Advertisement
SUATU TINJAUAN PERKIRAAN JUMLAH PENDUDUK INDONESIA DENGAN FUNGSI EKSPONEN
SUATU TINJAUAN PERKIRAAN JUMLAH PENDUDUK INDONESIA DENGAN FUNGSI EKSPONEN - Hallo sahabat
Kumpulan Makalah Lengkap, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul SUATU TINJAUAN PERKIRAAN JUMLAH PENDUDUK INDONESIA DENGAN FUNGSI EKSPONEN, kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.
Judul :
SUATU TINJAUAN PERKIRAAN JUMLAH PENDUDUK INDONESIA DENGAN FUNGSI EKSPONENlink :
SUATU TINJAUAN PERKIRAAN JUMLAH PENDUDUK INDONESIA DENGAN FUNGSI EKSPONEN
Baca juga
SUATU TINJAUAN PERKIRAAN JUMLAH PENDUDUK INDONESIA DENGAN FUNGSI EKSPONEN
SUATU TINJAUAN TEORI PERKIRAAN JUMLAH PENDUDUK DENGAN FUNGSI EKSPONEN
Makalah ini Disajikan pada diskusi Ilmiah
Dosen-dosen Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan -Universitas Terbuka
Unit Program Belajar Jarak Jauh (UPBJJ)-UT Purwokerto
Tanggal 22 Desember 1999
di Ruang Aula Universitas Terbuka UPBJJ Purwokerto
Oleh :
Saryanto Mengetahui, Telah dilaksanakan
Kepala UPBJJ-UT Purwokerto Hari/ Tanggal : Rabu, 22 Desember 1999
Penyelenggara Diskusi Ilmiah
Ketua
ttd ttd
Drs. Lestanto Unggul Widodo, MS Drs. Soejoto
NIP. 130801794 NIP. 130530059
DEPARTEMEN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS TERBUKA UPBJJ PURWOKERTO I. Pendahuluan Letak Wilayah Kepulauan Indonesia secara geografis terletak di antara dua benua yaitu Benua Asia dan Benua Australia, Serta diapit oleh dua samudera yaitu Samudera Indonesia dan Samudera Pasifik. Penduduk yang menghuni wilayah kepulauan Indonesia jumlahnya menduduki urutan terbesar kelima setelah RRC, India, Rusia, Amerika Serikat.
Kemajuan Ilmu Pengetahuan dan teknologi (IPTEK)di Indonesia, terutama pada peralatan teknik kedokteran dan industri obat-obatan dan industri jamu berdampak positip terhadap peningkatan kese- hehatan masyarakat Indonesia. Keberhasilan program Keluarga Berencana (KB) juga berdampak positip terhadap pengendalian kelahiran yang tinggi, tingkat kematian menurun serta angka usia harapan hidup penduduk meningkat.
Jika tidak diantisipasi sejak dini, sejuta harapan hidup kelangsungan hidup penduduk Indonesia akan terancam oleh ledakan penduduk yang konstan karena tidak diimbangi oleh pertambahan bahan pangan.
Tepatlah apa yang dikatakan oleh Thomas Robert Malthus bahwa : “ Jika tingkat pertambahan penduduk konstan maka pertambahan penduduk akan bertambah menurut formula Deret Ukur ( deret Geometri), sedangkan pertambahan bahan pangan akan bertambah mengikuti formula Deret Hitung(deret Arithmatika).
Berbeda dengan Daldjoeni(1981:xx), menamakan pertambahan penduduk konstan, dengan istilah pertambahan penduduk eksponsial. Hal itu tidak perlu dipermasalahkan, yang penting adalah bagaimana cara memprediksi pertambahan penduduk konstan atau eksponsial setiap tahun.
Untuk menghitung pertambahan penduduk yang tepat tiap tahun, perlu dilakukan sensus penduduk. Hali itu tidak mungkin dilakukan sensus penduduk setiap tahun, karena diperlukan biaya yang cukup besar. Sehingga untuk menghemat biaya , sensus dilakukan tiap 10 tahun sekali. Sedangkan untuk memprediksi pertambahan penduduk tiap tahun perlu dicari dengan menggunakan formula tertentu. Dengan formula matematika apakah pertambahan penduduk tiap tahun dapat diprediksi?
