Advertisement
MANFAAT MEDIA SISTEM JARI TANGAN DALAM PEMBELAJARAN OPERASI HITUNG PERKALIAN DI SEKOLAH DASAR (Saryanto –UPBJJ UT Purwokerto)
MANFAAT MEDIA SISTEM JARI TANGAN DALAM PEMBELAJARAN OPERASI HITUNG PERKALIAN DI SEKOLAH DASAR (Saryanto –UPBJJ UT Purwokerto) - Hallo sahabat
Kumpulan Makalah Lengkap, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul MANFAAT MEDIA SISTEM JARI TANGAN DALAM PEMBELAJARAN OPERASI HITUNG PERKALIAN DI SEKOLAH DASAR (Saryanto –UPBJJ UT Purwokerto), kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.
Judul :
MANFAAT MEDIA SISTEM JARI TANGAN DALAM PEMBELAJARAN OPERASI HITUNG PERKALIAN DI SEKOLAH DASAR (Saryanto –UPBJJ UT Purwokerto)link :
MANFAAT MEDIA SISTEM JARI TANGAN DALAM PEMBELAJARAN OPERASI HITUNG PERKALIAN DI SEKOLAH DASAR (Saryanto –UPBJJ UT Purwokerto)
Baca juga
MANFAAT MEDIA SISTEM JARI TANGAN DALAM PEMBELAJARAN OPERASI HITUNG PERKALIAN DI SEKOLAH DASAR (Saryanto –UPBJJ UT Purwokerto)
MANFAAT MEDIA SISTEM JARI TANGAN DALAM PEMBELAJARAN OPERASI HITUNG PERKALIAN DI SEKOLAH DASAR
(Saryanto –UPBJJ UT Purwokerto)
I. PENDAHULUAN
Setiap kegiatan belajar mengajar yang dilakukan oleh guru di sekolah harus berpedoman pada Garis-garis Besar Program Pengajaran ( GBPP). Menurut rambu-rambu pelaksanaan GBPP mata pelajaran matematika pada kurikulum sekolah dasar 1994. Butir 5 dan 10 dijelaskan :
Butir 5 : “ Pengajaran matematika di kelas-kelas rendajh SD, terutama diarahkan agar siswa
memiliki keterampilan dalam berhitung melalui kegiatan praktis yang dilakukan
sendiri oleh siswa. Namun pemahaman konsep tertentu juga diperlukan dan
diharapkan terpupuk melalui kegiatan tersebut.”
Butir 10 : “ Untuk membantu pemahaman siswa dalam mata pelajaran matematika, guru
hendaknya memilih sarana yang sesuai dengan bahan pengajaran dengan meng-
gunakan bahan sederhana atau yang mudah didapat di daerah.” (1994, hal 4).
Berdasarkan pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa agar siswa SD mudah memahami informasi atau konsep teretentu matematika dalam kegiatan belajar mengajar ( KBM), dan memilih keterampilan berhitung yang dilakukan oleh siswa diperlukan media atau sarana berupa benda konkret atau semi konkret.
Banyak definisi tentang media yang dikemukakan oleh para pakar pendidikan, seperti yang tersebut di bawah ini.
1. Gagne, mengatakan bahwa media pembelajaran adalah komponen sumber belajar yang dapat
merangsang siswa untuk belajar.
2. Briggs, mengatakan bahwa media pembelajaran adalah wahana fisik yang mengandung ma-
teri instruksional.
3. Schramm, mengatakan bahwa media pembelajaran adalah teknologi pembawa informasi atau
pesan instruksional.
4. Y. Miarso, mengatakan bahwa media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat me-
rangsang proses belajar siswa.
Berdasar pernyataan di atas maka dapat dikatakan bahwa media pembelajaran adalah alat yang secara fisik digunakan untuk saluran komunikasi menyampaikan isi materi atau menyampaikan pesan antara sumber dengan penerima pesan.
Banyak kita dapatkan media berupa benda-benda konkret yang tersedia di lingkungan se-kitar sekolah dasar, yang bisa digunakan sebagai media atau alat peraga pembelajaran matema-tika. Dapat juga media benda konkret yang tersedia di lingkungan sekolah digunakan sebagai alat bantu yang diarahkan agar siswa memiliki keterampilan berhitung.
Keta tahu bahwa kalkulator sebagai media atau alat hitung sudah banyak beredar di pasar, dan bahkan hampir setiap keluarga yang tinggal dikota- kota besar maupun kota-kota kecil sudah banyak yang menggunakannya. Namun perlu juga diberikan keterampilan berhitung dalam KBM menggunakan sistem jari tangan yang sudah dimilki oleh setiap siswa.
