Advertisement
MAKALAH TENTANG RENDAHNYA MUTU PENDIDIKAN DI SEKOLAH
MAKALAH TENTANG RENDAHNYA MUTU PENDIDIKAN DI SEKOLAH - Hallo sahabat
Kumpulan Makalah Lengkap, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul MAKALAH TENTANG RENDAHNYA MUTU PENDIDIKAN DI SEKOLAH, kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan
Artikel Contoh Makalah, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.
Judul :
MAKALAH TENTANG RENDAHNYA MUTU PENDIDIKAN DI SEKOLAHlink :
MAKALAH TENTANG RENDAHNYA MUTU PENDIDIKAN DI SEKOLAH
Baca juga
MAKALAH TENTANG RENDAHNYA MUTU PENDIDIKAN DI SEKOLAH
KATA PENGANTAR
Pertama-tama marilah kita sama-sama mengucapkan puji syukur kita ke Hadirat Allah SWT karena telah melimpahkan kita dengan segala rahmat dan karunia-Nya bagi kita semua. Syalawat serta salam tidak lupa kita kirimkan pada junjungan kita Nabi Besar Muhammad SAW.
Alhamdulillah, berkat Rahmat Allah, maka selesai juga tugas yang penulis kerjakan sebagaimana mestinya, yaitu berupa pembuatan makalah yang dianjurkan Dosen perkuliahan Pedagogik bagi kami mahasiswa Pendidikan Sekolah Dasar.
Dalam menyelesaikan makalah ini, penulis tidak terlepas dari bantuan orang lain terutama sekali bantuan yang diberikan Dosen Mata Kuliah, yaitu Bapak Drs. Zainal Abidin serta pihak lain yang tidak penulis sebutkan. Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terima kasih penulis pada orang-orang yang telah berjasa tersebut.
Tulisan ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh sebab itu, penulis dengan senang hati menerima ide-ide serta saran yang dapat memperbaiki tulisan ini ke arah yang lebih sempurna. Atas bantuan tersebut penulis ucapkan terima kasih.
Padang, Januari 2008
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................. i
DAFTAR ISI........................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................... 1
BAB II PERMASALAHAN................................................................................ 2
Mengapa Siswa Bermasalah Dalam Belajar Di Sekolah............................... 2
BAB III PEMECAHAN MASALAH................................................................... 3
1. Rendahnya Mutu Pendidikan Disekolah................................................ 3
2. Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Siswa Dalam Belajar
Disekolah........................................................................................... 10
3. Langkah – Langkah Untuk Meningkatkan Kualitas Belajar
Siswa Disekolah................................................................................. 14
4. Syarat – Syarat Dalam Belajar Di Sekolah.......................................... 15
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN............................................................. 20
1. Kesimpulan........................................................................................ 20
2. Saran............................................................................................ ..... 23
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
Murid yang lambat dalam belajar sering mengalami kesulitan dalam belajar. Setiap akhir kegiatan belajar mereka tidak dapat menguasai seluruh materi yang seharusnya sudah dikuasai, namun tidak jarang guru telah melanjutkan pada materi berikutnya. Akibatnya murid tersebut mungkin tidak ada perhatian terhadap pelajaran itu atau tidak punya minat atau semangat untuk belajar. Oleh karena itu guru hendaknya dapat memberikan perhatian khusus terhadap murid yang lambat dalam belajar atau mengalami masalah atau rendahnya mutu belajar di sekolah.
Sebagai pembelajar guru bertanggung jawab untuk meningkatkan mutu belajar dengan berbagai metoda, sehingga dapat menciptakan kondisi pembelajaran yang efektif dan efisien untuk mencapai hasil belajar yang optimal bagi sekolah.
Oleh sebab itu setiap guru di tuntut kemampuannya untuk mampu memberikan bantuan terhadap murid untuk meningkatkan kemampuan pendidikan di sekolah.
BAB II
PERMASALAHAN
Mengapa siswa bermasalah dalam belajar di sekolah.