Dari uraian di atas penulis ingin membahas makalah ini dengan Judul : “ Suatu Tinjauan Teori Perkiraan Jumlah Penduduk Indonesia dengan Fungsi Eksponen”
II. Rumusan Masalah
Yang menjadi fokus masalah dalam makalah ini adalah fungsi Eksponen, sehingga rumusan masalahnya dapat disusun seperti tersebut di bawah ini.
A. Apakah hakekat fungsi Eksponen ?
B. Mengapa fungsi Eksponen digunakan untuk memprediksi pertambahan penduduk setiap tahun?
C. Bagaimana cara memprediksi pertambahan penduduk Indonesia setiap tahun?
III. Tujuan
Tujuan yang hendak dicapai dalam penulisan makalah ini adalah agar para pembaca dapat:
A. Menganalisis hakekat Fungsi Eksponen
B. Mendeskripsikan Fungsi Eksponen yang terkait dengan prediksi pertambahan penduduk Indonesia setiap
tahun.
C. Mengaplikasikan Fungsi Eksponen dalam memprediksi pertambahan penduduk Indonesia tiap tahun.
D.Dampak pengiring apakah setelah anda menguasai ilmu pengetahuan tersebut?
IV. Pembahasan A. Hakekat Fungsi Eksponen
Untuk mengawali pembahasan fungsi Eksponen, perlu penulis ketengahkan lebih dulu tentang sifat-sifat bilangan Eksponen atau bilangan berpangkat seperti tersebut di bawah ini.
1. ap . aq = ap + q
2. a0 = 1, syarat a≠0
3. ap/ aq = ap - q
4. a - p = 1/ap, syarat a≠0
5. (ap)q = apq
6. am/n = nÖ(am)
7. (a.b)p = ap . bp
Agar lebih memahami sifat-sifat bilangan eksponen , perhatikan contoh di bawah ini.
(83 .45)/(16)2 = . . . ?
Jawab :
(83 .45)/(16)2 = { (23)3 . (22)5}/(24)2
= {29.210}/28 . . .sifat 5
= 29 + 10/28 . . . . sifat 1
= 219/28
= 219-8 . . . . sifat 3
= 211
Selanjutnya untuk memahami tentang fungsi atau pemetaan , diperlukan tiga hal yaitu
1. Himpunan A
2. Himpunan B
3. Suatu kalimat terbuka yang merupakan aturan yang mengaitkan tiap elemen dari x εA de-
ngan suatu elemen tunggal y ε B.. Agar lebih jelas perhatikan gambar diagram panah
tersebut di bawah ini.
Gambar 1
Dari diagram panah (Gambar 1) tersebut tampak bahwa:
A = (1,2,3,4)
B = (2,4,6,8)
Setiap elemen himpunan A dihubungkan dengan tepat satu elemen himpunan B. Re-
lasi yang demikian menurut Pantur Silaban (1989 : 48) bahwa : “ Andaikan tiap-tiap elemen
dalam sebuah himpunan A ditetapkan melalui beberapa macam cara, sebuah elemen tung-
gal dari himpunan B disebut fungsi atau pemetaan”.
Jika fungsi itu diberi nama f, maka fungsi itu ditulis dengan symbol :
f f :A → B. Dibaca f memetakan A ke B.
Dari diagram panah (gambar 1) tersebut di atas dapat dibaca sebagai berikut :
1. f memetakan 1 elemen A ke 2 elemen B atau dikatakan 2 adalah peta dari 1 oleh f dan ditulis f(1) = 2.
2. f memetakan 2 elemen A ke 4 elemen B atau dikatakan 4 adalah peta dari 2 oleh f dan ditulis f(2) = 4.
3. f memetakan 3 elemen A ke 6 elemen B atau dikatakan 6 adalah peta dari 3 oleh f dan ditulis f(3) = 6.
4. f memetakan 4 elemen A ke 8 elemen B atau dikatakan 8 adalah peta dari 4 oleh f dan ditulis f(4) = 8.
