Advertisement
Menerapkan perilaku mulia
Menerapkan perilaku mulia - Hallo sahabat
Kumpulan Makalah Lengkap, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul Menerapkan perilaku mulia, kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.
Judul :
Menerapkan perilaku mulialink :
Menerapkan perilaku mulia
Baca juga
Menerapkan perilaku mulia
MENERAPKAN PERILAKU MULIA
Berikut adalah beberapa perilaku mulia yang harus diamalkan dalam kehidupan sehari-hari :
1.Sopan santun dan ramah tamah
Sopan santun dan ramah tamah adalah ciri yang mendasar orang yang beriman. Mengapa demikian ?. Karena ia merupakan salah satu akhlak yang dicontohkan oleh rosullullah saw sebagai teladan dan panutan. Rosulullah adalah orang yang santun dan lembut perkataannya serta ramah tamah perilakunya.
Sopan santun
Pengertian sopan santun adalah suatu tingkah laku yang amat populis dan nilai yang natural. Sopan santun sebagai sebuah konsep nilai tetapi bukan dipahami. Sopan santun sebuah ideologi yang memerlukan konseptualisasi. Itulah pengertian umum dari sopan santun. Menurut saya pribadi sopan santun itu adalah sikap seseorang terhadap apa yang ia lihat, ia rasakan, dan dalam situasi, kondisi apapun. Sikap santun yaitu baik, hormat, tersenyum, dan taat kepada suatu peraturan. Sikap sopan santun yang benar ialah lebih menonjolkan pribadi yang baik dan menghormati siapa saja. Dari tutur bicara pun orang bisa melihat kesopanan kita. Baik/buruk, misalnya lagi dalam situasi yang ramai dimana kita akan melewati jalan itu, jika kita sopan pasti kita akan mengucapkan kata permisi pak, bu…..dalam berteman pun seperti itu lebih menghargai pendapat teman walaupun pendapat itu berbeda, sebenarnya pengertian sopan santun ini sudah umum. Dan mungkin semua orang sudah mengerti apa itu sopan santun, karna sifat ini telah ditanamkan sejak kecil pada diri individu tersebut. Dan bagaimana kita mengembangkannya saja. Dalam kehidupan kita dan disekitar kita.
Adapun ayat al-qur’an dan hadis yang menjelaskan tentang sikap sopan santun, sebagai berikut :
Dari Ibnu Mas’ud RA, ia berkata : Rasulullah SAW bersabda: ” Maukah aku kabarkan kepadamu orang yang diharamkan masuk neraka atau orang yang nereka itu haram baginya?, (Neraka itu) diharamkan atas setiap orang yang halus, lembut dan mudah [HR. Thirmidzi, ia berkata: "Hadits Hasan", dan Ibnu Hibban dalam shahihnya]
Dari Ibnu ‘Abbas Ra,ia berkata: Rasulullah SAW pernah bersabda kepada Al-Asyajji: ” Sesungguhnya pada dirimu itu ada dua perangai yang dicintai oleh Allah dan Rasul-Nya, yaitu penyantun dan shabar [HR. Muslim]
Dari ‘Aisyah RA, ia berkata : Saya pernah mendengar Rasulullah SAW bersabda : “Kecintaan Allah adalah pasti atas orang yang dibuat marah tetapi ia berlaku santun (tidak membalas)”. [HR
Makna sopan santun
Memang tidak mudah untuk menerapkan sopan santun pada diri kita sendiri, tetapi jika orangtua kita berhasil mengajarkan sopan santun sejak kecil maka kita akan tumbuh menjadi seseorang yang bisa menghormati dan menghargai orang lain. Kita dapat menunjukan sikap sopan santun dimana saja, misalnya kita sebagai mahasiswa harus sopan terhadap dosen. Sopan santun diperlukan ketika seseorang berkomunikasi dengan orang lain, dengan terutama kepada:
1.yang lebih tua: orang tua, guru, atasan
2.yang lebih muda: anak, murid, atau bawahan
3.yang sebaya: setingkat status social
Bahwa seseorang bukan saja tidak menganggap dirinya lebih tinggi dari pada orang lain, melainkan menganggap orang lain lebih baik daripada dirinya sendiri. Sopan-Santun tidak selalu menghasilkan kebaikan hati, keadilan, kepuasan, atau rasa syukur, tetapi ini dapat memberikan seseorang paling tidak terlihat sopan, dan membuatnya tampak dari luar apa yang seharusnya menjadi benar-benar terhormat.