BAB III
PEMECAHAN MASALAH
1. Rendahnya Mutu Pendidikan Disekolah
Masalah Siswa Dalam Belajar Di Sekolah
Masalah siswa dalam belajar di sekolah dapat digolongkan menjadi dua faktor yaitu :
A. Faktor Endogen
Ialah faktor yang datang dari diri anak sendiri, yang bersifat :
1) Faktor Biologis
a. Kesehatan
Merupakan faktor yang penting dalam belajar. Kewajiban setiap orang tua untuk selalu memeriksakan anaknya ke dokter untuk mengetahui gejala-gejala penyakit yang mungkin ada pada diri anak.
b. Cacat Badan
Seperti kaburnya penglihatan, berkurangnya pendengaran, tidak fasihnya berbicara (gagap), hilangnya lengan, kaki dan cacat badan lainnya, yang menyebabkan hambatan dalam belajar.
2) Faktor Psikologis
Adalah faktor yang berhubungan dengan kejiwaan (psikis) atau rohaniah.
a. Intelegensi
Adalah faktor endogen yang sangat besar pengaruhnya terhadap kemajuan belajar anak. Bila intelegensia seseorang rendah, bagaimanapun usaha yang ditempuhnya dalam kegiatan belajar kalau tidak ada bantuan, pertolongan dari pendidikan dari orang tua niscaya usaha, jerih payahnya dalam belajar tidak akan berhasil.
b. Perhatian
Untuk dapat belajar dengan baik, seorang anak harus ada perhatian terhadap materi pelajaran yang dipelajarinya. Apabila materi pelajaran yang dijejalkan kepada mereka tidak menarik baginya maka timbul rasa bosan, malas belajar sehingga prestasinya dalam bidang studi menurun. Pendidik harus berusaha semaksimal mungkin supaya materi yang disajikan itu menarik perhatian si anak.
c. Minat
Setiap orang mempunyai minat yang berbeda, walaupun diantaranya ada yang sama. Yang harus diperhatikan dalam hal ini :
1. Minat pembawaan : minat ini muncul berdasarkan bakat yang ada. Contoh : seseorang mempunyai bakat dibidang pendidikan (guru) maka ia berminat masuk ke IKIP atau FKIP.
2. Minat yang muncul karena adanya pengaruh luar.
d. Bakat
Bakat dan kemampuan yang dimiliki seseorang tidak sama. Ada yang mempunyai bakat dan kemampuan dalam bidang memahat, melukis dan lain-lain. Dari ketidaksamaan ini membuat seseorang dapat berhasil dalam studinya dan dapat mencapai karirnya yang baik berkat usaha dalam pengembangan bakat. Untuk berhasilnya kegiatan belajar yang telah didasari atas bakat harus ada faktor penunjang yaitu :
1. Fasilitas atau sarana termasuk pembiayaan.
2. Dorongan moral dari orang tua.
3. Minat yang dimiliki oleh yang bersangkutan.
e. Emosi
Dalam kegiatan belajar sangat diperlukan kestabilan emosi. Ketidakstabilan emosi dalam artian emosi cepat datang walaupun bagaimana kecilnya suatu masalah akan menimbulkan gejala-gejala yang negatif seperti tidak sadarkan diri, kejang dan lain-lain. Dalam keadaan emosi ini sudah tentu menimbulkan hambatan dalam kegiatan belajarnya. Anak semacam ini memerlukan situasi yang cukup tenang dan penuh pengertian dari orang tua dan lingkungan sekitarnya.
B. Faktor Eksogen
1. Lingkungan Keluarga
a. Orang Tua
Dalam kegiatan belajar seorang anak perlu diberikan dorongan dan pengertian dari orang tua. Orang tua berkewajiban memberikan pengertian dan dorongan serta membantu memecahkan masalah yang dihadapi oleh anak di sekolah. Bila perlu orang tua mengadakan konsultasi dengan guru bimbingan dan konseling untuk mengetahui perkembangan anak di sekolah. Orang tua yang selalu memanjakan anak akibatnya setelah anak sekolah / kuliah akan menjadi siswa / mahasiswa yang kurang bertanggung jawab dan takut menghadapi tantangan maupun kesulitan.
b. Suasana Rumah
Suasana rumah yang terlalu gaduh tidak akan memberikan anak untuk belajar dengan baik, hubungan antar anggota keluarga yang kurang intim menimbulkan suasana kakum mati dan tegang dalam keluarga. Suasana yang akrab, menyenangkan dan penuh rasa kasih sayang memberikan motivasi mental pada anak.
c. Keadaan Sosial Ekonomi
Dalam kegiatan belajar seorang anak memerlukan saran-sarana penunjang yang cukup dan tidak terjangkau oleh keluarga. Bila keadaan ekonomi tidak memadai, ini merupakan faktor penghambat anak dalam kegiatan belajarnya. Bila keadaan ekonomi memungkinkan kebutuhan-kebutuhan yang diperlukan itu perlu disediakan dengan memadai sehingga anak dapat belajar dengan baik dan tenang.
