Advertisement
Contoh Makalah Beternak Burung Kenari
Contoh Makalah Beternak Burung Kenari - Hallo sahabat
Kumpulan Makalah Lengkap, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul Contoh Makalah Beternak Burung Kenari, kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan
Artikel Contoh Makalah, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.
Judul :
Contoh Makalah Beternak Burung Kenarilink :
Contoh Makalah Beternak Burung Kenari
Baca juga
Contoh Makalah Beternak Burung Kenari
KATA PENGANTAR
Puji syukur marilah kita panjatkan kehadirat Allah SWT. Karena berkat rahmat-Nya lah pengarang bisa menyelesaikan karya tulis ini. Selawat serta salam kita hadiahkan kepada pucuk pimpinan Umat Islam sedunia, yakninya Nabi Muhammad SAW yang mana keadaan yang kita rasakan sekarang ini tidak terlepas dari perjuangan beliau dimasa yang sudah-sudah.
Dalam penulisan karya tulis ini penulis merasa masih banyak kekurangan. Untuk itu penulis berharap kepada pembaca untuk memberi kritik, saran dan lain-lain. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Buk Yusdayanti selaku guru pembimbing dalam terselesaikannya karya tulis ini. Sekian saja
Assalamu’alaikum Wr. Wb
Padang, Maret 2014
Penulis
EEN ANISA
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................... i
DAFTAR ISI.................................................................................................... ii
TUJUAN........................................................................................................... 1
1. Manfaat...................................................................................................... 2
2. Syarat – Syarat Pemeliharaan................................................................... 3
3. Pemeliharaan.............................................................................................. 4
1) Perkandangan......................................................................................... 4
2) Makanan................................................................................................ 6
3) Seksing................................................................................................... 7
4. Perkawinan Burung Kenari....................................................................... 8
1) Persiapan Perkawinan............................................................................. 8
2) Pemeliharaan Anak Burung...................................................................... 11
5. Penanggulangan Hewan Pengganggu Dan Penyakit................................ 14
1) Hewan Penggangu................................................................................... 14
2) Penyakit.................................................................................................. 15
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................... 25
TUJUAN
Pada saat-saat sekarang ini, banyak orang yang suka memelihara burung, terutama burung kenari. Selain hanya untuk kesenangan belaka, tetapi juga dapat menghasilkan uang. Untuk itu penulis membuat karya tulis ini bertujuan untuk mempermudah pemeliharaan burung kenari. Sekian dan terima kasih. Wassalam.
I. MANFAAT
Manfaat yang diperoleh dari pemeliharaan burung kenari adalah sebagai berikut :
1. Mendapatkan kepuasan diri atau kesenangan.
2. Menambah peghasilan karena harga burung kenari ini mencapai puluhan bahkan ratusan ribu rupiah, dan
3. Sebagai pengisi waktu luang.
II. SYARAT – SYARAT PEMELIHARAAN
Seperti pada hewan peliharaan yang lain. Untuk menjamin keberhasilan. Suatu usaha diperlukan syarat-syarat pemeliharaan. Syarat-syarat tersebut adalah sebagai berikut :
1. Kondisi kandang.
2. Tata laksana pemeliharaan dan
3. Memiliki hobi atau kegemaran atau sayang terhadap burung.
III. PEMELIHARAN
1. Perkandangan
Kandang (sangkar) adalah tempat burung peliharaan tinggal dan berkembang biak. Selain itu, juga berfungsi sebagai pelindung burung dari gangguan cuaca yang tidak baik (terik matahari, hujan dan angin) serta gangguan lain yang dapat mempengaruhi kelangsungan hidupnya.
Kandang sebaiknya dibuat dari bahan-bahan yang kuat dan murah, serta banyak tersedia di sekitar lokasi peternakan. Bahan yang bisa digunakan untuk membuat kandang, antara lain bambu, kayu, kawat, tripleks dan baja. Namun, kita juga dapat membeli kandang burung yang banyak tersedia di pasaran.
