Advertisement
MAKALAH AKHLAK (MATERIALISME DAN MODERNISASI)
MAKALAH AKHLAK (MATERIALISME DAN MODERNISASI) - Hallo sahabat
Kumpulan Makalah Lengkap, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul MAKALAH AKHLAK (MATERIALISME DAN MODERNISASI), kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan
Artikel Akhlaq, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.
Judul :
MAKALAH AKHLAK (MATERIALISME DAN MODERNISASI)link :
MAKALAH AKHLAK (MATERIALISME DAN MODERNISASI)
Baca juga
MAKALAH AKHLAK (MATERIALISME DAN MODERNISASI)
BAB I
PEMBUKAAN
Etika ialah ilmu tentang tingkah laku manusia, prinsip-prinsip yang sistematis tentang tindakan moral yang betul, bagian filsafat yang memperkembangkan teori tentang tindakan, hujah-hujahnya dan tujuannya yang diarahkan kepada makna tindakan.
Dengan kata lain, etika adalah ilmu yang membahas perbuatan baik dan perbuatan buruk manusia sejauh yang dapat dipahami oleh pikiran manusia. Untuk mendapatkan konsep yang sama mengenai penilaian baik dan buruk bagi semua manusia dalam ruang dan waktu tertentu. Sesuatu hal dikatakan baik bila ia mendatangkan rahmat dan memberikan perasaan senang atau bahagia. (Sesuatu dikatakan baik bila ia dihargai secara positif). Segala yang tercela. Perbuatan buruk berarti perbuatan yang bertentangan dengan norma-norma masyarakat yang berlaku.
Kriteria perbuatan baik atau buruk yang akan diuraikan di bawah ini sebatas berbagai aliran atau faham yang pernah dan terus berkembang sampai saat ini.
BAB II
PEMBAHASAN
Suatu ukuran baik dan buruk sifatnya individual yakni akan terpulang kepada orang yang menilainya, karena baik dan buruk itu terikat pada ruang dan waktu, sehingga ia tidak berlaku secara universal. Dalam hal ini pula terdapat pertanyaan “dengan apakah suatu perbuatan dapat dinilai baik atau buruk”? pertanyaan ini dapat dijawab dengan melihat pada beberapa aliran – aliran dari berbagai sudut pandang.
Suatu ukuran baik dan buruk sifatnya individual yakni akan terpulang kepada orang yang menilainya, karena baik dan buruk itu terikat pada ruang dan waktu, sehingga ia tidak berlaku secara universal. Dalam hal ini pula terdapat pertanyaan “dengan apakah suatu perbuatan dapat dinilai baik atau buruk”? pertanyaan ini dapat dijawab dengan melihat pada beberapa aliran – aliran dari berbagai sudut pandang.
1. MODERNISASI
Modernisasi diartikan sebagai perubahan-perubahan masyarakat yang bergerak dari keadaan yang tradisional atau dari masyarakat pra modern menuju kepada suatu masyarakat yang modern.
Pengertian modernisasi berdasar pendapat para ahli adalah sebagai berikut.
a. Widjojo Nitisastro, modernisasi adalah suatu transformasi total dari kehidupan bersama yang tradisional atau pramodern dalam arti teknologi serta organisasi sosial, ke arah pola-pola ekonomis dan politis.
b. Soerjono Soekanto, modernisasi adalah suatu bentuk dari perubahan sosial yang terarah yang didasarkan pada suatu perencanaan yang biasanya dinamakan social planning. (dalam buku Sosiologi: suatu pengantar)
Dengan dasar pengertian di atas maka secara garis besar istilah modern mencakup pengertian sebagai berikut.
a. Modern berarti berkemajuan yang rasional dalam segala bidang dan meningkatnya tarat penghidupan masyarakat secara menyeluruh dan merata.
b. Modern berarti berkemanusiaan dan tinggi nilai peradabannya dalam pergaulan hidup dalam masyarakat.
2. KONSUMENISME
Makna Konsumerisme yang sebenarnya adalah lebih kepada perlindungan terhadap kelayakan dan kepuasan dari konsumen itu sendiri
Konsumerisme memiliki arti lain yaitu paham atau ideologi yang menjadikan seseorang atau kelompok melakukan atau menjalankan proses konsumsi atau pemakaian barang-barang hasil produksi secara berlebihan atau tidak sepantasnya secara sadar dan berkelanjutan. Hal tersebut menjadikan manusia menjadi pecandu dari suatu produk, sehingga ketergantungan tersebut tidak dapat atau susah untuk dihilangkan. Sifat konsumtif yang ditimbulkan akan menjadikan penyakit jiwa yang tanpa sadar menjangkit manusia dalam
3. MATERIALISME
Materialisme adalah aliran yang memandang bahwa segala sesuatu adalah realitas, dan realitas seluruhnya adala materi belaka. Tokoh aliran ini adalah Liudwig Feuerbach (1804-1872 M). Menurutnya hanya alamlah yang ada, manusia juga termasuk alam.
