Advertisement
Metode Penelitian
Metode Penelitian - Hallo sahabat
Kumpulan Makalah Lengkap, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul Metode Penelitian, kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.
Judul :
Metode Penelitianlink :
Metode Penelitian
Baca juga
Metode Penelitian
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan faktor yang sangat penting dan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan seseorang, baik dalam keluarga, masyarakat, dan bangsa. Kemajuan suatu bangsa ditentukan oleh tingkat keberhasilan pendidikan. Keberhasilan pendidikanakan dicapai suatu bangsa apabila ada usaha meningkatkan mutu pendidkan bangsa itu sendiri. Pendidikan adalah usaha sadar untuk menumbuhkan potensi sumber daya nanusia (SDM). ”Pendidikan dapat diartikan sebagai sebuah proses dengan metode-metode tertentu sehingga siswa memperoleh pengetahuan, pemahaman, dan cara bertingkah laku yang sesuai dengan kebutuhan (Muhibbin Syah, 2004:10)”.
Dalam kehidupan suatu negara, pendidikan memegang peranan yang amat penting untuk menjamin kelangsungan hidup negara dan bangsa, karena dengan adanya pendidikan dapat meningkatkan dan mengembangkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM). Pendidikan merupakan sarana untuk menyiapkan generasi masa kini dan sekaligus masa depan.
Peningkatan mutu pendidikan dirasakan sebagai suatu kebutuhan bangsa yang ingin maju. Dalam dunia pendidikan selalu terjadi usaha pengembangan untuk meningkatkan mutu pendidikan. Pendidikan merupakan faktor utama dalam pembentukan pribadi manusia. Pendidikan sangat berperan dalam membentuk baik buruknya pribadi manusia.
Pendidikan mempunyai peran yang sangat strategis dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan upaya mewujudkan cita-cita bangsa Indonesia dalam mewujudkan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidpan bangsa. Pemerintah merumuskan dalam Undang-undang Republik Indonesia No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang menjelaskan bahwa pendidikan dilakukan agar mendapat tujuan yang diharapkan bersama. Didalam tujuan pendidikan nasional menurut UU No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan:
”Pendidkan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradapan bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Bertujuan untuk berkembangnya potensi didik agar menjadi manusia yamg beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara yang Demokratis serta bertanggung jawab”.
Jadi jelaslah pendidikan merupakan kegiatan yang dilakukan dengan sengaja agar anak didik memiliki sikap dan kepribadian yang baik, sehingga penerapan pendidikan harus diselenggarakan dengan Sistem Pendidikan Nasional berdasarkan Undang-undang No. 20 tahun 2003.
Indonesia sebagai negara berkembang dalam pembangunannya membutuhkan sumber daya manusia yang dapat diandalkan dan profesionalisme dalam bidangnya. Pembangunan manusia Indonesia pada dasarnya merupakan penyaluran nilai-nilai pancasila. Pembangunan ini meliputi pembangunan materiil dan spiritual, diantaranya pembangunan ilmu pengetahuan dan tegnologi, untuk itu pemerintah akhir-akhir ini mengusulkan mutu pendidikan di tanah air terutama pendidikan formal.
Universitas Muhammadiyah Surakartra sebagai subsistem pendidikan nasional yang didalamnya juga menyelenggarakan proses pendidikan dan ikut menghasilkan tenaga-tenaga pendidik yang nantinya ikut membangun negara lewat jalur pendidikan. Peranan pendidikan berlaku terus menerus sepanjang masa dari dulu sampai sekarang. Keberhasilan pendidik tidak hanya tergantung pada pendidik yang selalu dituntut dapat mengajar secara profesionali dengan metode dan kurikulum yang bagus saja, melainkan peran aktif mahasiswa dalam proses belajar yang juga sangat menentukan keberhasilan pendidikan.
Proses belajar merupakan suatu hal yang kompleks dan mahasiswalah yang menentukan terjadi dan tidaknya belajar, sehingga mahasiswa dituntut aktif dan mandiri dalam belajarnya. Perwujudan pembelajaran yang baik dapat dilihat dari aktivitas belajar dalam mengikuti pembelajaran. Dapat disimpulkan semakin tinggi aktivitas belajar semakin tinggi pula prestasi belajar.