Ukuran kandang (sangkar) sebaiknya dibuat yang lebih besar agar burung leluasa bergerak. Banyak peternak burung kenari yang mengusulkan agar sangkar harus berdiameter 40 cm untuk satu ekor burung dan lebih dari 50 cm untuk sepasang burung kenari. Ada juga yang mengusulkan kandang berukuran 45 x 40 x 30 cm per ekor dan 90 x 40 x 30 cm untuk separang burung. Ukuran yang panjangnya dua kali lipat lebih besar, dibagian tengahnya dibuatkan sekat yang mudah dilepaskan sehingga kandang ini juga berfungsi sebagai kandang perjodohan. Namun, kenyataannya burung kenari ini juga dapat ditampung dan berkembang biak di dalam sangkar yang berukusan lebih kecil, seperti sangkar burung kenari buatan pabrik “Hoei Jepang”, yang mempunyai ukuran 40 x 40 x 40 cm.
Jeruji kandang harus rapat agar kepala burung tidak dapat masuk. Bahannya bisa terbuat dari bambu yang diraut kecil-kecil seperti sapu lidi atau dari kawat. Dibawah lantai kandang ditempatkan penampungan kotoran yang dapat dibongkar pasang agar mudah dibersihkan.
Perlengkapan lain yang harus disediakan didalam sangkar antara lain tempat menggantungkan ikan sotong dan makanan hijauan, tempat minum, tenggeran, sarang, dan perlengkapan lain yang kirannya diperlukan. Yang perlu diperhatikan adalah penempatan semua peralatan, yang harus ditata sedemikian rupa agar tidak mengganggu ruang gerak burung tersebut.
Tempat sarang bisa digunakan mangkuk plastik yang terbuat dari triplek, atau bahan lain dengan panjang sisinya 10 cm dan dalamnya sekitar 4 – 5 cm. Bahan untuk pembuatan sarang yang dapat dipergunakan antara lain potongan benang wol, bulu ayam, dan tali rami yang dipotong-potong pendek (5-10 cm) dan diuraikan menjadi benang rami. Sarang ini bisa dibuat dan ditata sendiri, usahakan agar bagian dasarnya cukup tebal. Untuk merapikannya, kita dapat mempergunakan bola lampu pijar yang diputar-putar sehingga kita dapat membuat lubang sarang yang lembut dan halus. Sarang buatan ini kita simpan di dalam sangkar. Sarang buatan ini ada yang langsung diterima oleh burung, tetapi ada juga burung yang menata kembali sarangnya. Hal ini disebabkan watak dari masing-masing burung tersebut.
2. Makanan
Makanan burung kenari peliharaan banyak tersedia dipasaran (toko pakan burung). Biasanya berupa campuran biji-bijian antara lain biji kenari, biji lobak, pelet putih, pelet merah, biji sawi, biji godem dan biji niger. Biji-bijian tersebut banyak tersedia dipasaran terutama di Jakarta. Selain berupa biji-bijian burung kenari juga menyukai makanan yang berasal dari hijau-hijauan.
Jika kita mau mencampur makanan sendiri, kita dapat membuatnya dengan komposisi berikut :
Jenis Bahan Makanan | Komposisi (%) |
I | II | III |
Biji kenari Biji lobak Pelet putih Pelet merah Biji sawi Biji godem Biji niger | 60 10 10 10 - 10 - | 40 40 10 5 - 5 - | 40 30 10 5 - 15 - |
| 100 | 100 | 100 |
Selain bahan makanan ini kita juga dapat membuat makanan daro bahan lain, seperti 100 gram tepung rot, 5 butir kuning telur ayam, vitamin dan minyak ikan secukupnya. Cara membuatnya adalah telur direbus hingga masak dan diambil kuning telurnya saja kemudian dicampur dengan vitamin dan minyak ikan.