Kaum Materialisme mengingkari adanya The Ultimate Nature of Reality (realitas tertinggi tertinggi atau yang mutlak). Mereka menganggap bahwa doktrin alam semeta yang digambarkan oleh sains merupakan materialisme sederhana. Dan mereka berpendapat bahwa filosof tidak dapat menambah atau memperbaiki pengertian materi yang bersifat deskriptif yang diberikan oleh para ilmuan pada masa hidupnya.
A. ALIRAN-ALIRAN DALAM MATERIALISME
Aliran-aliran dalam materialisme maksudnya disini adalah bahwa kaum materialisme tidak seluruhnya Dari dulu sampai sekarang dalam satu konsep pendapat yang tetap. Adapun aliran-aliran dalam materialisme adalah:
a. Materialisme lama
Aliran ini adalah aliran materialisme yang lenih dulu munul. Aliran ini berpendapat bahwa alam adalah unsure yang terbentuk dari atom materi yang berada sendiri dan bergerak. Aliran ini juga menggunakan energisme, yakni mengembalikan segala bentuk sesuatu pada energi. Mereka juga berpendapat bahwa manusia sama halnya seperti kayu dan batu.
b. Materialisme modern
Aliran ini adalah aliran yang lebih modern, yang beberapa hal tidak sesuai dengan pendapat para pendahulunya. Aliran ini berpendapat bahwa alam (universal) merupakan kesatuan material yang tak terbatas. Alam, termasuk didalamnya segala materi dan energi selalu ada dan akan tetap ada . dan alam (world) adalah realitas yang keras, dapat disentuh, material, objektif, yang dapat diketahui manusia. Materialisme juga mengatakan bahwa jiwa (self) ada setelah materi, jadi psikis manusia merupakn salah satu gejala dari materi yang ada.
c. Materialisme dialektis/histories
Materialisme aliran ini adalah aliran atau ajaran dari Karl Marx (1818-1883), sehingga aliran ini juga sering disebut dengan aliran Marxisme. Adapun pokok-pokok ajaran aliran ini adalah:
1. Teori materialisme histories.
2. Teori nilai dan teori lebih.
3. Perjuangan kelas (class struggle).
Adapun disebut dengan materialisme Dialektis adalah falsafah Karl Marx bahwa keadaan peristiwa kehidupan akan berubah, seperti layaknya benih pohon yang akan berusaha berubah wujudnya menjadi pohon. Sedangkan yang disebut dengan materialisme Historis adalah menurut teorinya arah yang ditempuh oleh sejarah sama sekali ditentukan oleh perkembangan sarana-sarana produksi yang materil. Marx berkeyakinan bahwa arah sejarah manusia akan menuju pada satu arah yakni komunisme. Dengan kata lain segala kepemilikan pribadi akan diganti dengan kepemilikan bersama. Dalam hal ini, Marx mengemukakan teori Tese, Antitese, dan Sintese.
B. DASAR PEMIKIRAN MATERIALISME
a. Bersifat empirisme, yakni memahami sesuatu atas dasar akal dan indera saja.
b. Bersifat naturalisme, yakni semua adalah alamiah.
c. Alam merupakan semesta yang bersifat abadi dan sebagai keseluruhan tidak terarah
secara lurus kepada satu tujuan tertentu.
d. Jiwa merupakan gejala dari materi.
e. Semua peruahan yang terjadi bersifat kepastian semata.
f. Subtansi-subtansi materi merupakan penyusun utama sebuah materi, dalam hal ini adalah atom
C. PERKEMBANGAN MATERIALISME
Pada abad pertama masehi faham Materialisme tidak mendapat tanggapan yang serius, bahkan pada abad pertengahan, orang menganggap asing terhadap faham Materialisme ini. Baru pada jaman Aufklarung (pencerahan), Materialisme mendapat tanggapan dan penganut yang penting di Eropah Barat.