Disamping aktivitas belajar, prestasi belajar juga dipengaruhi oleh kemandirian belajar. Kemandirian belajar merupakan salah satu unsur yang penting. Kemandirian menekankan pada aktivitasnya mahasiswa dalam belajar yang penuh tanggung jawab atas keberhasilan dalam belajar. Untuk meningkatkan kemandirian mahasiswa dapat dipupuk dengan memberi tugas. Tugas-tuugas yang diberikan dosen sedapat mungkin dikerjakan oleh siswa secara mandiri untuk melatih pikiran dan sumber belajar yang ada. Sikap mandiri menunjukan inisiatif, berusaha untuk mengejar prestasi, mempunyai rasa percaya diri dan mempunyai rasa ingin tahu yang menonjol.
Menurut hasil pengamaatan penulis kenyataan menunjukan bahwa dalam mengerjakan tugas-tugas yang diberikan oleh dosen, banyak mahasiswa yang mengambil jalan pintas dengan hanya menyalin jawaban dari teman tanpa memahami jawaban tersebut. Bagi mereka yang penting adalah mengerajakan dan dapat mempertanggung jawabkan dihadapan dosen dengan menunjukan pekerjaannya.
Bertolak dari uraian diatas, pendidikan dan pengajaran perlu dikembangkan untuk memacu daya kemampuan dan kemandirian mahasiswa dalam belajar. Menurut hasil penelitian T. Sumadijono (2002:125) ternyata perbedaan yang signifikan antara mahasiswa yang berkemandirian tinggi dan mahasiswa yang berkemandirian rendah. Mahasiswa yang berkemandirian tinggi mampu belajar tanpa bantuan orang lain. Sedangkan mahasiswa yang mempunyai kemandirian belajar rendah sangat memerlukan orang lain dalam belajarnya. Pendekatan dalam proses belajar telah dilakukan untuk memacu agar mahasiswa mampu memecahkan persoalan yang muncul dalam proses belajarnya.
Prestasi belajar merupakan cerminan dari usaha belajar, semakin baik usaha belajarnya, maka semakin baik pula prestasi yang diraihnya. Prestasi belajar dapat dijadikan sebagai indikator keberhasilan dalam belajar. Prestasi belajar yang baik akan dapat dicapai oleh mahasiswa apabila mereka dapat mengatasi kesulitan belajar yang dialaminya.
Berdasarkan uraian latar belakang yang telah dijabarkan diatas, maka peneliti mengambi judul “Pengaruh Model Pembelajaran Mandiri Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa Kelas VIII SMP Negeri 29 Merangin Tahun Ajaran 2013-2014”.
B. Identifikasi Masalah
a. Siswa kurang aktif belajar
b. Kurangnya kemampuan siswa dalam belajar mandiri
c. Sistem pembelajaran yang masih konvensional
d. Nilai belajar mandiri siswa masih rendah.
C. Pembatasan Masalah
Agar penelitian dapat mencapai sasaran dan tujuan yang diharapkan secara optimal, maka perlu adanya pembatasan masalah bagi persoalan yang akan diteliti menjadi jelas dan kesalahpahaman dapat dihindari. Dalam hal ini penulis membatasi masalah pada “pengaruh model pembelajaran mandiri terhadap kemampuan pemecahan masalah pada siswa kelas VIII SMP Negeri 29 Merangin.”
D. Perumusan Masalah
Perumusan masalah merupakan bagian penting yang harus ada dalam penulisan suatu penelitian. Oleh karena itu seorang peneliti sebelum melakukan penelitian harus mengetahui terlebih dahulu permasalahan yang ada. Dengan adanya permasalahan yang jelas maka proses pemecahannya akan terarah dan terfokus pada permasalahan tersebut.
Adapun rumusan masalah yang timbul dalam penelitian ini adalah bagaimana bentuk pengaruh model pembelajaran mandiri terhadap kemampuan pemecahan masalah pada siswa kelas VIII SMP Negeri 29 Merangin?
E. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian merupakan titik pijak untuk merealisasi aktivitas yang akan dilaksanakan, sehingga perlu adanya ujuan yang berfungsi sebagai acuan pokok terhadap masalah yang diteliti, sehingga peneliti akan dapat bekerja lebih terarah dlm penelitian.
Adapun tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui dan mendeskripsikan pengaruh model pembelajaran mandiri terhadap kemampuan pemecahan masalah pada siswa kelas VIII SMP Negeri 29 Merangin.
F. Manfaat Penelitian
1. Bagi Dosen
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran tentang pentingnya model pembelajaran mandiri terhadap kemampuan pemecahan masalah.
2. Bagi Mahasiswa
Diharapkan dapat menumbuh kembangkan aktivirtas belajar dan kemandirian dalam mengerjakan tugas dalam meningkatkan prestasi belajar.
3. Bagi Penulis
Dapat menemukan cara pemecahan dari permasalahan yang diteliti dan menambah wawasan serta pengetahuan penulis.
4. Bagi peneliti lain
Memberikan refrensi bagi penelitian lain yang berminat dalam masalah yang serupa.
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Deskripsi Teori
1. Pengertian Belajar
Sebagian orang beranggapan bahwa belajar adalah semata-mata mengumpulkan atau menghapal fakta-fakta yang terjadi dalam bentuk informasi atau materi pelajaran. Adapula orang yang memandang belajar sebagian latihan belaka, seperti yang tampak pada latihan membaca. Menurut Oemar Hamalik (2005:30) menyatakan bahwa, “ Belajar adalah suatu bentuk pertumbuhan atau perubahan dalam diri seseorang yang dinyatakan dalam cara tingkah laku yang baru berkat pengalaman dan latihan”.
Sedangkan menurut Winkel (2004) yang diterjemahkan oleh Muhibbin Syah (2004:56), belajar adalah aktivitas mental (psikis) yang berlangsung dalam interaksi dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan-perubahan, pemahaman, ketrampilan, dan nilai sikap, perubahan itu bersifat konstan dan berbekas.
Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa belajar pada dasarnya adalah aktivitas mental (psikis) yang merupakan tahapan perubahan-perubahan, pemahaman, ketrampilan, dan nilai sikap yang relatif menetap sebagai hasil pengakuan dan interaksi dengan lingkungan yang melibatkan proses kognitif, perubahan itu bersifat konstan dan berbekas.
.
2. Belajar Mandiri
a. Pengertian Kemandirian
Kemandirian sangat diperlukan seseorang, dengan adanya kemandirian akan timbul rasa percaya diri, kemampuan sendiri, mengendalikan kemampuan sendiri, sehingga puas terhadap apa yang dikerjakan atau dalakukan.
Menurut Sumahamijaya (2001:26), ”Mandiri sebagai adanya hak dan kewajiban yang dimiliki, mampu menentukan nasibnya sendiri, tidak tergantung pada orang lain sampai batas kemampuan, mampu bertanggung jawab atas segala tindakan dan perasaan, mampu membuang pola perilaku yang mengingkari diri sendiri”.
Sutarno (2005:160), menyatakan bahwa mandiri mengandung pengertian sanggup mumpuni atau sembada untuk mampu berdiri sendiri, bekerja sendiri, dan melaksanakan semua kegiatannya dengan baik secara berswasembada, berswakarsa, berwakarya.
Pendapat beberapa ahli diatas dapat disimpulkan bahwa sikap mandiri adalah kemampuan berdiri sendiri dalam melaksanakan segala kewajiban guna memenuhi kebutuhan sendiri. Sikap mandiri meliputi kemampuan untuk menyesuaikan diri sendiri, mampu berinisiatif, kreatif, dewasa dalam membawakan dalam menempatkan diri, serta yang terpenting tidak mempunyai ketergantungan pada orang lain.
Dari uraian diatas, hal ini berarti bahwa kemandirian mengandung pengertian keadaan seseorang dalam kehidupan yang mampu memutuskan atau mengerjakan sesuatu tanpa bantuan orang lain, mampu melakukan tugas dan tanggung jawab sendiri serta dapat menolong diri sendiri dalam mengatasi kesulitan tanpa bantuan orang lain.