Fokus pembahasan makalah ini adalah keterampilan berhitung yang dikaitkan pengguna-an sistem jari tangan dengan judul : “ Manfaat Media Sistem Jari Tangan Dalam Pembelajaran Operasi Hitung Perkalian Di Sekolah Dasar “.
II. RUMUSAN MASALAH
Berdasar uraian di atas maka rumusan masalahnya disusun sebagai berikut :
A. Apakah pengertian Media Pembelajaran ?
B. Apa manfaat media sistem jari tangan dalam pembelajaran matematika?
C. Bagaimana menggunakan sistem jaringan sebagai alat bantu berhitung dalam operasi per-
kalian?
III. PEMBAHASAN
A. Pengertian Media Pembelajaran
Secara etimologis asal kata media adalah dari kata “ medius” (berasal bahasa latin ) yang artinya adalah tengah, perantara, pengantar. Sedangkan dalam bahasa Arab kata media berarti perantara, pengantar pesan dari pengirim ke penerima pesan.
Apabila media itu membawa pesan-pesan atau informasi yang bertujuan instruksional atau mengandung maksud-maksud pengajaran maka media itu disebut Media Pembelajaran.
Media pembelajaran secara umum adalah alat bantu proses belajar mengajar. Segala se-suatu yang dapat dipergunakan untuk merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemampuan atau ketrampilan pebelajar sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar. Batasan ini cu-kup luas dan mendalam mencakup pengertian sumber, lingkungan, manusia dan metode yang dimanfaatkan untuk tujuan pembelajaran / pelatihan.
Briggs (1977), mengatakan bahwa media pembelajaran adalah sarana fisik untuk menyam-paikan isi/materi pembelajaran seperti : Media Cetak (Buku, Gambar / Photo, dll) dan Media Elektronik (Tipe rekorder, video, kalkulator, komputer, film, Slide, dll) . Tanpa media, komu-nikasi antara pendidik dan peserta didik tidak akan bisa berlangsung secara optimal. Media pem-belajaran adalah komponen integral dari sistem pembelajaran.
Media pembelajaran adalah sarana komunikasi antara pendidik dan peserta didik, antar peserta didik, antara peserta didik –pendidik – peserta didik lain dan seterusnya, dalam bentuk media cetak maupun media pandang-dengar, termasuk teknologi perangkat lunak. Dengan kata lain proses pembelajaran merupakan proses interaksi antara pendidik dan peserta didik dan berlangsung dalam suatu sistem, sehingga media pembelajaran menempati posisi yang strategis.
Telah dikemukakan di atas bahwa melalui pembelajaran akan terjadi komunikasi antara peserta didik dengan pendidik, antar peserta didik, antara peserta didik – pendidik – peserta didik lain dan seterusnya. Lebih lanjut melalui pembelajaran terjadi pengkontruksian pengetahuan tentang nilai-nilai kognitif oleh siswa ( masyarakat sekolah ) dalam schemata. . Dampak lainnya adalah perbahan nilai afektif ( sikap) dan nilai psikomotor (keterampilan) pada didri siswa. Misal :Nilai afektifnya adalah perubahan sikap dari belum memahami menjadi memahami sifat - sifat yang melekat pada bangun media / alat peraga (1.Persegipanjang, 2.Persegi, 3.Jajargenjang, dan 4.Belahketupat). Perubahan nilai psikomotornya Misal : dari belum dapat mengidentifikasi menjadi dapat mengidentifikasi alat peraga bangun datar (1.Persegipanjang, 2.Persegi, 3.Jajargenjang, dan 4.Belahketupat), seperti tercermin dalam menunjukan atau dapat membedakan keempat bangun datar tersebut, atau terampil menggambar keempat bangun datar tersebut.
Edgar Dale, mengatakan bahwa dalam dunia pendidikan, penggunaan media pembel-ajaran seringkali menggunakan prinsip” Kerucut Pengalaman”, yang membutuhkan media seperti buku teks, bahan belajar yang dibuat oleh guru dan “audio-visual”.
Dari pendapat di atas disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat menyalurkan pesan, dapat merangsang fikiran, perasaan, dan kemauan peserta didik sehingga dapat mendorong terciptanya proses belajar pada diri peserta didik.