Ramah tamah
Di negeri dimana kita tinggal sekarang ini konon katanya menurut para turist yang datang berkunjung disebutkan sebagai negeri yang penduduknya mempunyai ciri khas yaitu keramah tamahan masyarakatnya serta murah senyum sehingga amat menarik. Sinyalemen tersebut tidaklah sebenarnya betul, tetapi juga tidak sepenuhnya benar. Mungkin saja apa yang dinilai oleh pata turist tersebut karena mereka rata-rata bergaul dengan insan atau orang-orang kesehariannya terlibat dan bergerak di bidang pariwisata, dimana rata-rata mereka yang bekerja seperti di perhotelan, biro perjalanan dan pekerjaan-pekerjaan lain yang mendukung pariwisata seperti mereka yang bekerja di rumah-rumah makan, warung-warung, penjual souveniur wajib untuk ramah tamah terhadap tamu-tamu mereka, murah dengan senyum, ringan tangan memberikan bantuan dan lain-lainnya. Karena apabila mereka-mereka yang bekerja disektor pariwisata bersikap sombong, angkuh,tidak ramah dan sulit tersenyum serta cuek bebek niscaya para turist merasa kurang dihargai dan dihormati dan mereka akan ditinggalkan pelanggan.
Sikap sedemikian juga nampaknya ditunjukkan oleh banyak pekerja yang bergerak dibidang jasa pelayanan lainnya seperti yang ditunjukkan oleh pegawai bank, rumah-rumah sakit, sales girl dan sales man juga para penjaga toko-toko dan supermarket serta di mall-mall.
Kalau masyarakat di negeri ini yang bergerak di sektor pariwisata dikenal dengan keramah tamahan, bermuka manis, murah senyum, saling sapa tegur, tetapi sebaliknya akan kita temui kondisi yang sebaliknya, dimana dewasa ini kita sudah jarang dan sulit untuk mendapatkan orang-orang dalam pergaulan sehari-harinya sesama saudaranya meskipun sesama muslim yang menampakkan keramah tamahan apabila bertemu, bermuka manis dan menghiasi wajahnya dengan senyuman.
Sikap Kaku dan Cuek Terhadap Sesama Saudara Muslim
Cobalah kita perhatikan bagaimana sekarang ini sikap antar saudara sesama muslim, sepertinya sekarang ini diantara kita sesama muslim telah dibatasi dan dipisahkan oleh sebuah garis semacam hijab yang melindungi penglihatan dan perhatian kita kepada orang-orang yang ada disekitar kita. Banyak diantara kita yang saling acuh saja terhadap saudara kita sesama muslim yang berada didekat kita, kita bersikap cuek saja dan tidak mau bertegur sapa, tidak mau berbasa basi menunjukkan keramah tamahan dan tidak mau menunjukkan perhatian kepada orang lain.Orang-orang yang ada disekitar kita dianggap tidak pernah ada, sehingga ketika mereka datang menjulurkan tangan untuk berjabatan tangan dan mengucapkan salam, kita tidak menggubrisnya, meskipun kita menyambut uluran tangan untuk berjabatan tangan, tetapi sambutan itu terasa dingin, tidak menunjukkan keakraban terhadap sesama muslim.
Adapun ayat al-qur’an dan hadis yang menjelaskan tentang Ramah tamah :
حدثنا محمد بن المثنى. حدثني يحيى بن سعيد عن سفيان. حدثنا منصور عن تميم بن سلمة، عن عبدالرحمن بن هلال، عن جرير،
عن النبي صلى الله عليه وسلم قال “مَنْ يُحْرِمُ الرِّفْقَ، يُحْرَمِ الْخَيْرَ”.