B. Hasil Penelitian yang Relevan
C. Kerangka Berpikir
Menurut Nana Syaodih Sukmadinata (2003:163),” prestasi belajar seseorang dipengaruhi oleh ketrampilan-ketrampilan yang dimilikinya, seperti ketrampilan membaca, berdiskusi, memecahkan masalah, mengerjakan tugas-tugas atau latihan-latihan dan usaha dari individu sendiri”. Prestasi belajar yang rendah dipengaruhi oleh kecerdasan rendah, kekurangan motivasi, kebiasaan belajar yang kurang banyak, materi pelajaran yang sulit, sikap, perasaan, keinginan dan kemauan. Jadi prestasi belajar seseorang dipengaruhi aktivitas belajar dan kemandirian dalam mengerjakan tugas.
Untuk memudahkan atau memberikan gambaran pada pemikiran dalam penelitian ini, maka dapat dikemukakan kerangka pemikiran yang digambarkan bagan sebagai berikut:
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran
D. Hipotesis
Menurut Sugiyono (2005:306) “ Hipotesis merupakan jawaban
sementara terhadap rumusan masalah”. Dengan demikian pada hakekatnya hipotesis adalah keputusan atau kesimpulan yang masih bersifat sementara, dan untuk membuktikan benar atu tidaknya diperlukan penelitian dan analisis.
Dalam penelitian ini penulis mengajukan hipotesis sebagai berikut:
1. Ada pengaruh yang signifikan dalam model pembelajaran mandiri terhadap siswa kelas VIII SMP Negeri 29 Merangin.
BAB III METODE PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Untuk mencapai tujuan didalam penelitian diperlukan suatu cara yang tepat, banyak metode yang dipergunakan untuk mencapai tujuan dalam suatu penelitian. Menurut Muhammad Ali yang disadur oleh Colid Narbuka dan Abu Ahmadi (2002:2).
Penelitian adalah suatu cara untuk memahami sesuatu dengan melalui penyelidikan atau melalui usaha mencari bukti-bukti yang muncul sehubungan dengan masalah itu, yang dilakukan secara hati-hati sekali sehingga diperoleh pemecahannya.
Menurut Suharsimi Arikunto (2006:136), “Metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data dalam penelitiannya”. Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa metode penelitian adalah suatu cara pelaksanaan penelitian keilmuan dalam rangka mendapatkan atau mengumpulkan fakta-fakta yang mendukukng tercapainya tujuan penelitian.
B. Jenis Penelitian
1. Jenis Penelitian
Menurut Winarno Surakhmad (2003:131), “metode penelitian ada 3 macam yaitu metode histories, metode deskriptif, dan metode eksperimen”.
a. Metode Historis
Metode penelitian yang meliputi pengumpulan data dan penafsiran gejala peristiwa yang timbul dimasa lalu yang menggambarkan secara kritis seluruh kebenaran kejadian atau fakta untuk membantu mengetahui apa yang dikerjakan sekarang dan dimasa datang.
b. Metode Deskriptif
Metode yang didasarkan pada data yang ada pada masa sekarang atau penyelidikan yang bertujuan pada pemecahan masalah yang ada pada masa sekarang.
c. Metode Eksperimen
Metode penelitian yang didefinisikan sebagai metode penyelidikan tentang sebab akibat yang dilakukan dengan mengadakan percobaan atau eksperimen.
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kuantitatif, karena masalah yang akan penulis bahas adalah masalah yang ada pada masa sekarang dengan menggunakan data yang ada dan hasil data tersebut dinyatakan dalam bentuk angka (kuantitatif).
C. Populasi, Sampel. Dan Sampling
1. Populasi
a. Menurut Suharsimi Arikunto (2006:130),” populasi adalah keseluruhan subyek populasi”. Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah mahasiswa Pendidikan Akuntansi Semester VI FKIP Universitas Muhammadiyah Surakarta Tahun Akademik 2010/2011 yang berjumlah 189 mahasiswa.
2. Sampel
Menurut Suharsimi Arikunto (2006:130),” sample adalah sebagian atau wakil dari populasi. Untuk sekedar ancer-ancer maka apabila subjeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Selanjutnya jika jumlah subjeknya besar dapat diambil 10% - 15% atau 20% - 25%”. Dalam penelitian ini peneliti mengambil 25% dari 189 anggota populasi yaitu sebanyak 48 orang.