Pada abad ke-19 pertengahan, aliran Materialisme tumbuh subur di Barat. Faktir yang menyebabkannya adalah bahwa orang merasa dengan faham Materialisme mempunyai harapan-harapan yang besar atas hasil-hasil ilmu pengetahuan alam. Selain itu, faham Materialisme ini praktis tidak memerlukan dalildalil yang muluk-muluk dan abstrak, juga teorinya jelas berpegang pada kenyataankenyataan yang jelas dan mudah dimengerti.
Kemajuan aliran ini mendapat tantangan yang keras dan hebat dari kaum agama dimana-mana. Hal ini disebabkan bahwa faham Materialisme ini pada abad ke-19 tidak mengakui adanya Tuhan (atheis) yang sudah diyakini mengatur budi masyarakat. Pada masa ini, kritikpun muncul di kalangan ulama-ulama barat yang menentang Materialisme. Adapun kritik yang dilontarkan adalah sebagai berikut :
1. Materialisme menyatakan bahwa alam wujud ini terjadi dengan sendirinya dari khaos (kacau balau). Padahal kata Hegel. kacau balau yang mengatur bukan lagi kacau balau namanya.
2. Materialisme menerangkan bahwa segala peristiwa diatur oleh hukum alam. padahal pada hakekatnya hukum alam ini adalah perbuatan rohani juga.
3. Materialisme mendasarkan segala kejadian dunia dan kehidupan pada asal benda itu sendiri. padahal dalil itu menunjukkan adanya sumber dari luar alam itu sendiri yaitu Tuhan.
4. Materialisme tidak sanggup menerangkan suatu kejadian rohani yang paling mendasar sekalipun.
D. CIRI-CIRI PAHAM MATERIALISME
Setidaknya ada 5 dasar ideologi yang dijadikan dasar keyakinan paham ini:
- Segala yang ada (wujud) berasal dari satu sumber yaitu materi (ma’dah).
- Tidak meyakini adanya alam ghaib.
- Menjadikan panca indra sebagai satu-satunya alat mencapai ilmu.
- Memposisikan ilmu sebagai pengganti agama dalam peletakan hokum.
- Menjadikan kecondongan dan tabiat manusia sebagai akhlak.
E. TOKOH-TOKONYA
1. Anaximenes ( 585 -528)
2. Anaximandros ( 610 -545 SM)
3. Thales ( 625 -545 SM)
4. Demokritos (kl.460 -545 SM)
5. Thomas Hobbes ( 1588 -1679)
6. Lamettrie (1709 -1715)
7. Feuerbach (1804 -1877)
8. H. Spencer (1820 -1903)
9. Karl Marx (1818 -1883)
4. IDEALISME
Idealisme adalah suatu aliran yang mengajarkan bahwa hakikat dunia fisik hanya dapat dipahami dalam kaitannya dengan jiwa (mind) dan roh (spirit). Istilah ini diambil dari kata ”idea” yaitu sesuatu yang hadir dalam jiwa. Pandangan ini telah dimilki oleh Plato dan para filsafat modern yang dipelopori oleh J.G. Fihte, Sckelling dan Hegel.
Idealisme mempunyai argument epistemologi tersendiri. Oleh karena itu, tokoh-tokoh teisme yang mengajarkan bahwa materi bergantung kepada spirit, tidak disebut idealis karena mereka tidak menggunakan argument yang mengatakan bhwa obyek-obyek fisik pada akhirnya adalah ciptaan Tuhan. Argument orang-orang idealis mengatakan bahwa obyek-obyek fisik tidak dapat dipahami terlepas dari spirit.
Idealisme secara umum selalu berhubungan dengan rasionalisme. Ini adalah mazhab epistemologi yang mengajarkan bahwa apriori atau deduktif dapat diperoleh manusia dengan akalnya.
Plato sering disebut sebagai seorang idealis sekalipun ideanya tidak khusus (spesifik) mental, tetapi lebih merupakan objek yang universal(mirip dngan defenisi Aristoteles, pengertian umum pada Socrates). Akan tetapi, ia spendapat dengan idealisme (yang tampak) itu berwatak (khas) spiritual. Ini terlihat jelas pada legenda manusia guanya yang terkenal itu.
A. Perkembangan Idealisme
Aliran ini merupakan aliran yang sangat penting dalam perkembangan sejarah pikiran manusia. Mula-mula dalam filsafat Barat kita temui dalam bentuk ajaran yang murni dari Plato. Yang menyatakan bahwa alam, cita-cita itu adalah yang merupakan kenyataan sebenarnya. Adapun alam nyata yang menempati ruang ini hanyalah berupa bayangan saja dari alam idea itu.