Dari Nabi Shallallahu alaihi wassalam, beliau bersabda : Barang siapa mengharamkan kelembutan (tidak bersikap lembur) maka tidak akan memperoleh kebaikan. (Hadits riwayat Jarir Radhiyallahu’anhu).
حدثنا حرملة بن يحيى التجيبي. أخبرنا عبدالله بن وهب. أخبرني حيوة. حدثني ابن الهاد عن أبي بكر بن حزم، عن عمرة (يعني بنت عبدالرحمن)، عَنْ عَائِشَةَ، زَوْجِ النَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم؛
أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صلى الله عليه وسلم قَالَ “يَا عَائِشَةُ! إِنَّ اللهَ رَفِيْقٌ يُحِبُّ الرِّفْقَ. وَيُعْطِي عَلَى الرِّفْقِ مَا لاَ يُعْطَي عَلَى الْعَنْفِ. وَمَا لاَ يُعْطَي عَلَى مَا سِوَاهُ”.
Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam bersabda: Wahai Aisyah! Sesungguhnya Allah itu Maha Lembut yang menyukai kelembutan. Allah akan memberikan kepada orang yang bersikap lembut sesuatu yang tidak diberikan kepada orang yang bersikap keras dan kepada yang lainnya(Hadits riwayat Aisyah Radhiyallahu’anha istri Nabi Shallallahu alaihi wassalam).
2. Jujur dan amanah
Jujur dapat diartikan bisa menjaga amanah. Jujur merupakan salah satu sifat manusia yang mulia, orang yang memiliki sifat jujur biasanya dapat mendapat kepercayaan dari orang lain. Sifat jujur merupakan salah satu rahasia diri seseorang untuk menarik kepercayaan umum karena orang yang jujur senantiasa berusaha untuk menjaga amanah.Amanah adalah ibarat barang titipan yang harus dijaga dan dirawat dengan sungguh-sungguh dan penuh tanggung jawab.Berhasil atau tidaknya suatu amanah sangat tergantung pada kejujuran orang yang memegang amanah tersebut. Jika orang yang memegang amanah adalah orang yang jujur maka amanah tersebut tidak akan terabaikan dan dapat terjaga atau terlaksana dengan baik. Begitu juga sebaliknya, jika amanah tersebut jatuh ke tangan orang yang tidak jujur maka ‘keselamatan’ amanah tersebut pasti ‘tidak akan tertolong’.
Jujur adalah sikap yang tidak mudah untuk dilakukan jika hati tidak benar-benar bersih.Namun sayangnya sifat yang luhur ini belakangan sangat jarang kita temui, kejujuran sekarang ini menjadi barang langka.Saat ini kita membutuhkan teladan yang jujur, teladan yang bisa diberi amanah umat dan menjalankan amanah yang diberikan dengan jujur dan sebaik-baiknya. Dan teladan yang paling baik, yang patut dicontoh kejujurannya adalah manusia paling utama yaitu Rasulullah saw. Kejujuran adalah perhiasan Rasulullah saw. dan orang-orang yang berilmu
Imam Al-Ghazali menyebut ada Lima (5) Bentuk Kejujuran. Yaitu :
1. Jujur dalam ucapan
2. Jujur dalam berniat
3. Jujur dalam kemauan
4. Jujur dalam menepati janji
5. Jujur dalam perbuatan
Adapun ayat al-qur’an dan hadis yang menjelaskan tentang jujur sebagai berikut :
قالاللَّهتعالى : { ياأيهاالذينآمنوااتقوااللَّه،وكونوامعالصادقين } .
. Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah, dan hendaklah kamu bersama orang-orang yang benar”Attaubah Ayat 119″
وقالتعالى: { فلوصدقوااللَّهلكانخيرالهم } .