3. Sampling
Menurut Suharsimi Arikunto (2006:146),” sampling adalah cara yang digunakan untuk mengambil sampel”. Sedangkan menurut Sugiyono (2003:73), “teknik sampling adalah merupakan teknik pengambilan sampel”.
Menurut Sugiyono (2003:74-78), ada dua cara pengambilan sampel yaitu :
a) Random sampling
Adalah pengambilan sampel dengan cara tidak memilih-milih individu yang akan dijadikan sampel.
Cara pengambilan random sampling ada 3 yaitu :
1) Undian
Cara ini dilakukan sebagaimana kita melakukan undian.
2) Ordinal
Cara ini dilakukan dengan jalan mengambil jumlah subjek yang diperlukan dengan mengambil urutan dari atas ke bawah.
3) Menggunakan tabel bilangan random
Cara ini dilakukan dengan bantuan tabel random yang umumnya terdapat pada buku-buku statistik.
b) Non ramdom sampling
Adalah suatu cara pengambilan sampel apabila tidak memberikan kesempatan yang sama pada anggota populasi untuk dijadikan anggota sampel, macam-macam non random sampling adalah sebagai berikut :
1) Quota sampling
Sampling kuota adalah teknik untuk menentukan sampel dari populasi yang mempunyai ciri-ciri tertentu sampai jumlah (kuota) yang diinginkan.
2) Purposive sampling
Sampling purposive adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu. Sampel ini lebih cocok digunakan untuk penelitian kualitatif.
3) Accidental sampling
Sampling aksidental adalah teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel bila dipandang orang kebetulan ditemui itu cocok sebagai sumber data.
4) Proporsional sampling
Merupakan teknik yang digunakan bila populasi mempunyai unsur / anggota yang tidak homogen dan berstrata secara proporsional.
5) Stratified sampling
Merupakan teknik yang digunakan untuk menentukan jumlah sampel bila populasi berstrata tetapi kurang proporsional atau populasi terdiri dari susunan kelompok-kelompok yang bertingkat-tingkat.
6) Double sampling
Penggambilan sampel yang menggunakan adanya sampel kembar.
Dari beberapa jenis sampling tersebut, dalam penelitian ini digunakan teknik proporsional random sampling, yaitu cara pengambilan sample dari semua anggota populasi yang dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam anggota populasi itu.
D. Metode Pengumpulan Data
Untuk memperoleh data sesuai dengan tujuan penelitian dengan menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut :
1. Metode Angket (Questionnaire)
“Angket adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya atau hal-hal yang ia ketahui” (Suharsimi Arikunto, 1998:124).
Penilaian angket menggunakan skala likert 1 sampai 4, hal ini dapat dijelaskan sebagai berikut:
a. Jawaban a (selalu) diberi nilai 4
b. Jawaban b (sering) diberi nilai 3
c. Jawaban c (jarang) diberi nilai 2
d. Jawaban d (tidak pernah) diberi nilai 1
Adapun kisi-kisi angket untuk aktivitas belajar dan kemandirian dalam mengerjakan tugas adalah sebagai berikut:
Tabel 3.1 Kisi-kisi Angket Aktivitas Belajar dan Kemandirian dalam Mengerjakan Tugas
Kisi-kisi angket sebagai berikut:
No | Variabel | Indikator | No Item |
1. | Aktivitas Belajar | a. Aktivitas mendengarkan dikelas b. Aktivitas dalam memandang dosen dalam penyampaian materi c. Aktivitas berbicara dalam menjawab d. Aktivitas mencatat penjelasan dosen didalam kelas e. Aktivitas dalam membaca buku pelajaran f. Aktivitas membuat ringkasan dan menggaris bawahi materi g. Aktivitas membuat bagan-bagan tentang materi dari dosen h. Aktivitas membuat paper yang ditugaskan dosen i. Aktivitas mengingat kembali materi yang telah disampaikan oleh dosen j. Aktivitas dalam latihan praktek sesuai dengan materi yang diberikan oleh dosen | 1,2 3,4
5,6
7,8
9,10
11,12
13,14
15,16
17,18
19,20 |
2. | Kemandirian Mengerjakan Tugas | a. Kebebasan bertindak dalam belajar akuntansi b. Kreatif, aktif dalam kegiatan belajar c. Keyakinan dalam bertindak, mengandalkan kemampuan sendiri atau percaya diri d. Bertanggung jawab dalam mengerjakan tugas | 1
2,3
4,5
6,7,8 |
2. Metode Dokumentasi
“Dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, legger, agenda, dan sebagainya” (Suharsimi Arikunto, 1998:202).