Berdasarkan pada Kerucut pengalaman Edgar Dale , maka menurut sifatnya media pembelajaran dapat dibedakan menjadi :
1. Media Konkret ( berupa benda konkret) adalah menempati dasar atau alas kerucut pengalaman
Edgar Dale.
2. Media Semi konkret ( berupa benda tiruan atau media gambar ) menempati lapis kedua dari
dasar kerucut pengalaman Edgar Dale.
3. Media Abstrak (media symbol), menempati puncak kerucut pengalalaman Edgar Dale.
Dengan perkataan lain penggunaan media pembelajaran disesuaikan dengan tingkatan perkembangan berfikir anak.
Satu dari Tokoh psikologi kognitif, Piaget ( HermanHudojo, 1988: 39) mengatakan bahwa proses berpikir manusia sebagai suatu perkembangan yang bertahap dari berpikir intelektual konkret ke abstrak . Tingkat perkembangan berpikirintelektualanak yang dikemukakanoleh Piaget ( Herman Hudojo, 1988: 45), adalahsebagaiberikut.
a. PeriodeSensori motor ( 0 – 2 tahun)
Selama periode ini bayi mengatur alamnyadengan indera-indera (sensori) dan tindakan-tin-dakannya ( motor). Tingkat sensori motor menempati dua tahun pertama dalam kehidupan manusia. Ratna Wilis Dahar ( 1988: 183), menulis dalam buku“ Teori-teori belajar”, bahwa selama periode sensori motor, anak tidak mempunyai konsepsi “ Obyek Permanen”, dalam arti bahwa jika benda disembunyikan, ia gagal untuk menemukannya, atau obyek itu tidak ada dan anak pada periode ini tidak akan mencari benda yang disembunyikan tadi. Mendekati akhir periode ini, karena tambah pengalamannya bayi itu mulai menyadari bahwa suatu benda disembunyikan, benda tersebut masih ada dan ia mulai mencarinya sampai benda itu ditemukan.
b. PeriodePra-operasional ( 2 – 7 tahun)
Tingkat pra-operasional konkret menempati antara umur ( 2 -7 ) tahun dalam kehidupan manusia. Yang dimaksud operasi disini adalah merupakan aktivitas mental atau suatu proses berpikir. Periode praoperasional konkret ini terbagi atas dua sub tingkat, yaitu :
1). Tingkat Berpikir Pralogis ( 2 – 4 tahun)
Piaget mengatakan bahwa kharakteristik anak pada tingkat ini penalaran anak adalah transduktif. Anak itu berpikir dari khusus ke khusus tanpa menyentuh yang umum.Anak melihat ada hubungan hal-hal tertentu yang sebenarnya tidak ada hubungan, Piaget mengatakan ini disebut penalaran transduktif.
2). Tingkat Berpikir intuitif ( 4 – 6/7 tahun ).
Piaget mengatakan bahwa kharakteristik anak pada tingkat ini adalah anak belum mampu berpikir reversible, yaitu anak belum mampu melakukan operasi mental (menambah, mengurangi).
c. Periode Operasi Konkret (6/ 7 – 11/12 tahun)
Periode Operasi konkret ini menempati umur antara 7 sampai 11 tahun.Tingkat ini merupakan permulaan berpikir rasional, ini berarti anak memiliki operasi-operasi logis yang dapat diterapkan-nya pada masalah konkret. Piaget mengatakan bahwa pada periode ini anak belum mempunyai kemampuan berpikir abstrak / belum berpikir verbal. Anak yang berada pada tahap operasional konkret mereka memahami hukum kekekalan.
Dari penjellasan tentang tingkat perkembangan berpikir anak oleh Piaget, dapat dikatakan bahwa periode Operasi konkret ( 6/7 – 11/12 tahun) adalah merupakan masa usia Sekolah Dasar. Pada periode ini merupakan permulaan berpikir rasional, ini berarti anak usia SD mampu berpikir logis yang dapat diterapkannya pada masalah konkret. Dengan perkataan lain anak dapat memahami masalah yang abstrak jika digunakan media sebagai pembawa pesan beruap benda konkret. Atau semi konkret.