Tetapi jika mereka benar (imannya) terhadap Allah, niscaya yang demikian itu lebih baik bagi mereka” Muhammad ayat 21″
Dari Ibnu Mas’ud رضياللهعنه dari Nabi صلیاللهعليهوسلم, sabdanya: “Sesungguhnya Kejujuran itu menunjukkan kepada kebaikan dan sesungguhnya kebaikan itu menunjukkan ke syurga dan sesungguhnya seseorang selalu berbuat jujur sehingga dicatatlah di sisi Allah sebagai seorang yang jujur. Dan sesungguhnya dusta itu menunjukkan kepada Kejahatan dan sesungguhnya Kejahatan itu menunjukkan kepada neraka dan sesungguhnya seseorang yang selalu berdusta maka dicatatlah di sisi Allah sebagai seorang yang pendusta.” (Muttafaq ‘alaih)
Amanah
Amanah secara etimologis (pendekatan kebahasaan/lughawi) dari bahasa Arab dalam bentuk mashdar dari (amina- amanatan) yang berarti jujuratau dapat dipercaya. Sedangkan dalam bahasa Indonesia amanah berarti pesan, perintah, keterangan atau wejangan 1.
Amanah menurut pengertian terminologi (istilah) terdapat beberapa pendapat, diantaranya menurut Ahmad Musthafa Al-Maraghi, Amanah adalah sesuatu yang harus dipelihara dan dijaga agar sampai kepada yang berhak memilikinya.Sedangkan menurut Ibn Al-Araby, amanah adalah segala sesuatu yang diambil dengan izin pemiliknya atau sesuatu yang diambil dengan izin pemiliknya untuk diambil manfaatnya3.
Dari beberapa pengertian di atas, dapat diambil suatu pengertian bahwa amanah adalah menyampaikan hak apa saja kepada pemiliknya, tidak mengambil sesuatu melebihi haknya dan tidak mengurangi hak orang lain, baik berupa harga maupun jasa.
Amanah merupakan hak bagi mukallaf yang berkaitan dengan hak orang lain untuk menunaikannya karena menyampaikan amanah kepada orang yang berhak memilikinya adalah suatu kewajiban.
Ahmad Musthafa Al-Maraghi membagi amanah kepada 3 macam, yaitu :
1. Amanah manusia terhadap Tuhan, yaitu semua ketentuan Tuhan yang harus dipelihara berupa melaksankan semua perintah Tuhan dan meninggalkan semua laranganNya. Termasuk di dalamnya menggunakan semua potensi dan anggota tubuh untuk hal-hal yang bermanfaat serta mengakui bahwa semua itu berasal dari Tuhan. Sesungguhnya seluruh maksiat adalah perbuatan khianat kepada Allah Azza wa Jalla.
2. Amanah manusia kepada orang lain, diantaranya mengembalikan titipan kepada yang mempunyainya, tidak menipu dan berlaku curang, menjaga rahasia dan semisalnya yang merupakan kewajiban terhadap keluarga, kerabat dan manusia secara keseluruhan. Termasuk pada jenis amanah ini adalah pemimpin berlaku adil terhadap masyarakatnya, ulama berlaku adil terhadap orang-orang awam dengan memberi petunjuk kepada mereka untuk memiliki i’tikad yang benar, memberi motivasi untuk beramal yang memberi manfaat kepada mereka di dunia dan akhirat, memberikan pendidikan yang baik, menyuruh berusaha yang halal serta memberikan nasihat-nasihat yang dapat memperkokoh keimanan agar terhindar dari segala kejelekan dan dosa serta mencintai kebenaran dan kebaikan. Amanah dalam katagori ini juga adalah seorang suami berlaku adil terhadap istrinya berupa salah satu pihak pasangan suami-istri tidak menyebarkan rahasia pasangannya, terutama rahasia yang bersifat khusus yaitu hubungan suami istri.
3. Amanah manusia terhadap dirinya sendiri, yaitu berbuat sesuatu yang terbaik dan bermanfaat bagi dirinya baik dalam urusan agama maupun dunia, tidak pernah melakukan yang membahayakan dirinya di dunia dan akhirat.