Dengan perkataan lain maka jika sebuah fungsi f memetakan setiap x ε A dengan tepat
f ke satu anggota y ε B, dapat ditulis dengan : f : x → y. Dibaca y adalah peta dari x oleh f, atau
f : x → y = fx).
Dari gambar diagram panah (gambar 1), di atas dapat ditulis dengan :
f : x → ax
f = {(x,y) / y = ax , a > 0 , a ≠1} fungsi eksponen . Dibaca : syarat fungsi eksponen
adalah bilangan pokok harus positip dan tidak boleh sama
dengan satu, atau ditulis dengan simbol : a > 0 dan a ≠ 1.
Contoh :
a = sebagai bilangan pokok(basis)= 2
x = sebagai pangkat ( eksponen) = 0, 1, 2, 3, 4, . . . ..
Jika nilai-nilai fungsi tersebut di atas dimasukan dalam
tabel adalah seperti tersebut di bawah ini.
x | 0 | 1 | 2 | 3 | 4 |
Y = 2x | 1 | 2 | 4 | 8 | 16 |
Dengan menggunakan tabel nilai-nilai fungsi
tersebut kita dapat menggambar grafik fungsi eksponen:
Gambar 2.
Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa grafik
fungsi eksponen y = f(x)= ax, dimana nilai bilangan
pokok (a > 0dan xε R)grafiknya dari arah kiri ke kanan
senantiasa naik, artinya jika nilai x bertambah maka
bertambah pula nilai y. Pertambahan itu makin lama makin
cepat dan dikatakan tumbuh secara eksponsial.Apabila se-
suatui itu tumbuh (berkembang) seperti tampak pada
gambar 2, maka sesuatu itu disebut tumbuh secara
eksponsial. Grafik fungsi y = f(x)= k.ax, dengan bilangangan
pokok ( a= (1 + p), dan p>0, maka y = f(x)= k.ax
berubah menjadi :
f(x)= k.a( 1 + p)x, dengan k>0.
f(x)= k.a( 1 + p)x, disebut formula pertumbuhaneksponsial
atau pertumbuhan geometri.
Akan tetapi jika f : x → ax, f = {(x,y) / y = ax , 0 < a < 1, dan x ε R. Misal :
a = sebagai bilangan pokok(basis)= 1/2
x = sebagai pangkat ( eksponen) = 0, 1, 2, 3, 4, . . . ..
Jika nilai-nilai fungsi tersebut di atas dimasukan
dalam tabel adalah seperti tersebut di bawah ini.
x | -3 | -2 | -1 | 0 | 1 | 2 |
Y = (1/2)x |
8 |
4 |
2 |
1 |
1/2 |
1/4 |
Dengan menggunakan bantuan tabel nilai-nilai fung-
si, kita menggambar grafik fungsi eksponen seperti tersebut
di bawah ini.
Gambar 3.
Grafik fungsi y = f = {(x,y) / y = ax , 0 < a < 1, dan x ε R, lihat (gambar 3),
grafiknya dari kiri ke kanan senantiasa turun artinya jika nilai x menurun maka nilai y menurun
pula. Penurunan itu makin lama makin cepat sehingga dikatakan menyusut atau meluruh secara
eksponsial. Jika sesuatu itu menurun seperti tampak pada (gambar 3) sesuatu itu disebut menyusut
atau meluruh secara eksponsial,
Grafik fungsi y = f = {(x,y) / y = k.ax , jika 0 < a < 1, dan x ε R, lihat
(gam bar 3), Apabila a = (1 – p) dan p >0, berubah menjadi y =f(x) = k.( 1 – p)x .
f(x) = k.( 1 – p)x , merupakan formula penyusutan eksponsial atau peluruhan eksponsial
Dari uarian di atas dapat disimpulkan bahwa fungsi
eksponen dapat digunakan untuk mengetahui sesuatu itu
sedang berkembang atau sedang mengalami penurunan.
B. Manfaat Fungsi Eksponen
Dari urain di atas, bahwa fungsi eksponen bemanfaat untuk mengetahui sesuatu itu
sedang berkembang atau sedang mengalami penurunan.