2. Lingkungan Sekolah
a. Interaksi Guru dan Murid
Guru yang kurang berinteraksi dengan murid secara intim, menyebabkan proses belajar mengajar kurang lancar. Siswa merasa ada distansi (jarak) dengan guru, maka sulit untuk ikut berpartisipasi aktif dalam kegiatan belajar.
b. Cara Penyajian
Guru yang selalu mengajar dengan metoda ceramah saja menyebabkan siswa menjadi bosan, mengantuk, pasif dan berfungsi sebagai notulis dari ucapan guru dimuka kelas saja. Guru yang ingin terus maju dan materi pelajarannya cepat diterima oleh murid harus berani mencoba berbagai macam metoda yang baru yang dapat meningkatkan kegiatan belajar mengajar dan meningkatkan motivasi siswa untuk belajar.
c. Hubungan Antar Murid
Guru yang kurang bijaksana dan tidak pernah mengadakan pendekatan dengan murid, tidak pernah mengetahui bahwa didalam kelas ada klik atau grup yang satu dengan yang lainnya saling bersaing secara tidak konstruktif, bisa menimbulkan perkelahian antar pelajar secara massal.
d. Standar Pelajaran Diatas Ukuran
Sering guru berpendirian untuk meningkatkan dan mempertahankan wibawanya, perlu memberikan pelajaran diatas ukuran standar. Akibatnya anak tidak mampu untuk mengikutinya dan takut kepada guru. Banyak siswa yang mendapat nilai kurang, siswa yang tidak lulus dalam mata kuliahnya, guru merasa senang di sebut killer. Guru dalam menyajikan materi pelajaran harus sesuai dengan potensi / kemampuan masing-masing sesuai dengan tujuan yang telah dirumuskan.
e. Media Pendidikan
Dengan banyaknya jumlah anak yang masuk sekolah maka mutlak diperlukan alat-alat yang membantu menunjang lancarnya belajar anak yang jumlahnya besar. Misalnya buku perpustakaan, alat-alat laboratorium atau media-media pendidikan lainnya.
f. Keadaan Gedung
Dengan jumlah siswa yang cukup banyak dan kualitas ruangan yang tidak memadai terpaksa siswa duduk berdesak-desakan, sampai 50 orang tiap kelas. Dengan suasana kelas yang sempit dan keadaan jumlah yang banyak merupakan faktor penghambat dalam kegiatan belajar.
g. Disiplin Sekolah
Kadang-kadang ada suatu sekolah yang memiliki dan menerapkan disiplin yang ketat dan mati terhadap siswa-siswa. Misal setiap siswa tidak boleh membawa sepeda motor kesekolah, sedangkan sekolah jauh berada di luar kota. Dalam kegiatan belajar diperlukan disiplin yang mantap guna mengembangkan motivasi yang kuat.
h. Metoda Belajar
Dalam kegiatan belajar banyak siswa menggunakan cara belajar bila besok ulangan atau ujian baru mereka belajar secara terus menerus dari siang hari sampai menjelang pagi esoknya. Dengan keadaan semacam ini perlu adanya bimbingan dari guru bagaimana caranya belajar yang efektif, yaitu belajar secara teratur setiap hari dengan tidak mengenyampingkan waktu istirahat secukupnya. Dengan belajar yang penuh disiplin, mantap dan teratur bisa meningkatkan prestasi belajar.
i. Pekerjaan Rumah
Pekerjaan rumah yang terlalu dibebankan oleh guru kepada murid untuk dibawa pulang kerumah merupakan hambatan dalam kegiatan belajar. Dengan terlalu banyak tugas-tugas yang dibebankan itu, sehingga murid tidak memiliki kesempatan untuk mengerjakan pekerjaan lainnya.