Karso( 1991, hal. 141) membagi empat katagori penggunaan media konkret dalam pembelajaran matematika sesuai dengan funsinya, yaitu :
1. Alat peraga yaitu alat untuk dapat menjelaskan atau mewujudkan konsep matematika.
2. Alat bantu dalam pembelajaran atau disebut alat pembelajaran yaitu alat yang membantu kelancaran pembelajaran.
3. Alat atau media yaitu alat untuk menggambar, mengukur, berhitung dll.
4. Alat yang tidak berfungsi atau tidak mempunyai arti sama sekali.
1.Alat Peraga Pembelajaran
Media konkret yang berfunsi sebagai alat peraga matematika, misalnya untuk menjelaskan konsep bilangan antara lain : kerikil, biji-bijian, dan yang lain. Yang dapat untuk menjelaskan konsep lingkaran : Cincin, gelang, permukaan gelas, permukaan tabung silinder, alas kerucut. Yang dapat untuk menjelaskan konsep bangun segi empat atau persegi panjang antara lain permukaan balok.
Media konkret yang dapat untuk menjelasklan konsep matematika bangun ruang : Kerucut, Kubus, Slinder, dan yang lain seperti dalam gambar di bawah ini.
Media konkret yang berfungsi sebagai alat bantu pembelajaran, misalnya : Papan tulis, kapur tulis, spidol, kertas, proyektor, kalkulator, sistem jari tangan dan sebagainya.
Media konkret yang dapat berfungsi sebagai alat mengukur antara lain : Mistar, busur derajat, thermometer, barometer, dan yang lain.
Media konkret yang dapat berfungsi sebagai alat menghitung,bilangan, misal : kalkulator, abakus dan sistem jari tangan, dan yang lain.
Media konkret suatu ketika tidak mempunyai arti apa-apa, hal ini terjadi jika seseorang guru dalam kegiatan pembelajaran tidak mengaitkan benda konkret tersebut dengan topik yang sedang dibicarakan, misalnya: sistem jari-jari tangan tidak mengaitkan konsep perkalian faktor lebih besar dari 3. Misal : Untuk menjelaskan konsep perkalian 3 x 4 = 4 + 4 + 4 , hanya tersedia 10 jari. Namun dapat digunakan sebagai alat hitung perkalian faktor 6, 7, 8, 9, 10, bahkan yang lebih besar dari faktor tersebut .
Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa sistem jari tangan dalam pembelajaran matematika bermanfaat sebagai alat bantu pembelajaran keterampilan hitung operasi perkalian . Melalui makalah ini, akan di bahas manfaat sistem jari tangan sebagai alat bantu dalam pembelajaran keterampilan hitung operasi perkalian bilangan faktor ≥ 6.
B. Manfaat Media Sistem Jari Tangan Sebagai Alat Hitung Operasi Perkalian dalam Pembelajaran Ma-
tematika .
Pembahasan tentang media pembelajaran sebelunya ,telah di uraikan bahwa media pembelajaran benda konkret sitem jari-tangan dapat dimanfaatkan sebagai alat hitung perkalian bilangan sebagai pengganti kalkulator.
Perkalian bilangan faktor 6, 7, 8, 9, dan 10 menggunakan jari-jari tangan telah dikembangkan oleh :
1.Oleh Allyn and Bacon dalam bukunya yang berjudul “ Helping Children Learning Mathematics”.
2. Oleh Hendra dalam bukunya yang berjudul : “ Pintar Matematika”.
1. Operasi Hitung Perkalian faktor 6, 7, 8, 9, dan 10 menggunakan sistem jari tangan yang
dikembangkan oleh Allyn and Bacon.
Allyn and Bacon dalam bukunya yang berjudul “ Helping Children Learning Mathematics”, menggunakan sistem jari tangan sebagai Alat atau media yaitu alat untuk menghitung operasi perkalian bilangan faktor 6, 7, 8, 9, dan 10.
Keterampilan hitung operasi perkalian sistem jari tangan yang dikembangkan oleh Allyn and Bacon dengan Formulasi nilai semu jari-jari tangan faktor bilangan 6 sampai dengan 10, sebelum dioperasikan adalah sebagai berikut :
1.Melipat Jari tangan kiri sesuai dengan beda atau kurangnya berapa dari bilangan 10 faktor bilangan
Pengali pada telapak tangan kiri.
2. Melipat Jari tangan kanan sesuai dengan beda atau kurangnya berapa dari bilangan 10 faktor
bilangan Yang akan dikalikan pada telapak tangan kanan.
3. Jari-jari tangan kanan dan kiri yang tidak dilipat bernilai bilangan puluhan
4. Jumlahkan jari-jari tangan kiri yang tidak dilipat.
5. Jari tangan kanan dan kiri yang dilipat bernilai bilangan satuan
6. Kalikan . Jari tangan kanan dan kiri yang dilipat.
7. Jumlah total adalah jumlah nilai bilangan dari jari-jari kanan dan kiri yang tidak dilipat dan nilai bilanag
dari jari-jari kanan serta kiri yang dilipat.