Formula fungsi eksponsial dapat digunakan dalam bidang sosial, ekonomi dan budaya antara
lain untuk :
1.Menghitung perkembangan tabungan di Bank
2. Menghitung pertumbuhan bakteri
3. Memprediksi pertumbuhan Penduduk.
Keunggulan formula fungsi eksponsial dalam mencari solusi pertambahan penduduk lebih menghemat biaya serta lebih cepat jika dibandingkan dengan cara sensus.Keunggulan lainnya adalah jika untuk mengetahui jumlah penduduk menunggu hasil sensus adalah terlalu lama yaitu menunggu sepuluh tahun. Akan tetapi kelemahannya jumlah penduduk yang diperoleh adalah kurang akurat karena sifatnya hanya perkiraan saja.
Senada dengan pernyataan di atas, seorang pakar matematika juga mengemukakan pendapatnya seperti berikut :
“Ruseffendi(1991: 28), menulis pendapat Kline bahwa : Matematika bukanlah pengetahuan yang menyendiri yang dapat sempurna karena dirinya sendiri, tetapi adanya mate-matika terutama untuk membantu manusia dalam memahami dan menguasai permasalahan social, ekonomi dan alam”.
C. Memprediksi Jumlah Pertambahan Penduduk Indonesia Setiap Tahun
Berdasarkan data sensus tahun 1971, jumlah penduduk Indonesia = 119232499 jiwa dan data sensus tahun 1981, penduduk Indonesia berjumlah 147383075 jiwa( Daldjoeni , 1981:248).
Jika data kedua hasil sensus tersebut digunakan untuk mencari tingkat pertambahan penduduk Indonesia tiap tahun, serta mencari berapa jumlah penduduk Indonesia pada tahun 1977?
Untuk mencari tingkat pertambahan penduduk Indonesia setiap tahun disusun langkah-langkah sebagai berikut:
1. Susun barisan Geometri
2. Cari rasio pertambahan geometri
3. Cari jumlah penduduk tahun tertentu.
!. Susun barisan Geometri
U1, U2, U3, . . . .
U1 = suku pertama (data sensus 1971) = 119232499
U2 = suku kedua
2. Menghitung Rasio Pertambahan Penduduk Indonesia
Untuk menghitung rasio pertambahan penduduk selama 10 tahun, digunakan rumus :
r = rasio = U2/U1 = 147383075/119232499
r = 1,2361
Untuk mencari rasio pertambahan penduduk setiap tahun, dihitung dengan formula
sebagai berikut :
r = ( 1 + r ‘ ) 10
1,2361 = ( 1 + r ‘ ) 10
log 1,2361 = log ( 1 + r ‘ ) 10
glog an = n glog a
log 1,2361 = 10 log ( 1 + r ‘ )
0,0920 = 10 log ( 1 + r ‘ )
0,0920 /10 = log ( 1 + r ‘ )
0,0092 = log
( 1 + r ‘ ) 1,02141 = 1 + r’
r’ = 1,02141 – 1
r’ = 0,02141
Jadi rasio pertambahan penduduk tiap tahun adalah r’ = 0,02141 atau tingkat
pertambahan penduduk Indonesia setiap tahun = 2,1 %.
Selanjutnya untuk memprediksi jumlah penduduk pada tahun tertentu, penulis guna-
kan formula “ Pertambahan penduduk geomtri yaitu : Pn = Po ( 1 + r’ )n
Pn = Jumlah penduduk tahun ke- n
P0 = Jumlah penduduk awal tahun
r’ = rasio pertambahan penduduk geomtri setiap tahun = 0,02141
Berdasar data sensus penduduk Indonesia tahun 1971 yang berjumlah =
119232499 jiwa dan data sensus penduduk Indonesia tahun 1981 adalah = 147383075 jiwa,
maka jumlah penduduk tiap tahun antara dua sensus tersebut adalah sebagai berikut :
Jumlah penduduk Indonesia tahun 1971 = 119232499 sebagai (P0)
Jumlah penduduk Indonesia tahun 1972 ( P1) = Po( 1 + r’ )1
P1 = 119.232.499 ( 1 + 0,02141)
P1 = 119.232.499 ( 1,02141)
P1 = 121.784.075
Jadi jumlah penduduk Indonesia tahun 1972 adalah 121.784.075 jiwa.