Aristoteles memberikan sifat kerohanian dengan ajarannya yang menggambarkan alam ide sebagai sesuatu tenaga (entelechie) yang berada dalam benda-benda dan menjalankan pengaruhnya dari benda itu. Sebenarnya dapat dikatakan sepanjang masa tidak pernah faham idealisme hilang sarna sekali. Di masa abad pertengahan malahan satu-satunya pendapat yang disepakati oleh semua ahli pikir adalah dasar idealisme ini.
Pada jaman Aufklarung ulama-ulama filsafat yang mengakui aliran serba dua seperti Descartes dan Spinoza yang mengenal dua pokok yang bersifat kerohanian dan kebendaan maupun keduanya mengakui bahwa unsur kerohanian lebih penting daripada kebendaan. Selain itu, segenap kaum agama sekaligus dapat digolongkan kepada penganut Idealisme yang paling setia sepanjang masa, walaupun mereka tidak memiliki dalil-dalil filsafat yang mendalam. Puncak jaman Idealiasme pada masa abad ke-18 dan 19 ketika periode Idealisme. Jerman sedang besar sekali pengaruhnya di Eropa.
B. Tokoh-tokohnya
1.Plato (477 -347 Sb.M)
2.B. Spinoza (1632 -1677)
3.Liebniz (1685 -1753)
4.Berkeley (1685 -1753)
5.Immanuel Kant (1724 -1881)
6.J. Fichte (1762 -1814)
7.F. Schelling (1755 -1854)
8.G. Hegel (1770 -1831)
5. Aliran Hendonisme
Paham ini berpendapat bahwa ukuran baik buruk adalah perasaan bahagia atau senang. Kebahagian adalah kelezatan dan sepi dari kepedihan. Bahagia itu merupakan tujuan akhir dari hidup manusia , maka perbuatan yang mengandung kepedihan adalah perbuatan yang buruk.
Aliran Hedorisme berpendapat bahwa norma baik dan buruk adalah kebahagiaan, karenanya suatu perbuatan apabila dapat mendatangkan kebahagiaan maka perbuatan itu baik dan sebaliknya perbuatan itu buruk apabila mendatangkan penderitaan.
Klasifikasi kelezatan adalah sbb:
· Lezat yang timbul dari perasaan yang patut dan urgen sekali.
· Lezat yang timbul dari perasaan yang patut tapi belum urgen benar
· Lezat yang timbul dari perasaan yang tidak patut dan urgen benar.
Kelezatan ialah ketentraman jiwa, yang ber arti keseimbangan badan. Hedonism ada yang berpola spiritualisme, materialisme, sensualisme, individual dan social.
Aliran hendorisme mengajarkan agar manusia mencari kelezatan karena pada dasarnya tiap-tiap perbuatan ini tidak sunyi dari kelezatan, tetapi aliran ini justru menyatakan kehendak manusia mencari sebesar-besarnya kelezatan.
Aliran hendorisme ini di bagi menjadi 2 bagian
a. Kebahagiaan diri ( Eguistik Hedonism )
Paham ini berpendapat agar manusia mencari sebanyak-banyaknya kebahagiaan untuk dirinya. Serta memilih apa yang mendatangkan kebahagiaan bagi diri sendiri.
b. Kebahagiaan bersama ( Universalistik Hedonism )
Paha mini berpebdapat bahwa agar manusia mencari kebahagiaan untuk sesame manusia, bahkan segala makhluq berperasaan. Dan kebahagiaan ini di ukur dari kebahagiaan bersama.
6. Aliran Spiritualisme
Spiritualisme adalah kepercayaan, atau praktik-praktik yang berdasarkan kepercayaan bahwa jiwa-jiwa yang sudah meninggal tetap bisa mengadakan hubungan jasad.
Hubungan ini umumnya dilaksanakan melalui seorang medium yang masih hidup. Tokoh aliran ini adalah Plato ( 430-348 SM ) dan lebih lebih ( 1646-1718 M )
7. Aliran Ateisme
Aliran ateisme adalah sebuah pandangan filosofi yang tidak mempercayai keberadaan Tuhan dan Dewa-Dewi ataupun penolakan terhadap aliran teisme.
Dalam pengertian Luas, ateisme adalah ketiadaan kepercayaan pada keberadaan Tuhan. Istilah ateisme berasal dari Bahasa Yunani ( atheos ), yang secara peyoratif digunakan un tuk merujuk pada siapapun yang kepercayaannya bertentangan dengan agama yang sudah mapan dilingkungannya.