3. Lingkungan Masyarakat
a. Mass Media
Merupakan penghambat dalam belajar, misalnya bioskop, radio, TV, video cassette, novel dan lain-lain.
b. Teman Bergaul
Pergaulan dan teman-teman sepermainan sangat dibutuhkan dalam membentuk kepribadian anak dan sosialisasi anak. Orang tua perlu memperhatikan jangan sampai anak mendapat teman bergaul yang memiliki tingkah laku yang tidak diharapkan.
c. Kegiatan Dalam Masyarakat
Disamping belajar anak mempunyai kegiatan-kegiatan lain diluar sekolah seperti pencak silat, drama sehingga akan menghambat kegiatan belajarnya. Maka itu orang tua perlu mempertimbangkan kegiatan anaknya supaya jangan terbenam dengan kegiatan yang tidak menunjang studinya.
d. Cara Hidup Lingkungan
Cara hidup bertetangga di sekitar rumah dimana anak tinggal, mempunyai pengaruh yang besar terhadap pertumbuhan dan perkembangan anak. (Dra. Dewa Ketut Sukardi. 1983 : 49-62)
2. Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Siswa Dalam Belajar Disekolah
A. Faktor Eksternal
Ialah faktor yang bersumber dari luar individu yang bersangkutan. Misalnya ruang belajar yang tidak memenuhi syarat, alat-alat pelajaran yang tidak memadai dan lingkungan sosial maupun lingkungan alamiahnya.
Faktor ini terdiri dari :
1. Faktor – Faktor Non Sosial Dalam Belajar
Yang dikelompokkan dalam faktor ini adalah keadaan udara, cuaca, waktu (pagi hari, siang maupun malam hari), tempat atau letak gedungnya, alat-alat yang dipakai untuk belajar seperti alat tulis menulis, buku-buku, alat-alat peraga dan sebagainya. Faktor ini harus diatur sedemikian rupa sehingga dapat membantu menguntungkan dan menimbulkan rasa aman dalam proses belajar mengajar.
2. Faktor – Faktor Sosial Dalam Belajar
Adalah faktor manusia atau sesama manusia, baik manusia itu ada atau hadir maupun kehadirannya itu dapat disimpulkan jadi tidak langsung hadir. Kehadiran orang lain/orang lain pada waktu seseorang sedang belajar, seringkali mengganggu aktivitas belajar.
Faktor sosial ini bersifat menggangggu proses belajar dan prestasi belajar yang dicapainya, yang biasanya mengganggu konsentrasi seseorang sehingga perhatian tidak dapat ditujukan kepada hal-hal yang sedang ditekuninya.
B. Faktor Internal
Ialah faktor yang menyangkut seluruh diri pribadi, termasuk fisik maupun mental dan psikofisiknya yang ikut menentukan berhasil tidaknya seseorang dalam belajar.
Faktor ini terdiri dari :
1. Faktor – Faktor Fisiologis Dalam Belajar
a. Tonus (Kondisi) Jasmani Pada Umumnya
Dapat melatar belakangi kegiatan belajar keadaan jasmani yang optimal akan lain sekali pengaruhnya bila dibandingkan dengan keadaan jasmani yang lemah dan lelah. Dua hal yang dikemukakan :
· Cukupnya nutrisi, disebabkan karena kurangnya kadar makanan atau tidak memenuhi gizi makanan sesuai dengan apa yang dibutuhkan oleh fisik, akan mengakibatkan menurun, merosotnya kondisi jasmani, hal ini menyebabkan seseorang dalam kegiatan belajarnya cepat mengantuk, lesu, lekas lelah dan secara keseluruhan tidak adanya kegairahan untuk belajar.
· Beberapa penyakit yang kronis seperti pilek, sakit gigi, batuk sangat mempengaruhi kegiatan belajar seseorang.
b. Keadaan Fungsi – Fungsi Jasmani Tertetu
Keadaan fungsi-fungsi jasmani tertentu yang mempengaruhi kegiatan belajar adalah fungsi-fungsi panca indera. Baik tidaknya panca indera merupakan syarat mutlak untuk bisa tidaknya seseorang dengan baik dalam kegiatan belajar. Dalam sistem persekolahan panca indera yang mempunyai peranan penting adalah mata dan telinga.