Jumlah penduduk Indonesia tahun 1973 (P2) = P0 ( 1 + r’ )2
P2 = P0 ( 1 + r’ )2
P2= 119.232.499 ( 1 + 0,02141)2
P2= 119.232.499 ( 1,02141)2
P2= 119.232.499 ( 1,043278388)
P2= 119.232.499 ( 1,043278388)
P2= 124392689
Jadi jumlah penduduk Indonesia tahun 1972 adalah 124392689 jiwa.
Jumlah penduduk Indonesia tahun 1974 (P3) = P0 ( 1 + r’ )3
P3 = P0 ( 1 + r’ )3
P3= 119.232.499 ( 1 + 0,02141)3
P3= 119.232.499 ( 1,02141)3
P3= 119.232.499 (1,065615)
P3= 127.055.939
Jadi Jumlah penduduk Indonesia tahun 1974 (P3) berjumlah 127.055.939 jiwa.
Jumlah penduduk Indonesia tahun 1975 (P4) = P0 ( 1 + r’ )4
P4 = P0 ( 1 + r’ )4
P4= 119.232.499 ( 1 + 0,02141)4
P4= 119.232.499 ( 1,02141)4
P4= 119.232.499 (1,088429795)
P4= 129776205
Jadi jumlah penduduk Indonesia tahun 1975 (P4) adalah 129776205 jiwa.
Dari uraian tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa pertambahan penduduk Indone-
sia setiap tahun bertambah 2,1 %. Sehingga dapat diperkiraan jumlah penduduk Indonesia
pada 10 tahun yang akan datang, atau bahkan dapat diprediksi jumlah penduduk
Indonesia 20 tahun mendatang. Jika tidak ada upaya mengurangi angka pertambahan
penduduk Indonesia yang terlalu cepat maka upaya-upaya pembangunan yang
dilakukan oleh pemerintah akan sia-sia.
V. Penutup
A. Kesimpulan
Ber dasarkan uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa :
1. Untuk menghitung pertambahan penduduk yang tepat tiap tahun, biasanya dilakukan de-ngan sensus penduduk. tiap 10 tahun sekali .
2. Untuk menghitung dengan sensus setiap tahun , tidak mungkin dilakukan, karena diperlukan biaya yang cukup besar.
3. Dengan menggunakan formula fungsi eksponen, didapat Jumlah pertambahan penduduk In-donesia 2,1 %, setaip tahun.
Daftar Pustaka
A.H Polards, 1982. Teknik Demografi. Jakarta : PT. Bina Aksara.
Budhi Prayitno, 1996. Matematika. Jakarta : Penerbit Erlangga.
Daldjoeni, 1981. Masalah Penduduk dalam Fakta dan Angka. Bandung : Penerbit Alumni.
Nathan Keyfitz, 1964. Soal Penduduk dan Pembangunan Indonesia. Jakarta: PT. Pembangunan.
Pantur Silaban, 1989. Teori Himpunan. Jakarata: Penerbit Erlangga.
Sartono Wirodikromo, 1994. Matematika. Jakarta: Pemnerbit Erlangga.
Sukirman, 1997. Matematika . Jakarta : Universitas Terbuka.
Sumadi, 1995. Matematika 2B. Solo: PT Tiga Serangkai.
Demikianlah Artikel SUATU TINJAUAN PERKIRAAN JUMLAH PENDUDUK INDONESIA DENGAN FUNGSI EKSPONEN
Sekianlah artikel SUATU TINJAUAN PERKIRAAN JUMLAH PENDUDUK INDONESIA DENGAN FUNGSI EKSPONEN kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.
Anda sekarang membaca artikel SUATU TINJAUAN PERKIRAAN JUMLAH PENDUDUK INDONESIA DENGAN FUNGSI EKSPONEN dengan alamat link http://kumpulanmakalahlengakap.blogspot.com/2012/07/suatu-tinjauan-perkiraan-jumlah.html
SUATU TINJAUAN PERKIRAAN JUMLAH PENDUDUK INDONESIA DENGAN FUNGSI EKSPONEN