidup di lingkungan yang pendidikan agamanya sangat kuat, maka seorang remaja itu akan tumbuh dan memiliki sifat keagamaan yang kuat pula. Namun sebaliknya, jika seorang remaja tumbuh pada lingkungan yang keberagamaannya sangat kurang, maka sifat keberagamaannya juga sudah dipastikan masih sangat minim. Hal seperti itu akan ditemukan jika seorang remaja itu tumbuh sejak kecil di ligkungan tersebut. Berbeda lagi dengan seorang anak remaja yang tinggal pada lingkungan yang baru, dimana di lingkungan yang lama, lingkungan keberagamaannya sangat kuat, sedangkan lingkungan barunya sama sekali tidak ada pendidikan agamanya, maka itu tergantung bagaimana seorang remaja tersebut menyikapinya. Selain itu juga peran orang tualah yang sangat dibutuhkan dalam keadaan seperti itu. Orang tua harus bisa untuk tegas dalam memberikan pendidikan kepada sang anak agar mereka tumbuh dan berkembang menjadi seseorang yang religius. Sangat menyedihkan sekali jika ada orang tua yang sama sekali tidak memperdulikan lingkungan kehidupan anaknya termasuk lingkungan keagamaannya, mereka hanya memberikan dukungan kepada sang anak namun tidak memberikan batasan-batasan dalam berteman dan bergaul kepada anaknya tersebut. Maka tidak dapat disalahkan jika anak tersebut tumbuh dengan sikap-sikap yang negative dan tidak memperdulikan lingkungan kehidupan di sekitarnya. Kecuali jika seorang anak telah diajarkan pendidikn agama dengan baik, namun sifat sang anak tidk mencerminkan sebagai seseorang yang beragama, maka orang tua harus tau jika itu terjadi karena adanya beberapa kemungkinan, salah satunya yaitu lingkungan luar. Lingkungan luar juga sangat menentukan sekali dalam proses pertumbuhan seorang anak. Sikap dan sifat mereka terbentuk dari beberapa hal yang mempengaruhi, misalnya dalam perkembangan teknologi pada saat ini. Teknologi yang semakin canggih dengan munculnya produk-produk baru seperti gadget membuat anak remaja semakin pandai mengeplikasikan teknologi tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Jika tanpa pengawasan dan perhatian yang penuh dari orang tua mereka, tak jarang banyak anak seusia remaja mengambil kesempatan untuk memakai teknologi tersebut untuk hal-hal yang negative. Misalnya dengan menonton video-video yang tidak sepantasnya mereka lihat. Namun mereka beralasan memakai teknologi tersebut untuk mendukung proses pendidikan mereka. Pada masa remaja, rasa penasaran dan keingintahuan mereka sangatlah besar. Dengan berbagai cara mereka dapat melakukan hal apa saja agar rasa penasaran mereka itu terjawab. Oleh karena itu, diharapkan kepada semua orang tua agar dapat mendidik serta mengajarkan anak-anak mereka agar tumbuh menjadi anak yang sholeh serta sholehah di dunia maupun di akhirat kelak. Terutama pengajaran dalam bidang pendidikan agama, disertai dengan pendidikan yang lainnya. Karena ilmu tanpa agama, maka seorang anak tidak bisa mengamalkan dengan baik ilmu yang dimilikinya tersebut. Sedangkan agama tanpa ilmu, seseorang tidak bisa memahami dan mengerti dengan baik bagaimana menjalankan perintah agamanya tersebut.
Demikianlah Artikel KONSEP PENDIDIKAN untuk ANAK REMAJA
Sekianlah artikel KONSEP PENDIDIKAN untuk ANAK REMAJA kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.
Anda sekarang membaca artikel KONSEP PENDIDIKAN untuk ANAK REMAJA dengan alamat link http://kumpulanmakalahlengakap.blogspot.com/2014/12/konsep-pendidikan-untuk-anak-remaja.html
KONSEP PENDIDIKAN untuk ANAK REMAJA