2. Faktor – Faktor Psikologis Dalam Belajar
Suatu hal yang mendorong kegiatan belajar dan merupakan alasan dilakukannya perbuatan belajar oleh seseorang adalah :
a. Adanya sifat ingin tahu dan menyelidiki dunia yang lebih luas.
b. Adanya sifat kreatif yang ada pada manusia dan keinginan untuk selalu maju.
c. Adanya keinginan untuk memperbaiki kegagalan yang lalu dengan usaha yang baru baik dengan koperasi maupun dengan kompetisi.
d. Adanya keinginan untuk mendapatkan rasa aman bila menguasai pelajaran.
e. Adanya ganjaran atau hukuman sebagai akibat dari pada pelajar. (Arden N. Frandsen, 1961 : 216)
Sedangkan Maslaw mengemukakan motif-motif untuk belajar adalah sebagai berikut :
a. Adanya kebutuhan fisik.
b. Adanya kebutuhan akan rasa aman, bebas kekuno-an.
c. Adanya kebutuhan akan kecintaan dan penerimaan dalam hubungan dengan orang.
d. Adanya kebutuhan untuk mendapat kehormatan dari masyarakat.
e. Sesuai dengan sifat untuk mengemukakan atau mengetengahkan diri.
(Arden N. Frandsen, 1961 : 234), (Bimbingan dan Penyuluhan Belajar Disekolah, Drs. Dewa Ketut Sukardi, Hal 30-34)
3. Langkah-Langkah Untuk Meningkatkan Kualitas Belajar Siswa Disekolah
Lengkapnya Alat Perlengkapan Belajar
A. Perabot Belajar
Setiap orang yang ingin berhasil dalam kegiatan belajar hendaknya memiliki perabot belajar yang memadai, minimal meja dan kursinya. Perabot belajar disini ialah : meja, kursi, almari (rak buku) dan buku-buku. Adapun syarat meja belajar yang baik sebagai berikut :
a. Meja hendaknya tidak tertutup seluruhnya dari permukaan meja sampai kelantai. Pada bagian bawah meja hendaknya terbuka sehingga memungkinkan peredaran udara lebih leluasa dan kaki seseorang tidak terasa panas.
b. Permukaan hendaknya rata, tidak berwarna gelap atau mengkilap. Warna gelap pada permukaan meja belajar dapat melelahkan mata, sedangkan alas meja mengkilap dapat menimbulkan kesilauan terhadap mata.
B. Alat – Alat Tulis
a. Penggaris
Penggaris perlu dimiliki digunakan untuk menggaris buku-buku yang sedang dibaca atau menggaris berbagai uraian dari guru / dosen yang dianggap penting. Penggaris yang paling praktis untuk dimiliki adalah ukuran 30 cm.
b. Karet Penghapus
Karet pengahapus perlu dimiliki terutama karet pengahapus yang kedua ujungnya berfungsi yaitu satu untuk menghapus pensil dan yang lainnya untuk menghapus tinta.
c. Alat-Alat Lain
Alat-alat lain yang bersifat umum, tetapi secara langsung menunjang studi seseorang yang perlu dimiliki diantaranya : meja belajar dengan peralatan lain untuk fakultas teknik, alat-alat kedokteran untuk mahasiswa fakultas kedokteran.
(Bimbingan dan Penyuluhan Disekolah, Drs. Lusikooy. W, Hal 40-42)
4. Syarat – Syarat Dalam Belajar Di Sekolah
A. Syarat – Syarat Lingkungan
a. Lingkungan Rumah
Untuk dapat belajar dengan sebaik-baiknya syarat yang minimal harus dipenuhi, di rumah ialah memiliki tempat atau kamar belajar, kalau kamar belajar tidak bisa disediakan secara khusus, kamar tidur atau ruang makanpun bisa dimanfaatkan untuk kegiatan belajar, maka hal-hal yang perlu diperhatikan adalah :
1. Tata ruang kamar tidur
· Hendaknya letak meja belajar tidak menghadap kepintu kamar, sebaiknya meja belajar itu menghadap ke tembok sehingga membelakangi pintu kamar.
· Meja belajar hendaknya diletakkan disebelah kanan dari jendela kamar, sehingga sinar matahari menyorot kearah kiri.
· Meja belajar hendaknya jangan diletakkan berhadapan dengan jendela kamar.
· Meja belajar hendaknya bersih dari segala bentuk barang yang tidak diperlukan dalam kegiatan belajar.
2. Penerangan
Suatu tempat belajar yang baik memiliki penerangan cahaya yang cukup. Seseorang akan dapat membaca dengan kapasitas yang lebih besar dan kelelahan mata yang lebih kecil apabila memanfaatkan penerangan alamiah yaitu sinar matahari. Prof. George T. Dudyeha, dalam bukunya yang berjudul “Learn More with Less Effort”, penerangan dari cahaya lampu dapat dibedakan :
· Penerangan tidak langsung
Terjadi dari cahaya yang dipantulkan dari langit dan dinding kamar.