Dalam penelitian ini data yang diperoleh berasal dari dokumen yang berupa daftar nama mahasiswa Pendidikan Akuntansi Semester VI FKIP Universitas Muhammadiyah Surakarta Tahun Akademik 2010/2011.
E. Sumber Data
1. Data Primer
Menurut Arikunto (2006:64),” Data Primer adalah sumber bahan atau dokumen yang dikumpulkan atau digunakan sendiri oleh pihak yang hadir pada waktu kejadian yang digambarkan tersebut berlangsung”. Dalam penelitian ini data yang diperoleh adalah hasil angket kepada Mahasiswa Pendidikan Akuntansi Semester VI FKIP Universitas Muhammadiyah Surakarta Tahun Akademik 2010/2011 yaitu angket, data yang berasal dari pegawai TU UMS berupa jumlah mahasiswa, daftar nama mahasiswa dan nomor induk siswa, daftar nilai Indeks Prestasi Komulatif (IPK).
2. Data Sekunder
Menurut Arikunto (2006:64), “Data Sekunder adalah sumber bahan atu dokumen yang dikemukaan atau oleh bukan pihak yang hadir pada waktu kejadian yang digambarkan tersebut berlangsung”. Berdasarkan pengertian tersebut maka dapat diambil kesimpulan bahwa data sekunder merupakan data yang ditulis oleh pihak lain yang tidak terlibat langsung dalam kejadian yang diceritakan.
F. Uji Instrumen
1. Uji Validitas
Uji validitas adalah untuk mengukur seberapa cermat suatu test melakukan fungsi ukurannya. Validitas alat ukur uji dengan menghitung korelasi antara nilai yang diperoleh dari setiap butir pertanyaan dengan keseluruhan yang diperoleh pada alat ukur tersebut. Metode yang digunakan adalah Product Momen Person.
Rumus rxy = Dimana :
rxy = korelasi product moment pearson item dengan soal
= total nilai keseluruhan subjek per item = total nilai per subjek
N = jumlah subjek
Nilai korelasi (r) dibandingkan dengan angka kritis dalam tabel korelasi. Untuk menguji koefisien korelasi ini digunakan level of significant = 5% jika r hitung > r tabel, maka pernyataan berikut valid.
2. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas menunjukkan sejauh mana suatu instrumen dapat memberikan hasil pengukuran yang konsisten apabila pengukuran dilakukan berulang-ulang. Pengukuran reliabilitas tersebut dilakukan dengan menggunakan rumus :
Dimana :
r11 = reliabilitas instrumen
r ½ 1/2 = rxyyang telah disebutkan sebagai indeks korelasi antara dua belahan instrumen
Suatu instrumen dikatakan reliabel jika r hitung > r tabel(r0>r1) dan nilai r positif.
3. Uji Prasyarat Analisis
a. Uji Normalitas
Uji normalitas dimaksudkan untuk mengetahui apakah ada data yang akan dianalisis berbentuk sebaran normal atau tidak, dengan kata lain sampel dari populasi yang berbentuk data berdistribusi normal atau tidak. Pada penelitian ini pengujian normalitas digunakan untuk menguji data aktivitas belajar (X1), kemandirian mengerjakan tugas (X2), dan prestasi belajar (Y). Langkah yang ditempuh dalam melakukan uji normalitas adalah uji Chi Kuadrat berikut:
X2 = Keterangan :
X2 : Chi Square
fo : frekuensi yang diperoleh dari sampel
fh : frekuensi yang diterapkan dalam sampel sebagai pencerminan dari frekuensi yang diharapkan.