3. Seksing
Seksing adalah suatu usaha untuk menentukan jenis kelamin jantan dan betina. Ada dua cara untuk menentukan jenis kelamin jantan dan betina pada burung kenari. Pertama adalah dengan cara mendengar suaranya. Burung kenari jantan biasaya suka berkicau apalagi jika burung tersebut sedang birahi pada betinanya. Burung betinapun juga ada yang bersuara kicauan. Akan tetapi, bagi yang sudah hafal betul akan suara kenari, hal ini tidak akan menjadi hambatan.
Kedua adalah dengan cara mengamati bagian perut dan dubur burung tersebut. Cara ini juga akan sulit bagi burung yang masih kecil. Pada burung yeng telah siap kawin (dewasa), perut dan duburnya terlihat mengembung dan tampak lembut. Perut betina tampak mulus tidak ada tonjolan seperti pada burung jantan. Pada perut dubur jantan terdapat suatu tonjolan sehingga duburnya terletak pada tonjolan itu. Panjang tonjolan itu tidak sama pada setiap burung, ada yang tonjolannya panjang sekitar 6 – 8 mm dan ada yang pendek sekitar 3 – 5 mm.
IV. PERKAWINAN BURUNG KENARI
1. Persiapan Perkawinan
a. Pemilihan Induk
Pemilihan calon induk ini sangat penting untuk mendapatkan hasil yang memuaskan dalam beternak, baik itu beternak burung, beternak ayam, maupun beternak lainnya. Induk kita pilih yang tubuhnya sehat, kuat, cukup umur (induk betina setelah berumur lebih dari 7 bulan dan induk jantan setelah menunjukkan tanda-tanda birahi), dan memiliki sifat yang baik serta cocok antara satu dengan yang lainnya.
Sepasang induk yang mempunyai karakter baik, antara lain adalah pada saat induk betina membangun sarang, induk jantan membantu, di saat betina mengeram terkadang jantan melolohkan (menyiapkan) makanan ke mulut induk betinanya, dan jika betina meninggalkan sarang, sang jantan menggantikannya untuk mengerami telur. Setelah anaknya menetas, mereka secara bergantian memberi makan anak-anaknya.
Sepasang induk burung kenari ada yang mempunyai karakter atau sifat yang kurang baik, misalnya ada betina yang rewel dalam pembuatan sarang, ada juga yang langsung menerima sarang yang di buat peternak. Selain itu, ada betina yangn tidak mau meninggalkan sarang walaupun telur yang dieraminya sudah menetas sehingga anak-anaknya yang sudah lahir mati terinjak. Ada juga induk yang tidak mau memberi makan anaknya setelah anak agar besar.
Sifat induk jantan ada yang selalu mengobrak-abrik sarang yang telah ditata oleh induk betina, ada juga yang selalu mau mengawini betina, walaupun betina itu sudah mengerami telurnya. Selain itu, ada juga yang suka mengganggu dan memusuhi betinanya.
b. Pemotongan Kuku dan Paruh
Pemotongan kuku dan paruh sebaiknya dilakukan pada burung jantan dan betina. Hal ini bertujuan agar burung dapat mencengkram dengan benar atau untuk mendukung keberhasilan dalam perkawinan. Burung-burung yang terlalu panjang kuku maupun paruhnya akan mengalami hambatan, terutama pada burung jantan saat mengawini betina. Dengan demikian, pembuahan tidak akan terjadi dengan sempurna dan telur yang dihasilkan tidak akan menetas karena tidak terbuahi.
c. Perjodohan Induk
Dalam proses perjodohan ini, kedua calon induk jantan dan betina ditempatkan dalam suatu sangkar yang dilengkapi sekat pemisah yang terbuat dari jeruji kawat atau bambu, yang dapat memisahkan mereka.
Menjodohkan burung kenari ini sebaiknya dilakukan dengan cara memasukkan burung betina kedalam sangkar pada pagi hari, sedangkan yang jantannya kita masukkan ke dalam sangkar pada sore hari. Biasanya, dalam tiga hari burung ini akan berjodoh dan ada juga yang memerlukan waktu 1 – 2 bulan.