Orang yang pertama kali menyatakan / mengaku sebagai ateisme muncul pada abad ke-18, Dia adalah seorang penulis asal Perancis Baron d’Holbach.. Sedangkan pada zaman sekarang sekitar 2,3% populasi orang didunia mengaku sebagai ateisme.
Menurut pemikirannya aliran ateisme di bagi menjadi 2:
1. Ateisme Praktis
Dalam aaaaaateis praktis (prgmatis) individu hidup tanpa Tuhan. Menurut pandangan ini keberadaan Tuhan tidaklah disangkal, namun dapat dianggap sebagai tidak penting, Tuhan tidaklah memberikan kita tujuan hidup / mempengaruhi kehidupan sehari-hari.
2. Ateisme Teoretis
Secara eksplisit memberikan argument menentang keberadaan Tuhan dan secara aktif merespon terhadap ….
8. Aliran Teologisme
Aliran ini menyatakan bahwa baik dan buruknya perbuatan sekarang tergantung dari ketaantan terhadap ajaran Tuhan lewat kitab sucinya. Hanya saja aliran ini tidak menyebutkan dengan jelas Tuhan dan Kitab sucinya.
Yang menjadi ukuran baik-buruknya perbuatan manusia adalah didasarkan kepada ajaran Tuhan. Segala perbuatan yang diperintah Tuhan itu perbuatan yang baik dan segala perbuatan yang dilarang oleh Tuhan itu perbuatan buruk.
Teologi meliputi segala sesuatu yang berhubungan dengan Tuhan. Teologi memampukan seseorang untuk lebih memahami tradisi keagamaanya sendiri ataupun tradisi keagamaan yang lain.
Referensi
2. N. Drijarkara. 1966. Pertjikan Filsafat. Jakarta: PT. Pembangunan Djakarta. Hal. 57-59.
3. DR. H. De Vos. Pengantar Etika. PT. Tiara Wacana, Yogyakarta,1987
4. http://syidik-corp.blogspot.com/2012/08/aliran-etika-dan-akhlak.html
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Aliran dalam akhlak ternyata sangat beragam diantaranya yaitu Aliran Modernisasi, Aliran Konsumerisme, Aliran Idealisme, Aliran Materialisme, Aliran Theologis, Aliran Spiritualisme, dan masih banyak lagi aliran-aliran yang lainnya.
Yang menjadi pembeda antara akhlak dengan etika adalah akhlak merupakan sebuah wahyu dari Allah dan bersifat mutlaq tidak dapat di rubah-rubah. Sedangkan etika merupakan sebuah dasar pikiran manusia yang bersifat relatif sehingga bisa berubah-ubah, tapi jika jika etika tersebut merupakan hasil dari izma-izma para ulama bisa bersifat mutlaq.
Oleh karena itu kita harus bisa menjadi seseorang yang bisa mengikuti Al-Quran dan Al- Hadist dan mentauladani nabi Muhamad SAW. Supaya kita tidak menjadi orang-orang yang salah lagkah.
DAFTAR PUSTAKA
Syadali, Ahmad, MA, Drs.Mudzakir, 1997, Filsafat Umum, Bandung: CV. Pustaka Setia.
Lorens, Bagus, Tanpa tahun, Kamus Filsafat, Ed, I Jakarta: Gramedia.
Tafsir,Ahmad, Dr., 2003, Filsafat Umum (Akal dan Hati Sejak Thales sampai James), Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Bertrand, Russell, 1946, Sejarah Filsafat Barat LTD, London.
Basori, Chairil, Drs.A, 1986, Filsafat, Semarang: IAN Walisongo.
Ibid
nguage:| � < p �We �e 'mso-list:Ignore'>- Dialektika menurun
- Dilektika menarik
==================http://cahayaibnuadam.blogspot.com/2012/02/filsafat-umum-idealisme-materialisme.html
Demikianlah Artikel MAKALAH AKHLAK (MATERIALISME DAN MODERNISASI)
Sekianlah artikel MAKALAH AKHLAK (MATERIALISME DAN MODERNISASI) kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.
Anda sekarang membaca artikel MAKALAH AKHLAK (MATERIALISME DAN MODERNISASI) dengan alamat link http://kumpulanmakalahlengakap.blogspot.com/2012/10/makalah-akhlak-materialisme-dan.html
MAKALAH AKHLAK (MATERIALISME DAN MODERNISASI)