· Penerangan setengah tak langsung
Sebagian datang dari pemantulan cahaya seperti pada penerangan tak langsung dan sebagian lagi datang dari cahaya yang secara langsung memancar dari lampu dengan melewati selubung kaca yang berwarna pula.
· Penerangan setengah langsung
Bersumber dari cahaya langsung yang memanacar keseluruh jurusan dengan melalui selubung kaca yang berwarna putih seperti susu.
· Penerangan langsung
Memancar langsung dari sumber cahaya kepermukaan meja berlatar tanpa melewati apa-apa.
Penerangan yang terbaik dipakai untuk kegiatan belajar waktu malam ialah penerangan tak langsung sebab pemancaran cahaya bisa tersebar kesemua jurusan sehingga merata dan tidak menimbulkan bayangan. Penerangan semacam ini mempunyai sifat yang lunak sehingga tidak terlalu cepat menimbulkan kelelahan pada mata.
Suatu syarat lain yang tidak bisa diabaikan dalam kegiatan belajar guna menciptakan tempat belajar yang serasi ialah peredaran udara. Kamar belajar yang tanpa adanya peredaran udara yang baik menyebabkan seseorang akan cepat mengantuk atau tidak betah berada di dalam kamar belajar.
b. Lingkungan Sekolah atau Perguruan Tinggi
Lingkungan sekolah atau perguruan tinggi dengan segala fasilitasnya termasuk didalamnya laboratorium, perpustakaan, perkumpulan-perkumpulan keilmuan atau profesi serta orang-orang yang terlibat didalamnya perlu dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya dalam menunjang keberhasilan seseorang dalam kegiatan belajar.
B. Syarat – Syarat Fisik
Dalam kegiatan belajar, berhasil tidaknya seseorang ditentukan oleh kondisi fisiknya. Tanpa kondisi fisik yang sehat secara langsung berpengaruh terhadap proses belajar. Dengan terganggunya proses berfikir seseorang dalam kegiatan belajar maka konsentrasinyapun akan terganggu dan mereka tidak akan dapat bekerja dengan baik. Walaupun mereka memiliki kecerdasan yang tinggi serta rajin belajar. Untuk menjaga kesehatan fisik harus melakukan usaha yang berupa tindakan preventif dibandingkan dengan tindakan pengobatan. Tindakan preventif yang harus dilakukan ialah dengan cara mengindahkan syarat tertentu mengenai tidur, makan, olah raga dan rekreasi.
C. Syarat – Syarat Mental
Hal yang perlu diperhatikan didalam memenuhi persyaratan dalam kegiatan belajar ialah : “Disiplin diri sendiri dalam kehidupan sehari-hari dan beberapa pengertian dalam menuntut jalan pikiran secara logis”. (Prof. Dr. Winarno Surahmad, M.Sc. Ed. 1980 : 25)
Disiplin dalam kehidupan sehari-hari dalam kegiatan belajar sangat diperlukan dengan cara :
1. Membiasakan hidup yang teratur.
2. Mengerjakan pekerjaan sesuai dengan waktu yang telah dijadwalkan serta tempat yang telah disediakan.
3. Memiliki pola berfikir yang logis.
Membiasakan disiplin dalam kehidupan sehari-hari dalam kegiatan belajar tidak dengan cara tiba-tiba atau dalam satu dua hari bisa diciptakan, tetapi memerlukan waktu yang cukup lama, apalagi mau membentuk pola berfikir yang logis. Ini diperoleh sebagai hasil pembentukan diri yang bertahun-tahun lamanya.
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
1. Kesimpulan
Rendahnya mutu pendidikan disekolah
1) Masalah Siswa Dalam Belajar Disekolah
A. Faktor Endogen
1. Faktor biologis
a. Kesehatan
b. Cacat badan
2. Faktor psikologis
a. Integensia
b. Perhatian
c. Minat
d. Bakat
e. Emosi
B. Faktor Exogen
1. Lingkungan Keluarga
a. Orang tua
b. Suasana rumah
c. Keadaan sosial ekonomi
2. Lingkungan Sekolah
a. Interaksi guru dan murid
b. Cara penyajian
c. Hubungan antar murid
d. Standar pelajaran diatas ukuran
e. Media pendidikan
f. Keadaan gedung
g. Disiplin sekolah
h. Metoda belajar
i. Pekerjaan rumah
3. Lingkungan Masyarakat
a. Mass media
b. Teman bergaul
c. Kegiatan dalam masyarakat
d. Cara hidup lingkungan
2) Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Siswa Dalam Belajar Di Sekolah
A. Faktor eksternal
Yaitu terdiri dari faktor non sosial dalam belajar dan faktor sosial dalam belajar.