Apabila sudah terlihat gejala kedua burung tersebut saling menyukai dan birahi, misalnya burung jantan selalu berkicau dan mendekati betina, sedangkan yang betina selalu sibuk menggigit bahan-bahan yang dapat dibuat sarang dan diletakkan dipangkal paruhnya. Ini merupakan tanda permulaan yang jelas. Setelah tanda-tanda tersebut diyakini kebenarannya, barulah kita dapat menyatukan kedua calon induk tersebut dengan jalan mepelaskan sekat pembatasnya atau kita pindah burung tersebut ke sangkar khusus.
Pasangan induk yang sudah berjodoh sebaiknya terus dipelihara dalam satu kandang jangan diganti pasangan lain, kecuali apabila keadaannya tidak memungkinkan. Misalnya, salah satu dari induk tersebut siap untuk dikawinkan karena belum birahi atau sakit atau kita mau menyilangkannya dengan yang lain, itupun hanya bersifat sementara.
d. Pengeraman
Setelah induk jantan dan betina disatukan, biasanya mereka akan melangsungkan pernikahan dan dilanjutkan dengan pembuatan sarang. Selang beberapa hari, si betina bertelur (biasanya satu minggu setelah sarang selesai dibuat). Burung betina biasanya akan bertelur antara jam 05.00 – 07.30, dengan berat telur rata-rata 18 gram. Telur yang dihasilkan berkisar antara 2 – 6 butir, dalam satu kali masa bertelur. Telur yang ditetaskan sebaiknya dibatasi 2 – 3 butir saja, agar pengeramannya berhasil baik. Namun, apabila ingin ditetaskan semuanya, sebaiknya pada waktu telur pertama keluar, diambil dan digantikan dengan telur palsu (telur palsu diberi tanda agar tidak tertukar dengan yang asli), begitu seterusnya sampai dengan telur trakhir.
Setelah berhenti bertelur, telur-telur palsu digantikan dengan telur asli yang akan dieramkan. Hal ini bertujuan agar telur-telur tersebut dapat menetas secara bersamaan sehingga terhindari dari gangguan anak burung yang menetas lebih awal. Lama pengeraman berkisar antara 15 – 16 hari. Selama proses pengeraman ini, usahakan agar induk burung tidak terganggu oleh hal-hal lain yang dapat mempengaruhi keberhasilan pengeraman.
Sampai tiga hari setelah telur menetas induk belum mau meninggalkan sarang karena anak-anaknya belum berbulu dan matanya belum terbuka sehingga kehangatan dari induknya masih diperlukan. Pada umur 7 hari, anak burung sudah mulai berbulu, diawali dengan tumbuh bulu sayap dan bulu ekor yang besar kemudian disusul dengan bulu-bulu badan dan bulu paha.
Pada umur 15 hari, burung sudah dapat berdiri dan bulunya sudah banyak. Anak burung ini belum bisa makan sendiri, jika pada umur ini burung sudah kita pisahkan dari induknya, kebutuhan makan burung ini sepenuhnya tergantung pada peternak.
2. Pemeliharaan Anak Burung
Setelah burung berusia 15 hari, anak burung sudah dapat kita pisahkan dari induknya. Pemisahan burung ini harus dilakukan paling lambat pada umur 17 hari. Induk burung dipisah dan diistirahatkan pada kandang yang berlainan. Setelah 7 – 10 hari dikawinkan lagi dengan pasangan yang sama atau juga bisa diganti dengan pasangan yang lainnya. Pemisahan anak burung dilakukan dengan dua cara.
a. Memisahkan Anak Burung Secara Terpaksa
Memisahkan anak burung secara terpaksa dilakukan karena dalam jangka waktu 3 minggu induk akan birahi kembali dan membuat sarang untuk menelurkan berikutnya. Dalam keadaan seperti ini, burung akan mencabuti bulu anak-anaknya untuk dijadikan sarang. Untuk menghindari hal tersebut, anak-anak burung tersebut perlu dipisahkan untuk menjaga kesehatan bulunya.
b. Memisahkan Anak Burung atau Menyapih
Anak burung yang sudah berumur lebih dari 3 minggu dilakukan penyapihan. Burung-burung tersebut kita dalam sangkar secara berkelompok. Setelah sampai umur 5 minggu, anak-anak burung tersebut kita pisahkan menjadi 2 ekor setiap sangkarnya.