Apabila harga X2 hitung < X2 tabel maka data yang diperoleh berdistribusi normal, sebaliknya bila X2 hitung > X2tabel maka data yang diperoleh tidak berdistribusinormal.
b. Uji Linieritas
Uji linieritas adalah suatu pengujian untuk mengetahui apakah antara setiap variabel bebas dab variabel terikat bersifat liniar atau tidak.
1) Statistik Uji
2) Prosedur
a) Menghitung jumlah kuadrat regresi (b/a) atau Jk (b/a)
Keterangan :
N : banyaknya data
a : konstanta
b : koefisien regresi untuk variabel x
b :
b) Jumlah kuadrat residu abu Jkres
c) Jumlah kuadrat error atau JkE
d) Jumlah kuadrat tidak cocok atau JkTC
e) Rerata jumlah kuadrat regresi atau Sres2
f) Rerata jumlah jumlah kuadrat tuna cocok (Sres2)
g) Rerata jumlah kuadrat kurang cocok (STC2)
Rerata jumlah kuadrat error atau SE2
h) Menghitung
G. Teknis Analisi Data
1. Analisis Regresi Ganda
Analisis regresi ganda digunakan untuk meramalkan perubahan variabel satu dengan variabel lain. Dalam hal ini regresi dilakukan untuk menentukan prestasi belajar (Y) yang disebabkan oleh pola aktivitas belajar (X1) dan kemandirian mengerjakan tugas (X2). Menurut Sugiyono (2005:211), dijelaskan analisis regresi ganda dua prediktor menggunakan persamaan garis regresi berikut:
Keterangan:
Y : prestasi belajar
: konstanta b1…..b3 : koefisien regresi masing-masing variable
X1 : aktivitas belajar
X2 : kemandirian mengerjakan tugas
2. Uji Secara Serempak (Uji F)
Digunakan untuk mengetahui signifikansi pengaruh antara 2 variabel bebas (aktivitas belajar dan kemandirian mengerjakan tugas) secara bersama-sama terhadap prestasi belajar, sehingga bisa diketahui apakah dugaan yang sudah ada dapat diterima atau ditolak. Langkah-langkahnya:
a. Menentukan Formulasi Ho dan H1
Ho = berarti tidak ada pengaruh antara variabel independent dengan dependent secara serempak.
H1 ¹ berarti ada pengaruh antara variabel independent dengan variabel dependent secara serempak.
b. Level of significant = 5%
c. Kriteria Pengujian
H0 Diterima apabila Fhitung< Ftabel ( F α;k-1;k(n-1))
H0 Ditolak apabila Fhitung> Ftabel ( F α;k-1;k(n-1))
d. Pengujian nilai F
( Fred N.Kerlinger and Elazar J. Pedhazur)
keterangan:
R = koefisien korelasi berganda.
k = konstanta variabel bebas.
N = banyaknya sampel.
e. Kesimpulan.
3. Uji Parsial (Uji T)
Digunakan untuk mengetahui signifikansi pengaruh masing-masing variabel (aktivitas belajar dan kemandirian mengerjakan tugas terhadap prestasi belajar) secara sendiri-sendiri, sehingga bisa diketahui apakah dugaan yang sudah ada, dapat diterima atau ditolak. Langkah-langkahnya:
a. Menentukan Formulasi H0 dan H1
Ho = 0 berarti tidak ada pengaruh antara variabel independent dengan variabel dependent secara terpisah
H1 ¹ 0 berarti ada pengaruh antara variabel independent dengan variabel dependent secara terpisah.
b. Level of significant α = 5%
c. Kriteria Pengujian
H0 diterima apabila t (α/2;n-2)≤ t ≤ t (α/2;n-2).
H0 ditolak apabila t> t (α/2;n-2) atau < t (α/2;n-2).
d. Pengujian nilai t
keterangan:
b = koefisien regresi.
SEb = standar erorr of b.
e. Kesimpulan.
Demikianlah Artikel Metode Penelitian
Sekianlah artikel Metode Penelitian kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.
Anda sekarang membaca artikel Metode Penelitian dengan alamat link http://kumpulanmakalahlengakap.blogspot.com/2015/01/metode-penelitian.html
Metode Penelitian