Adapun ayat al-qur’an dan hadis yang menjelaskan tentang Amanah :
Firman Allah dalam Q.S. 4 : 58 sebagai berikut :
Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum diantara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang sebaik-baiknya kepada kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Melihat.
Dalam sebuah hadis dinyatakan “Tidak ada iman bagi orang yang tidak berlaku amanah”.
3.Gemar menolong sesama
Menolong orang lain pada hakikatnya menolong diri sendiri. Bagi orang yang beriman, menolong dengan niat ikhlas karena Allah Swt. semata akan mendatangkan rahmat dan karunia yang tiada tara. Berapa banyak orang yang gemar membantu orang lain hidupnya mulia dan terhormat. Namun sebaliknya, bagi orang-orang yang kikir dan enggan membantu orang lain, dapat dipastikan ia akan mengalami kesulitan hidup di dunia ini. Tolonglah orang lain, niscaya pertolongan akan datang kepadamu meskipun bukan berasal dari orang yang kamu tolong!
Menolong artinya membantu teman atau orang yang mengalamikesulitan,tolong menolong artinya saling membantu atau bekerja ssama dengan orang yang ditolong. Bekerja sama dengan teman yang membutuhkan pertolongan,orang yang suka menolong biasanya banyak temannya,tolong menolong dapat dilakukan di rumah ,di sekolah dan lingkungan masyarakat sekitar kita. Setiap Orang membutuhkan pertolongan orang lain,di rumah anak anak minta tolong
Adapun hadits yang menjelaskan tolong-menolong, sebagai berikut :
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِي اللهُ عَنْهُ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ : مَنْ نَفَّسَ عَنْ مُؤْمِنٍ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ الدُّنْيَا نَفَّسَ اللهُ عَنْهُ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ يَوْمِ الْقِيَامَةِ، وَمَنْ يَسَّرَ عَلَى مُعْسِرٍ يَسَّرَ اللهُ عَلَيْهِ فِي الدُّنْيَا وَالآخِرَةِ، وَمَنْ سَتَرَ مُسْلِماً سَتَرَهُ اللهُ فِي الدُّنْيَا وَالآخِرَةِ وَاللهُ فِي عَوْنِ الْعَبْدِ مَا كاَنَ الْعَبْدُ فِي عَوْنِ أَخِيْهِ. وَمَنْ سَلَكَ طَرِيْقاً يَلْتَمِسُ فِيْهِ عِلْماً سَهَّلَ اللهُ بِهِ طَرِيْقاً إِلَى الْجَنَّةِ، وَمَا اجْتَمَعَ قَوْمٌ فِي بَيْتٍ مِنْ بُيُوْتِ اللهِ يَتْلُوْنَ كِتَابَ اللهِ وَيَتَدَارَسُوْنَهُ بَيْنَهُمْ إِلاَّ نَزَلَتْ عَلَيْهِمْ السَّكِيْنَةُ وَغَشِيَتْهُمُ الرَّحْمَةُ، وَحَفَّتْهُمُ الْمَلاَئِكَةُ، وَذَكَرَهُمُ اللهُ فِيْمَنْ عِنْدَهُ، وَمَنْ بَطَأَ فِي عَمَلِهِ لَمْ يُسْرِعْ بِهِ نَسَبُهُ
(رواه مسلم)
Dari Abu Hurairah radhiallahuanhu, dari Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam bersabda : Siapa yang menyelesaikan kesulitan seorang mu’min dari berbagai kesulitan-kesulitan dunia, niscaya Allah akan memudahkan kesulitan-kesulitannya hari kiamat. Dan siapa yang memudahkan orang yang sedang kesulitan niscaya akan Allah mudahkan baginya di dunia dan akhirat dan siapa yang menutupi (aib) seorang muslim Allah akan tutupkan aibnya di dunia dan akhirat. Allah selalu menolong hambanya selama hambanya menolong saudaranya. Siapa yang menempuh jalan untuk mendapatkan ilmu, akan Allah mudahkan baginya jalan ke syurga. Sebuah kaum yang berkumpul di salah satu rumah Allah membaca kitab-kitab Allah dan mempelajarinya di antara mereka, niscaya akan diturunkan kepada mereka ketenangan dan dilimpahkan kepada mereka rahmat, dan mereka dikelilingi malaikat serta Allah sebut-sebut mereka kepada makhluk disisi-Nya. Dan siapa yang lambat amalnya, hal itu tidak akan dipercepat oleh nasabnya.(Riwayat Muslim)