Anak burung yang dipisahkan kita beri makanan yang lembut. Makanan ini terbuat dari tiga lembar daun selada yang dihaluskan yang dicampur dengan kroto atau telur semut dan lumatan roti telur (tepung roti tawar dicampur dengan telur rebus), dengan perbandingan kroto dan telur semut dua kali lipat dari lumatan daun selada. Perbandingan antara daun selada dengan lumatan roti telur perbandingannya sama. Campuran bahan ini harus halus, kemudian diberi air panas sedikit agar tidak terlalu kental. Makanan ini bisa disuapkan pada anak burung. Penyuapan ini dilakukan tiap kali tembolok burung terlihat kosong.
Setelah berumur 22 hari, biasanya burung ini telah dapat makan sendiri. Sebaliknya, kita tempatkan pada kandang yang lebih lebar agar burung dapat belajar terbang dan dapat bergerak secara bebas. Dalam masa ini, kita dapat menyediakan makanan dalam kandang berupa biji-bijian “red rape” (biji lobak), kroto, biji kenari, irisan daun selada, dan roti telur. Biji kenari sangat penting bagi burung karena mudah dicerna dan dapat merangsang burung cepat bersuara. Pemberian pakan dan minuman sebaiknya dilakukan dengan cara adlibitum (tersedia setiap saat).
Memberi burung air minum pada fase ini sebaiknya dengan menambahkan glukosa D. ini bertujuan agar burung tidak mengalami masa kritis (burung menjadi kurus) serta mengurangi angka kematian anak burung. Disamping itu, juga kita dapat menyediakan tempat mandi dan grit (pasir atau kerikil halus).
Setelah burung mencapai umur enam bulan, sebaiknya dilakukan pemisahan antara jantan dan betina. Burung jantan ditempatkan pada sangkar terpisah (sendirian), sedangkan burung betina dibiarkan dalam satu sangkar bersama betina lainnya. Burung jantan muda ini sebaiknya dijemur sekitar satu jam tiap hari, bila cuacanya memungkinkan.
V. PENANGGULANGAN HEWAN PENGANGGU DAN PENYAKIT
1. Hewan Pengganggu
Yang dimaksud hewan pengganggu adalah binatang yang dapat mengganggu kehidupan burung kenari.
Binatang yang sering mengganggu pada burung kenari, antara lain adalah sebagai berikut.
- Tikus
Perlu diperhatikan bahwa hama tikus sering memakan burung, baik telur burung dan anak burung bahkan sampai dengan burung dewasa pun mereka makan.
Untuk menjaga serangan tikus, kandang atau sangkar harus kuat dan rapat. Disamping itu, perlu kita buat perangkap, baik dari lem atau pun dengan racun pembunuh tikus (klerat) di luar kandang.
- Kucing
Tidak jauh berbeda dengan tikus, kucing terkenal nakal dan lihai. Kenakalan dan kelihaian kucing sudah tidak perlu diragukan lagi. Untuk itu, kandang atau sangkar harus terbuat dari bahan yang kuat dan harus selalu waspada akan adanya kucing di sekitar sangkar.
- Gurem
Gurem mudah sekali berkembang biak, terutama setelah anak burung menetas dan pada saat suhu udara panas. Gurem ini menyerang anak burung yang baru menetas sehingga merupakan parasit yang sangat mengganggu pertumbuhan anak burung. Sangkar yang kotor juga merupakan faktor yang sangat mendukung perkembangan hama gurem ini. Untuk itu, kebersihan sangkar dan sarang burung harus selalu terjaga.