Contoh 1. Cari hasil penyelesaian faktor bilangan 7 X 9 = . . .menggunakan sistem jari tangan !
Cara Penyelesaian :
Langkah-langkahnya sebagai berikut :
1. Jari –jari tangan kiri : faktor 7 beda 3 dari 10, lipat tiga jari pada jari tangan telapak tangan kiri.
2. Jari-jari tangan kanan : faktor 9 beda 1 dari 10, lipat satu jari pada jari tangan telapak tangan kanan.
3. Jari-jari tangan kanan dan kiri yang tidak dilipat sebagai bilanag puluhan = 10 + 10 + 10 + 10 + 10 + 10
= 60
4.Jari tangan kanan dan kiri yang dilipat sebagai bilangan satuan = 3 X 1 = 3
Jumlah total = 60 + 3 = 63
Jadi operasi perkalian faktor bilangan 7 X 9 adalah sama dengan 63 atau 7 X 9 = 63.
Contoh 2 : Carilah hasil penyelesaian perkalian bilangan faktor 9 x 9 = . . ., menggunakan sistem jari tangan !
Jawab :
Langkah-langkahnya sebagai berikut :
1. Jari –jari tangan kiri : faktor 9 beda 1 dari 10, lipat satu jari pada jari tangan telapak tangan kiri.
2. Jari-jari tangan kanan : faktor 9 beda 1 dari 10, lipat satu jari pada jari tangan telapak tangan kanan.
3. Jari-jari tangan kanan dan kiri yang tidak dilipat sebagai bilanag puluhan
= 10 + 10 + 10 + 10 + 10 + 10 + 10 + 10 = 80
4.Jari tangan kanan dan kiri yang dilipat sebagai bilangan satuan = 1 X 1 = 1
Jumlah total = 80 + 1 = 81
Jadi operasi perkalian faktor bilangan 9 X 9 adalah sama dengan 81 atau 9 X 9 = 81.
2. Operasi Hitung Perkalian faktor 6, 7, 8, 9, dan 10 menggunakan sistem jari tangan yang
dikembangkan oleh Hendra
Hendra dalam bukunya yang berjudul : “ Pintar Matematika”, menggunakan sistem jari tangan sebagai Alat atau media yaitu alat untuk menghitung operasi perkalian bilangan faktor 6, 7, 8, 9, dan 10.
Keterampilan hitung operasi perkalian sistem jari tangan yang dikembangkan oleh Hendra untuk faktor bilangan 6 sampai dengan 10, dengan Formulasi nilai semu jari-jari tangan sebelum dioperasikan adalah sebagai berikut::
Nomor Nama Jari Nilai bilangan
1 Kelingking 6
2 Jari Manis 7
3 Jari Tengah 8
4 Jari Telunjuk 9
5 Jempol/ Ibu jari 10
Formula Sistem Jari Tangan I = ( B1 + B2 ) + ( A1 x A2)
Keterangan : A1 = Jari tangan kiri yang dilipat bernilai bilangan satuan.
A2 = Jari tangan kanan yang dilipat bernilai bilangan satuan
B1 = Jari tangan kiri yang tidak dilipat bernilai bilangan puluhan
B2 = = Jari tangan kananyang tidak dilipat bernilai bilangan puluhan
Contoh 1. Cari hasil penyelesaian faktor bilangan 7 X 9 = . . .menggunakan sistem jari tangan !
Cara Penyelesaian :
Langkah-langkahnya sebagai berikut :
1.Faktor 7 :
A1 = Jari-jari tangan kiri yang di lipat ( Jari tengah, jari telunjuk, dan ibu jari )
2. Faktor 9 :
A2 = Jari-jari tangan kanan yang dilipat (kelingking, jari manis, jari tengah dan telunjuk).
3. faktor 7 :
B1 = Jari-jari telapak tangan kiri yang tidak dilipat ( kelingking dan jari manis ( 10 + 10 ) ,
jadi B1 = 20)
4. Faktor 9
B2 = Jari telapak tangan kana yang tidak dilipat = kelingking, jari manis, jari tengah, Telunjuk (B2 = 10 +
10 + 10 + 10 = 40, jadi B2 = 40
10
5.Masukan ke Formula Kejar I = ( B1 + B2 ) + ( A1 x A2)
= ( 20 + 40 ) + ( 3 x 1 )
= 60 + 3
jumlah total = 63
Jadi hasil penyelesaian operasi perkalian faktor bilangan 7 X 9 = 63.