عَنِ عَبْدِ اللهِ بْنِ عُمَرَ رض اَنَّ رَسُوْلَ اللهِ ص قَالَ: اْلمُسْلِمُ اَخُو اْلمُسْلِمِ، لاَ يَظْلِمُهُ، وَ لاَ يُسْلِمُهُ، وَ مَنْ كَانَ فِى حَاجَةِ اَخِيْهِ كَانَ اللهُ فِى حَاجَتِهِ، وَ مَنْ فَرَّجَ عَنْ مُسْلِمٍ كُرْبَةً فَرَّجَ اللهُ عَنْهُ كُرْبَةً مِنْ كُرَبَاتِ يَوْمِ اْلقِيَامَةِ، وَ مَنْ سَتَرَ مُسْلِمًا سَتَرَهُ اللهُ يَوْمَ اْلقِيَامَةِ. البخارى
Dari ‘Abdullah bin ‘Umar RA, bahwasanya Rasulullah SAW bersabda, “Orang Islam saudaranya orang Islam yang lain, tidak boleh ia menganiayanya, tidak boleh membiarkannya (dengan tidak mau menolongnya). Dan barangsiapa menolong kebutuhan saudaranya, Allah akan menolong kebutuhannya. Barangsiapa yang meringankan satu kesusahan orang muslim, Allah akan meringankan satu kesusahan dari kesusahan-kesusahannya pada hari qiyamat, dan barangsiapa menutup aib (cela) orang Islam, Allah akan menutup aib (cela)nya besok pada hari qiyamat”.
CONTOH GEMAR MENOLONG SESAMA DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI
1. Tolong menolong yang dilakukan secara pribadi misalnya menolong teman yang terkena musibah, menolong ibu yang sedang kerepotan dalam mebersikan rumah dan lain-lain.
2. Tolong menolong melalui lembaga social misalnya kita menyalurkan bantuan berupa mteri kepada pihak-pihak yang membutuhkan melalui lembaga tersebut dan kita pun harus percaya akan alur penyaluran bantuan yang kita berikan. Kegiatan tolong menolong dapat dilakukan dimana saja kapan saja tanpa harus membedakan siapa yang akan kita tanpa memandang ras, suku, agama, warna kulit, gender, kelas social, latar belakang budaya tetapi kita memandang bahea mereka adalah saudarah. Tolong menolong tak hanya dapat dilakukan dalam bentuk materi saja yang dapat kita lakukan dalam menolong sesama melainkan bisa dengan bentuk pikiran, tenaga SARAN Melihat manfaat yang terkandung dalam sikap tolong menolong kita khsusnya sebaga makhluk yang sempurn disbanding makhluk yang lain maka kita harus membiasakan sikap tolong menolong dalam kehidupan sehari-hari. Sikap ini mulai diterapkan pada semua golongan baik tu, muda, remaja maupun anak-anak agar mereka terbiasa untuk melakukan sikap tolong menolong antar sesame. Selain agar membiasakan mereka menanamkan saikap ini juga dapat membekalkan pada mereka mengenai sikap kepedulian kepada sesama dan menjauhkan mereka pada sikap individualisme karena sikap ini dapat menimbulkan perpecahan dan konflik karena mereka akan mementingkan diri mereka sendiri. Kita sebagai mahkluk yang sempurna diantara mahkluk yang ada maka kita harus bisa membiasakan sikap tolong menolong kapan saja dimana saja kita berada.