Untuk memberantas serangan hama gurem, sangkar atau kotak sarang dapat dibersihkan dengan air panas atau disemprot dengan insektisida, misalnya Baygon. Tentu saja sebelum menyemprot, burung dipindahkan ke kandang yang lain. Untuk anak burung yang terserang hewan pengganggu ini, dapat diolesi dengan minyak tanah atau minyak terpentin.
- Ulat Belatung
Sama dengan gama gurem, ulat belatung ini timbul disebabkan kandang yang kotor atau kotak sarang yang terlalu kotor oleh kotoran burung. Untuk menanggulanginya tentu saja dengan menjaga kebersihan kandang dan kotak sarang.
2. Penyakit
Penyakit pada burung kenari disebabkan dua faktor, yaitu karena kekurangan zat makanan dan karena kuman penyakit.
a. Penyakit Karena Kekurangan Zat Makanan
Penyakit yang disebabkan oleh kekurangan zat makanan dapat dibedakan atas berikut.
1) Kekurangan Vitamin A
Penyakit ini sering kita jumpai pada burung yang tidak diberi makanan hijau atau daun-daunan.
Tanda-tanda yang sering terlihat adalah pertumbuhan lambat, bulunya kusut, jalannya sempoyongan, badan kurus, dan burung terlihat lemah atau kurang bersemangat. Untuk mengatasinya, dengan memberi makanan yang berwarna hijau atau daun-daunan dan diberi minyak ikan.
2) Kekurangan Vitamin B1
Gejala yang tampak pada burung yang kekurangan Vitamin B1, antara lain adalah kepala sering ditarik ke belakang, syaraf terganggu, nafsu makan berkurang, dan tubuh kurus.
Untuk menjaga agar tidak kekurangan vitamin B1, burung dapat diberikan makanan, seperti tepung kacang, tepung kedelai dan tetes.
3) Kekurangan Vitamin B2
Gejala yang sering tampak pada burung yang kekurangan vitamin B2 antara lain adalah burung mencret, jari-jari burung bengkok, dan kulit kering dan bersisik.
Untuk menanggulanginya, dengan memberikan makananan yang mengandung B2, misalnya rumput muda, tepung hati dan tepung ikan.
4) Kekurangan Vitamin B6
Gejala yang sering tampak pada burung yang kekurangan vitamin B6 adalah nafsu makan menurun, pertumbuhan lambat, dan burung sering memukulkan sayapnya dengan sayap dan akhirnya kehabisan tenaga dan mati.
Penyakit ini dapat ditanggulangi dengan memberi makanan yang mengandung Vitamin B6 seperti tetes, dedak, dan tepung hati.
5) Kekurangan Vitamin B12
Gejala yang sering tampak pada burung yang terserang penyakit ini adalah nafsu makan berkurang pertumbuhan lambat dan warna bulunya kusut. Sedang pada mutu telurnya jelek sehingga tidak menetas.
Penyakit ini dapat ditanggulangi dengan memberikan makanan yang mengandung vitamin B12, seperti tepung ikan, bungkil kedelai dan kuning telur.
6) Kekurangan Vitamin D
Gejala yang sering tampak adalah nafsu makan turun, pertumbuhan lambat, kaki bengkok, dan warna bulunya kusam. Pada burung yang sudah dewasa tulang-tulangnya rapuh.
Untuk menjaga agar burung tidak kekurangan Vitamin D adalah dengan cara menjemurnya pada waktu pagi hari.
7) Kekurangan Vitamin E
Gejala yang sering tampak pada burung kekurangan vitamin E adalah nafsu makan turun dan apabila luka darah sukar membeku. Untuk menanggulanginya dengan memberikan makanan yang mengandung vitamin E, diantaranya adalah sayur-sayuran dan tepung ikan.
b. Penyakit Karena Kuman Penyakit
Beberapa penyakit yang menyerang burung kenari adalah sebagai berikut :
1) Penyakit Newcastle (Tetelo)
Penyakit ini disebabkan virus yang sangat ganas dan dapat menyerang semua jenis unggas pada semua umur. Biasanya, serangan ini berlangsung pada saat musim peralihan, baik itu dari musim kemarau ke musim penghujan atau sebaliknya.