Contoh 2 : Carilah hasil penyelesaian perkalian bilangan faktor 9 x 9 = . . ., menggunakan sistem jari
tangan !
Cara Penyelesaian :
Langkah-langkahnya sebagai berikut :
1. Faktor 9,
A1 = jari tangan telapak tangan kiri yang dilipat = (ibu jari = 1) .
2. Faktor 9 :
A2 = jari tangan telapak tangan kanan yang dilipat = (ibu jari = 1)
3. Faktor 9 :
B1 = Jari-jari telapak tangan kiri yang tidak dilipat = jari kelingking, jari manis, jari tengah, dan jari
tlunjuk ( B1 = 10 + 10 + 10 + 10 = 40 , jadi B1 = 40)
4. Faktor 9
B2 = = Jari-jari telapak tangan kanan yang tidak dilipat = jari kelingking, jari manis, jari tengah, dan jari
tlunjuk ( B2 = 10 + 10 + 10 + 10 = 40 , jadi B1 = 40)
5.Masukan ke Formula Sistem Jari Tangan I = ( B1 + B2 ) + ( A1 x A2)
= ( 40 + 40 ) + ( 1 x 1 )
= 80 + 1
jumlah total = 81
Jadi hasil penyelesaian operasi perkalian faktor bilangan 9 X 9 = 81
Dari uraian tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa operasi perkalian bilangan sederhana faktor 6 sampai dengan 10 dapat diselesaikan menggunakan formula perkalian sistem jari tangan.
V. PENUTUP
a. KESIMPULAN
1. Jari-jari tangan dapat dimanfaatkan sebagai media atau alat hitung pengganti kalkulator
operasi perkalian bilangan faktor 6 sampai dengan 10.
2. Operasi perkalian bilangan faktor 6 sampai dengan 10, dengan formula operasi kali yang
dikembangkan oleh Allyn and Bacon mauoun oleh Hendra.
3. Formula operasi perkalian bilangan faktor 6 sampai dengan 10 yang dikembangkan oleh
Allyn and Bacon berbeda dengan yang dikembangkan oleh Hendra. Tetapi hasil penyelesaian
operasi perkalian bilangan faktor yang sama akan mendapatkan hasil penyelesaian sama.
B. SARAN .
Opersi perkalian bilangan faktor 6 sampai dengan 10 dapat diselesaikan dengan formula yang dikembangkan oleh Allyn and Bacon maupun Hendra , maka sebaiknya para guru SD mau menyampaikan formula perkalian sistem jari tangan kepada anak didiknya.
VI. DAFTAR PUSTAKA
Anonim , Garis-garis Besar Program Pengajaran Mata Pelajaran Matematika Sekolah Dasar KURIKU-
Lum 1994. Jakarta : Depdikbud, 1993.
Anonim, Buku 1B Metode Penelitian . Jakarta : Proyek Pengembangan Institusi Pendidikan Tingg, 1993.
Allyn and Bacon. Helping Children Learning Mathematic. Penrbit :
Hendra, 1983. Pintar Matematika. Solo : CV Aneka
Karso, 1991. Modul 5 Pendidikan Matematika 3. Jakarta : Proyek Penataran Guru SD Setara DII.
Demikianlah Artikel MANFAAT MEDIA SISTEM JARI TANGAN DALAM PEMBELAJARAN OPERASI HITUNG PERKALIAN DI SEKOLAH DASAR (Saryanto –UPBJJ UT Purwokerto)
Sekianlah artikel MANFAAT MEDIA SISTEM JARI TANGAN DALAM PEMBELAJARAN OPERASI HITUNG PERKALIAN DI SEKOLAH DASAR (Saryanto –UPBJJ UT Purwokerto) kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.
Anda sekarang membaca artikel MANFAAT MEDIA SISTEM JARI TANGAN DALAM PEMBELAJARAN OPERASI HITUNG PERKALIAN DI SEKOLAH DASAR (Saryanto –UPBJJ UT Purwokerto) dengan alamat link http://kumpulanmakalahlengakap.blogspot.com/2015/01/manfaat-media-sistem-jari-tangan-dalam.html
MANFAAT MEDIA SISTEM JARI TANGAN DALAM PEMBELAJARAN OPERASI HITUNG PERKALIAN DI SEKOLAH DASAR (Saryanto –UPBJJ UT Purwokerto)