Manfaat Tolong Menolong :
1. Mempercepat selesainya pekerjaan
2. Mempererat persaudaraan
3. Pekerjaan yang berat menjadi ringan
4. Menumbuhkan kerukunan antara sesama manusia
5. menghemat tenaga karena dikerjakan bersama-sama
6. Saling membantu biaya yang dikeluarkan relatif sedikit
7. Saling bertukar pikiran dan saling memahami
4.Menjalankan amar ma’ruf dan nahi munkar
Amar ma'ruf nahi munkar(al`amru bil-ma'ruf wannahyu'anil-mun'kar) adalah sebuah frasa dalam bahasa Arab yang maksudnya sebuah perintah untuk mengajak atau menganjurkan hal-hal yang baik dan mencegah hal-hal yang buruk bagi masyarakat. Frasa ini dalam syariat Islam hukumnya adalah wajib Dalil amar ma'ruf nahi munkar adalah pada surah Luqman, yang berbunyi sebagai berikut:
Hai anakku, dirikanlah salat dan suruhlah manusia mengerjakan yang baik dan cegahlah mereka dari perbuatan yang mungkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu. Sesungguhnya yang demikian itu termasuk hal-hal yang diwajibkan (oleh Allah).” (Luqman 17)
Jika kita tidak mau melaksanakan amar ma’ruf nahi munkar, maka Allah akan menyiksa kita dengan pemimpin yang zhalim dan menindas kita dan tidak mengabulkan segala doa kita:
Hendaklah kamu beramar ma’ruf (menyuruh berbuat baik) dan bernahi mungkar (melarang berbuat jahat). Kalau tidak, maka Allah akan menguasakan atasmu orang-orang yang paling jahat di antara kamu, kemudian orang-orang yang baik-baik di antara kamu berdo’a dan tidak dikabulkan (do’a mereka). (HR. Abu Dzar)
Amar ma'ruf nahi munkar dilakukan sesuai kemampuan, yaitu dengan tangan (kekuasaan) jika dia adalah penguasa/punya jabatan, dengan lisan atau minimal membencinya dalam hati atas kemungkaran yang ada, dikatakan bahwa ini adalah selemah-lemahnya iman seorang mukmin.
Adapun ayat al-qur’an dan hadis yang menjelaskan amar ma’ruf, sebagai berikut:
"Kamu adalah Ummat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma’ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka; di antara mereka ada yang beriman dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik." (Ali Imron :110)
Demikian pula, Allah membedakan kaum mukminin dari kaum munafikin dengan Amar ma’ruf nahi munkar ini. Allah berfirman,
"Dan orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan, sebagian mereka (adalah) menjadi penolong sebagian yang lain. Mereka menyuruh (mengerjakan) yang ma’ruf, mencegah dari yang munkar, mendirikan shalat, menunaikan zakat dan mereka ta’at kepada Allah dan Rasul-Nya. Mereka itu akan diberi rahmat oleh Allah; Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana." (At-Taubah:71)
“Seluruh Ummat telah bersepakat mengenai kewajiban amar ma’ruf nahi munkar, tidak ada perselisihan diantara mereka sedikitpun”. (Ibnu Hazm, Al-Fashl Fil Milal Wan Nihal, 5/19).
”Allah telah menegaskan kewajiban amar ma’ruf nahi munkar melalui beberapa ayat dalam Al Qur’an, lalu dijelaskan Rasulullah dalam hadits yang mutawatir. Dan para salaf serta ahli fiqih Islam telah berkonsensus atas kewajibannya“. (Al-Jashash, Ahkamul Qur’an , 2/486)
Demikianlah Artikel Menerapkan perilaku mulia
Sekianlah artikel Menerapkan perilaku mulia kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.
Anda sekarang membaca artikel Menerapkan perilaku mulia dengan alamat link http://kumpulanmakalahlengakap.blogspot.com/2015/03/menerapkan-perilaku-mulia.html
Menerapkan perilaku mulia