Gejala-gejalanya :
a) Penyakit datang secara mendadak dan mengakibatkan kematian.
b) Kotoran burung berwarna hijau kekuning-kuningan.
c) Suhu badan naik dan nafsu makan menurun.
d) Apabila burung sembuh, akan berakibat kelumpuhan atau saraf terganggu,
Pencegahan :
a) Kebersihan kandang harus selalu terjaga.
b) Burung yang sakita harus segera dipisahkan dari burung yang sehat.
c) Dilakukan vaksinasi secara teratur.
2) Penyakit Broncistis
Penyakit ini disebabkan virus dan sangat menular, terutama pada anak-anak burung.
Gejala-gejala :
a) Burung berkumpul pada tempat bertengger.
b) Nafsu makan turun.
c) Keluar lendir dari hidung, nafas sesak, bersin dan batuk-batuk, dan mulut selalu terbuka.
Pencegahan :
a) Kebersihan kandang harus selalu terjaga.
b) Burung yang sakit segera dipisahkan dari burung yang sehat.
Penanganan :
Burung yang sakit dipindahkan ke kandang yang bersih dan hangat, kemudian diobati dengan Tetrastrep Plus dibawah 8 minggu diberikan 1/5 kapsul sehari dan diatas 8 minggu diberikan 1 kapsul sehari.
3) Penyakit Coccidiosis
Penyakit ini disebabkan bakteri dan biasanya disebut penyakit berak darah. Penyakit ini menyerang pada bagian pencernaan.
Gejala-gejala :
a) Kotoran cair bercampur darah.
b) Nafsu makan turun.
c) Anak burung tampak kedinginan.
d) Burung kelihatan kurang bergairah, bulu kusut, dan tampak lesu.
Pencegahan :
a) Kebersihan kandang harus selalu terjaga.
b) Burung yang sakit segera dipisahkan dari burung yang sehat.
Penanganan :
Burung yang sakit dipindahkan ke kandang yang bersih dan hangat, kemudian diobati dengan Embacox, dengan dosis 5 gram dilarutkan ke dalam satu liter air minum dan diberikan selama 3 hari berturut-turut dan dihentikan, 2 hari kemudian. Setelah itu, diberikan 3 hari lagi berturut-turut dan 2 hari kemudian dihentikan lagi. Begitu seterusnya sampai burung sehat.
4) Penyakit Disentry (Mencret)
Penyakit ini hampir sama dengan penyakit berak darah yang biasa menyerang burung kenari. Penyebab penyakit ini adalah karena kurang bersihnya tempat pakan atau tempat minum atau dapat juga disebabkan oleh pakan yang berjemur.
Gejala-gejala :
a) Kotoran cair bercampur darah.
b) Nafsu makan turun.
c) Burung akan tampak lesu dengan kepala terdunduk.
d) Dubur atau anus akan selalu basah karena kotoran yang melekat.
Pencegahan :
a) Kebersihan kandang harus selalu terjaga, termasuk tempat pakan dan tempat minum.
b) Burung yang sakit segera dipisahkan dari burung yang sehat.
Penanganan :
Burung yang sakit dipindahkan ke kandang yang bersih dan hangat kemudian diobati dengan Tetraclor. Dosis untuk burung yang berumur kurang dari 4 minggu adalah ¼ kapsul sehari sekali dan setelah burung berumur 4 minggu, diberikan dengan dosis ½ sampai 1 butir sekali sehari.
5) Penyakit Cacar
Penyakit ini sering menyerang burung apabila udara di sekitar kandang lembab. Penyakit ini menyerang bagian kulit atau tenggorokan.
Gejala-gejala :
a) Terdapat gelembung-gelembung kecil di sekeliling mata, paruh dan pada bagian kaki.
b) Nafsu makan berkurang dan kadang-kadang keluar dari mata.
c) Gelembung-gelembung yang tampak mula-mula berwarna kekuning-kuningan dan kemudian berwarna hitam.
d) Saluran pernafasan terganggu sehingga mulut selalu terbuka.