B. Faktor internal
Yaitu terdiri dari faktor fisiologis dan faktor psikologis dalam belajar.
3) Langkah – Langkah Untuk Meningkatkan Kualitas Belajar Siswa Disekolah.
Lengkapnya alat perlengkapan seperti : perabot belajar yang terdiri dari meja, kursi, almari (rak buku) dan buku-buku, dan alat-alat tulis yang terdiri dari penggaris, karet penghapus, dan alat-alat lain yang diperlukan.
4) Syarat – Syarat Dalam Belajar Disekolah
A. Syarat – Syarat Lingkungan
a. Lingkungan rumah, yang harus diperhatikan tata ruang kamar tidur, penerangan.
b. Lingkungan sekolah atau perguruan tinggi.
Dimana didalam lingkungan ini seperti laboratorium, perpustakaan perlu dimanfaatkan sebaik-baiknya dalam menunjang keberhasilan seseorang dalam kegiatan belajar.
B. Syarat – Syarat Fisik
Dalam kegiatan belajar, berhasil tidaknya seseorang ditentukan oleh kondisi fisiknya. Tanpa kondisi fisik yang sehat secara langsung berpengaruh terhadap proses belajar.
C. Syarat Mental
Hal yang perlu diperhatikan ialah disiplin diri sendiri dan disiplin dalam kegiatan belajar dengan cara :
a. Membiasakan hidup teratur.
b. Mengerjakan pekerjaan sesuai dengan waktu yang telah dijadwalkan serta tempat yang telah disediakan.
c. Memiliki pola fikir yang logis.
2. Saran
a. Orang Tua
1. Orang tua hendaknya selalu tegas dalam mendidik anak.
2. Orang tua dapat membagi waktu untuk berkonsultasi dengan anak.
3. Orang tua jangan terlalu memanjakan anak.
4. Orang tua jangan terlalu mengekang anaknya.
5. Orang tua harus memberi dorongan untuk anak agar belajar.
b. Guru
1. Guru harus memberikan dorongan atau motivasi pada anak, agar ia bisa belajar dengan baik dan sukses.
2. Guru juga harus meluangkan waktunya untuk bisa berkonsultasi langsung dengan murid.
3. Sebaiknya seorang guru tidak menggunakan satu metoda dalam mengajar pelajaran, tapi menggunakan banyak metoda agar murid tidak merasa jenuh.
c. Masyarakat
1. Masyarakat sekitarnya juga memberikan dorongan untuk anak dalam belajar.
2. Masyarakat jangan melibatkan anak yang sedang belajar disekolah dalam kegiatan bermasyarakat.
DAFTAR PUSTAKA
Lusi Kooy. W. 1983. Bimbingan dan Penyuluhan Disekolah. PT. Gunung Agung : Jakarta.
Moh. Surya dan Djumtiar. I. 1975. Bimbingan dan Penyuluhan Disekolah, CV. Ilmu Bandung.
Prayitno. 1976. Pelayanan Bimbingan Disekolah (Dasar-Dasar dan Kemungkinan Pelaksanaannya Disekolah di Indonesia). Ghalia Indonesia : Jakarta, Medan, Surabaya, Yogyakarta.
Sukardi Ketut Dewa. 1983. Bimbingan dan Penyuluhan Belajar Disekolah. Usaha Nasional : Surabaya.
SUPAYA TIDAK SUSAH NGEDIT DOWNLOAD FILE *.DOC KLIK DISINI
Demikianlah Artikel MAKALAH TENTANG RENDAHNYA MUTU PENDIDIKAN DI SEKOLAH
Sekianlah artikel MAKALAH TENTANG RENDAHNYA MUTU PENDIDIKAN DI SEKOLAH kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.
Anda sekarang membaca artikel MAKALAH TENTANG RENDAHNYA MUTU PENDIDIKAN DI SEKOLAH dengan alamat link http://kumpulanmakalahlengakap.blogspot.com/2014/04/makalah-tentang-rendahnya-mutu.html
MAKALAH TENTANG RENDAHNYA MUTU PENDIDIKAN DI SEKOLAH