Pencegahan :
a) Sanitasi kandang atau kebersihan kandang harus selalu terjaga.
b) Burung yang sakit segera dipisahkan dari burung yang sehat.
Penanganan :
Burung yang sakit dipindahkan ke kandang yang bersih dan hangat, kemudian diobati dengan Salep Mercurocrom yang dioleskan pada bagian yang terdapat tanda-tanda serangan.
6) Penyakit Epilepsi
Penyakit ini disebabkan oleh adanya penyakit bawaan sejak menetas atau dapaty juga disebabkan kekurangan pakan saat burung akan berkembang biak.
Gejala-gejala :
a) Burung dapat jatuh dengan tiba-tiba.
b) Nafsu makan berkurang.
c) Serangan penyakit ini makin lama makin parah dan semakin sulit pengobatannya.
Penanganan :
Burung yang sakit dimasukkan ke dalam air dingin selama lebih kurang 3 detik, kemudian diberikan tablet potasium bromida yang dicairkan ke dalam air minum selama 2 sampai 3 hari. Pemberian makan yang baik serta vitamin dan mineral sangat diperlukan agar burung cepat sembuh.
7) Penyakit Radang Usus
Penyakit ini disebabkan oleh adanya kandang atau makanan yang diberikan pada burung tidak kotor, hampir sama dengan penyabab penyakit diare (mencret)
Gejala-gejala :
a) Kotoran mencret berwarna kehijau-hijauan
b) Nafsu makan turun
c) Pada anus selalu tampak kotor.
d) Burung tampak lesu dan kurang bergairah, bulu-bulu tampak berdiri.
Penanganan :
Burung yang sakit segera dipisahkan dari burung yang sehat dan ditempatkan pada kandang tersendiri. Disamping itu, bagian anusnya dibersihkan. Pemberian makanan yang mengandung vitamin sangat diperlukan.
8) Ganti bulu merupakan hal yang sudah biasa terjadi pada setiap jenis burung, tidak terkecuali burung kenari ini. Masa pergantian bulu biasanya akan berlangsung pada bulan Juli atau Agustus. Pergantian pada bulu burung ini dapat berlangsung selama berminggu-minggu sehingga apabila tidak diperhatikan akan dapat mengganggu kesehatan burung tersebut.
Penanganan :
Untuk menjaga agar burung selama ganti bulu tidak mengalami gangguan atau sakit, sangkar perlu ditutup dengan kain, terutama pada waktu malam hari sehingga burung terhindar dari kedinginan. Disamping itu, untuk meningkatkan kondisi tubuh, burung perlu diberi makanan yang baik dan cukup.
Gejala-gejala :
a) Burung dapat jatuh dengan tiba-tiba.
b) Nafsu makan turun
c) Serangan penyakit ini makin lama makin parah dan semakin sulit mengobatinya.
Penanganan :
Burung yang sakit dimasukkan ke dalam air dingin selama 3 detik, kemudian diberikan tablet potasium bromida yang dicairkan kedalam air minum. Pemberian obat dilakukan selama 2 sampai 3 hari. Makan yang baik serta vitamin dan mineral sangat diperlukan agar burung cepat sembuh.
DAFTAR PUSTAKA
F. Komar, Sopiandi. 1968. Mengenal dan Beternak Burung Kenari. Yogyakarta-Jakarta : Dian Publishing Company.
Soeseno, Ari. 1987. Beternak Burung Kenari. Jakarta : Penebar Swadaya.
Demikianlah Artikel Contoh Makalah Beternak Burung Kenari
Sekianlah artikel Contoh Makalah Beternak Burung Kenari kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.
Anda sekarang membaca artikel Contoh Makalah Beternak Burung Kenari dengan alamat link http://kumpulanmakalahlengakap.blogspot.com/2014/03/contoh-makalah-beternak-burung-kenari.html
Contoh Makalah Beternak Burung Kenari